Вы находитесь на странице: 1из 5

MAKALAH PSIKOLOGI KONSELING ISLAM KEYAKINAN, NILAI DAN KODE ETIK

DALAM KONSELING ISLAM

Senin, 07 April 2014


JENDELA PSIKOLOGI
PSIKOLOGI KONSELING ISLAM
KEYAKINAN, NILAI DAN KODE ETIK DALAM KONSELING ISLAM
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui bahwa binmbingan konseling memiliki landasan religius, psikologi,
budaya, filosofis, pedagogis, historis dan landasan legalistik. Setiap landasan memiliki peran yang
sama pentingnya dalam proses bimbingan dan konseling. Sebagian besar masyarakat berpendapat
bahwa klien atau siswa melakukan tindakan kenakalan karena kurangnya keilmuan agama yang
mana didalamnya ada landasan moral, sehingga petugas bimbingan konseling haruslah mengerti
dan faham bagaimana penyampaian norma-norma agama kepada klien dan bagaimana
membimbing klien kepada penyelesaian berdasarkan agama atau landasan religius. Tidak hanya
itu dalam mencari problem klien hendaknya pembimbing atau konselor melihat dan menelaah
psikologis klien sebagaimana psikologis sebagai landasan bimbingan konseling.
b.
Rumusan Masalah
1.
apa yang dimaksud landasan religius/agama dan landasan psikologis?
2.
Apa peranan landasan religius dan landasan psikologis dalam pelaksanaan bimbingan
konseling?
3. Apa saja yang terdapat dalam nilai-nilai konselor dan klien dalam penerapannya?
4. Kode etik apa saja yang perlu diketahui dan diterapkan dalam proses konseling?
c.
Tujuan
1.
untuk mengetahui apa yang dimaksud landasan religius/agama dan landasan psikologis.
2.
Untuk mengetahui apa peranan landasan religius dan landasan psikologis dalam pelaksanaan
bimbingan konseling.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai konselor dan klien dalam penerapannya
4. untuk mengetahui kode etik dalam penerapan konseling

PEMBAHASAN
A. KEYAKINAN DALAM KONSELING
a. Peranan agama dalam proses bimbingan konseling
Menurut pendapat para ahli jiwa, yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah
kepribadian. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya

sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang
baik dan nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, semua pengalaman itu
akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian. Takdir firman berpendapat bahwa agama
terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya agama islam. Hal ini tidak
terlepas dari tugas para nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah yang baik dan
juga para nabi sebagai figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan
(problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia keluar dari tipudaya setan,
seperti tertuang dalam ayat 1-3 surat al-asr. demi masa. Seungguh, manusia dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasehati untuk
kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Dengan kata lain, manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai kemampuan dan
kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam
menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.
Dalam hal ini islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Allah menunjukan adanya
bimbingan nasehat atau petunjuk bagi orang yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji.
sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
Berikut landasan religius diperlukannya bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok,
yaitu:
1.
Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan
tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan
yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif.
2.
Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap
keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama
harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan
diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang
kehidupan dunia dan akhirat.
3.
Peranan Agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat
menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri
sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman
hidup ia memiliki fungsi :
a.
Memelihara fitrah
b.
Memelihara jiwa
c.
Memelihara akal
d.
Memelihara keturunan
b. Peranan psikologi dalam proses bimbingan konseling
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Landasan prikologis dalam BK
memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menajadi sasaran (klien).
B. NILAI-NILAI KONSELOR DAN KLIEN

a. PRINSIP PENERAPAN NILAI


Konselor tidak membiarkan klien membuat keputusan yang dianggap tidak tepat secara
moral.
Aspek nilai dalam konseling adalah hal yang sangat fundamental.
Konselor perlu memiliki kematangan dan kemantapan terhadap nilainya sendiri.
Nilai konselor dan nilai klien perlu selaras, konselor perlu berhati-hati dalam menjalankan
tugasnya, tidak memaksakan nilainya.
Tugas konselor adalah membantu klien memahami tingkatan nilai-nilai yang berkembang
di masyarakat (nilai yang sanga tpribadi dan kurang prinsip sampai nilai yang dianut masyaraka
tluas dan sangat prinsip).
bantu klien mengenal nilai yang dimilikinya
konfrontasikan dengan kenyataan hidup dimasyarakat.

b. PERILAKU, KOMPETENSI DAN ETIKA PROFESIONAL

Dalam berperilaku, konselor perlu memahami nilai yang dianut kliennya.


masalah sentuhan fisik, tempat konseling yang tertutup.
Dalam menjalankan tugas, konselor diatur secara profesional sesuai dengan etika profesi /
kode etik profesi.
Konselor memiliki batas-batas kewenangan dalam menjalankan tugas professional
diluar batas : MALAPRAKTEK.
a. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia
Merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi,
diamalkan dan diamankan oleh setiap profesional Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Landasan Kode Etik:
1.
Pancasila, mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan terhadap
sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
Harus menaikkan hakekat, martabat, moral manusia.
Hakekat manusia:
o Manusia itu makhluk Tuhan yang beriman dan bertaqwa
o Makhluk sempurna
o Makhluk paling tinggi
o Khalifah di muka bumi
o Penyandang HAM
o Seorang Konselor harus bertanggung jawab
o jujur, punya sikap menyenangkan orang lain.
o Keahlian (Azas keahlian)
o Kualifikasi Dan Kegiatan Profesional Konselor
2.
Memiliki nilai, sikap, ketrampilan, pengetahuan dan wawasan dalam bidang profesi
bimbingan dan konseling:
a. Konselor wajib terus-menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya

b. Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat
dipercaya, jujur, tertib dan hormat.
c. Konselor wajib memeiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun peringatan yang
diberikan kepadanya, khususnya dari rekan seprofesi yang berhubungan dgn pelaksanaan
ketentuan tingkah laku professional
d. Konselor wajib mengusahakan mutu kerja yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan
pribadi termasuk material, finansial dan popularitas
a.
Konselor wajib trampil dlm menggunakan tekhnik dan prosedur khusus dgn wawasan luas
dan kaidah-kaidah ilmiah
b.
Memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai konselor:
Pengakuan Keahlian - Kewenangan oleh organisasi profesi atas dasar wewenang yg diberikan
kepadanya.

C. Kode Etik Konselor Islam


Kode etik secara umum harus melakukan tindakan-tindakan terpuji untuk klienya dan
menghindari perbuatan tercela dan rambu-rambunya dalam Islam itu Al-Quran dan hadits.
a) Tidak memisahkan antara perbuatan dan ucapan.Dalil Al-Quran :(surah As-soff: 2-3)
b)
Tidak melakukan diskriminasi sosial - Seorang konselor tidak boleh memilih kasih terhadap
klien.DalilAl-Quran ;(Ab-Basa: 1-2)
c) Ikhlas Ikhlas yang utama bukan imbalan tetapi keredhoan Allah
d) Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui.
e) Pembimbing harus menghargai harkat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah
yang paling sempurna.
f) Pembimbing harus memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
g) Pembimbing harus senantiasa menjaga amanah dan rahasia individu yang dibimbing.
h) Pembimbing haru menjaga ukhuwwah islamiah.
i) Pembimbing harus memiliki sifat-sifat yng patut diteladani (uswatun hasanah).
j) Pelaksanaan bimbingan harus sesuai dengan syariat islam.
k) Pembimbing memberi kebebasan pada individu yang dibimbing untuk mengikuti atau tidak
mengikuti nasehat pembimbing.
l) Layanan bimbingan didasari dengan niat mencari ridla Allah.
m) Sebisa mungkin konseli laki-laki dibimbing oleh konselor laki-laki, dan konseli perempuan
dibimbing oleh konselor perempuan.
n) Penanganan kasus hendaknya didasarkan atas prinsip amar maruf nahi mungkar.
KESIMPULAN
Menurut pendapat para ahli jiwa, yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah

kepribadian. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya


sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang
baik dan nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, semua pengalaman itu
akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian. Landasan religius dalam layanan bimbingan
dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b)
sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai
dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah. Konselor juga perlu memiliki kematangan
dan kemantapan terhadap nilainya sendiri.Nilai konselor dan nilai klien perlu selaras, konselor
perlu berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, tidak memaksakan nilainya. Dan juga kode etik
secara umum harus melakukan tindakan-tindakan terpuji untuk klienya dan menghindari
perbuatan tercela dan rambu-rambunya dalam Islam yaitu Al-Quran dan hadits.

DAFTAR PUSTAKA
Amti, herman dan Prayitno. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2004
Salahudin, anas. Bimbingan dan konseling. Bandung: Pustaka Setia. 2010
Sarwono, sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. 2011

Вам также может понравиться

  • Etika Dalam Konseling
    Etika Dalam Konseling
    Документ7 страниц
    Etika Dalam Konseling
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen Bar
    Dokumen Bar
    Документ4 страницы
    Dokumen Bar
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen W
    Dokumen W
    Документ2 страницы
    Dokumen W
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ5 страниц
    Dokumen
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen 1
    Dokumen 1
    Документ3 страницы
    Dokumen 1
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ6 страниц
    Bab I
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen Z
    Dokumen Z
    Документ10 страниц
    Dokumen Z
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ7 страниц
    Bab Iii
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет
  • Dokumen Bki
    Dokumen Bki
    Документ5 страниц
    Dokumen Bki
    Heriansyah Ali
    Оценок пока нет