Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir
menjadi alasan baru yang lumrah untuk memisahkan ibu dengan
bayinya, dan memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal
setelah bayi lahir. Alasan kekhawatiran para dokter anak dan ahli neonatal
tersebut adalah karena kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan
kerusakan pada otak, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat
diperhatikan.Bagaimanapun, telah terbentuk perhatian yang berlebihan
mengenai kadar gula darah rendah yang sebenarnya tidak diperlukan. Pada
kenyataannya, kebanyakan bayi yang diuji kadar gula darahnya sebetulnya
tidak membutuhkan pengujian tersebut, dan mereka yang menerima susu
formula sebenarnya tidak memerlukan susu formula. Dengan memberikan
susu formula, khususnya karena hampir selalu diberikan dengan botol, kita
telah mengganggu proses menyusui dan telah memberi kesan bahwa
formula adalah obat yang bagus.
B Rumusan Masalah
1 Bagaimana pengertian, etiologi, patofisiologi dari BBL dengan
2
3
hipoglikemia ?
Bagaimana pathaway pada BBL dengan hipoglikemia ?
Bagaimana manifestasi klinis, prognosis dari BBL dengan
4
5
hipoglikemia ?
Bagaimana pengobatan pada BBL dengan hipoglikemia ?
Bagaimana askep dari BBL dengan hipoglikemia ?
Tujuan
1
2
4
5
hipoglikemia
Mengetahuipengobatan pada BBL dengan hipoglikemia
Mengetahui askep dari BBL dengan hipoglikemia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah
Glokuse <mg/dl
<40 mg/100 ml
Darah Plasma/serum
<45 mg/100 ml
<20 mg/100 ml
<25 mg/100 ml
0 - 3 hr
<30 mg/100 ml
<35 mg/100 ml
3 hr
<40 mg/100 ml
<45 mg/100 ml
Neonatus
* BBLR/KMK
* BCB
B. Etiologi Hipoglikemia
Secara garis besar, etiologi hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu: kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi
glukosa kurang.
Kelainan yang menyebabkanpemakaianglukosaberlebihan :
1. Hiperinsulinisme
(bayi
dari
ibu
penderita
diabetes,
hipoglikemia
yang diobati insulin yang tidak dapat mengurangi sekresi insulin sebagai
respon bila terjadi hipoglikemia. Intoksikasi salisilat dapat menyebabkan hipo
atau pun hiperglikemia. Hipoglikemia karena bertambahnya sekresi insulin
dan hambatan pada glukoneogenesis
C. Patofisiologi
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan
glukosa rendah.Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat
lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan
respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi
hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan
sampai kematian.Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu
dengan diabetes mellitus.Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
D. Pathway
Sepsis
Hipermetabolisme
Intra uterin
malnutrisi
Kadar
glukao
sa
darah
kuran
HI
P
O
G
L
IK
E
M
I
Disfu
ngsi
pankr
eas
Ggn
metabolis
me
muskuler
GGn
otonom
saraf
Banyak keringat
Potensial komplikasi
s.e kadar glukosa
plasma yang rendah
Daya
tahan
turun
seperti, gangguan
Keterbat
asan
gerak
mental, gangguan
Potensial Ggn
Keseibangan
cairan dan
perkembangan otak,
gangguan fungsi
saraf otonom, koma
hipoglikemi
Poten
sial
infek
si
Potensial
terjadi
hipotermi
ketidakpedulian,
cengeng,
ataksia,
strabismus,
hipoglikemia.Pemeriksaan
glukose
darah
pada
saat
F. Prognosis Hipoglikemia
Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat
menyebabkan kematian pada setiap golongan umur.
Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala
klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi,
diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat
a) Hipoglikemia neonatus
Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat digolongkan:
1. Hipoglikemia transisional
Prognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal :
asfiksia perinatal. Tidak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan
mortalitas/morbiditas bayi. Kebanyakan bayi tetap hidup walaupun dengan
kadar gula 20 mg/100 ml.
2. Hipoglikemia sekunder
Mortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang
menyertainya.Bayi yang menderita Hipoglikemia tipe ini, sedikit menderita
sekuele akibat Hipoglikemianya, tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik
yang menyertainya.
3. Hipoglikemia transien
Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayibayi tersebut seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan
komplikasi akibat BBLR dan KMK sendiri, demikian pula masalah-masalah
perinatal yang bisa menyebabkan ganggguan mental, perilaku dan kejangkejang yang tidak ada hubungannya dengan hipoglikemia. Pada penelitian
prospektif dengan menggunakan kontrol, bayi-bayi kelompok ini yang diamati
sampai umur 7 tahun ternyata terdapat gangguan intelektual yang minimal,
tetapi tidak ada cacat nerologik yang berat.
4. Hipoglikemia berat (berulang)
Kelompok ini bisa dibagi atas beberapa katagori yang masing-masing
mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya.
yang menyertainya.
Infant giants (Foetopathia Diabetica)
Biasanya memperlihatkan hipoglikemia berat dan tidak ada respon
terhadap pengobatan medikamentosadan memerlukan pankreatektomi
total.Mereka
yang
hidupo
biasanya
memperlihatkan
retardasi
disease.
Gangguan metabolisme asam amino yang disertai hipoglikemia
misalnya: Maple syrup urine disease, asidemiametilmalok. Masingmasing mempunyai pragnosis yang meragukan.
b) Bayi/Anak
10
11
BB/ menit. Makanan rikan NaCl (2-3 meq)/kgBB/hari sesudah 12 jam untuk
mencegah hiponatremia. Dua puluh empat jam kemudian diberikan KC1 1-2
meq/kgBB/hari. Kadar gula darah dipantau setiap 4-6 jam sampai kadar gula
darah tetap normal. Selanjutnya glucose hipertonik ini secara perlahan-lahan
dikurangi kecepatan tetesannya (10864 mg/kgBB/menit) dengan larutan
glukose 5% untuk mencegah reaksi hipoglikemia.Pengobatan glukose
parenteral ini biasa diperlukan 4872 jam.Penderita semacam ini berjumlah
15% kasus dan disebut hipoglikemia simptomatik transient.
c) Hipoglikemia neonatus menetap/berulang
Sejumlah kasus (1-12%) yang gejala kliniknya menetap/berulang meskipun
sudah diberikan glukose IV 12-16 mg/kgBB/menit, maka harus dipikirkan
penyebab primemya.Diambil darah 5-10 cc sebelum dan sesudah pemberian
glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC tidak lebih dari .1 mg).
2. Bayi
Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil
bervariasi.Sekarang telang digunakan pengobatan dengan pemberian makanan
melalui naso gastric drips. Kurang lebih 1/3 dari energi total sehari diberikan
dalam bentuk glukose dengan kecepatan 46 mg/kgBB/menit selama malam hari
dengan menggunakan pompa otomatis. Makanan pagi harinya harus diberikan
sebelum sonde dicabut. Pengobatan ini akan memperbaiki asidosis kronis, zat-zat
kimia darah menjadi normal, perdarahan hidung berhenti, mengecilnya
hepatomegali dan diikuti dengan percepatan pertumbuhan.
3. Anak
12
Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas tindakan
sederhana menghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari penyebab-penyebab
muntah. Jika hal ini tidak mungkin maka dapat dilakukan pencegahan dengan
minum air gula (air jeruk manis) pada malam hari selama beberapa tahun sampai
anak mencapai umur kurang lebih 8 tahun. Dalam keadaan serangan
hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml glukose 50%/kgBB IV, dilanjtkan dengan
infuse glukose 10%. Diet tinggi protein tinggi hidrat arang dengan pemberian 4-5
kali/hari.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Keluhan utama
Keluhan sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih
sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan
lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
2.
Kaji Riwayat :
a.ANC
b. Perinatal
13
c.Post natal
d. Imunisasi
e.Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
f. Pemakaian parenteral nutrition
g. Sepsis
h. Enteral feeding
i. Pemakaian Corticosteroid therapi
j. Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
k. Kanker
3.
Data fokus
a. Data Subyektif:
1. Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
2. Keluarga mengeluh bayinya keluar banyak keringat dingin
3. Rasa lapar (bayi sering nangis)
4. Nyeri kepala
5. Sering menguap
6. Irritabel
b. Data obyektif:
1. Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
2. Hightpitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas
cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan
dan koma
3. Plasma glukosa < 50 gr/%
B. Diagnose keperawatan
1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang
rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan
fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
14
Intervensi
Klien tidak
Rencana tindakan
1. Cek GDA dalam
komplikasi
mengalami
berhubungan
komplikasi setelah
24 jam sekali
2. Monitor : kadar
dengan kadar
dilakukan tindakan
glukosa
keperawatan selama
plasma yang
x 24 jam. Dengan
glukosa, pucat,
keringat dingin,
kulit yang lembab
3. Monitor vital sign
4. Monitor kesadaran
Rasional
1. Mengetahui kadarglukosa
sebagai bahan
pertimbangan pemberian
tindakan selanjutnya.
2. Hipoglikemi
merangsang saraf otonom
. Bekerja lebih aktif
sehingga merangsang
pembentukan efinefrin
yang dimanifestasikan
dengan gugup, keringat
dingin, kejang, denyut
nadi meningkat, sushu
turun, tachipnoe, dan
penurunan kesadarn.
Dengan demikian
monitoring tanda tanda
tersebut dapat mencegah
kondisi komplikasi yang
kolaborasi
pemberian Dex 15
% IV
irreversible.
3. Untuk mengetahui
15
Lakukan
kolaborasi
pemberian O2 1 lt
2 lt /menit
16
2. Resiko infeksi
Klien tidak
1. Lakukan prosedur
berhubungan
menunjukan gejala
perawatan tangan
dengan
infeksi setelah
sebelum dan
penurunan
dilakukan tindakan
daya tahan
keperawatan selama
tubuh
(36,5-37,5C)
Tidak terjadi
kada CRP
Pasien mampu
infeksi saluran
frekuensi yang
banyak
Pasien tidak
mengalami
oedema /
-
peningkatan
minum dengan
setelah tindakan
2. Pastikan setiap
bengkak
Tidak Nampak
adanya
kemerahan
nafas.
4. Perhatikan kondisi
feces bayi
5. Anjurkan keluarga
agar mengikuti
prosedur septik
aseptic
6. Berikan antibiotik
keluarga ke bayi
sebagai profolaksis 6. Pembritin merupakan
sesuai dengan
order.
7. Lakukan
pemeriksaan DL,
UL, FL secara
teratur.
17
anafilaksis, serta
resistensi.
7. Sebagai indikator utama.
Jika terjadi infeksi
terutama adanhya
peningkatan kadar CRP
dan leuko pada
pemeriksaan darah
3. Resiko
Kebutuhan cairan
gangguan
klien terpenuhi
keseimbangan
setelah dilakukan
elektrolit
cairan dan
tindakan
elektrolit
keperawatan selama
sesuai dengan
berhubungan
kebutuhan bayi
dengan
kriteria hasil :
- Turgor kulit baik
- Hidrasi bayi
peningkatan
pengeluaran
keringat
baik
Tidak ada
oedema
Elektrolit darah
dalam rentan
normal
2. Berikan cairan
1. Untuk mengetahui
intake dan output cairan
dan elektrolit
2. Meningkatkan input
cairan sebagai
kompensasi pengeluaran
feces yang encer
sehingga mengurangi
risiko bayi kekurangan
cairan.
3. Turgor kult yang buruk,
tidak elastis merupakan
indikator adanya
kekurangan volume
cairan dalam tubuh bayi
18
pemberian ASI
4. Keterbatasan
Klien mampu
gerak dan
melakukan gerak
aktivitas
dan aktivitas
berhubungan
kembali setelah
dengan
dilakukan tindakan
hipoglikemi
keperawatan x 24
pada otot
1. Bantu pemenuhan
kebutuhan seharihari
2. Lakukan
fisiotherapi
3. Ganti pakaian bayi
secara teratur dan
atau jika kotor dan
basah.
kebutuhannya
2. Kebersihan diri
pasien dapat
terjaga
3.
E. RencanaEvaluasi
Diagnosa
1. Resikokomplikasiberhubungandengankadar
RencanaEvaluasi
GDA (70 135),tidak terjadi
gangguan mental,
terjadinya hipotermi.
gangguanperkembanganotak,
gangguanfungsisarafotonom,
komahipoglikemi
2. Resikoinfeksiberhubungandenganpenuruna
19
ndayatahantubuh
37,5C), tidakadatandakemerahan,
mencegahterjadinyaoedem
3. Resikogangguankeseimbangancairandanele
ktrolitberhubungandenganpeningkatanpeng
eluarankeringat
4. Keterbatasangerakdanaktivitasberhubungan
denganhipoglikemipadaotot
Terpenuhinyakebutuhanklien,
kebersihandapatterjagadenganbaik
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah
Adapun batasan hipoglikemia adalah:
1. Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60
mg/dl
2. Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun
mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl
3. Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl
4. Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 5 jam
sesudah makan
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena
cadangan glukosa rendah.Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer
glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat
pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa
berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism)
sehingga terjadi hipoglikemi.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://annaretna-unipdu.blogspot.com/p/hipoglikemia-pada-bayi-baru-lahir.html
Helen Varney, Jan M. Kriebs, dan Carolyn L. Gregor. 2003. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : EGC
21