Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Untuk mengetahui besarnya kontribusi secara keseluruhan dan kontribusi dari
setiap jenis retribusi dan pajak daerah serta efektivitas dari retribusi daerah dan pajak
daerah terhadap pendapatan asli daerah penulis menggunakan model analisis
kontibusi, analisis growth and share dan analisis efektivitas, hasil perhitungan dapat
dilihat dibawah ini:
4.1.1. Hasil Kontribusi
4.1.1.1. Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Besar kontribusi yang disumbangkan dari pajak daerah terhadap pendapatan
asli daerah Kota Tasikmalaya dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Pn =

QXn
100
QYn

Dimana:
Pn = kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah
(Persen)
QY = Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Rupiah)
QX = Jumlah penerimaan pajak daerah (Rupiah)
n

= Tahun atau periode tertentu

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, kontribusi pajak


daerah dalam kurun waktu tujuh tahun (2003-2009), diperoleh hasil sebagai berikut:

48

Tabel 4.1. Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun

2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata

Realisasi Pajak
Daerah

Realisasi
Pendapatan Asli
Daerah

3.518.429.648,0
0
4.140.303.846,0
0
4.653.748.175,0
0
5.173.010.214,0
0
6.135.283.205,0
0
8.572.895.585,0
0
9.583.828.000,0
0
5.968.214.096

26.720.793.132,75

Kontribusi
Pajak Daerah
Terhadap
Pendapatan Asli
Daerah
13,17%

31.519.058.438,32

13,14%

Kurang

39.688.418.579,25

11,73%

Kurang

52.424.364.986,09

9,87 %

Kurang

63.674.850.261,75

9,64 %

Kurang

63.849.140.718,00

13,43 %

Kurang

78.470.802.125,00

12,21 %

Kurang

50.906.775.460,00

11,89 %

Kurang

Kriteria

Kurang

Sumber: Hasil Pengolahan Data


Kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah dari tahun ke tahun
mengalami fluktuasi. Fluktuasi kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli
daerah yang jelaskan dalam tabel 4.1. diatas dapat digambarkan pada diagram batang
berikut ini

49

Gambar 4.1.b
Diagram Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kontribusi Pajak
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%

Kontribusi

Kontribusi Pajak

6.00%
4.00%
2.00%
0.00%

Tahun

4.1.1.2. Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah


Sama seperti halnya kontribusi pajak, untuk menghitung kontribusi yang
disumbangkan dari

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota

Tasikmalaya dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Pn =

QXn
100
QYn

50

Dimana:
Pn = kontribusi penerimaan retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah (Persen)
QY = Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Rupiah)
QX = Jumlah penerimaan retribusi daerah (Rupiah)
n

= Tahun atau periode tertentu

Dari hasil perhitungan kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli


daerah dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.2. Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun

Realisasi
Retribusi Daerah

Realisasi
Pendapatan Asli
Daerah

2003

21.179.433.938,75

26.720.793.132,75

Kontribusi
Retribusi Daerah
Terhadap
Pendapatan Asli
Daerah
79,26 %

2004

24.723.032.472,00

31.519.058.438,32

78,44%

Sangat Baik

2005

31.313.943.723,44

39.688.418.579,25

78,90 %

Sangat Baik

2006

41.620.692.813,00

52.424.364.986,09

79,39 %

Sangat Baik

2007

50.067.357.486,75

63.674.850.261,75

78,63 %

Sangat Baik

2008

47.345.521.081,00

63.849.140.718,00

74,15 %

Sangat Baik

2009

9.795.560.453,00

78.470.802.125,00

12,48 %

Kurang

Rata-rata

32.292.229.280,00

50.906.775.460,00

68,75 %

Sangat Baik

Sumber: Hasil Pengolahan Data

51

Kriteria

Sangat Baik

Seperti halnya pajak daerah, kontribusi retribusi daerah juga mengalami fluktuasi.
Persentasi kenaikan dan pernurunan kontribusi ini relatif kecil. Fluktuasi tersebut
dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.2.b.
Diagram Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi Retribusi
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
Kontribusi

Kontribusi Retribusi

30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Tahun

4.1.2. Hasil Analisis Growth And Share


4.1.2.1. Hasil Analisis Growth And Share Pajak Daerah

52

Untuk mengetahui karakteristik pajak daerah dapat dilakukan menggunakan


analisis growth and share. Perhitungan analisis growth and share menggunakan
rumus sebagai berikut:
QXn QXn1
QXn1

GPD=

100

Dimana:
GPD = Pertumbuhan pajak daerah
QXn

= Jumlah penerimaan pajak daerah tahun n

QXn-1= Jumlah penerimaan pajak daerah tahun sebelumnya


Sedangkan untuk menghitung share, dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Pn =

QXn
100
QYn

Dimana:
Pn

= Kontribusi / share penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan


asli daerah

QXn = Jumlah penerimaan pajak daerah


QYn = Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah

Hasil pertumbuhan dan kontribusi dengan menggunakan kedua rumus diatas, dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:

53

Tabel 4.3. Pertumbuhan Pajak Daerah

Pertumbuhan pertahun (%)


Pajak Daerah

2004

2005

2006

2007

Pajak hotel

18.44755

8.405114

4.100788

8.131277

25.0193

12.16544

12.71158

Pajak restoran

17.65593

14.02017

6.373363

23.12733

47.75316

11.07341

20.00056

Pajak Hiburan

-4.51079

12.26293

4.938211

-37.6418

80.37717

-5.80071

8.270831

Pajak Reklame
Pajak Penerangan
Jalan
Pajak Pengambilan
Bahan Galian C

17.45145

17.54995

14.83991

93.73182

120.7404

17.31396

46.93792

17.681

11.70808

13.01205

11.88336

23.10321

10.4632

14.64182

10.6722

85.46698

42.60513

4.273504

45.38395

-2.07715

31.0541

11.78268

56.11488

123.5786

25.17105

31.16538

41.30209

Pajak parker

2008

2009

Rata-rata
Pertumbuha
n

Rata-rata

24.98841

Sumber :Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.4. Kontribusi / Share Pajak Daerah
Kontribusi Jenis Pajak Daerah (%)
Pajak Daerah

Pajak restoran

2003
0.95025
7
2.84097
9

Pajak Hiburan

0.65129

Pajak Reklame

0.75966

Pajak hotel

2004
0.95420
9
2.83372
7
0.52723
5
0.75640
4

2005
0.82149
1
2.56595
5
0.47005
7
0.70613
1

54

2006
0.64742
2
2.06639
1
0.37343
5
0.61391
6

2007
0.57637
3
2.09475
0.19172
3
0.97920
8

2008
0.71861
1
3.08661
1

2009
0.65584
3
2.78958
1

0.34488
2.15560
9

0.26434
2.05762
6

Rata-rata
Kontribus
i
0.760601
2.611142
0.40328
1.146936

Pajak Penerangan
Jalan
Pajak
Pengambilan
Bahan Galian C

7.95098
8

7.93238
1

7.03716
3

6.02078
3

0.01421
1

0.01333
3
0.11858
5

0.01963
9
0.10527
2

0.02120
2

Pajak parkir

0.12442

5.54605

6.80872
8

6.11970
6

0.01820
2
0.22902
6

0.02639
0.28589
1

0.02102
7
0.30511
8

Rata-rata

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui karakteristik pajak


daerah. Pembagian karakteristik pajak daerah dapat dilihat dalam skema dibawah ini.
Gambar 4.3.b. Skema Pendekatan Growth and Share pada Pajak Daerah
GROWTH

DOMINAN

Pajak Reklame
Pajak pengambilan
bahan galian C
Pajak Parkir
SHARE

Pajak Hotel
Pajak Hiburan

Pajak restoran
Pajak penerangan
jalan
POTENSIAL

LAMBAT/RENDAH

Berdasarkan pada gambar diatas diketahui bahwa dari tujuh jenis pajak daerah
yang ada di Kota Tasikmalaya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori potensial,
kategori menurun, dan kategori lambat. Masing-masing kategori terdiri dari dua
kategori potensial, tiga kategori menurun, dan dua kategori lambat. Rata-rata

55

0.019143
0.166902
1.697384

Sumber : Hasil Pengolahan Data

MENURUN

6.773686

pertumbuhan jenis pajak daerah sebesar 24,99% dan rata-rata kontribusinya sebesar
1,70 %.
Pajak daerah yang termasuk ke dalam kategori potensial berada pada kuadran
IV, yaitu pajak restoran dan pajak penerangan jalan. Pertumbuhan kedua pajak daerah
ini berada dibawah rata-rata pertumbuhan seluruh jenis pajak daerah yang ada.
Pertumbuhannya kecil hanya sebesar 20% untuk pajak restoran dan 14,64% untuk
pajak penerangan jalan. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding rata-rata pajak daerah
keseluruhan sebesar 24,99%. Meski demikian, kontribusi yang disumbangkan cukup
besar masing-masing sebesar 2,61% dan 6,77% dan berada diatas rata-rata kontribusi
seluruh jenis pajak daerah. Keduanya merupakan jenis pajak daerah yang
memberikan kontribusi paling besar diantara ke tujuh jenis pajak lainnya.
Tiga jenis pajak daerah yang lain berada pada kuadran II dan termasuk ke
dalam kategori menurun. Pajak daerah tersebut yaitu, pajak reklame, pajak
pengambilan bahan galian C dan pajak parkir. Pertumbuhan ketiga pajak daerah ini
masing-masing sebesar 46.94%, 31.05%, dan 41.30% dengan kontribusi masingmasing sebesar, 1.15% untuk pajak reklame, 0.019% untuk pajak pengambilan bahan
galian C, dan 0.17% untuk pajak parkir. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan
ketiga jenis pajak daerah tadi berada diatas rata-rata pertumbuhan pajak daerah secara
keseluruhan. Sementara itu, ketiga pajak daerah diatas memberikan kontribusi kecil
pada pendapatan asli daerah karena berada dibawah rata-rata.

56

Pajak hotel dan hiburan termasuk ke dalam kategori lambat/rendah, sehingga


berada pada kuadran III. Hal ini berarti, kedua pajak ini memiliki pertumbuhan dan
kontribusi yang rendah terhadap pendapatan asli daerah. Pertumbuhan kedua pajak
daerah ini masing-masing sebesar 12,71% dan 8,27%. Sedangkan, kontribusinya
sebesar 0,76% untuk pajak hotel dan 0,40% untuk pajak hiburan.
4.1.2.2. Hasil Analisis Growth And Share Retribusi Daerah
Untuk mengetahui karakteristik retribusi daerah dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis growth and share. Perhitungan analisis growth and share
menggunakan rumus sebagai berikut:

GRD=

QXn QXn1
QXn1

100

Dimana: GRD = Pertumbuhan retribusi daerah


QXn

= Jumlah penerimaan retribusi daerah tahun n

QXn-1= Jumlah penerimaan retribusi daerah tahun sebelumnya


Sedangkan untuk menghitung share, dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Pn =

QXn
100
QYn

Dimana: Pn

= Kontribusi / share penerimaan retribusi daerah terhadap pendapatan


asli daerah
57

QXn = Jumlah penerimaan retribusi daerah


QYn = Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, tingkat


pertumbuhan dan kontribusi tiap-tiap jenis retribusi daerah dalam kurun waktu tujuh
tahun (2003-2009), dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5. Pertumbuhan Retribusi Daerah

58

Tabel 4.6. Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Daerah

59

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis growth and


share dapat diketahui karakteristik retribusi daerah. Pembagian karakteristik retribusi
daerah dapat dilihat pada skema dibawah ini:
Gambar 4.5.b. Skema Pendekatan Growth and Share pada Retribusi Daerah
GROWTH
DOMINAN

MENURUN

retribusi legas
retribusi penggantian biaya cetak
ktp dan akta sipil
retribusi pelayanan pemakaman
retribusi jasa terminal
retribusi penyedotan kakus
retribusi jasa usaha potong hewan
retribusi jasa usaha tempat rekreasi
retribusi izin mendirikan bangunan
dan fatwa
retribusi izin gangguan
retribusi surat izin usaha
retribusi dokumen lelang
retribusi izin usaha angkutan
retribusi bongkar maut
retribusi izin trayek
retribusi pemakaian kekayaan
daerah
retribusi pengujian kendaraan
bermotor
retribusi pasar
retribusi pelayanan parkir di tepi
jalan umum
retribusi pelayanan persampahan
retribusi izin dispensasi
penggunaan jalan
retribusi tanda daftar perusahaan
retribusi izin usaha industri

SHARE

60

retribusi pelayanan
kesehatan

Berdasarkan
perhitungan pada tabel 4.5. dan 4.6. dapatPOTENSIAL
diketahui bahwa
LAMBAT/RENDAH
pertumbuhan dan kontribusi rata-rata retribusi daerah masing-masing sebesar 13,89%
dan 4,74%. Lebih dari setengah jenis retribusi daerah yang dipungut di Kota
Tasikmalaya, termasuk ke dalam kategori lambat atau rendah. Kategori ini terletak
pada kuadran III, berarti tingkat kontribusi dan pertumbuhan rendah dan berada
dibawah 4,74% yang merupakan tingkat kontribusi rata-rata keseluruhan dan 13,89%
yang merupakan rata-rata pertumbuhan keseluruhan retribusi daerah. Retribusi yang
termasuk ke dalam kategori ini adalah retribusi dokumen lelang, retribusi izin usaha
angkutan, retribusi bongkar maut, retribusi izin trayek, retribusi pemakaian kekayaan
daerah, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pasar, retribusi pelayanan
parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan persampahan, retribusi izin dispensasi
penggunaan jalan, retribusi tanda daftar perusahaan,retribusi izin usaha industri, serta
retribusi pertambangan daerah.
Rendahnya tingkat pertumbuhan rata-rata retribusi diatas terjadi akibat
rendahnya pertumbuhan retribusi dari tahun ke tahun. Besarnya retribusi ini
mengalami fase kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Terdapat jenis retribusi
61

yang pertumbuhannya berkurang setiap tahun salah satu contoh retribusi pelayanan
pasar.Selain pada kuadran III, jenis retribusi daerah terdapat pada kuadran II yang
termasuk pada kategori menurun. Jenis retribusi yang dimaksud pada kategori ini
adalah retribusi legas, retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akta sipil, retribusi
pelayanan pemakaman, retribusi jasa terminal, retribusi penyedotan kakus, retribusi
jasa usaha potong hewan, retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga, retribusi
izin mendirikan bangunan dan fatwa, retribusi izin gangguan, dan retribusi surat izin
usaha.
Kontribusi yang disumbangkan dari retribusi diatas terhadap pendapatan asli
daerah relatif kecil . Sebagai contoh pada retribusi penggantian biaya cetak KTP dan
akta sipil hanya sebesar 1,59%. Angka ini lebih kecil dibanding kontribusi rata-rata
retribusi daerah secara keseluruhan yang mencapai 4,74%. Tetapi, lain halnya dengan
kontribusi, pertumbuhan retribusi diatas lebih dari rata-rata pertumbuhan retribusi
keseluruhan sebesar 13,89%.
Kecilnya kontribusi yang disumbangkan dari retribusi diatas dapat disebabkan
kurangnya potensi riil yang ada pada retribusi, contohnya pada retribusi
pertambangan daerah. Minimnya potensi pertambangan daerah di Kota Tasikmalaya
disertai kecilnya tarif retribusi yang ditetapkan pemerintah membuat kontribusi
retribusi ini terhadap pendapatan asli daerah menjadi rendah. Selain itu, kurangnya
sosialisasi dan pembinaan terhadap wajib retribusi juga menyebabkan kontribusi yang
disumbangkan retribusi diatas terhadap pendapatan asli daerah rendah dan kecil.
62

Retribusi pelayanan kesehatan memberikan kontribusi terbesar bagi


pendapatan asli daerah. Retribusi pelayanan kesehatan termasuk ke dalam kategori
potensial dan berada pada kuadran IV. Kontribusinya sebesar 54,71% lebih besar dari
kontribusi rata-rata retribusi daerah sebesar 4,74%. Meski demikian, tingkat
pertumbuhan retribusi pelayanan kesehatan kecil. Tingkat pertumbuhan retribusi ini
bernilai negatif yaitu sebesar -0,23%. Angka ini disebabkan turun drastisnya jumlah
realisasi penerimaan retribusi ini dari tahun 2008 ke tahun 2009.
4.1.3. Hasil Efektivitas
4.1.3.1. Tingkat Efektivitas Pajak Daerah
Efektivitas ini merupakan hubungan antara realisasi penerimaan pajak daerah
terhadap target penerimaan pajak daerah yang memungkinkan apakah besarnya pajak
daerah sesuai dengan target yang ada. Besarnya tingkat efektivitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Realisasi
Efektivitas = Target

100 %

Hasil tingkat efektivitas pemungutan pajak daerah di Kota Tasikmalaya selama tujuh
tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat tabel dibawahini:
Tabel 4.7. Tingkat Efektivitas Pajak Daerah
Tahun

Target

Realisasi

Tingkat
Efektivitas Pajak

Kriteria

2003
2004
2005
2006

3.493.347.000,00
4.049.563.000,00
4.408.194.000,00
4.844.435.000,00

3.518.429.648,00
4.140.303.846,00
4.653.748.175,00
5.173.010.214,00

100,72 %
102,24 %
105,57 %
106,78 %

Sangat Efektif
Sangat Efektif
Sangat Efektif
Sangat Efektif

63

2007
2008
2009
Rata-rata

5.500.405.000,00
6.973.364.000,00
9.160.862.000,00
5.490.024.286,00

6.135.283.205,00
8.572.895.585,00
9.583.828.000,00
5.968.214.096,00

111,54 %
122,94 %
104,62 %
107,78 %

Sangat Efektif
Sangat Efektif
Sangat Efektif
Sangat Efektif

Sumber: Hasil Pengolahan Data


Untuk melihat tingkat efektivitas pajak daerah secara lebih jelas, data pada
tabel 4.3. tersebut diatas dapat disajikan dalam diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.7.b. Diagram Tingkat Efektivitas Pajak

Efektivitas Pajak
140.00%
120.00%
100.00%
80.00%

Efektivitas

Efektivitas Pajak

60.00%
40.00%
20.00%
0.00%

Tahun

4.1.3.2. Tingkat Efektivitas Retribusi Daerah


Seperti halnya perhitungan tingkat efektivitas pajak daerah, untuk
menghitung tingkat efektivitas retribusi daerah dapat menggunakan rumus dibawah
ini:

64

Efektivitas

Realisasi
Target

100 %

Hasil tingkat efektivitas pemungutan retribusi daerah di Kota Tasikmalaya


selama tujuh tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat
table dibawah ini:
Tabel 4.8. Tingkat Efektivitas Retribusi Daerah

Tahun

Target

Realisasi

Tingkat

Kriteria

2003

(RP)
20.961.609.000,00

(RP)
21.179.433.938,75

Retribusi Daerah
101,04 %

Sangat Efektif

2004

23.717.199.000,00

24.723.032.472,00

104,24 %

Sangat Efektif

2005

28.441.318.000,00

31.313.943.723,44

110,10 %

Sangat Efektif

2006

38.365.653.000,00

41.620.692.813,00

108, 48 %

Sangat Efektif

2007

46.876.739.000,00

50.067.357.486,75

106,81 %

Sangat Efektif

2008

45.391.436.000,00

47.345.521.081,00

104, 30 %

Sangat Efektif

2009

9.469.300.000,00

9.795.560.453,00

103,45 %

Sangat Efektif

Rata-rata

30.460.464.860,00

32.292.220.280,00

105,35 %

Sangat Efektif

Sumber: Hasil Pengolahan Data


Untuk melihat tingkat efektivitasnya secara lebih jelas, data tersebut diatas
dapat disajikan dengan diagram batang dibawah ini:

65

Gambar 4.8.b. Diagram Tingkat Efektifitas Retribusi

Efektivitas Retribusi
112.00%
110.00%
108.00%
106.00%
104.00%

Efektivitas Retribusi

Efektivitas 102.00%
100.00%
98.00%
96.00%

Tahun

4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis Kontribusi
4.2.1.1. Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan tabel 4.1. dan gambar 4.1.b. pada bagian sebelumnya, kontribusi
pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota Tasikmalaya untuk tahun 2003
sampai tahun 2009 mempunyai tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 11,89%.

66

Besaran rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi pajak daerah terhadap
pendapatan asli daerah masuk dalam kriteria kurang (10,00%-20,00%).
Kurangnya kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota
Tasikmalaya disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak. Banyak wajib pajak belum memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak)
sebagai syarat untuk membayar pajak. Mereka belum memahami dan menyadari
pentingnya kewajiban membayar pajak daerah. Adanya sebagian wajib pajak yang
berdomisili diluar kota, turut andil mengurangi kontribusi pajak daerah. Hal ini
terjadi pada pajak reklame, yang sebagian besar perusahaannya tidak berada di Kota
Tasikmalaya. Jarak yang jauh dan minimnya kesadaran pengguna reklame menjadi
alasan tidak membayar pajak.
Permasalahan kurangnya kontribusi pajak daerah juga diakibatkan banyak
pengelola hotel dan restoran yang tidak melaporkan jumlah pengunjung. Padahal,
jumlah pengunjung sangat mempengaruhi perhitungan pajak hotel dan restoran.
Biasanya jumlah pengunjung yang dilaporkan tidak sesuai dengan aslinya. Anggapan
banyak penyelewangan dana pajak oleh oknum pegawai dinas perpajakkan
mengurangi kepercayaan masyarakat untuk membayar pajak. Dibutuhkan kerja keras
untuk

meyakinkan

masyarakat

terutama

dibayarkannya tepat sasaran.

67

wajib

pajak

bahwa

pajak

yang

Menurut hasil perhitungan diketahui, perkembangan kontribusi dari pajak


daerah terhadap pendapatan asli daerah mengalami penurunan setiap tahun dari tahun
2003-2007. Hal ini terjadi karena laju pertumbuhan realisasi penerimaan pendapatan
asli daerah lebih besar daripada laju pertumbuhan realisasi pajak daerah. Dan
mengalami peningkatan sebesar 3,79% pada tahun 2008 dari 9,64% menjadi 13,43%.
Kenaikan ini disebabkan laju pertumbuhan realisasi penerimaan pajak daerah lebih
besar dibandingkan laju pertumbuhan realisasi pendapatan asli daerah. Pada tahun
2008 laju pertumbuhan pendapatan asli daerah sebesar 0,27%, sedangkan laju
pertumbuhan pajak daerah sebesar 22,90%. Kemudian kembali mengalami penurunan
pada tahun 2009, yaitu sebesar 1.22 % dari 13,43% menjadi 12,21%.
Pada periode 2003-2007 tingkat kontribusi pajak daerah mengalami
penurunan. Meski demikian, target dan realisasi penerimaan pajak daerah mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Salah satu contohnya, pada tahun 2006 kontribusi pajak
berkurang sebesar 1,87% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005 kontribusi pajak
daerah sebesar 11,73% , menurun menjadi 9,87% pada tahun 2006. Sementara itu,
target dan realisasi penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan. Pada tahun
2005 target penerimaan pajak daerah adalah Rp.4.408.194.000,00 meningkat sebesar
Rp. 436.241.000 menjadi Rp.4.844.435.000,00 pada tahun 2006. Dan realisasi
penerimaan pajak pada tahun 2005 adalah Rp. 4.653.748.175,00 meningkat sebesar
Rp. 519.262.039 menjadi Rp. 5.173.010.214,00.

68

Tingkat kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah paling tinggi
dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 13,43%, dan yang paling rendah pada tahun
2007 yaitu sebesar 9,64%. Kontribusi pajak daerah yang terbesar diberikan oleh
komponen pajak penerangan jalan yaitu sebesar 57,17%. Dan terendah berasal dari
pajak pengambilan bahan galian C yaitu sebesar 0,16%.
Pajak pengambilan bahan galian C merupakan sumber pajak daerah yang
terkecil. Penyebabnya, karena jumlah bahan galian C yang terdapat di Kota
Tasikmalaya hanya sedikit. Lain halnya dengan

pajak penerangan jalan yang

memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak daerah. Hal ini terjadi
karena besarnya penggunaan tenaga listrik oleh berbagai kalangan masyarakat
termasuk industri kecil. Menurut Undang-undang No 5 Tahun 2009 Tentang Pajak
Penerangan Jalan, pengecualian dari objek yang terkena pajak penerangan adalah
penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
4.2.1.2. Analisis Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2. bagian sebelumnya, diketahui
bahwa Tingkat kontribusi rata-rata sebesar 68,75%, yang tergolong dalam kriteria
sangat baik (>60%). Hal ini berarti kontribusi yang diberikan retribusi daerah
terhadap pendapatan asli daerah sangat besar.

69

Tingkat kontribusi retribusi daerah pada tahun 2004 mengalami penurunan


0,82%. Dari 79,26% pada tahun 2003 menjadi 78,44% pada tahun 2004. Meskipun
demikian, realisasi penerimaan retribusi daerah mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2005 dan 2006, kontribusi retribusi daerah mengalami
peningkatan mencapai 0,49%. Sementara itu, pada tahun 2007 sampai 2009 justru
mengalami penurunan. Tahun 2007 menurun 80,76%, tahun 2008 menurun 4,48%
dan tahun 2009 menurun drastis 61,67%.
Penurunan tingkat kontribusi ini, diikuti dengan penurunan jumlah target dan
realisasi retribusi daerah. Hal ini terjadi karena berkurangnya kontribusi yang berasal
dari retribusi pelayanan kesehatan daerah. Jika dalam rentan waktu 2003-2008
retribusi pelayanan kesehatan terdiri dari dua komponen yaitu, dinas kesehatan dan
Rumah Sakit Umum, maka tahun 2009 berubah hanya satu komponen, yaitu dinas
kesehatan. Rumah Sakit Umum tidak tercatat lagi sebagai komponen dalam retribusi
pelayanan kesehatan, melainkan masuk menjadi komponen sumber pendapatan asli
daerah yang lain yaitu lain-lain pendapatan asli daerah. Rumah sakit umum dicatat
sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam lain-lain pendapatan asli daerah.
Perubahan pencatatan rumah sakit umum berdasarkan kepada Surat
Keputusan Walikota Nomor 900/kep 113-keu/2008 tentang penetapan RSUD kota
Tasikmalaya dengan status penuh badan layanan umum daerah. Dalam status ini,
pendapatan rumah sakit umum dapat digunakan langsung untuk kepentingan

70

pengelolaan rumah sakit. Namun, setiap laporan tetap dicatat dalam APBD
(Anggaran Pendapatan Asli Daerah) setiap tahunnya.
Berdasarkan tabel 4.2. kontribusi retribusi yang terbesar dihasilkan dari
komponen retribusi pelayanan kesehatan yaitu dengan rata-rata sebesar 72,79%, dan
terkecil dihasilkan dari retribusi izin pertambangan daerah sebesar 0,05%.
Retribusi izin pertambangan daerah memberikan kontribusi yang paling kecil
terhadap penerimaan retribusi daerah. Hal ini terjadi karena, kurangnya sumber
bahan tambang yang ada di Kota Tasikmalaya. Selain itu, kecilnya tarif retribusi izin
usaha pertambangan juga menjadi penyebab sedikitnya kontribusi retribusi terhadap
penerimaan retribusi daerah. Pengenaan tarif retribusi dan penggolongan bahan galian
tambang ditetapkan menurut Peraturan Walikota No 26 tahun 2005.
4.2.1.3. Analisis Perbandingan Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Dengan membandingkan tingkat kontribusi antara retribusi daerah dan pajak
daerah dapat diketahui mana yang memberi kontribusi paling besar terhadap
pendapatan asli daerah. Retribusi daerah merupakan komponen sumber pendapatan
asli daerah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap penerimaan pendapatan
asli daerah. Kontribusi retribusi daerah memberikan sumbangan lebih dari 50%
dalam jumlah pendapatan asli daerah di Kota Tasikmalaya. Sementara itu, kontribusi
pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah lebih kecil hanya sebesar 11,89% dalam
periode 2003-2008.

71

Besaran kontribusi pajak daerah tidak melebihi jumlah sumbangan dari


kontribusi retribusi pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari retribusi
daerah. Namun setelah adanya SK Walikota No 900/kep 113-keu/2008, penerimaan
retribusi pelayanan kesehatan tahun 2009 mengalami penurunan. Hal ini terjadi
akibat dari beralihnya status rumah sakit umum dari komponen retribusi pelayanan
kesehatan daerah menjadi lain-lain pendapatan asli daerah.
4.2.2. Analisis Growth And Share
4.2.2.1. Pertumbuhan Pajak Daerah
Tingkat pertumbuhan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun dengan ratarata pertumbuhan pajak daerah adalah sebesar 24,99%. Pada tahun 2005 sebesar
8,41% menurun 4,3% menjadi 4,10%% pada tahun 2006. Dan mengalami kenaikan
pada tahun 2007 sebesar 4,03% menjadi 8,13%. Pajak daerah dengan tingkat rata-rata
pertumbuhan terbesar adalah pajak reklame, yaitu sebesar 46,94%. Naik turunnya
tingkat pertumbuhan pajak daerah tergantung kepada besarnya realisasi penerimaan
pajak daerah dari tahun ke tahun.
4.2.2.2. Pertumbuhan Retribusi Daerah
Seperti halnya pajak daerah, tingkat pertumbuhan retribusi daerah mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 13,89%.
Retribusi daerah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata terbesar adalah retribusi
pelayanan pemakaman yaitu sebesar 83,16%. Sedangkan tingkat pertumbuhan rata-

72

rata terkecil adalah dokumen lelang sebesar -38,41%. Besarnya tingkat pertumbuhan
retribusi daerah ditentukan oleh besarnya realisasi penerimaan retribusi dari tahun ke
tahun.

4.2.2.3. Analisis Growth And Share Pajak Daerah


Dengan menggunakan analisis growth and share dapat diketahui karakteristik
pajak daerah. Seluruh jenis pajak daerah yang ada di Kota Tasikmalaya
dikelompokkan kedalam tiga kategori karakteristik, yaitu lambat/rendah, menurun
dan potensial. Berdasarkan hasil pengelompokkan karakteristik pajak daerah, dapat
dilakukan beberapa alternatif kebijakan untuk meningkatkan realisasi penerimaan
pajak daerah. Karakteristik dan alternatif kebijakan tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.9. Karakteristik Pajak Daerah
No

Pajak Daerah

Karakteristik

Kebijakan

1.

Pajak Hotel

Lambat/rendah (Besarnya tingkat


kontribusi dan pertumbuhan dibawah
rata-rata)

Meningkatkan tarif pajak


Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pajak daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola

2.

Pajak restoran

Potensial (besarnya kontribusi yang


disumbangkan
diatas
rata-rata
kontribusi pajak daerah, sedangkan
tingkat pertumbuhan dibawah rata-
rata tingkat pertumbuhan secara
keseluruhan).

Meningkatan pengendalian dan


pengawasan dalam pemungutan
pajak daerah.
Meningkatkan dan mengembangkan
sistem dan prosedur pajak daerah

73

3.

Pajak hiburan

Lambat/rendah (Besarnya kontribusi


dan pertumbuhan dibawah rata-rata
kontribusi dan pertumbuhan pajak
daerah secara keseluruhan).

Meningkatkan tarif pajak


Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pajak daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola

4.

Pajak
Reklame

Menurun
(Besarnya
Tingkat
pertumbuhan
diatas
rata-rata
pertumbuhan pajak daerah secara
keseluruhan,
sedangkan besarnya
kontribusi
dibawah
rata-rata
kontribusi pajak daerah secara
keseluruhan).
Potensial (besarnya kontribusi yang
disumbangkan
diatas
rata-rata
kontribusi pajak daerah, sedangkan
tingkat pertumbuhan dibawah ratarata tingkat pertumbuhan secara
keseluruhan)
Menurun
(Besarnya
Tingkat
pertumbuhan
diatas
rata-rata
pertumbuhan pajak daerah secara
keseluruhan,
sedangkan besarnya
kontribusi
dibawah
rata-rata
kontribusi pajak daerah secara
keseluruhan).
Menurun
(Besarnya
Tingkat
pertumbuhan
diatas
rata-rata
pertumbuhan pajak daerah secara
keseluruhan,
sedangkan besarnya
kontribusi
dibawah
rata-rata
kontribusi pajak daerah secara
keseluruhan).

Memberikan sanksi yang tegas


kepada wajib pajak dan aparatur
pajak.
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan perpajakkan

5.

6.

7.

Pajak
Penerangan
Jalan

Pajak
Pengambilan
Bahan Galian
C

Pajak parkir

Meningkatan pengendalian dan


pengawasan dalam pemungutan
pajak daerah.
Meningkatkan dan mengembangkan
sistem dan prosedur pajak daerah
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib pajak dan aparatur
pajak.
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan perpajakkan

Memberikan sanksi yang tegas


kepada wajib pajak dan aparatur
pajak.
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan perpajakkan

4.2.2.4. Analisis Growth And Share Retribusi Daerah


Dengan menggunakan analisis growth and share dapat diketahui karakteristik
retribusi daerah. Seluruh jenis retribusi daerah yang ada di Kota Tasikmalaya

74

dikelompokkan kedalam tiga kategori karakteristik, yaitu lambat/rendah, menurun


dan potensial. Berdasarkan hasil pengelompokkan karakteristik retribusi daerah,
dapat dilakukan beberapa alternatif

kebijakan untuk meningkatkan realisasi

penerimaan retribusi daerah. Karakteristik dan alternatif kebijakan tersebut dapat


dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10. Karakteristik Retribusi Daerah
No
1.

Retribusi
Daerah
Ret Pelayanan
Kesehatan

2.

Ret pelayanan
persampahan

3.

Ret
Penggantin
biaya cetak
KTP Akta
Catatan Sipil
Ret Pel
Pemakaman

4.

5.

6.

Ret Pel Parkir


di tepi jalan
Umum
Ret. Pel Pasar

Karakteristik

Kebijakan

Potensial ( Besarnya kontribusi diatas Meningkatan


pengendalian
dan
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
pengawasan dalam pemungutan
keseluruhan,
sedangkan
pertumbuhan
retribusi daerah.
dibawah rata-rata pertumbuhan retribusi Meningkatkan dan mengembangkan
secara keseluruhan)
sistem dan prosedur retribusi
daerah.
Lambat(Besarnya tingkat kontribusi dan Meningkatkan tarif retribusi
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi Peningkatan kesadaran masyarakat
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
tentang retribusi daerah
keseluruhan
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Menurun (Besarnya pertumbuhan diatas Memberikan sanksi yang tegas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
kepada wajib retribusi dan aparatur
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
retribusi
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara Peningkatan sarana dan prasarana
keseluruhan)
pelayanan retribusi daerah.
Menurun (Besarnya pertumbuhan diatas Memberikan sanksi yang tegas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
kepada wajib retribusi dan aparatur
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
retribusi
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara Peningkatan sarana dan prasarana
keseluruhan
pelayanan retribusi daerah.
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan Meningkatkan tarif retribusi
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi Peningkatan kesadaran masyarakat
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
tentang retribusi daerah
keseluruhan
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Lambat
(Besarnya
kontribusi
dan Meningkatkan tarif retribusi
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi Peningkatan kesadaran masyarakat
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
tentang retribusi daerah
75

7.

Ret. Pengujian
kendaraan
bermotor

8.

RJU
Pemakaian
Kekayaan
Daerah
RJU Terminal

9.

10.

RJU
Penyedotan
Kakus

11.

RJU Rumah
Potong Hewan

12.

RJU Tempat
Rekreasi dan
olahraga

13.

Ret. IMB dan


Fatwa

14.

Ret.Izin
Gangguan

15.

Ret Izin

keseluruhan
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat(Besarnya
kontribusi
dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Menurun (Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan

76

Peningkatan kualitas SDM pengelola


Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib pajak dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Meningkatkan tarif retribusi

Trayek

16.

Ret. Bongkar
Maut

17.

Ret Izin Usaha


Angkutan

18.

Ret Legas

19.

Dokumen
Lelang

20.

Ret. Izin
Dispensasi
Penggunaan
jalan
Ret. Surat Izin
Usaha

21.

22.

Ret Tanda
Daftar
Perusahaan

23.

Ret Izin Usaha


Industri

24.

Ret
Pertambangan
Daerah

pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi


dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat(Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Menurun(Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Lambat(Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat(Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Menurun (Besarnya pertumbuhan diatas
pertumbuhan rata-rata retribusi secara
keseluruhan, sedangkan kontribusi dibawah
kontribusi
rata-rata
retribusi
secara
keseluruhan
Lambat(Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara
keseluruhan
Lambat (Besarnya tingkat kontribusi dan
pertumbuhan dibawah rata-rata kontribusi
dan pertumbuhan retribusi daerah secara

77

Peningkatan kesadaran masyarakat


tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib pajak dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Memberikan sanksi yang tegas
kepada wajib retribusi dan aparatur
retribusi
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan retribusi daerah.
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah
Peningkatan kualitas SDM pengelola
Meningkatkan tarif retribusi
Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang retribusi daerah

Peningkatan kualitas SDM pengelola

keseluruhan).

4.2.3. Analisis Efektivitas


4.2.3.1. Analisis Efektivitas Pajak Daerah
Efektivitas pajak daerah diperoleh dengan membandingkan realisasi
penerimaan pajak daerah dengan target yang ditetapkan, berdasarkan potensi riil
daerah Kota Tasikmalaya. Tingkat efektivitas pajak daerah rata-rata sebesar 107,78%
(>100%). Besaran tersebut termasuk kategori sangat efektif, sehingga dapat dikatakan
pemungutan pajak daerah di Kota Tasikmalaya efektif. Hal ini dibuktikan dengan
jumlah realisasi penerimaan pajak daerah melebihi target pajak yang ditetapkan
sebelumnya.
Tingkat efektivitas pajak daerah pada periode tahun 2003-2008 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata sebesar 100,30 %. Sedangkan
pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 18,32%, dari 122,94% menjadi
104,62%. Hal ini terjadi karena besarnya kenaikan target pajak daerah melebihi
besarnya kenaikan realisasi pajak daerah. Kenaikan target pajak daerah dari tahun
2008 ke 2009 sebesar Rp. 2.187.498.000,00 , sedangkan kenaikan realisasi pajak
daerah dari tahun 2008 ke 2009 sebesar Rp. 1.010.932.415,00.
4.2.3.2. Analisis Efektivitas Retribusi Daerah

78

Tingkat efektivitas retribusi daerah dari tahun ke tahun menunjukkan rasio


yang besar. Besarnya tingkat efektivitas retribusi rata- rata adalah 105,35% (>100%),
sehingga dapat dikatakan pemungutan retribusi daerah di Kota Tasikmalaya efektif.
Namun, tidak berarti tingkat efektivitas retribusi pada periode tahun 2003-2009
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pada tahun 2003-2005 tingkat efektivitas retribusi daerah mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dengan rata-rata sebesar 105,13%. Tetapi, pada tahun
2006-2009 mengalami penurunan setiap tahunnya dengan rata-rata sebesar 105,53%.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa, tingkat efektifitas
retribusi tidak selamanya mengalami peningkatan. Meski demikian pemungutan
retribusi daerah dari tahun ke tahun sudah efektif, karena realisasi penerimaan
retribusi daerah melebihi target retribusi daerah yang ditetapkan sebelumnya.

79

Вам также может понравиться