Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
MOH. FAJRIN
RUSMAN
GABRIELLA C. PANGKEY
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal.Banyak di antara
mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan,
kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai
perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus.Kelompok
inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.
Kelainan dari segi fisik berupa kecacatan fisik , misalnya orang yang tidak
memiliki kaki sebelah kiri , matanya buta sebelah , dan sejenisnya . kelainan dari
segi fsikis atau aspek kejiwaan ( psikologis ) . misalnya orang yang menderita
keterbelakangan mental akibat dari intelegesi yang dimiliki di bawah normal .
Kelainan dari segi sosial , misalnya orang yang tidak dapat melakukan interaksi
dan komunikasi sosial , sehingga mereka tidak dapat di terima secara sosial oleh
masyarakat sekitarnya yang mnyebabkan mereka kurang bergaul dan merasa
rendah diri yang berlebihan , dan kelainan dari segi moral dapat berupa
ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dan hati nuraninya
sehingga orang tersebut berbuat amoral di tengah masyarakatnya
Anak berkeutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai
dengan jenis kelainan anak. Klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang
mengalami
keterbelakangan
mental,
ketidakmampuan
belajar,
gangguan
4
3. Bagaimana karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui jenis jenis Anak berkebutuhan Khusus.
2. Untuk mengetahui kalsifikasi Anak Berkebutuhan Khusus.
3. Untuk mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/
penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan
sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut
bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus. Ada bermacam-macam jenis
anak dengan kebutuhan khusus, adapun jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya,
berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi
pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya
pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara
verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
3. Tunalaras/Anak yang Mengalami Gangguan Emosi dan Perilaku.
Tunalaras
adalah
anak
yang
mengalami
kesulitan
dalam
6
4. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang
menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
5. Tunagrahita
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di
bawah rata-rata(IQ dibawah 70) sehingga mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya
memerlukan layanan pendidikan khusus. Hambatan ini terjadi sebelum
umur 18 tahun
6. Cerebral palsy
Gangguan / hambatan karena kerusakan otak(brain injury)
sehingga mempengaruhi pengendalian fungsi motorik
7. Gifted (anak berbakat)
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi),
kreatifitas, da tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) diatas
anak-anak seusianya(anak normal)
8. Autistis
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan
oleh adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan
gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
9. Asperger
Secara umum performa anak Asperger Disorder hampir sama
dengan anak autisme, yaitu memiliki gangguan pada kemampuan
komunikasi, interaksi sosial dan tingkah lakunya. Namun gangguan pada
anak Asperger lebih ringan dibandingkan anak autisme dan sering disebut
dengan
istilah
High-fuctioning
autism.
Hal-hal
yang
paling
7
baik dibandingkan anak autisme. Intonasi bicara anak asperger cendrung
monoton, ekspresi muka kurang hidup cendrung murung dan berbibicara
hanya seputar pada minatnya saja. Bila anak autisme tidak bisa
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, anak asperger masih bisa dan
memiliki kemauan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Kecerdasan anak asperger biasanya ada pada great rata-rata keatas.
Memiliki minat yang sangat tinggi pada buku terutama yang bersifat
ingatan/memori pada satu kategori. Misalnya menghafal klasifikasi
hewan/tumbuhan yang menggunakan nama-nama latin.
10. Retts Disorder
Retts Disorder adalah jenis gangguan perkembangan yang masuk
kategori ASD. Aspek perkembangan pada anak Retts Disorder mengalami
kemuduran sejak menginjak usia 18 bulan yang ditandai hilangnya
kemampuan bahasa bicara secara tiba-tiba. Koordinasi motorinya semakin
memburuk dan dibarengi dengan kemunduran dalam kemampuan
sosialnya. Retts Disorder hampir keseluruhan penderitanya adalah
perempuan.
11. Attention deficit disorder with hyperactive (ADHD)
ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh
karena mereka selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak
dapat duduk diam di satu tempat selama 5-10 menit untuk melakukan
suatu kegiatan yang diberikan kepadanya. Rentang konsentrasinya sangat
pendek, mudah bingung dan pikirannya selalu kacau, sering mengabaikan
perintah atau arahan, sering tidak berhasil dalam menyelesaikan tugastugas di sekolah. Sering mengalami kesulitan mengeja atau menirukan
ejaan huruf.
12. Lamban belajar (slow learner) :
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita.
Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir,
merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik
8
dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang
normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan
karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
13. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara
nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama
dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika),
diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan
karena factor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas
normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak
berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar membaca
(disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar
berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak
mengalami kesulitan yang signifikan (berarti)
2.2 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Ada banyak klasifikasi anak berkebutuhan khusus, mencakup anakanak yang kelainan fisik, mental emosional, maupun masalah akademik.
1. Anak-Anak Berkelainan Fisik
1) Klasifikasi Anak Tunanetra
Tunanetra memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Secara pedagogis
membutuhkan pelayanan pendidikan khusus dan belajarnya di sekolah.
Berdasarkan tingkatannya, dibedakan atas :
a. Berdasarkan Tingkat Ketajaman Penglihatan
Seseorang dikatakan penglihatannya normal, apabila hasil tes
Snellen menunjukkan ketajaman penglihatannya 20/20 atau 6/6 meter.
Sedangkan untuk seseorang yang mengalami kelainan penglihatan
kategori low vision (kurang lihat), yaitu penyandang tunanetra yang
memiliki ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m. kondisi yang demikian
9
sesungguhnya penderita masih dapat melihat dengan bantuan alat
khusus. Selanjutnya untuk seseorang yang mengalami kelainan
penglihatan kategori berat, atau The blind, yaitu penyandang tunanetra
yang memiliki tingkat ketajaman penglihatan 6/60m atau kurang.
Untuk yang kategori berat ini masih ada dua kemungkinan,
(1) Penderita adakalanya masih dapat melihat gerakan-gerakan tangan,
ataupun
(2) Hanya dapat membedakan gelap dan terang.
Sedangkan tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan dengan
visus 0, sudah sama sekali tidak dapat melihat.
b. Berdasarkan Adaptasi Pedagogis
Kirk,SA (1989) mengklasifikasikan penyandang tunanetra berdasarkan
kemampuan penyesuaiannya dalam pemberian layanan pendidikan
khusus yang diperlukan. Klasifikasi yang dimaksud adalah :
10
2) Klasifikasi Anak Tunarungu
Tunarungu adalah istilah yang menunjuk pada kondisi
ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seorang anak. Kondisi ini
menyebabkan mereka mengalami hambatan atau keterbatasan merespon
bunyi-bunyi yang ada disekitarnya. Tunarungu terdiri atas beberapa
tingkatan kemampuan mendengar, yaitu umum dan khusus. Ada beberapa
klasifikasi anak turarungu secara umum, yaitu :
1.
Klasifikasi umum
The deaf, atau tuli, yaitu penyandang tunarungu berat dan sangat
berat dengan tingkatan ketulian diatas 90 dB.
2. Klasifikasi khusus
11
atau
latihan-latihan
komunikasi
dan
pengembangan bicaranya.
tingkat
kelainannya,
anak-anak
tunadaksa
dapat
12
2) Berdasarkan letaknya
3) Polio
Tipe bulbair, kelumpuhan fungsi motorik pada satu atau lebih saraf
tepi yang menyebabkan adanya gangguan pernafasan.
Tunagrahita mampudidik
13
Tunagrahita mampulatih
Tunagrahita perlurawat
Micro Cephalic
Pengklasifikasian
anak
tunagrahita
perlu
dilakukan
untuk
dan
fisiologik
yang
mengalami
patologik
atau
14
Gejala yang nampak adalah semakin membesarnya Cranium
(tengkorak kepala) yang disebabkan oleh semakin bertambahnya atau
bertimbunnya cairan Cerebro-spinal pada kepala. Cairan ini member
tekanan pada otak besar (cerebrum) yang menyebabkan kemunduran
fungsi otak.
Microcephalus,
Macrocephalus,
Brachicephalus,
dan
Schaphocephalus
Keempat istilah tersebut menunjukkan kelainan bentuk dan
ukuran kepala, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
Microcephalus
Macrocephalus
ukuran normal
Brachicephalus
American
Education
(Moh.
Amin,
1995:21)
15
retarded and Totally / costudial dependent yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia : mampu didik, mampu latih, dan perlu rawat.
Pengelompokan tersebut sebagai berikut :
Mampu didik,anak ini setingkat mild, borderline, marginally
dependent, moron, dan debil. IQ mereka berkisar 50/55-70/75.
Mampu latih, setingkat dengan morderate, semi dependent,
imbesil, dan memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25-50/55.
Perlu rawat, mereka termasuk totally dependent or profoundly
mentally retarded, severe, idiot, dan tingkat kecerdasannya 0/520/25.
3
Klasifikasi
yang
berpandangan
sosiologis
memandang
variasi
(self-help),
mampu
mengadakan
adaptasi
social
16
Tunagrahita absolute, termasuk kelompok tunagrahita yang jelas
nampak ketunagrahitaannya baik berada di pedesaan maupun
perkotaan, dimasyarakat petani, maupun masyarakat industry, di
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan di tempat pekerjaan.
Golongan ini penyandang tunagrahita kategori sedang.
Tunagrahita relative, termasuk kelompok tunagrahita yang dalam
masyarakat tertentu dianggap tunagrahita, tetapi di tempat
masyarakat lain tidak dipandangtunagrahita. Anak tunagrahita
dianggap demikian adalah anak tunagrahita ringan karena
masyarakat perkotaan yang maju dianggap tunagrahita dan di
masyarakat pedesaan yang masih terbelakang dipandang bukan
tunagrahita.
Tunagrahita
semu
yaitu
anak
tetapi
sesungguhnya
ia
mempunyai
kapasitas
TERM
Mild Mental Retardation
35-40 to 50-55
20-25 to 35-40
Bellow 20 or 25
17
memiliki kemampuan intelektual yang normal, atau tidak berada dibawah
rata-rata.kelainan lebih banyak terjadi pada perilaku sosialnya.
Beberapa klasifikasi yang menonjol dari anak-anak berkebutuhan
khusus yang mengalami kelainan perilaku social ini adalah :
1. Berdasarkan perilakunya
2. Berdasarkan kepribadian
Kekacauan perilaku
Menarik diri(withdrawll)
Ketidakmatangan(immaturity)
Agresi social
18
yang rentangan IQ sekitar 137 keatas, merupakan manusia berbakat tinggi
(highly gifted) ,sedangkan mereka yang rentagannya berkisar 120-137
yaitu yaitu yang mencakup rentangan 10 persen di bawah yang satu persen
itu disebut moderately gifted . Mereka semua memiliki talen akademik
(academic talented) atau keberbakatan intelektual .
Beberapa kalsifikasi yang menonjol dari anak-anak berbakat
umumnya hanya dilihat dari tigkat inteligensinya ,berdasarkan standar
Stanford Binet , yang meliputi :
belajar
merupakan
salah
satu
jenis
anak
19
2) Kesulitan Belajar Akademik
Anak-anak usia sekolah yaitu usia di atas 6 tahun masuk dalam
kelompok kesulitan belajar akademik anak-anak ini mengalami kesulitan
bidang akademik di sekolah yang sangat spesifik yaitu kesulitan dalam
satu jenis/bidang akademik seperti berhitung/matematika (diskalkulia),
kesulitan membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgraphia), kesulitan
bebahasa (dysphasia), kesulitan tidak terampil (dispraksia), dsb .
Ada klasifikasi lain yang berdasarkan jenis gangguan atau kesulitan yang
dialami anak yaitu:
Body awareness: Anak tidak memiliki akan kesadaran tubuh sering salah
prediksi pada aktivitas gerak mobilitas seperti sering menabrak bila
berjalan.
20
Secara kognitif anak tersebut sangat berbeda dengan anak normal, dari
penggolongan IQ nya saja mereka dapat dikategorikan sebagai:
Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55 69)
Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40 -54)
Keterbelakangan mental berat (IQ = 25 39)
Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25)
Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda itu maka
Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik dan medis
yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
21
a.Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor
intelektualitas, alat indra maupun kesehatan.
b.Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam
menjalin hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.
c.Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan
normal.
d.Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.
e.Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau
ketakutan-ketakutan
yang
diasosiasikan
dengan
permasalahan
disorder
(gangguan
perilaku)
merupakan
22
gangguan emosi atau perilaku. Perilaku-perilaku tersebut seperti:
memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, menolak untuk menuruti
permintaan orang lain, menangis, merusak, vandalisme, memeras,
yang apabila terjadi dengan frekuensi tinggi maka anak dapat
dikatakan mengalami gangguan. Anak normal lain mungkin juga
melakukan perilakuperilaku tersebut tetapi tidak secara impulsif
dan sesering anak dengan conduct disorder.
c. Immature, withdrawl behavior (internalizing)
Anak
dengan
gangguan
ini,
menunjukkan
perilaku
23
3) Sering mempunyai prilaku aneh dan tidak bertujuan
contoh : menggosok-gosok jari ke wajah, melukai diri.
4) Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
Contoh : tidak dapat mengurus diri sendiri misalnya makan,
berpakaian .
5) Jarang berprilaku dan berinteraksi yang sifatnya kontruktif
4. Karakteristik Gangguan Kesulitan Belajar
Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar
dalam membaca, menulis dan berhitung:
1) Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
Karakteristik Akademik
24
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat,
diantaranya:
Keranjinan membaca,
25
Kecenderungan
dipandang
sebagai
juru
pemisah
dalam
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal
social dan emosi, bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan
kemampuan penyesuaian sosial dan emosi (sikap periang, bersemangat,
kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya dengan baik,
membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain).
Sikap-sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal
usia 16 tahun.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
anak
berbakat
secara
umum,
seperti
yang
26
keberbakatan (giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok
ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata, (b)
kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap
tugas (task commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang
menentukan.
Seseorang
dikatakan
berbakat
intelektual
jika
mempunyai
Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasangagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
27
4. Karakteristik Persepsi/Emosi
Menuntut
kesempurnaan
(perfectionistic).
dalam
melakukan
sesuatu
28
Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak
terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan
sesuatu (self driven).
6. Karakteristik Aktifitas
Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas
dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih
sedikit dibanding anak normal Sangat waspada.
Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam,
selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, diantaranya
yaitu Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik, Lamban belajar (slow
learner) , Attention deficit disorder with hyperactive (ADHD), Retts Disorder,
Asperger , Autistis, Gifted (anak berbakat), Cerebral palsy , Tunagrahita,
Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan, Tunalaras/Anak yang
Mengalami Gangguan Emosi dan Perilaku, Tunarungu/anak yang mengalami
gangguan pendengaran, Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan.
30
Ada banyak klasifikasi anak berkebutuhan khusus, mencakup anak-anak
yang kelainan fisik, mental emosional, maupun masalah akademik. Dan setiap
anak yang memilki keterbelakangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
anak yang normal. Setiap anak yang berkebutuhan khusus memiliki karakteristik
masing-masing yang berbeda-beda.
anak berkeutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai
dengan jenis kelainan anak. Klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang
mengalami
keterbelakangan
mental,
ketidakmampuan
belajar,
gangguan
3.2 Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan saya sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan
saran amat kami harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugastugas dimasa yang akan datang.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://ikad49009.wordpress.com/2013/05/29/makalah-abk-anakberkebutuhankhusus/
http://mievalid.blogspot.com/2013/10/macam-macam-jenis-abk-anakberkebutuhan.html
http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2014/10/karakteristikanak- berkebutuhan-khusus.html
https://notako.wordpress.com/2013/10/06/klasifikasi-anakberkebutuhan-khusus/
http://oxiliamichin.weebly.com/1/post/2013/04/anak-berkebutuhankhusus.html
http://pendidikanl.blogspot.com/2011/09/klasifikasi-atau-karakteristikabk.html
32