Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
= V1 V2 V3
= 18.760 14.976 2720
= 1.064 mm.
= 1,064 dm.
Vr =
(A+
= 10/3.(300 +
= 10/3. (512,485)
= 1.708, 28 mm
= 1,708 dm
Keterangan :
h = tebal / tinggi
A = luas penampang atas (mm)
B = luas penampang bawah (mm)
2.5 Volume Gate
Gate yang digunakan adalah tipe side gate dengan penampang
berbentuk segi empat. Volume gate merupakan volume balok.
= 3 mm
Lebar
= 5 mm
Tinggi
= 1,5 mm
Jumlah
= 2 buah
Vg
= (3 x 5 x 1,5) x 2
= 45 mm3
besar dari gaya injeksi yang ditimbulkan. Tekanan injeksi (Pinj) pada permukaan
cavity menghasilkan gaya injeksi yang besarnya adalah luas permukaan proyeksi
dikalikan dengan tekanan injeksi.
Dalam perancangan ini produk yang akan dibuat bentuknya rumit dan
banyak permukaan yang tipis sehingga untuk memenuhi rongga cetakan
dibutuhkan tekanan yang besar sehingga Pinj yang dipakai adalah tekanan
injeksi maksimal yaitu 120 N/mm2. Tapi yang digunakan dalam perancangan
pembuatan cetakan ini tekanan injeksi antara 70 120 N/mm2
Gaya yang dihasilkan pada saat injeksi tergantung dari tekanan injeksi
plastik yang dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan.
Tekanan injeksi pada permukaan cavity menghasilkan gaya injeksi yang
besarnya adalah :
Fk = Atot x Pinj
(Dym,1979 : 44)
Keterangan :
Fk
Atot
Pinj
b1
d1
Ag
: jumlah gate
p2
l3
p3
l4
D3
:
: Luas proyeksi produk (mm)
Fk
Ar
Ag
= Atot . Pinj
= 3.014, 34. 90
= 271.290, 6 N.
Fk
t
: jumlah cavity
v1
: angka keamanan 8
= D4 d4 / 2
= 46 6 / 2
= 20 mm.
Keterangan
D4
d4
2.9 Jarak dinding cavity insert hingga sisi luar samping cavity plate (T2)
Rumus yang digunakan adalah :
max
Keterangan
WL3
192.EI
:
Dimana,
bh3
12 disini b adalah kedalaman blok cavity
L2
: Lebar (mm)
WL3
192.E. max
123.840.453
192.(2,1.105 ).0,00254
= 110.190,52
I
bh3
=
12
h = T2 =
12.I
b
12.110.190,52
90
= 24,5 mm
Jadi jarak dinding cavity insert hingga sisi luar samping cavity plate
(T2) adalah 24,5 (mm).
2.10 Jarak dinding cavity insert hingga sisi luar bagian bawah cavity plate
(T3)
max
0,0284xW
1,056xI 2
3 L
ET 3
L4
I
Dimana
= Beban (N)
Jarak T3 adalah
W
= Ap x Pinj
= 2 (1.376) x 90
= 247.680 (N)
max
0,0284 x W
1,056 x I 2
3 L
ET 3
L4
0,00254
0,0284 x 247.680
1,056 x 32 2
5
3 20
2,1.10 .T 3
20 4
32
T3 =
7.034,11
0,00254 x 1.547,43
T3 =
1.789,625
= 12,1 mm
10
t =
620
[N/mm 2 ]
t . yangterjadi
W .L
n.8.Z
Keterangan :
(N)
= Modulus tahanan
(mm 3 )
(mm)
(mm)
yangterjadi =
Karena
W .L
247.680 100
=
= 35,376 (N/mm 2 )
2 8 43.758,225
n.8.Z
yangterjadi < t
11
= 85 mm
x 852.
4
= 5671,625 mm3
q
= v x Ascrew , sehingga
= q / Ascrew
105720,64
= 18,64 mm/detik
5671,625
Ejection stroke
v
12
220
18 ,64
2.14
3600
= 97,297 = 97 siklus / jam.
37
Untuk menentukan besarnya entalphy dapat dicari pada grafik Gambar 2.9.
(Gastrow, 1983 : 7 )
Gambar 2.9. Grafik temperatur entalphy
13
C = 75 KJ/Kg.
4/3
] ( t2m t0 ) .
(Gastrow, 1983 : 8 )
Dimana :
Q1
Kj
= Koefisien perpindahan kalor
jam . 0 C .m 2
t2m
0 70
= 35oC
2
( Johannber ,1983:236 )
t0
360
] ( 35 27 )4/3.
35 300
14
2.16
Panas Rata-Rata
Panas rata-rata dapat dicari dengan rumus :
Q2
= Q - Q1
Dimana :
Q
Q1
= 4367,522 219,049
= 4148,473 ( KJ/jam )
Re.v
( m/s )
d
Dimana :
Re
w=
4000 x1.10 6
0.010
= 0,4 ( m/s )
2.18 Perhitungan Beda Suhu Keluar Masuk Pendingin
Besarnya beda suhu air masuk dan keluar pendingin dapat dicari dengan
rumus :
Q2 = x [( d2 x )/4] x 3600 x w x t x C
( Gastrow, 1983 : 10 )
Dimana :
Q2
= 4148,473 ( KJ/jam )
= 1000 kg/m3
15
= 4,19 KJ/Kg oC
= Specifik Heat
(Gastrow, 1983 : 10 )
Gambar 2.10. Viskositas kinematis air
t =
4148,473 4
1000 0.010 3,14 3600 0.4 4,19
2
= 8,77
Jadi, suhu keluar cetakan adalah
tout = tin + t
= 27 + 8,77
= 35,77 oC
2.19 Perhitungan Panjang Saluran Pendingin
Panjang aliran pendingin dalam suatu cetakan sangat penting agar
diperoleh proses pendinginan yang stabil dan sesuai dengan suhu kerja cetakan
dalam proses injeksi.
16
Q2 x d
14,78 x S x 1 0,015 x t5m x t 4m t 5m
t5m =
27 35,77
= 31,385
2
dimana :
L
Q2
t5m
t4m
L=
=
= 4148,473 ( KJ/jam )
=0.010 m
4148,473 x 0.010
14,78 x 14.4 x 1 0,015 x 31,385 x 35 31,385
118,667
514,1
= 4,2 m
2.11) adalah :
l=2xd
17
l = 2 x 10
= 20 mm
Jarak antar lubang ( b ): max. 3 x d
Ditentukan jarak (b): 2 x d
b = 2 x 10
= 20 mm
2.21 Ejector Pin
Fungsi ejector adalah untuk membantu mengeluarkan produk dari
cetakan. Dalam perancangan ini menggunakan ejectors pin straight type. Ejector
pin digunakan untuk mendorong mendorong produk. Ejector diikat pada satu plat
sehingga pergerakannya sama yaitu mendorong produk dari cetakan.
Ejector pin yang digunakan adalah tipe EPC 8-250. Kembalinya ejector
karena adanya daya dorong dari pegas. Pegas yang digunakan harus mampu
mengembalikan ejector back plate dan ejector holder plate. Pegas yang
digunakan adalah standar ACME tipe CWU-26-55.
Fb = 50 x 0,785.d 2
Fb =
2 EI
S2
S = 2.L
Keterangan :
Fb = Gaya buckling (N)
E = Modulus elastisitas bahan = 2,1 x 105 ( N/mm2 )
d4
I = Momen inersia =
(mm4)
64
L = Panjang pin (mm)
18
Sehingga :
(3.14 2 ) 2,1 10 5
39,25d 2 =
d4
64
280 2
= 4.12 mm
4 mm
Terdapat 2 ejector pin pada tiap cavity, karena jumlah cavity ada 2 maka
dalam perancangan cetakan kali ini dibutuhkan 4 buah ejector pin. Dari tabel
standar ACME digunakan ejector pin standar tipe EPC 4 140.
2.22 Perhitungan Guide Pin
Pemilihan dimensi guide pin berdasarkan ukuran cetakan dapat
dilakukan dengan melihat tabel berikut :
10
14
18
22
30
38
594 x 594
Ukuran cetakan adalah 350 x 300 (mm) sehingga diameter guide pin
minimal yang digunakan adalah 25 (mm). Guide pin yang digunakan sesuai
standar ACME tipe SPWS 25 95
2.23 Perhitungan Guide Bushing
Dimensi guide bushing tergantung dari dimensi guide pin. Standar guide
bushing untuk guide pin dengan diameter 25 (mm) dan tebal cavity plate 44,1
(mm) adalah GBWS 25 50. Bahan yang digunakan adalah SUJ 2 ( tegangan
tarik t = 660 (N/mm2) ) sesuai dengan standar ACME .
19
fg
Fb
= .N
Berdasarkan data dari tabel untuk jenis cavity plate, support plate,
clamping plate lower dan spacer block ACME jenis MDC tipe SA 3035 dengan
data-data sebagai berikut :
L
= 350
W = 350
= 25
U = 45
= 90
A = 51
= 50
Volume clamping plate lower, spacer block, support plate dan cavity plate:
V = (L x Wx T) + 2(L x C x B) + (L x W x U) + (L x W x A)
= (350 x 350 x 25) + 2(350 x 90 x 50) + (350 x 300 x 45) + (350 x
300 x 51)
= 3062500 + 3150000 + 4725000 + 5250000
= 16187500 [mm 3 ]
20
ijin
1177,2
=
= 147,15 [N/mm 2 ]
v
8
terjadi ijin
Ukuran Baut
1 13
M4 M5
13 - 19
M5 M6
19 25
M6 M8
25 32
M8 M10
> 32
M10 M12
(Nagoya ITC, 1985 : 58)
Karena tebal plate cetakan adalah 44,1 mm (>32), maka dipilih baut M12.
Tinjauan tegangan tarik yang terjadi pada baut pengikat adalah sebagai berikut :
Dimana :
d
ijin
Sf
1177,2
4
= 294,7 [N/mm2]
Maka :
terjadi =
1246,575
= 3.5 ijin
2
4 [ 10,647 ]
4
dipilih sudah mampu menahan gaya yang terjadi. Sesuai dengan standar ACME
dipilih baut pengikat tipe CBB 12 190.
21
minimal yang dibutuhkan pegas sama dengan gaya yang diakibatkan adanya
gaya tekan akibat berat retainer plate dan ejector plate ( ejector diabaikan ) .
Ve
Ve
= Ve . g .
[N]
= 1177,2 [N/mm 2 ]
W = .V . g = 283 [N]
W=
ijin . n.A
n=2
283
= 0,961
2.147,15
d min
A = 0,961 . d 2
= 15,38 mm
Untuk cetakan tipe MDC SA 3035 60, digunakan lifting eye bolt tipe
BLE 16.
22
23