Вы находитесь на странице: 1из 5

PERSONAL MOSAIC

LIFE. DREAM. LOVE

Rabu, 16 April 2014


Profil Konselor Islam
(Mata Kuliah Konseling Pendidikan Islam)
***
Bimbingan Konseling Islami merupakan proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah bergama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara mengintermalisasikan nilai nilai yang terkandung di
dalam Al Quran dan hadist Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras
dan sesuai dengan tuntunan Al Quran dan hadist. Apabila internalisasi nilai nilai yang
terkandung dalam Al Quran dan hadist telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang
secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT,
dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah di muka
bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Dengan demikian bimbingan dibidang agama islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah.
Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat Islam untul betul betul
mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid dunya wal akhirah. Oleh karena itu dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang hal hal yang bersangkutan dengan profil konselor
islami. Yaitu membahas pengertian dari konselor islami dan juga ciri ciri dari konselor islami
itu sendiri.
1.
Pengertian Konselor Islam
Konselor Islam dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan masalah kehidupan, haruslah
memperhatikan nilai nilai dan moralitas islami. Apalagi yang ditangani adalah membantu
mengatasi masalah kehidupan yang dialami oleh klien atau konseli, maka sudah sewajarnyalah
konselor harus menjadi teladan yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam menyelesaikan
masalah kehidupannya.
Konselor adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan konsultasi berdasarkan
standar profesi. Konselor pada dasarnya tidak dapat melepaskan diri dari kelemahan-kelemahan
yang dimilikinya. Konselor selalu terikat dengan keadaan dirinya. dengan kata lain, faktor
kepribadian konselor menentukan corak pelayanan konseling yang dilakukannya. Kepribadian
konselor dapat menentukan bentuk hubungan antara konselor dan konseli, bentuk kualitas
penanganan masalah dan pemilihan arternatif pemecahan masalah.[1]
Tugas konselor pada dasarnya adalah usaha memberikan bimbingan kepada konseli dengan
maksud agar konseli mampu mengatasi permasalahan dirinya. Tugas ini berlaku bagi siapa saja
yang bertindak sebagai konselor. Sekalipun sudah memiliki kode etik profesi yang
menjadilandasan acuan perlindungan konseli, bagi konselor muslim tidak ada salahnya apabila
dalam dirinya juga menambahi sifat-sifat atau karakter-karakter konselor yang dipandanginya
perlu bagi aktifitas konseling. yang terpenting bahwadalam upaya konseling tersebut harus
memenuhi kaidah bahwa pemberian bantuan tidak didasarkan pada pekerjaannya.
Jadi konselor islami yaitunya seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan konsultasi

berdasarkan standar profesi yang dalam tugasnya ia membantu klien dengan memperhatikan nilai
nilai dan moralitas islami serta ia mampu menjadi teladan yang baik bagi kliennya.
2.
Karakteristik/ Ciri-Ciri Konselor Islam
Sebagai pedoman bagaimana kepribadian konselor yang islami (yang tentunya konselor muslim),
dibawah ini akan dijelaskan ciri-cirinya;
a.
Seorang konselor harus menjadi cermin bagi konseli.
Firman Allah: Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia; (QS. Mumtahannah :4)
Firman Allah: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.(Al-Ahzab:21)
Konselor dalam tugas bimbingannya haruslah merupakan teladan yang baik bagi
anak bimbingan (Klien). Klien secara psikologis datang kepada konselor karena beberapa alasan
diantaranya: keyakinan bahwa diri konselor lebih arif, lebih bijaksana, lebih mengetahui
permasalahan, dan dapat dijadikan rujukan bagi penyelesaian masalah.
Konselor merupakan teladan bagi klien, meskipun demikian tidak berarti konselor
tanpa cacat. Sebagai manusia yang memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan perilaku yang
dapat dilihat atau dijadikan ukuran kualitas oleh klien. pada derajat kedekatan tertentu klien sangat
memperhatikan prilaku konselor.
Seringkali konselor menghadapi seorang klien yang tidak dikenal, kondisi ini tidak
menuntut konselor tidak berkepribadian baik tau tidak, karena pertemuan konselor dengan klien
berlangsung hanya dalam setting konseling. Akan tetapi, sering pula klien adalah seseorang yang
mengenal konselor dalam setting sosial lebih luas. Pada konteks ini kualitas kepribadian konselor
tidak cukup harus baik pada saat setting konseling, melainkan harus lebih luas dan permanen.
Konselor harus bisa menjadi contoh dan suri teladan dimanapun dan kapanpun berada.
b.
Kemampuan bersimpati dan berimpati yang melampaui dimensi duniawi
Firman Allah: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas
kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah: 128)
Seorang konselor adalah seseorang yang tanggap terhadap persoalan klien. ia dapat
bersimpati pada apa yang terjadi dalam diri klen serta berempati terhadapa apa yang dirasakan
oleh klien. Konselor melalui profesinya berusaha membantu klien sebatas hubungan profesi
(setting konseling), sedangkan diluar konteks konseling dapat dikatakan hubungan tersebut tidak
ada.
Bagi konselor muslim tentu memiiki sisi yang berbeda dari konselor pada
umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada sisis sprit dan motivasi memberikan bantuan lebih
berdimensi, tidak sekedar membantu meringankan beban spikologis klien, melainkan juga
berusaha menyelamatkan totalitas kehidupan klien. Konselor perlu mengembangkan rasa iba,
kasih sayang sebatas bingkai profesi sedangkan konselor muslim perlu mengembangkan semangat
belas kasih yang berdimensi ukhrawi. jika ia membantu konseling terdapat dua kemungkinan:
1)
Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri
(apabila klien sama-sama muslim).
2)
Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai manusia secara umum sebagai wujud
rahmatan lilalamin (apabila konseli/ klien berbeda agama).

c.
Menjadikan konselor sebagi awal keinginan bertaubat yang melegakan
Firman Allah: Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah
mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS. An-nisa:64)
Banyak kasus yang yang dihadapi oleh konselor (sekitar 60%) adalah kasus yang
ada kaitannya dengan perlanggaran klien terhadap kehidupan beragamanya, atau ada
kecenderungan mereka yang melangggar norma agama atau setidaknya lalai terhadap norma
agama. bagi konselor muslim tentu akan memberika bimbingan berdasarkan fikrah islamiah yang
paling mungkin sesuai dengan derajat kasus dan derajat halal, mandub, mubah, makruh, maupun
haram dalam konteks yang dihadapi klien. Sering dilupakan bahwa konselor padaumumnya, dosa
atau kesalahan cukup diratapi di ruang konseling dan sesudah itu harus diakhiri begitu saja dan
semuamenjadi tanggung jawab klien.
Bagi konselor muslim sebaiknya beranggapan bahwa dosa harus ditaubati sesuai
derajat kesalahan klien, klien tetap harus bertanggung jawab, tetapi sebaiknya konselor muslim
benar-benar turut mendoakan klien (muslim) segera setelah klien keluar dari ruang konseling.
harus diingat bahwa prosedur ini bukanlah semacam ruang pertaubatan didalam gereja.
d.
Sikap penghormatan: sopan santun, menghargai eksistensi
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan
itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)
[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QS. An-Nisa ayat 86)
Konselor berkewajiban untuk menjawab salam sesuai dengan salam sapaan yang
diajukan klien. Konselor boleh saja menjawab sapaan lebih baik dari klien.
Konselor akan selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa klien cendrung
tergantung, hormat, kagum, ataupun jatuh ahati pada konselor. Dalam kondisi tersebut konselor
harus memberikan suatu respons yang lebih baik serta bertanggung jawab terhadapa kenyataan
bahwa hubungan klien dan konselor adalah hubungan manusia. Hubungan tersebut dapat
ditingkatkan menjadi hubungan srahturahmi yang lebih berdimensi luas, tidak hanya sekedar
setting dalam konseling, terutama sirahturahmi pasca konseling, membangun ukhuwah merupakan
prestasi besar.
e.
Keberhasilan konseling adalah sesuatu yang baru dikehendaki
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu,
Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. An-nisa: 79)
Setiap konselor menghendaki kesuksesan dan keberhasilan. Sebagai profesi,
keberhasilan konesling diukur berdasarkan beberapa banyak konseli yang merasakan kepuasan
pelayanan. Konselor yang kurang tanggap terhadap keberhasilannya dalam membantu klien
termasuk konselor yang hanya berprofesi konselor, tetapi teledor. Dalam praktiknya banyak
konselor yang hanya sekedar bekerja di konseling hanya alasan ekonomis tanpa memilki idealisme
dalam pekerjaannya itu.
Konselor muslim dapat menyikapi profesinya dengan keyakinan bahwa
keberhasilan konseling adalah sesuatu yang belum pasti (baru diharapkan). Dengan demikian, ia
akan bekerja keras dan bekerja sesuai dengan idealisme. Apabila berhasil membantu, tidak merasa

dirinya yang berhasil, melainkan diyakini sebagai kebaikan Allah pada jerih payah konselor dan
kemauan kuat klien agar keluar dari masalah yang menghimpitnya.
f.
Motivasi konselor: Konseling adalah suatu bentuk ibadah
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS An- Nahl: 90)
Konselor hendaknya memulai segala perbuatan adalah bagian dari kebijakan hidup,
bagian dari ibadah. Konseling adalah suatu upaya tausiyah menghilangkan penderitaan adalah
suatu upaya pembebasan manusia dari kekufuran, memperbaiki sifat-sifat negatif klien adalah
upaya menjadikan klien manusia yang sempurna. semua fungsi konseling pada dasarnya
meletakkan segala sesuatu pada posisinya (adil) sebagaimana fitrah kemanusiaan.
g.
Konselor harus menempati moralitas islam, kode etik, sumpah jabatan, dan janji
Firman Allah:
Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai
saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat. .
(QS An- Nahl: 91)
Konselor adalah seorang psikolog yang ahli dibidangnya dan terikat dengan
sumpah, kode etik, dan juga sumpah jabatan apabila posisi tersebut diperoleh melalui suatu posisi
tertentu. Sikap teguh terhadap kde etik ini perlu agar integritas profesi dan klien terlindungi dalam
jangka waktu tertentu. Seperti melindungi identitas klien, mengungkapkan kasus secara samar,
dan anonim untuk kepentingan ilmiah.
Konselor muslimpun demikian, bahkan ia harus berpegang teguh pada
moralitas islam, sebagai seorang muslim ia pada hakikatnya telah bersumpah kepada Allah sebagi
manusia terbaik dan harus menjadi yang terbaik. Ia harus teguh memegang janji yang dibuat
bersama klien. Ia juga memiliki komitmen yang kauat untuk membantu masyarakat yang luas
demi kesejahteraan manusia didunia maupun di akhirat
h.
Memiliki pikiran positif (positifis-moralis)[2]
Konselor selalu memiliki aliaran yang mewarnainya. Setiap konselor bertindak dan
berfikir serta memberikan solusi sebagian besar dipengaruhi oleh cara berfikir dan nilai-nilai yang
ada didalam dirinya, serta motivasi melakukan konseling.
Konselor muslimpun mengalami hal yang sama, karena itu tidaklah naif atau salah
apabila konselor muslim memilih aliran yang diyakini kebenarannya. Keyakinan ini penting
karena akan mendorongnya untuk menjadi optimis terhadap setiap kebaikan dan perbaikan.
kenyataan menunjukkan bahwa penyelesaian setiap kasus klinis hanyalah masalah mengubah
kesulitan menjadi kemudahan, perubahan tersbut bagi seseorang konselor muslim harus dalam
rangka ibadah dan kemanusiaan (lintas dimensi).
Sebagai bagian dari masyarakat manusia, konselor muslim tidak harus menghindari
memberiakan bantuan kepada klien hanya karena perbedaan agama, suku, ataupun
pengelompokkan lainnya. Dengan demikian, konselor muslim bukanlah sesuatu prediket baru
melainkan suatu kepribadian yang inherent dalam diri konselor muslim. Karena islam adalah
rahmatan lilalamin maka kecemasan akan munculnya pengkotak-kotakan konselor islami dan
bukan islami oleh sebagian pihak adalah salah sasaran. Mungkin mereka tidak mengenal apa itu

rahmatan lil alamin


Sedangkan kriteria kriteria dari konselor islami ini diantaranya:
a.
Konselor islami hendaklah orang yang menguasai materi khususnya dalam masalah
keilmuan agama islam, sehingga pengetahuannya mencukupi dalam hal hal yang berkaitan
dengan ,asalah keagamaan.
b.
Konselor isalami hendaklah orang yang mengamalkan nilai nilai agama islam dengan
baik dan konsekuen, tercermin melalui keimanan, ketakwaan, dan pengamalan keagamaan dalam
kehidupan sehari harinya.
c.
Konselor islami sedapat mungkin mampu mentransfer kaidah kaidah agam islam secara
garis besar yang relevan dengan masala yang dihadapi klien.
d.
Konselor islami hendaklah menguasai metode dan strategi yang tepat.
e.
Konselor islami memiliki pribadi yang terpuji sebagai teladan dalam perilaku.
f.
Konselor islami hendaknya menguasai bidang psikologi secara integral.[3]

[1] Samsul munir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Kreasindo Media Cita, 2010), hal
259
[2] Samsul, Bimbingan...,hal 260-269
[3] Samsul, Bimbingan...,hal 269-271
fitria osnela di 4/16/2014
Berbagi
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Beranda
Lihat versi web
Admin
Foto Saya
fitria osnela
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться

  • Dokumen Bkips
    Dokumen Bkips
    Документ5 страниц
    Dokumen Bkips
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen 1
    Dokumen 1
    Документ3 страницы
    Dokumen 1
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen Bar
    Dokumen Bar
    Документ4 страницы
    Dokumen Bar
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen W
    Dokumen W
    Документ2 страницы
    Dokumen W
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ7 страниц
    Bab Iii
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ5 страниц
    Dokumen
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ6 страниц
    Bab I
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen Z
    Dokumen Z
    Документ10 страниц
    Dokumen Z
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Etika Dalam Konseling
    Etika Dalam Konseling
    Документ7 страниц
    Etika Dalam Konseling
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет