Вы находитесь на странице: 1из 11

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok

Konstruksi Teori Akuntansi


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi
sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa
dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling
berkaitan

secara

memprediksi

sistematis

fenomena

atau

yang
fakta.

diajukan

untuk

Seperangkat

menjelaskan
hipotesis

dan

tersebut

merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu.


Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan
pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya
dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan
sebagai dasar dalm pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan
dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan
pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik
akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti
faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik
akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan
praktik akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktek yang
baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik
praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep,
penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan
mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian
perbedaan praktek akuntansi antar Negara (keanekaragaman akuntansi).
Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada
teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi
formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan
yang berlaku dalam praktiknya, semua diizinkan sehingga menimbulkan
kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang
digambarkan dalam bentuk dalil dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat
1

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat
apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa
yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat
memberikan

penjelasan

mengenai

praktik akuntansi, menjawab

dan

menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu


metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas
metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi
asumsi klasik termasuk definisi variabel variabelnya dan logika yang
menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis
hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal dari
fenomena atau masalah yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi
adalah menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi.
1.2 Rumusan Materi Pembelajaraan
Teori-teori yang berkembang dalam Akuntansi:
Teori Pragmatisma
Teori Semantik
Teori Sintetik
Teori Positif
Teori Normatif

1.3 Tujuan Materi Pembelajaran


Dapat menjelaskan teori-teori yang berkembang dalam Akuntansi
seperti teori Pragmatisma, Sintetik dan Semantik.
Dapat menjelaskan teori-teori yang berkembang dalam Akuntansi
seperti teori Normatif dan Positif
Dapat menjelaskan pandangan perspektif terhadap teori-teori tersebut

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

2. PEMBAHASAN
2.1 KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan
antarvariabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan
maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang akan muncul.
Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum yang
memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai.
Teori

akuntansi

yang

dirumuskan

tidak

akan

mampu

mengikuti

perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan yang


demikian cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa
akuntansi dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan secara
sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi
dikembangkan untuk memecahkan masalah masalah khusus. Secara
umum, fungsi utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun
waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur
akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.
Teori akuntansi merupakan instrument yang sangat penting dalam menyusun
dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun
laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.
Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut :

Pre-teory (1942-1800)

General scientific period (1800-1955)

Normatife period (1956-1970)

Specific scientific period ( 1970- sekarang)

Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori


akuntansi, pendekatan dalam peranan teori akuntansi menurut belkoui
sebagai berikut :

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

Pendekatan informal
Pendekatan informal di bagi dalam pendekatan non teoritis.
Pendekatan non teoritis berupa pendekatan pragmatis dan
pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan
teori

yang

ditandai

dengan

penyesuaian

terhadap

praktik

sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi


praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam penyusunan teori
akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri
dari penyajian sejumlah praktik-praktik akuntansi
Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori
akuntansi

adalah

organisasi

profesi

yang

mengeluarkan

pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.


Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif,
etis, sosiologis, ekonomis dan elektik.
2.2 TEORI PRAGMATIK
Pendekatan pragmatik didasarkan pada pengamatan atas perilaku akuntan
atau pihak-pihak yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan.
Teori pragmatik membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pengujian
kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal
maupun manajerial.
Pendekatan pragmatik deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif merupakan suatu pendekatan induktif.
Perilaku akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru
prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Teori ini dapat dikembangkan dari
pengamatan bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu serta diuji
dengan mengamati apakah pada kenyataannya akuntan melakukan apa
yang dianjurkan oleh teori tersebut.
Beberapa kritik terhadap pendekatan pragmatik deskriptif:
1. Tidak

ada

penilaian logis terhadap

tindakan-tindakan

yang

dilakukan akuntan.
2. Metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan,

karena pendekatannya tidak berujung pangkal.


4

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

3. Dengan

memusatkan

dipusatkan

pada

pada

pragmatik,

perilaku-perilaku

perhatian

akuntan,

cenderung

bukan

pada

pengukuran atribut-atribut perusahaan seperti aktiva, hutang,


pendapatan dll.
Pendekatan pragmatik psikologis
Pendekatan pragmatik psikologis merupakan pendekatan dalam membentuk
suatu teori akuntansi yang didasarkan pada pengamatan atas reaksi para
pengguna output yang dihasilkan oleh akuntan. Kelemahan pendekatan ini
yaitu beberapa pengguna output akuntan mungkin bereaksi secara tidak
logis, sedang yang lain mungkin memilik respon khusus yang sudah mereka
lakukan sebelum laporan tersebut diterbitkan. Yang lainnya lagi mungkin
tidak bereaksi walau mereka seharusnya bereaksi.
2.3 TEORI SINTETIK/ SINTAKTIS
Teori sintaktik berusaha menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi
bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana
mereka melaporkan peristiwa tertentu. Teori akuntansi sintaktik adalah teori
yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana
kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah dirumuskan secara semantik
dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk laporan
keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang
memebentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam
suatu negara yaitu manajemen, entitas pelapor, pemakai informasi, sistem
akuntansi,dan pedoman penyusunan laporan.
2.4 TEORI SEMANTIK
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek
atau peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Teori akuntansi
semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata
atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi
(elemen statement akuntansi) sehingga orang dapat membayangkan
kegiatan fisik perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan
kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan
makna-makna penting pelaporan keuangan sehingga teori ini banyak
membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut,
5

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai sebuah atribut.


Dari aspek bahasa, kerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya
memiliki 3 komponen di atas, pragmatik, sintatik, dan semantik (Hendriksen,
1989). Kerangka teoris yang diperlukan untuk mengembangkan praktik
akuntansi yang sehat harus mempertimbangkan faktor berikut ini:
pernyataan tentang sifat entitas akuntansi dan lingkungannya.
pernyataan tentang tujuan dasar akuntansi keuangan.
evaluasi terhadap kebutuhan pemakai dan batasan kemampuan
pemakai

dalam memahami, menginterpretasikan, dan

menganalisis informasi yang disajikan.


pemilihan tentang apa yang seharusnya disajikan.
evaluasi terhadap proses pengukuran untuk mengkomunikasikan

informasi.
evaluasi terhadap batasan yang berkaitan dengan pengukuran dan

gambaran perusahaan.
pengembangan prinsip atau proposisi umum yang dapat digunakan

sebagai pedoman dalam merumuskan prosedur dan aturan.


perumusan struktur dan format pencarian dan pemrosesan data,
peringkasan dan pelaporan informasi yang relevan.

2.5 TEORI NORMATIF


Teori normatif yaitu teori akuntansi yang mengharuskan dan menggunakan
kebijakan nilai yang mengandung minimum sebuah premis. Teori ini
berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan
kepada para pemakai informasi dan bagaimana akuntansi tersebut akan
disajikan. Teori normatif sering disebut sebagai teori a priori (dari sebab ke
akibat) yang menggunakan penalaran deduktif dan dihasilkan bukan dari
penelitian empiris tetapi hanya sebatas semi research. Teori ini hanya
menyebutkan

hipotesis

tentang

bagaimana

seharusnya

akuntansi

dipraktekkan tanpa menguji hipotesis itu.


Teori akuntansi normatif mendasarkan konsep ekonomi klasik tentang laba
dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan
rasional. Teori ini disebut juga teori pengukuran akuntansi. Teori normatif
didasarkan pada anggapan berikut:
1. akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran
6

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

2. laba dan nilai dapat diukur secara tetap


3. akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
4. pasar tidak efisien dalam pengertian ekonomi)
5. akuntansi konvensional tidak efisien
6. ada beberapa pengukur laba yang unik.

Meskipun demikian, anggapan tersebut jarang diuji melalui penelitian


empiris. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan sistem akuntansi
yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal dan merekomendasikan
penggantian sistem akuntansi kos historis.
2.6 TEORI POSITIF
Teori normatif yaitu teori akuntansi yang mengharuskan dan menggunakan
kebijakan nilai yang mengandung minimum sebuah premis. Teori ini
berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan
kepada para pemakai informasi dan bagaimana akuntansi tersebut akan
disajikan. Teori normatif sering disebut sebagai teori a priori (dari sebab ke
akibat) yang menggunakan penalaran deduktif dan dihasilkan bukan dari
penelitian empiris tetapi hanya sebatas semi research. Teori ini hanya
menyebutkan

hipotesis

tentang

bagaimana

seharusnya

akuntansi

dipraktekkan tanpa menguji hipotesis itu.


Teori akuntansi normatif mendasarkan konsep ekonomi klasik tentang laba
dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan
rasional. Teori ini disebut juga teori pengukuran akuntansi. Teori normatif
didasarkan pada anggapan berikut:
1. akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran
2. laba dan nilai dapat diukur secara tetap
3. akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
4. pasar tidak efisien dalam pengertian ekonomi)
5. akuntansi konvensional tidak efisien
6. ada beberapa pengukur laba yang unik.
7

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

Meskipun demikian, anggapan tersebut jarang diuji melalui penelitian


empiris. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan sistem akuntansi
yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal dan merekomendasikan
penggantian sistem akuntansi kos historis.
2.7 PERSPEKTIF LAIN
Pendekatan Naturalistik
Perlu bagi peneliti akuntansi untuk menentukan asumsi apa yang digunakan
dalam penelitian serta alternatif pendekatan apa yang lebih sesuai,
pendekatan ilmiah atau pendekatan naturalistik.
Pendekatan naturalistik mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Peneliti tidak mempunyai asumsi atau teori awal
2. Peneliti memfokuskan penelitian pada masalah spesifik perusahaan.
Pendekatan naturalistik dilakukan secara fleksibel, melalui pengamatan
langsung studi kasus secara mendetil, tanpa menitikberatkan pada analisis
matematis,

tes

statistik,

survey,

ataupun

tes

laboratorium.

Karena

pendekatan dilakukan melalui studi kasus (spesifik), hasil penelitian akan


sulit untuk digeneralisasi. Tomkins and Groves berpendapat bahwa
pendekatan naturalistik adalah

cara

yang

tepat untuk menghadapi

perbedaan asumsi ontologi.


Pendekatan ilmiah
Orang akan lebih percaya pada suatu pernyataan apabila didukung oleh
bukti empiris yang objektif daripada pernyataan yang hanya berasal dari
rasionalisasi. Akuntan yang mendukung pendekatan ilmiah ingin adanya
bukti empiris dan penjelasan yang logis untuk mendukung praktik akuntansi,
sehingga para praktisi dapat memberi rekomendasi kebijakan yang tepat
dalam kondisi tertentu.
Kesalahpahaman aplikasi pendekatan ilmiah pada akuntansi :
1. Aplikasi

pendekatan

ilmiah

berusaha

untuk

menciptakan

ilmuwan(scientist) dari praktisi akuntansi


2. Pendekatan ilmiah dalam akuntansi dianggap sebagai sebuah
pencarian kebenaran mutlak (absolute truth)
8

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

Perbandingan penelitian ilmiah dan naturalistik


Penelitian ilmiah

Penelitian naturalistik
Melihat realita sebagai

Melihat realita secara objektif dan


Asumsi
Ontologi

konkret (berwujud)

hasil

konstruksi sosial dan imajinasi


manusia

Melihat akuntansi sebagai objek. Melihat

akuntansi

sebagai

konstruksi.
Pengembangan

pengetahuan Holistik (realita sebagai sesuatu

secara sedikit demi sedikit

yang utuh, bukan merupakan

Reduksionisme (realita terdiri dari


Pendekatan

jumlah minimum dari beberapa

Epistemologi

jenis entitas atau substansi)

yang

bagian-bagian

yang terpisah

dipecahkan
dapat

melalui

reduksionisme
Hukum tidak dapat direduksi

tergeneralisasi
Terstruktur
Metodologi

dari

Kompleksitas dunia tidak bisa

Pengujian hipotesis individu


Hukum

kesatuan

Menggunakan

dasar

teoritis

sebelumnya
Validasi empiris atau ekstensi

Tidak terstruktur
Tidak

ada

dasar

teoritis

sebelumnya

Model formulasi sintaksis (prinsip


pembuatan kalimat)
Metode

Hipotesis

dibuat

Studi kasus
berdasarkan

induksi empiris
Penggunaan

metode

statistik

Eksplorasi yang fleksibel


Mengalami peristiwa

yang sesuai

3. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

10

Konstruksi Teori Akuntansi Kelompok


6

DAFTAR PUSTAKA

11

Вам также может понравиться