Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan merupakan tindakan mencatat setiap data yang
di dapat oleh perawat dalam dokumen yang sistematis. Proses
pencatatan tidak hanya menulis data yang tercatat pada format yang
tersedia. Dokumentasi keperawatan menitik beratkan pada proses dan
hasil pencatatan ( Potter - Perry, 1997 ). Hal tersebut bearti bahwa
mulai dari proses mencatat sampai memopertahankan kualitas catatan
harus diperhatikan, karena dokumen keperawatan memegang peranan yang
sangat penting.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran kepada
mahasiswa mengenai bagaimana cara pendokumentasian keperawatan.
BAB II
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
: Dokumentasi Keperawatan
:WAT. 4. 09
SKS
Waktu Pertemuan
Pertemuan ke
: 2 SKS
:120 menit
: 1
A. Tujuan
1.
TIU
mahasiswa akan
dapat
memahami mengenai Dokumentasi Keperawatan.
2.
TIK
mahasiswa dapat :
1.
2.
3.
4.
B. Materi (terlampir)
C. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Waktu
Pendahu
10
luan
menit
Kegiatan
Dosen
-
Media
/ Metode
Mahasiswa
Alat
Menjawab -
Memberi salam
salam
LCD
Ceramah
dan
Menjelaskan
TIU
dan TIK
Power
Mendengarkan
point
dan mencatat
tentang
dokumentas
i
keperawata
n.
- SDA
tanya
jawab.
-SDA
-Mencatat
dan
mendengarkan
Inti
95
-Menjelaskan
menit tentang
pengertian
dokumentasi
keperawatan.
Menjelaskan
dokumentasi
keperawatan.
-Menjelaskan
aspek
hukum
kesehatan
dalam
dokumentasi.
-Menjelaskan
tahap
tahap -Mencatat
dokumentasi
dan
mendengarkan.
keperawatan.
-Mencatat
-Menanyakan
tahap
tahapan
dan
mendengarkan.
dokumentasi
keperawatan.
-Menyimpulkan
bersama
dengan
mahasiswa.
-Menjawab
-Memberi
evaluasi
lisan.
tahap
secara tahapan
dokumentasi.
-Menyimpulkan
bersama dosen.
-Menjawab
pertanyaan
yang
dosen.
15
diajukan
Penu
menit
tup
D. Evaluasi
pertanyaan :
1.
E. Referensi
2.
3.
4.
Jakarta: TIM
LAMPIRAN MATERI
ditinggalkan
pertanggungjawaban
dilaksanakan.
adalah
perawat
Dalam
memperhatikan tiga
proses
penulisan
terhadap
penyusunan
1.
Komunikasi.
2.
Proses keperawatan.
3.
Standar keperawatan.
Komponen Dokumentasi
1.
Komunikasi
kinerja
standar
sebagai
profesional
yang
dokumentasi
harus
A.
dokumentasi
b.
c.
masuk
rumah
Sakit
atau
kontak
dengan
pelayanan
keperawatan.
d.
2.
Proses Keperawatan
mengevaluasi
respon
klien
terhadap
proses
dan
hasil
a.
b.
c.
Diagnosa keperawatan
d.
e.
f.
g.
Perkembanagan terhadap
h.
Evaluasi perencanaan
i.
j.
Sistem rujukan
k.
3.
Klien pulang
situasi
tertentu.
Dengan
adanya
standar
dokumentasi
B.
b.
c.
2.
3.
statistik
merencanakan
dari
kebutuhan
prasarana teknis.
dokumentasi
dimasa
keperawatan
mendatang,
baik
dapat
SDM,
membantu
sarana,
4.
proses
belajar
mengajar
untuk
mendapatkan
pengetahuan
dan
5.
dan
etis.
6.
keperawatan
Audit
jaminan
kulitas
membantu
untuk
menetapkan
suatu
7.
Sebagai
Berkelanjutan
Sumber
Data
Perencanaan
Asuhan
Keperawatan
Dengan dokumentasi akan didpatkan data yang aktual dan konsiten mencakup
seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan kegiatan
proses keperawatan.
C.
Prinsip-prinsip Pencatatan/Dokumentasi
Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi yaitu dari segi isi maupun
teknik pencatatan.
1.
Isi Pencatatan
a.
rangkaian
keperawatan
pendokumentasian
merupakan
alat
kegiatan
pembelaan
yang
pelayanan
sah
manakala
terjadi gugatan.
b.
c.
pelayanan
rendahnya
medis
biaya
keperawatan
perawatan
yang
akan
menggambarkan
merupakan
sumber
d.
e.
Pencatatan
referensi
medias
atau
keperawatan
bahan
dapat
pengajaran
di
digunakan
bidang
sebagai
profesi
si
pemakai.
2.
Teknik Pencatatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
jelas.
Dilanjutkan
dengan
informasi
yang
benar
Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilkukan dan
bubuhi tanda tangan
h.
3.
Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi
a.
dalam
bentuk
naratif.
Sistem
dokumentasi
yang
catatan
khusus,
lembar
catatan
dokter,
lembar
untuk
membantu
masalah-masalah
tim
klien,
kesehatan
merencanakan
mengidentifikasi
terapi,
diagnose,
POR
membuat
adalah
suatru
suatu
format
konsep,
yang
baku.
maka
Tiap
disarankan
untuk
pelayanan
dapat
sekarang
dan
pemeriksaan
sebelumnya.
fisik,
Riwayat
laboratorium,
kesehatan
dan
keluarga,
lain-lain,
data
masalah
psikologis,
atau
masalah
social.
serta
menyebutkan
memberikan
keuntungan
bagi
masalahnya.
perawat
sebagai
Daftar
perenana
keperawatan.
c.
d.
hasil
observasi
perawat
secara
umum,
perawat
selama
membuat
dirawat,
kesimpulan
baik
tentang
mengenai
keadaan
permasalahan
Praktik keperawatan
perubahan terhadap praktik keperawatan professional yang
berdampak terhadap kegiatan pencatatan keperawatan.
2.
Lingkup keperawatan
persyaratan
akreditasi,
peraturan
pemerintah,
perubahan
semakin
kompleks,
serta
meningkatnya
praktik
praktik
keperawatan
yang
berdampak
terhadap
4.
5.
Keterampilan keperawatan
6.
Konsumen
7.
Biaya
8.
9.
Akreditasi control
pelayanan,
saat
ini
dalam
keperawatan
pasien
risiko
ditekankan
pada
keadaan
mempunyai
risiko
terjadinya
perlukaan
atau
klien
yang
kecacatan.
Hukum
itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
obyektif,
dan
ditanda
tangani
oleh
perawat
pelaksana,
Jaminan mutu
pelayanan keperawatan.
3.
Komunikasi
Pada waktu dulu klasifikasi klien didasarkan pada diagnose
medis,
pelayanan
klinik
atau
Manajemen
risiko
adalah
dapat
digunakan
sebagai
barang
bukti
di
akan
keperawatan
membantu
merupakan
meningkatkan
mutu
perekam terhadap
Dokumentasi
masalah yang
F.
4.
5.
Pendidikan.
Hukum
2.
Jaminan mutu
3.
Komunikasi
4.
Keuangan
5.
Pendidikan
6.
Penelitian
7.
Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
klien. Hal ini akana bermamfaat bagi peningkatan mutu pelayanan
dan bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang karir/ kenaikan
pangkat.
benar :
2.
3.
jangan
tergesa
gesa
melengkapi
catatan,
pastikan
informasi akurat.
4.
5.
area
yang
kosong
dan
bubuhkan
tanda
tangan
di
bawahnya.
6.
mengklarisifikasi
karena
jika
perawat
melakukan
9.
10.
tunggu
A.
Pengertian Malpraktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak
berkonotasi yuridis. Secara harfiah mal mempunyai arti salah
sedangkan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan
sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salha.
Meskipun arti hafiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut
dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan ynag slah dalam rangka
pelaksanaan suatu profesi.
Sedngkan definisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelainan
dari seorang dokter atau perawat untuk menggunakan tingkat pengendalian
dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim
digunakan terhadap pasien atau orangyang terluka menurut ukuran di
lingkungan yang sama (velentin v. La society de bienfaisance mutuelle
B.
setiap profesi
termasuk profesi
tenaga perawat
berlaku norma etika dan norma hukum. Oleh sebsb itu apabila timbul
dugaan
danya
kesalahan
criminak
kategorisesuai
malpractice,
bidang
civi
hukum
yang
malpractice,
dilanggar,
dan
yakni
administrative
malpractce.
Criminal malpractice\
1.
Perbuatan
seseorang
dapat
dimasukan
dalam
kategori
negative act)
Criminal
malpractice
yang
bersifat
sengaja
Criminal
malpractice
yang
bersifat
ceroboh
(reclessness)
misalnya
melakukan
tindakan
medis
tanpa
informed consent.
persetujuan klien
Criminal malpractice
jawaban
pada
hukum
criminal
practice
2.
Civi malpractice
Seorang
malpractice
memberikan
tenaga
kesehatan
apabila
tidak
prestasinya
akan
disevut
melkuakn
sebagaimana
melakuakan
kewajiban
yang
telah
atau
civi
tidak
disepakati
(ingkar janji).
Tindakan tenaga kesehatan yang dapat diktegorikan
civi
b.
c.
d.
jawaban
3.
Administrative malpractice
Tenaga perawat dikatan telah melakukan
administrative
power,pemerintah
mempunyai
kewnangan
menerbitkan
berbagai
Apabila
yang
aturan
bersangkutan
tersebut
dilanggar
maka
dapat
dipersalahkan
tenga
melanggar
hukum administrasi.
Dari definisi malpraktek diawal bab ini, diketahui bahwa
malpraktek harus dibuktikana bahwa apabila benar telah terjadi
kelalian tenaga kesehatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang ukuran nya adalah lazim dipergunakan
diwilayah tersebut. Andaikata akibat yang tidak diinginkan
terjadi apakah bukan resiko yang melekat pada suatu tindakan
medis tersebut (risk of treatment) karena perilaku dalam
transaksi
terapeutik
antar
tenaga
kesehatan
dengan
klien
dan
bukan
perjanjian/
perjanian
buakn
(resultaat verbintenis).
Dalam kasus atau gugatan adanya civil
hasil
a.
Cara langsung
Duty (kewajiban)
Dalam hubungan perjanjian perawatan dengan klien, tenaga
perawatan haruslah bertindak berdasarkan :
2.
a)
b)
c)
d)
3.
4.
Damage (kerugian)
Tenaga perawat untuk dapat dipersalahkan haruslah ada
hubungan kausal (langsung) antar penyebab (causal) dan
kerugian (damage) dan didderita oleh karenanya dan tidak
ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya, dan hal ini
haruslah dibuktikan dengan jelas. Hasil (outcome) negative
tidak dapat digunakan sebagai dasar menyalahkan tenaga
keperawatan.
Sebagai
ada
pun
dalam
ilmu
pengetahuan
hokum,
maka
si penggugat (klien)
b.
klien,
yakni
dengan
mengajukan
fakta-fakta
yang
res ipsa)
Doktrin res ipsa loquitor dapat diterapkan apabila faktafakta yang ada memenuhi kriteria:
1)
2)
3)
Contractual liability
Tanggung
gugat
terpenuinya
ini
kewajiban
timbul
dari
sebagai
akibat
tidak
hubungan
kontraktual
yang
respondeat
superior
ialah
sudah disepakati.
2)
Vicalius liability
Vicalius
liability
atau
3)
Liability in tort
Adalah
tanggung
(onrechmatige
gugat
daad).
atas
perbuatan
Perbuatan
melawan
melawan
hukum
hukum
tidak
baik
masyarakat
untuk
menggugat
tenaga
perawatan
bukan
perjanjian
akan
berhasil
(resultant
verbintenis)
b.
c.
d.
e.
f.
2.
menghadapi
tuntutan
hukum,
maka
tenaga
perawatan
bahwa
tuduhan
tidak
menunjuk
pada
peryanggungjawaban
membebaskan
diri
dari
atau
melakukan
pembelaan
pertanggungjawaban,
dengan
Tahap pengkajian
Pengumpulan data
a.
Tipe data
1)
Informasi
yang
diberikan
sumber
lainnya
klien.
Data
subyektif
disebut sebagai
gejala.
2)
2S (sight, smell)
Karakteristik data
1)
Lengkap
Karena seluruh
data digunakan
untuk mengidentifikasi
perlu validasi
dan
mengkonsultasikan
Relevan
Mencencat data yang relevan sesuai dengan masalah klien
Sumber Data
a.
Klien
b.
Orang terdekat
c.
cKlien
d.
Orang terdekat
e.
Catatan klien
f.
Riwayat penyakit
g.
Konsultasi
h.
i.
j.
Perawat lainnya
3.
yang
verbal,empati
mencakup
ketrampilan
verbal
dan
non
Observasi
Sight
Kelainan
fisik,perdarahan,terbakar,menangis,dst.
2)
Smell
Alkohol,darah,feces,medicine,urine,dst.
3) Hearing
nyeri,dst.
c.
Pemeriksaan fisik
Fokus pengkajian fisik yang dilakukan perawat adalah pada
kemampuan fungsional klien. Pengkajian fisik dilaksanakan
untuk memperoleh data obyektif, sebaiknya dilakukan dengan
wawancara.
Tujuan pengkajian fisik didalam keperawatan adalah untuk
menentukan status kesehatan klien,mengidentifikasi masalah
kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana
tindakan keperawatan.
1) Metode Physical Examination
a) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang
dilaksanakan secara sistematik.
dengan
menggunakan
penciuman
Cahaya
sebagai
yang
indra
suatu
adekuat
Observasi dilaksanakan
penglihatan,
alat untuk
diperlukan
pendengaran
mengumpulkan
agar
perawat
dan
data.
dapat
b) Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Palpasi
adalah proses memeriksa dengan menggunakan tangan atau jari
tangan pada permukaan eksternal tubuh untuk mendeteksi
adanya bukti abnormalitas pada berbagai organ. Tangan dan
jari adalah suatu instrument yang sensitive dan digunakan
untuk mengumpulkan
data tentang
: temperatur,
turgor,
pemeriksaan
dengan
jalan
mengetuk
untuk
melemah),lama
( pendek-
menengah
panjang).
2) Aspek atau pendekatan P.E
a) Head to toe ( kepala ke kaki )
Dimulai dari kapala sampai ke kaki : keadaan umum,
tanda tandavital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung,
mulut, tenggorokan, leher, dada, perut, jantung, abdomen,
ginjal, genetalia, rectum, extremitas dan punggung.
b) ROS ( review of system) atau sistem tubuh
Pengkajian sistem tubuh secara keseluruhan. Informasi
yang didapat dari interview dan observasi membantu perawat
khusus.
meliputi
: keadaan
pernapasan,
sistem
sistem
Adapun
ruang
lingkup
mayor
body
perkemihan,
sistem
sistem
persyarafan,
pencernaan,
sistem
penatalaksanaan
metabolisme,
pola
kesehatan,
eliminasi,
nutrisi,
pola
pola
tidur-
latihan,
seksualitas-pola
reproduksi,
menyatakan
adalah keputusan
Klasifikasi Data
Pengelompokan
data
berdasarkan
atas
kriteria
permasalahan
Intrepretasi data
a.
b.
c.
d.
Penentuan keputusan
1) Tidak ada masalah tetapi perlu peningkatan status dan
fungsi (kesejahteraan).
(a)
Adanya
inisiatif
promosi
kesehatan
untuk
yang optimal.
Adalah
komplikasi
fisiologi
yang
diakibatkan
dari
klien
dan
kolaborasi
dengan
tenaga
medis
guna
3.
Validasi data.
akurat
yang
dilakukan
bersama
klien/keluarga
dan
atau
b.
c.
d.
e.
4.
kategori:
a.
Aktual.
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
Syarat menegakan diagnose keperawatan actual harus ada unsure
PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan
sebagian kriteria minor dari pedoman diagnose NANDA.
Contoh:
Kekurangan
volume cairan
tubuh berhubungan
dengan
Resiko.
Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi (Keliat,1990)
Syarat menegakan resiko diagnose keperawatan adanya unsur PE
problem dan etiologi. Penggunaan istilah resiko atau resiko
tinggi tergantung dari tingkat keparahan atau kerentanan
terhadap masalah.
Contoh: Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
diare yang terus menerus.
c.
Kemungkinan.
Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan
factor pendukung belum ada tapi sudah ada factor yang dapat
menimbulkan masalah (keliat,1990)
Syarat Menegakan diagnose keperawatan adanya unsure respon
(problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah
tetapi belum ada.
d.
resiko
muncul/timbul
- Resiko Trombosi
- Resiko gangguan aktifitas
- Resiko perlukaan
- Kerusakan mobilitas proses fisik.
- Resiko gangguan proses pikir
- Resiko gangguan gambaran diri
- Resiko ketidakberdayaan (powerlessness)
- Resiko kerusakan integritas jaringan.
Tahap Perencanaan.
Menurut Carpenito
adalah
dilaksanakan
rencana
yang
disusun
oleh
oleh
dokter
perawat.
untuk
Program
atauperintahdokteradalahbukanperintahuntukperawat,tetapiperintahdi
tujukankepadaklien yang tindakanyadilaksanakanolehperawat.
Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan
yang berhubungan dengan diagnostic dan pengobatan berdasarkan
kondisiklien.Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan
tenaga
kesehatan
lainnya.Tindakan
medis
sering
meliputi
Tahap Pelaksanaan
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. Pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional
adalah variasi, tergantung individu dan masalah yang spesifik.
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara professional sebagaimana terdapat
dalam standar praktik keperawatan.
1.
Independen.
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh
atau
tenaga
kesehatan
lainnya.
Tipe
dari
aktivitas
yang
Mengkaji
keperawatan
terhadap
dan
klien
pemeriksaan
dan
keluarganya
fisik
untuk
melalui
riwayat
mengetahui
status
kesehatan pasien.
b.
Merumuskan
diagnose keperawatan
untuk mempertahankan
atau
memulihkan kesehatan.
c. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau
memulihkan kesehatan.
dengan
klien
untuk
mendapatkan
data
subyektif
Melakukan
membacahasil
pemeriksaan
dari
laboratoriumsederhana
pemeriksaan
laboratorium,
(Hb)
dan
rontgen
dan
ini
mengambil
lebih
suatu
ditekankan
keputusan
pada
klinik
kemampuan
tentang
perawat
keadaan
dalam
klien
dan
2.
Interdependen.
suatu
kerjasama
dengan
tenaga
kesehatan
lainnya,
3.
Dependen.
dimana tindakan
medis dilaksanakan.
Tahap Evaluasi
Menurut Griffth & Christensen (1986) evaluasi
direncanakan
dan
perbandingan
yang
sistematik
sebagian yang
pada
status
klien
berdasarkan
respon
klien
terhadap
tindakan
keperawatan
yang
diberikan
sehingga
perawat
dapat
mengambil
keputusan :
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien tidak mencapai
tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami
kesulitan untuk mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (Iyer et al,1996)
Proses evaluasi keperawatan terdiri 2 tahap ;
1. Mengukur pencapaian tujuan klien.
2.
Membandingkan
data
yang
terkumpulkan
dengan
tujuan
dan
pencapaian tujuan.
Dalam evaluasi untuk mengukur pencapaian tujuan klien, perawat
menggunakan ketrampilan pengkajian untuk mendapatkan data yang
akan digunakan dalam evaluasi.
Faktor
yang
dievaluasi
mengenai
status
kesehatan
klien,yang
Kognitif pengetahuan
Mengidentifikasipengetahuanspesifiksetelahkliendiajarkantent
angtehniktehniktertentu.Lingkupevaluasikognitifmeliputipengetahuankli
enterhadappenyakitnya,mengontrolgejalagejala,pengobatan,diet,aktifitas,persediaanalat,resikokompli
kasi,gejala yang harusdilaporkan,pencegahan,pengukurandll.
b.
Psikomotor
Dengan melihat apa yang dilakukan klien sesuai dengan yang
diharapkan adalah suatu cara yang terbaik untuk mengevalusi
psikomotor klien. Kriteria hasil yang diharapkan adalah
untuk mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa dilaksanakan
oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajaran.
d.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Rekomendasi
Hendaknya dalam proses pendokumentasian keperawatan tidak hanya menulis
data yang tercatat pada format yang tersedia. Dokumentasi keperawatan
menitik beratkan pada proses dan hasil pencatatan. Hal tersebut berarti
mulai dari proses mencatat sampai memperoleh kualitas pencatatan harus
diperhatikan karena dokumen keperawatan memegang peranan yang sangat
penting.
DAFTAR PUSTAKA
R
e
a
k
s
i
:
Poskan Komentar
Arsip Blog
2014(23)
Desember(11)
SHOLAT FARDU
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK SISTEM KARDIOVASKULAR...