Вы находитесь на странице: 1из 8

LAPORAN REFRESHING

Kejang Demam

PEMBIMBING:

dr. Jauhari Tri Wasisto Sp.A

Koas:

Ayu Kusuma Wardhani


NIM : 2011730125

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
2016

Definisi

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 388C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Perlu diperhatikan
bahwa demam harus terjadi mendahului kejang.
Klasifikasi
Kejang demam dibagi atas :
1. Kejang demam sederhana
Kejang umum tonik, klonik, atau tonik-klonik, anak dapat terlihat mengantuk setelah
kejang;
Berlangsung singkat <15 menit;
Tidak berulang dalam 24 jam;
Tanpa kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang.
2. Kejang demam komplek
Kejang fokal/parsial, atau kejang fokal menjadi umum;
Berlangsung >15 menit;
Berulang dalam 24 jam;
Ada kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang

Etiologi
Hingga kini etiologi kejang demam belum diketahui dengan pasti. Demam penyebab
kejang sering disebabkan dari proses ekstrakranial seperti infeksi saluran pernafasan akut,
otitis media akut, roseola, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna..

Epidemiologi

Insiden di Negara-negara barat berkisar antara 3-5%. Di Asia berkisar antara 4,47% di
Singapura, sampai 9,9% di Jepang. Data di Indonesia belum ada secara nasional. Sekitar 80%
diantaranya adalah kejang demam simpleks/sederhana. Umumnya pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun, puncaknya pada usia 14-18 bulan.Sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan.
Patofisiologi Kejang Demam

Pada keadaan demam kenaikan suhu 18C akan mengakibatkan kenaikan metabolism
basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa
yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perbahan
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan
terjadilah kejang.

Diagnosis
Anamnesis
- Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, tipe, frekuensi, ada demam/tidak.
- Suhu sebelum/ saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang,
penyebab kejang diluar SSP ( gejala infeksi saluran nafas akut/ ISPA, ISK, OMA, dll ).
- Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga.
- Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang mengakibatkan
gangguan elektrolit, sesak yang mngakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat
menyebabkan hipoglikemia).
Pemeriksaan Fisik
- Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk, Burdzinski I dan II, kernique (pada kejang
demam, rangsang meningeal negatif).
- Pemeriksaan Refleks Neurologis, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi SSP
( meningitis, ensefalitis):

Refleks fisiologis
- Biseps, Triceps, KPR, APR (++ / ++)

Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman ( normal pada bayi < 18 bulan )
Pada kejang demam reflex patologis negatif.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer lengkap, gula darah dan elektrolit
tidak rutin dilakukan, hanya atas indikasi jika dicurigai hipoglikemi, ketidakseimbangan
elektrolit, maupun infeksi sebagai penyebab kejang. Pungsi lumbal dilakukan untuk
menegakkan maupun menyingkirkan diagnosis meningitis. Tingkat rekomendasi untuk
pungsi lumbal bedasarkan usia anak:
1. Sangat dianjurkan pada anak < 12 bulan;
2. Dianjurkan untuk anak usia 12-18 bulan;

3. Tidak rutin dilakukan pada anak >18 bulan. Hanya dilakukan bila tanda meningitis
positif.
Elektroensefalografi (EEG) tidak rutin dilakukan, namun dianjurkan pada anak
dengan kejang demam usia >6 tahun, ataupun ada gambaran kejang fokal. Pemeriksaan
seperti X-Ray, CT Scan, atau MRI hanya diindikasikan bila ada kelainan neurologis fokal,
kelainan saraf kranial yang menetap, atau papiledem.

Tatalaksana
Saat Kejang
Saat kejang pastikan jalan napas tidak terhalang, pakaian ketat dilonggarkan, anak
diposisikan miring agar lender atau cairan dapat mengalir keluar. Periksa tanda vital, baik
pernapasan, nadi, dan suhu. Berikan antipiretik seperti parasetamol (10-15mg/kgBB/kali,
sampai 4-5x) atau ibuprofen (5-10mg/kgBB/kali, sampai 3-4x). Kemudian lanjutkan dengan
tatalaksana kejang akut pada anak.
Bila diruma, dapat diberikan diazepam rectal 5mg (BB<10 kg) atau 10mg (BB>10
kg).
Pemberian dapat diulangi maksimal dua kali. Bila kejang belum berhenti hingga
sampai rumah sakit, berikan diazepam IV dengan dosis 0,25-0,5mg/kgBB secara intravena
dengan kecepatan 2mg/ menit, dosis maksimal 20mg.
Bila kejang tidak berhenti, berikan dosis inisial fenitoin 10-20mg/kgBB dengan
kecepatan pelan 1mg/kg/menit, maksimum 50mg/menit. Karena bersifat basa dan dapat
mengiritasi vena bila terlalu pekat, fenitoin harus diencerkan terlebih dahulu dengan NaCl
0,9% dengan komposisi 10 mg fenitoin/ 1mL NaCl 0,9%, dosis inisial maksimum adalah 1
gram. Bila kejang berhenti, 12 jam kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan fenitoin 57mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
Bila kejang tidak berhenti dengan fenitoin, berikan dosis inisial fenobarbital
20mg/kgBB secara intravena dengan kecepatan 20mg/menit dosis inisial maksimal 1 gram.
Setelah kejang berhenti, lanjutkan dengan dosis rumatan 4-6mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
yang diberikan 12 jam kemudian. Bila kejang tidak kunjung berhenti, dilakukan knock down
dengan midazolam, thiopental atau propofol dan pasien harus dirawat di Unit Rawat Intensif.

Sesudah Kejang
Pencegahan rekurensi kejang ada yang bersifat intermiten dan terus menerus.

Pencegahan intermiten
Pencegahan intermiten disarankan pada pasien dengan kejang demam kompleks yang
rekuren , tidak disarankan pada pasien kejang demam simpleks. Caranya adalah
ketika pasien demam lagi di kemudian hari (>388,5C) dan orang tua sangat khawatir
akan terjadi kejang, berikan diazepam oral 0,3 mg/kgBB sampai 3x sehari
(1mg/kgBB/24 hari), yang dapat diberikan sampai 2-3 hari selama anak masih
demam, disamping antipiretik. Dapat pula berupa diazepam rectal 5mg atau 10mg.
Cara ini relatif aman dengan efek samping yang minor seperti letargi, iritabilitas, dan

ataksia yang dapat dikurangi dengan menurunkan dosis.


Pencegahan terus-menerus
Pencegahan terus-menerus dilakukan dengan mengkonsumsi antikonvulsan setiap
hari, namun penggunaannya harus hati-hati mengingat efek samping dari
antikonvulsan yang digunakan. Berdasarkan kesepakatan Unit Neurologi Anak IDAI
2006, terdapat dua kategori rekomendasi profilaksis terus-menerus.
1. Dianjurkan bila:
- Terdapat kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (mis.
Serebral palsi, paresis Tods, hidrosefalus)
- Kejang berlangsung selama >15 menit
- Kejang fokal atau parsial
2. Dipertimbangkan bila:
- Kejang berulang dalam satu episode demam
- Kejang pada bayi usia <12 bulan
- Kejang demam kompleks berulang 4 kali dalam satu tahun.
Antikonvulsan yang menjadi pilihan untuk profilaksis terus-menerus adalah:
1. Fenobarbital 3-4mg/kgBB perhari, dibagi 2x sehari. Efek sampingnya dapat
menguragi fungsi kognitif pada pemakaian jangka panjanng; atau
2. Sodium Valproat 15-40mg/kgBB perhari dibagi 2-3x dosis. Efek sampingnya
dapat menyebabkan hepatitis pada anak diatas 2 tahun. Obat ini adalah obat
pilihan utama untuk profilaksis terus menerus.
Antikonvulsan diatas dibeikan secara terus menerus selama 1 tahun sejak kejang
demam terakhir, dan diberhentikan perlahan-lahan dalam 1-2 bulan.

Prognosis

Anak dengan kejang demam memiliki kemungkinan 30-50% mengalami kejang


demam berulang, dan 75% nya terjadi dalam satu tahun setelah awitan yang pertama.
Risiko rekurensi bertambah bila:
1. Kejang demam terjadi <1 tahun, risiko berulang adala 50%. Kejang demam terjadi >1
tahun, risiko berulang adalah 28%;
2. Riwayat keluarga kejang demam atau epilepsi;
3. Cepatnya kejang setelah demam;
4. Kejang yang terjadi pada suhu tidak terlalu tinggi (388C)
Adanya keempat faktor tersebut, meningkatkan faktor risiko kejang demam berulang
hingga 80%. Namun bila tidak satupun faktor diatas ditemukan, kemungkinan berulang 1015%.
Anak yang mengalami kejag demam simpleks tidak memiliki risiko lebih tinggi
mengidap epilepsi dibandingakan populasi normal. Risiko epilepsi di kemudian hari akan
meningkat apabila terdapat:
1.
2.
3.
4.

Kejang demam kompleks


Riwayat keluarga epilepsi
Kejang demam sebelum usia 9 bulan
Adanya perkembangan yang terlambat atau terdapat kelainan
neurologis sebelumnya

Adanya satu faktor risiko meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 4-6%, sementara
bila terdapat

beberapa faktor risiko sekaligus kemungkinannya naik hingga 10-49%.

Pemberian profilaksis terus menerus tidak dapat menurunkan risiko kejadian epilepsi.
Kematian setelah kejang demam adalah hal yang sangat jarang terjadi, bahkan pada anak
risiko tinggi sekalipun.

Daftar Pustaka

1. Tanto Chris. et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Ed.4. Jakarta: Media
Aesculapius.
2. Baian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2.
Jakarta: Percetakan Infomedika Jakarta.

Вам также может понравиться

  • Lapkas 1
    Lapkas 1
    Документ18 страниц
    Lapkas 1
    ayu
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Anestesi
    BAB 1 Anestesi
    Документ22 страницы
    BAB 1 Anestesi
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Referat Saraf Epilepsi
    Referat Saraf Epilepsi
    Документ30 страниц
    Referat Saraf Epilepsi
    ayu
    Оценок пока нет
  • Referat Sle
    Referat Sle
    Документ22 страницы
    Referat Sle
    ayu
    Оценок пока нет
  • Referat Epilepsi Pada Kehamilan Ghisqy Ayu
    Referat Epilepsi Pada Kehamilan Ghisqy Ayu
    Документ22 страницы
    Referat Epilepsi Pada Kehamilan Ghisqy Ayu
    ayu
    Оценок пока нет
  • Referat Sle
    Referat Sle
    Документ20 страниц
    Referat Sle
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover Lapkas 2
    Cover Lapkas 2
    Документ1 страница
    Cover Lapkas 2
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Документ1 страница
    Cover Referat
    ayu
    Оценок пока нет
  • Presentasi Jurnal
    Presentasi Jurnal
    Документ15 страниц
    Presentasi Jurnal
    ayu
    Оценок пока нет
  • Lapkas Paralitik Periodik
    Lapkas Paralitik Periodik
    Документ24 страницы
    Lapkas Paralitik Periodik
    ayu
    Оценок пока нет
  • Lapkas Paralatik Periodik
    Lapkas Paralatik Periodik
    Документ35 страниц
    Lapkas Paralatik Periodik
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Документ2 страницы
    Cover Referat
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Документ2 страницы
    Cover Referat
    ayu
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ16 страниц
    Jurnal
    ayu
    Оценок пока нет
  • Jurnal Hipertensi Pada Kehamilan
    Jurnal Hipertensi Pada Kehamilan
    Документ19 страниц
    Jurnal Hipertensi Pada Kehamilan
    ayu
    100% (1)
  • Endometriosis
    Endometriosis
    Документ16 страниц
    Endometriosis
    ayu
    Оценок пока нет
  • Presentasi Jurnal
    Presentasi Jurnal
    Документ15 страниц
    Presentasi Jurnal
    ayu
    Оценок пока нет
  • Manajemen Kamar Operasi
    Manajemen Kamar Operasi
    Документ15 страниц
    Manajemen Kamar Operasi
    ayu
    Оценок пока нет
  • Manajemen Kamar Operasi
    Manajemen Kamar Operasi
    Документ13 страниц
    Manajemen Kamar Operasi
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Endometriosis
    Endometriosis
    Документ37 страниц
    Endometriosis
    ayu
    Оценок пока нет
  • Polifarmasi Geriatri
    Polifarmasi Geriatri
    Документ14 страниц
    Polifarmasi Geriatri
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Документ13 страниц
    Pneumonia
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Polifarmasi Geriatri
    Polifarmasi Geriatri
    Документ30 страниц
    Polifarmasi Geriatri
    ayu
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    ayu
    Оценок пока нет
  • Rongten Thoraks
    Rongten Thoraks
    Документ23 страницы
    Rongten Thoraks
    ayu
    Оценок пока нет