Вы находитесь на странице: 1из 10

ASKEP KOMPREHENSIF

IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELLITUS


(DIABETES GESTASIONAL)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komprehensif I

OLEH :
KELAS A.84
Putu Benny Nusantara

11130150

Irwandy

11130170

Fauzi

11130180

Harmili

11130172

Kurnia bend yunita P

11130185

Mohamad busairi

11130151

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014

Bab I

1.1 Latar Belakang


Definisi

diabetes

mellitus

gestational

(GDM)

menurut

World

Health

Organization(WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American Diabetes
Association (ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal
atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. Estimasi kasus
diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta
orang manakala projeksinya ke tahun 2025 akan menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira
300 juta. Kira-kira 135,000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kira-kira 35%. Bagi data statistik bagi kasus GDM di Indonesia , penulis tidak bisa mendapat
datanya karena tidak ada penelitian yang sahih telah dilakukan di negara Indonesia
mengenai GDM.
Faktor risiko dapat mempengaruhi insidensi GDM. Menurut data skrining dan
diagnosis GDM yang dikeluarkan oleh ADA,2008 Standard of Medical Care, pada wanita
ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur dan Asia Selatan mempunyai risiko mendapat
GDM berada di kategori sedang. Mereka perlu melakukan melakukan tes gula darah pada
kehamilan 24 - 28 minggu. Ditambah lagi, risiko mendapat GDM pada ibu hamil yang
umurnya kurang dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu
diantara 21 30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun
adalah 8 -14% mengikut statistik yang didapatkan dari buku Diabetology of Pregnancy,
oleh M.Porta, F.M. Matschinsky Vol 17 dengan tahun publikasi 2005. Dengan ini, kita bisa
merangkupkan wanita di Negara Asia atau di Negara Indonesia sendiri menpunyai risiko untuk
mendapat GDM dan pada lingkupan usia lebih dari 25 tahun mempunyai risiko tinggi
mendapat GDM.
Teknik skrining dianjurkan bagi semua wanita hamil menurut American Diabetes
Association (2005) dengan memberikan pasien dengan 50 g beban glukosa oral, dan kadar
gula darahnya diperiksa 1 jam kemudian. Bila kadar glukosa plasma lebih dari 140 mg/dl
maka perlu dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa 3 jam.Tes ini cukup efektif untuk
mengidentifikasikan wanita dengan diabetes gestational. Tes toleransi glukosa oral adalah tes
dimana pasien diberikan 100 g beban glukosa oral, kemudian diperiksa kadar gula darahnya
dengan hasil pada pasien normal. Standar-standar pengukuran kadar gula darah yang telah
ditentukan oleh American Diabetes Association adalah pada keadaan puasa ialah < 95 mg/dl,
pada jam 1 ialah <180mg/dl, pada jam 2 <155mg/dl dan akhirnya pada jam 3 <140mg/dl.
Bila ditemukan 2 nilai abnormal maka ibu tersebut menderita diabetes mellitus. Tes
tesebut dilakukan pada awal kehamilan kemudian diulangi pada usia kehamilan 34 minggu.

Dengan ini, komplikasi yang bakal yang dihadapi oleh ibu GDM berdasarkan
statistik yang dipublikasi di buku A Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R.
McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010 menyatakan
bahwa ibu-ibu GDM, kira-kira 1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3%
melahirkan anak secara cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih
dari 4,5kg dan 23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat dilahirkan bayi.
Tambahan

lagi, komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi kepada neonates yang ibunya

mengalami GDM adalah gangguan pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit jantung
congenital (21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia intestitum (2,6%), defek pada
kandung kemih dan ginjal (11,8%), atresia anal (2,6%), defisiensi anggota gerak atas
(3,9%), defisiensi anggota gerak bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan bawah
(6,6%) dan disgenesis kaudal (5,3%). Penelitian ini telah dibahaskan oleh Dr. Nam-Han Cho,
Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology
dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengetahuan para
mahasiswa fakultas ilmu kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan tentang diabetes
mellitus gestasional.
1.2.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus makalah ini adalah :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang faktor risiko
seseorang ibu hamil untuk mendapat GDM.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang diagnosa dan
pemeriksaan yang harus ditegakan bagi kasus ibu hamil yang mendapat GDM.
3. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai komplikasi
yang bakal dihadapi oleh ibu hamil dan pada janin kalau GDM tidak ditangani pada
tahap awal lagi.
4. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai antenatal care yang perlu
diberikan pada ibu GDM.

BAB II

ASKEP KOMPREHENSIF IBU HAMIL


DENGAN DIABETES MELLITUS (DIABETES GESTASIONAL)
Kasus :
Ny. H 35 tahun, G4 P3A0, usia kehamilan 30 minggu, di rawat di RS dengan keluhan
sejak 3 hari yang lalu menyatakan mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali, lemes,
merasa haus, banyak kencing. Dari hasil pemeriksaan BB 85kg, TB 160 cm, TBJ : 2200 gram,
hasil laboratorium GDS : 250 mg/dl, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan anak
ketiga dengan BBL 4200 gr. Oleh dokter Ny. H dinyatakan mengidap Diabetes Gestasional
kemudian diberikan humulin 30/70 5 IU 30 mnt a.c., Ny. H cemas pemberian insulin akan
menyebabkan ketergantungan dan menyebabkan gangguan perkembangan janinnya. Selama di
RS, Ny. H jarang ditunggu keluarganya karena suami Ny. H harus bekerja, dan orang tua Ny. H
juga merawat anak Ny. H.
Diskusikan :
1. Buatlah concept map pada kasus diatas.
2. Diagnosa keperawatan apa saja yang bisa di tegakkan pada Ny. H (buatlah berdasarkan
3.
4.
5.
6.
7.

prioritas)
Tentukan NOC sesuai prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
Tentukan NIC sesuai dengan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
Bagaimana menjelaskan ke Ny. H terkait keluhan mudah lelah, lemes dan banyak kencing.
Bagaimana menjelaskan ke Ny. H terkait tentang manfaat pemberian humulin 30/70
Bagaimana perawatan berkelanjutan selama di rumah, jika Ny. H sudah diperbolehkan
pulang.

Jawaban :
1. Concept Map dari kasus di atas adalah :
Kehamilan

Perubahan
hormonal &
metabolisme

Faktor Genetik DM
Kerusakan
sel beta

Risk.
Ketidakstabilan
Kadar Glukosa
Darah
(NANDA hal.257)

H.hCg

Mual,
muntah, tidak
nafsu makan

Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dr
keb.tubuh

Kekurangan
vol. cairan
(NANDA hal.264)

(NANDA hal.251)

Perub.fisiologis :
Pembesaran uterus

H.Kortisol,
Estrogen & HPL

Menekan
vesika urinaria

Resistensi insulin

Sel-sel kelaparan

Darah menjadi
kental

Kadar gula darah

Produksi energi di
sel-sel otot
berkurang

Ginjal merespon
utk sekresi

Poliuri

Pasokan Gula
darah ke janin

DMG
Pemberian
Insulin

Hiperinsulinemia

Lemas,
mudah lelah
Keletihan
(NANDA hal.312)

Risk. Infeksi

Ansietas

Risk.Trauma

(NANDA hal.445)

(NANDA hal.562)

(NANDA hal.531)

Risk.Cedera(Janin)
(Buku Saku Diagnosis
Kep. Hal 428, 975)

2. Diagnosa yang dapat ditegakkan dari kasus di atas antara lain :


1) Kekurangan vol. cairan b.d. kehilangan cairan aktif (NANDA hal. 264).
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan untuk
mencerna makanan (NANDA hal. 251).
3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan (NANDA hal. 312).
4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan (NANDA
hal. 445).
5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (NANDA hal. 257).
6) Risiko Trauma (NANDA hal.562).
7) Risiko Infeksi (NANDA hal.531).
8) Risk.Cedera(Janin) (Buku Saku Diagnosis Kep. Hal 428, 975).

3. NOC dari diagnosa keperawatan di atas adalah :


1) Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
NOC : Fluide balance, Hydration.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
NOC : Nutritional Status : Food and fluid intake dan Nutritional status : Nutrien
Intake.

3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan


NOC : Energy conservation dan Nutritional status : Energy.
4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan
NOC : Anxiety self-control, Anxiety level dan Coping.
5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
NOC : Blood glucose, Risk for unstable dan Diabetes self management.
6) Risiko Trauma
NOC : Personal Safety dan Fall prevention.
7) Risiko Infeksi
NOC : Immune Status dan Knowledge : Infection Control.
8) Risiko Cedera (Janin)
NOC : Status Janin Inpartum : Derajat tanda janin dalam rentang normal sejak
awitan persalinan.

4. NIC dari diagnosa keperawatan di atas :


1) Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
NIC : Fluid management

Pertahankan intake dan output yang adekuat.

Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat).

Monitor vital sign.

Kolaborasikan pemberian cairan IV.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan


untuk mencerna makanan
NIC : Nutrition Management

Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin C.

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian.

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.

Nutrition Monitoring

Monitor lingkungan selama makan.

Monitor mual dan muntah.

Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht.

3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan


NIC : Energy Management

Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.

Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan pasien.

Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas (tingkatkan oeriode


istirahat)

Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang


berenergi tinggi (selain karbohidrat) sesuai dengan kebutuhan pasien.

4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan


NIC : Anxiety Reduction

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.

Identifikasi tingkat kecemasan.

Dorong pasien mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.

Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.

5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


NIC : Hyperglikemia Management

Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemia : poliuria, polidipsia,


polifagia, lemah, lesu, malaise atau sakit kepala.

Mengelola insulin seperti yang ditentukan.

Mendorong asupan cairan oral.

Mengantisipasi situasi dimana kebutuhan insulin akan meningkat

Mendorong pemantauan diri, pengukuran kadar glukosa darah

Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala hiperglikemi


menetap/memburuk.

6) Risiko Trauma
NIC : Environmental Management Safety

Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien.

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik,


fungsi kognitif dan riwayat penyakit terdahulu pasien.

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih.

Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung tentang


adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.

7) Risiko Infeksi
NIC : Infection Control

Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh dan penampilan urine).

Instruksikan untuk menjaga personal hygiene.

Manajemen nutrisi.

8) Risiko Cedera (Janin)


NIC : Pemantauan Janin Elektronik : Intraparteum

Pasang transeduser USG ke area uterus tempat denyut jantung janin dapat
dilacak dan di dengar dengan jelas.

Interpretasikan hasil perekaman DJJ.

Informasikan kepada dokter tentang perubahan yang terjadi pada irama


DJJ, intervensi pola yang mengkhawatirkan respon janin selanjutnya.

5. Penjelasan kepada pasien terkait dengan kondisinya yang mudah lelah, lemas dan sering
berkemih antara lain :
Alasan mengapa ibu sering berkemih yang pertama karena ibu dalam kondisi hamil
dimana terjadi perubahan fisik, salah satunya pembesaran uterus (rahim) tempat
tumbuhnya janin, pembesaran inilah yang menekan kandung kemih ibu sehingga sering
berkemih. Alasan yang kedua dikarenakan kadar gula darah ibu mengalami peningkatan.
Hal ini membuat darah menjadi kental dan ginjal bekerja berat untuk menyaring darah,
menyerap kadar gula dan mengeluarkan zat sisa (urine) lebih sering. Selain itu,
perubahan hormon saat hamil menyebabkan merasa mudah lelah dan lemas, karena
kurangnya cairan yang masuk kedalam tubuh. Selain itu, cadangan energy karbohidrat
yang tersimpan di dalam tubuh ibu tidak dapat diproses dan diserap dengan baik akibat
bari DM yang ibu alami, sehingga menyebabkan badan lelah dan lemas.

6. Penjelasan yang dapat disampaikan kepada pasien terkait dengan terapi yang diberikan
adalah penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari terapi insulin itu sendiri, yaitu
mencegah meningkatnya kadar gula dalam darah ibu, dan menjaganya agar tetap stabil.
Selain itu dalam kondisi hamil ibu tidak diperkenankan mengkonsumsi obat-obatan lain
karena dapat berefek kepada janin. Untuk pemberian insulin jenis humulin (human
insulin) ini aman bagi ibu hamil karena fungsinya mencegah timbulnya antibody atau
penolakan janin terhadap insulin yang dapat disalurkan lewat plasenta.

7. Perawatan berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh pasien antara lain :


a. Diet, dengan cara mengatur pola makan dan mengurangi konsumsi makanan yang
manis-manis dan berkarbohidrat tinggi seperti cokelat, nasi dalam jumlah yang
banyak, gula dan kue. Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi sayur dan
buah-buahan seperti apel, nangka atau ceri, karena kadar glukosanya lebih cepat
dan mudah diproses oleh tubuh.
b. Olahraga dan pertahankan BB ideal, misalnya dengan senam hamil, yoga atau
berjalan kaki. Hal ini dilakukan agar peredaran darah lancar, tidak terjadi
penumpukan glukosa dalam darah dan karbohidrat dalam tubuh lebih cepat
diubah menjadi energi.
c. Mengontrol gula darah secara teratur. Pasien dianjurkan untuk memiliki alat
pendeteksi gula darah, hal bertujuan agar pasien mandiri dan memudahkan dalam
memantau kadar gula darahnya.
d. Menjelaskan tentang pengobatan lanjut, baik dari dosis, waktu dan cara
pemberian obat serta efek yang muncul jika tidak menjalankan terapi. Terapi
insulin

diperlukan

karena

selama

hamil

pasien

tidak

diperkenankan

mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat membahayakan janin. Dalam hal ini
pasien dapat meminta bantuan tenaga medis atau melakukan injeksi secara
mandiri.
e. Pasien dianjurkan untuk latihan relaksasi seperti memejamkan mata, menarik
nafas panjang dan membayangkan suasana yang tenang serta berhati-hati ketika
mengubah gerakan dari satu gerakan ke gerakan lain, hal ini mencegah agar ibu
dan janin tidak mengalami stress.
f. Memberikan dukungan mental agar pasien dapat menerima keadaan dirinya
secara nyata dan realitas akan dirinya baik serta menganjurkan untuk kontrol
secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2012-2014, Editor;
Barrarah Barid, dkk. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1 & 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
Smeltzer, S. dan Bare, B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8; Volume 1. Jakarta: EGC.
Udjianti, Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi
NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC.

Вам также может понравиться