Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
manusia. sumberdaya manusia atau pekerja adalah orang yang bekerja sesuai
perintah mandor untuk melaksanakan tugas tertentu dan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan berjalannya suatu proyek. Dalam pelaksanaanya
manajemen K3LL sangat diperhatikan untuk menjaga para pekerja tersebut.
Tidak hanya pekerja yang dilapangan tetapi juga pekerja yang dikantor.
Manajemen K3LL dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena untuk
membuat peraturan terkait system K3LL dalam proyek. Tujun dari manajemen
K3LL adalah untuk mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya kecalakaan
dalam proyek. Hal yang dilakukan adalah dengan menaati peraturan yang
berlaku yang sudah dijelaskan dalam manajemen K3LL. Karena jika tidak ada
maka kemungkinan pekerja akan mengalami kecelakaan dan berakibat pada
menurunnya produktifitas dari beberapa sector dalam proyek. Hal ini juga
berpengaruh terhadap melambatnya perencanaan proyek yang sudah
dirancang sebelumnya.
Beberapa kegiatan dalam manajemen K3LL yang tertuang dalam
proyek ini antara lain, melakukan inspeksi setiap hari, memfokuskan
pekerjaan dengan kategori resiko yang tinggi. Dengan diadakanya manajemen
tersebut maka akan menjamin keadaan serta keutuhan dari para pekerja baik
secara jasmani maupun rohani.
7.3
SHES-SR Manager
SHES-SR
Koordinator
Safety Officer
Safetyman
SHES-SR Admin
SHES-SR
Paramedik
sudah dibuat
Melakukan koordinasi dengan bidang HRD terkait dengan perekrutan
staff maupun pekerja yang baru untuk dilakukan safety induction
ataupun training
SHES-SR manager
Memastikan terlaksananya system manajemen dan standar dalam K3LL
di dalam proyek.
Secara tertulis bertanggung jawab terlibat dalam hal:
o Membuat identifikasi risiko bahaya terhadap procedural pekerjaan.
K3LL
Menyediakan P3K untuk setiap personil dilapangan dan dikantor
Memastikan bahwa system manajemen K3LL diterapkan di lapangan
Melakukan pengendalian aspek yang berdampak pada pekerjaan
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah berlangsung
SHES-SR Koordinator
Melakukan koordinasi terkait dengan bidang yang berhubungan
K3LL
Memberikan izin terkait kegiatan yang bersifat koordinasi dengan pihak
yang berhubungan di dalam lingkungan proyek
SHES-SR Officer
Membuat berita harian terkait pekerjaan yang dilakukan yang
bergabung
Berkoordinasi dengan pihak yang menangani permasalahan K3LL
Safetyman
Bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerja dilapangan
Mengawasi serta memberikan arahan yang berhubungan dengan K3LL
dilapangan
Membuat berita harian terkait pekerjaan yang dilakukan yang
SHES-SR Admin
Melakukan rekapitulasi terkait pekerja/staff yang baru bergabung
Melaporkan berita acara kepada kantor pusat
Melakukan pembagian kerja terkait dengan pekerja yang baru
Melakukan koordinasi dengan bidang lainnya terkait administrasi yang
berhubungan dengan K3LL
SHES-SR Paramedik
Memastikan bahwa Job Safety Analisis benar dilakukan di lapangan
Menangani pekerja yang sakit di lapangan agar diberikan tindakan
lanjut
darurat
Memberikan pelatihan kepada pekerja yang baru bergabung untuk lebih
berhati-hati dalam melakukan pekerjaan tertentu
7.4
Keadaan Darurat
Dalam menyusun kegiatan yang bersifat mengurangi kecelakaan pada
pekerjaan, SHES-SR melakukan tindakan preventif berupa kejadian yang
mungkin terjadi secara massal, ini diwujudkan dengan dibuatnya denah
evakuasi pada kantor. Segala bencana yang akan timbul dan bersifat mass
destruction dapat diminimalisir efeknya dengan mengetahui jalur evakuasi
yang memungkinkan untuk keluar dengan mudah.
Berikut merupakan denah evakuasi dalam kantor:
Program Kerja K3
Program kerja K3LL dalam Proyek Apartemen West Vista ini memikirkan
beberapa aspek pertimbangan dalam melaksanakannya, berikut aspek yang
terkait
atau tidak.
Teknologi, membuat pertimbangan apakah teknologi relative mudah
Tabel 7.5.1 Program Kerja Trainning K3LL Proyek Apartemen West Vista
Date
No
Training
Plan
Basic Safety
Keselamatan Kerja
(Kelistrikan)
01/06/16
03/06/16
07/06/16
Methods Statement
10/06/16
10
11/06/16
2
3
4
5
6
7
02/06/16
04/06/16
06/06/16
08/06/16
09/06/16
Time
Actua
l
Plan
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
08.00-12.00/13.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
09.00 10.00/16.0017.00
Trainer
Actual
Training Hour
Plan
Budi
Adil
Wahyu
Ruben
Adil
Ruben
Adil
Adil
Wahyu/Nelson
Adil
Actua
l
Target
Attende
e
Workers
/ Staff
Workers
/ ME
Numb
10
10
Staff
15
Workers
15
Workers
/ Staff
Workers
/ Staff
Workers
/ Staff
10
15
10
Workers
15
Staff
15
Staff
10
Basic Safety
Merupakan suatu training untuk meningkatkan kesadaran anggota atau
staff terkait dengan pentingnya tindak pencegahan kecelakaan dan
mengguggah untuk mendorong pekerja dilingkungan proyek untu mau
melakukan tindakan pencegahan kecelakaan.
ini
diharapkan
para
pekerja
dapat
mengaplikasikannya
dilapangan.
e
Methods Statemen
Merupakan salah satu langkah
Safety Talk
Merupakan sarana dari SHES-SR untuk kembali mengingatkan kepada
pekerja agar selalu memakai APD atau APDK pada setiap kali bekerja.
Rangkaian ini dimulai dengan membariskan seluruh staff dan pegawai dan
yang bertindak sebagai moderator adalah manager SHES-SR. seluruh
pekerja yang kurang lengkap APD nya dipanggil kedepan dan
menjelaskan kesalahannya dan pekerja yang memakai APD paling
lengkap dipanggil kedepan untuk memberi contoh kepada pekerja yang
lain tentang kelengkapan APD. Selain itu Safety Talk juga memberikan
pengarahan ulang terkait peraturan K3LL dan memberikan penekanan
kepada pekerja tentang pekerjaan yang memiliki resiko tinggi agar lebih
berhati-hati.
Toolbox Meeting
SHES-SR Patrol
Merupakan kegiatan yang berfungsi untuk melakukan kontrol di dalam
lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menindak pelanggaran yang
dilakukan oleh tukang terkait APD ataupun pekerjaan yang dilakukan.
Safety man merupakan orang yang bertanggung jawab atas keselamatan
pekerja dilapangan. Hasil yang didapat dari patrol ini adalah berita acara
harian terkait kegiatan serta permasalahan K3 yang berada dilapangan.
SHES-SR Inspeksi
Merupakan kegiatan yang berfungsi untuk menindak pekerja yang
berada dilapangan serta memberikan teguran bagi pekerja yang
melanggar aturan. Pada kegiatan ini seluruh jajaran dari SHES-SR
manager memimpin inspeksi ini serta Senior Pimpinan Proyek, Owner,
MK meninjau langsung kegiatan dilapangan dan pengaplikasian K3 yang
terdapat di lapangan. Inspeksi dilakukan pada setiap hari Jumat.
7.6
Metode identifikasi risiko yang digunakan mengacu pada 2 faktor utama, yaitu:
Efek Bahaya dan Tingkat Kekerapan.
Efek Bahaya
Efek bahaya merupakan bahaya yang timbul akibat dari suatu
pekerjaan tertentu. Efek bahaya dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu
Tinggi (T), Medium (M) dan Rendah (R). Kategori yang Tinggi
merupakan interpretasi dari dampak negative yang ditimbulkan sangat
besar, yaitu bagi pekerja ataupun staff yang dapat menimbulkan efek
seperti cacat maupun meninggal dunia sedangkan untuk lingkungan dapat
menyebabkan gangguan yang bersifat sosial terhadap komponen
masyarakat sekitar atau terjadi kerusakan lingkungan yang bersifat
permanen. Efek bahaya yang dikategorikan Medium (M) merupakan
suatu dampak negative yang ditimbulkan cukup besar, kondisi yang
dialami menyebabkan penurunan produktivitas terhadap pekerja/staff atau
kehilangan hari kerja maupun kerusakan yang cukup berat pada peralatan.
Dari segi efek terhadap lingkungan merupakan pencemaran yang
berpotensi menyebabkan rusaknya kondisi awal dan dibutuhkan
pemulihan dalam jangka waktu sesuai dengan skedul dari proyek serta
tidak mengganggu kehidupan social sekitar Proyek. Efek bahaya yang
dikategorikan rendah berarti dampak negative yang ditimbulkan kecil
serta dengan penanganan yang relative mudah seperti tindakan first aid
bagi pekerja maupun kerusakan yang ringan pada sejumlah peralatan.
Dari segi lingkungan terjadinya pencemaran yang tidak terlalu berbahaya
dengan penanganan langsung oleh divisi terkait.
Frekueni Bahaya
Matriks Resiko
Matriks Resiko merupakan kombinasi antara faktor Efek Bahaya dengan
Tingkat Frekuensi. Nantinya matriks ini digunakan untuk mengetahui resiko
akhir serta tindakan pengendalian yang harus dilakukan.
Tabel 7.6.1.1 Matriks Resiko
Matriks Resiko Bahaya
Efek Bahaya
(HE)
Tinggi
Medium
Rendah
Tinggi
T9
T7
M4
Frekuensi
Medium
T8
M6
M2
Rendah
M5
M3
R1
Tindakan Pengendalian
Tidak dapat dilaksanakan hingga adanya rekomendasi dari
pihak
yang
berkepentingan
serta
berkompeten
seperti
lebih lanjut
Sumber : Dokumen Proyek Apartemen West Vista
7.7
Helm Safety
Helm safety berguna untuk melindungi kepala dari jatuhan benda yang
berasal dari atas. Helm ini juga sekaligus meminimalisir cidera yang akan
menimpa si pemakai. Dalam pekerjaan konstruksi sangat dibutuhkan
helm ini, karena proyek konstruksi berhubungan dengan ketinggian
ataupun material yang sangat banyak. Helm safety di desain untuk
menahan benturan akibat benda yang terlempar dari ketinggian akibat
gaya gravitasi. Helm safety terdiri dari beberapa bagian yang
merangkainya menjadi satu kesatuan. Berikut merupakan penjelasan
mengenai bagian tersebut:
Nape
Strap:
Bagian
yang
gunanya
untuk
mengatur
serta
Safety shoes
Safety Shoes merupakan bagian yang sangat penting dan dikategorikan
sebagai Personal Protective Equipment. Dalam pekerjaan konstruksi
sangat diwajibkan memakai sepatu safety karena banyaknya bahaya yang
dapat
mengancam
terutama
kawat
benrat
yang
baru
dipasang
Rompi
Rompi berguna untuk pekerja yang terdapat di lokasi pekerjaan
berdekatan dengan aktifitas kendaraan serta alat berat. Rompi terbuat dari
bahan polyester dengan warna yang mencolok agar memudahkan sesame
pekerja maupun pengawas dalam mengidentifikasi mereka. Dengan
memakai rompi maka akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
akibat kelalaian visual dari operator alat berat. Selain itu rompi
Masker
Dalam pekerjaan konstruksi sangat dibutuhkan masker karena begitu
banyak volume debu yang beterbangan terutama berasal dari semen.
Semen merupakan bahan yang berbahaya, oleh karenanya pekerjaan yang
menggunakan semen hendaklah memakai masker. Masker biasa
digunakan oleh pekerja cat, tukang las maupun pembobok beton.
Peredam telinga
Peredam telinga sangat berfungsi untuk meredam resonansi gendang
telinga akibat adanya sumber bunyi yang sangat kuat. Earplug sangat
berguna untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga.
Dengan begitu maka dapat menjaga kesehatan dari para pekerja.
Sarung tangan
Sarung tangan sangat vital perannya dalam pekerjaan dilapangan.
Semua pekerja menggunakan sarung tangan yang terbuat dari bahan
khusus dan memiliki standar. Semua pekerjaan pasti berkaitan dengan
tangan, maka dari itu untuk menjaga tangan ataupun jari dari kecelakaan
seperti terjepit, tertusuk maupun yang lainnya. Sarung tangan memiliki
variasi untuk pekerjaan tertentu, karena ini disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan. Pekerjaan yang berhubungan dengan las
akan beda dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pembesian dari
segi sarung tangan. Karena setiap pekerjaan memiliki risiko masingmasing.
Kacamata
Jenis Pekerjaan
Staff
PT.Acset Indonusa Tbk
Keterangan
Semua staff yang terdapat
didalam Proyek menggunakan
kelengkapan APD . Rompi
rapat dan terdapat logo
perusahaan di dada kiri
Safety division
PT. Acset Indonusa Tbk
Konsultan pengawas
APD
Rigger
(Lifting
coordinator)
7.8
Masker Las
Masker Las sangat dibutuhkan untuk para pekerja besi yang
melakukan pekerjaan pengelasan, masker las memiliki spesifikasi yang
terbuat dari besi full face dan terdapat kaca kecil yang berwarna agak
buram disekitaran mata yang berfungsi untuk visualisasi pekerja.
Peredam Suara
Peredam suara digunakan untuk para pekerja yang berhubungan
dengan tingkat intensitas bunyi yang tinggi. Ear plug banyak digunakan
pada operator alat berat.
7.9
N
O
Peralatan
Proses
Struktur
Struktur
Selesai
Tangga
Galian
Office
dan
Finishing
Gudang
-
Void
Fasad
Railling
Tutup
lubang
Tutup
Shaft/Lift
Akses
Scaffolding
Poly Net
(Asago)
Rumah Gas
Panel
APAR
Form Work
10
Scaffolding
Tangga
Dalam pemasangan APK tersebut tim SHES-SR memantau serta
3
4
5
Rambu-Rambu Peringatan
7.11
Fasilitas K3
Fasilitas yang disediakan terkait K3 untuk menunjang proyek tersebut:
Untuk Penanganan Terkait Kecelakaan
Kantor SHES-SR
Kotak P3K
Tenaga P3K
Alat komunikasi
Tandu
7.12
pengendalian
lingkungan
berguna
untuk
melakukan
Jenis Sampah
Organik
2
3
Non Organik
Limbah B3 padat
Indikator Warna
Hijau
Contoh
Sisa makanan, sisa buah, bungkus
Kuning
Merah
4
5
Limbah B3 Cair
Limbah Logam
kimia,
semen
bekas,
yang terpilah sudah benar dengan melakukan pengecekan kepada tongtong sampah.
Beberapa limbah padat yang terdapat di area Proyek Apartemen West Vista
adalah sebagai berikut:
Pemilahan limbah padat secara organik maupun anorgnaik sudah
dilakukan di area proyek oleh divisi cleaning service. Namun setiap hari
dalam pengendalian limbah padat memakai pihak ke tiga sebagai perantara
dalam melakukan pengolahan limbah padat. Setiap hari limbah padat diangkut
menggunakan dump truck yang berasal dari pihak ketiga pada pagi hari.
Kemudian sampah tersebut ditransportasikan ke area pembuangan yang sudah
ditentukan oleh pihak ke 3.
7.12.1 Penanganan Limbah B3
Material B3 merupakan bahan yang memiliki sifat khusus tertentu, karena
sifat khususnya tersebut maka sangat susah apabila bahan B3 menjadi limbah.
Limbah B3 harus diolah menggunakan treatmen sendiri tidak boleh digabung
dengan organik maupun anorganik. Karena sifat khususnya tersebut yang
membuat limbah B3 sangat berbeda. Dalam penyimpanan material maupun
penempatan limbah material B3 harus dipisah dengan material lainnya sesuai
dengan standar K3LL untuk menjaga kualitas serta kuantitas dari material itu
sendiri agar tidak menimbulkan dampak yang negative bagi lingkungan
sekitar. Untuk pengangkutan oleh pihak ke 3 ditangani oleh PT. Putra Madu
Sejahtera. Penanganan material maupun limbah B3 yang terdapat di Proyek
Apartemen West Vista sebagai berikut:
sangat banyak sisa beton yang mengeras pada concrete pump atau mobil
mixer, maka dilakukan treatmen dengan pencucian pada concrete pump
agar beton tidak mongering dan merusak mesin. Hasil dari pencucian
masuk ke sedimentation pond karena masih mengandung material
penyusun beton jika dibuang langsung ke saluran kota tentu akan sangat
menggangu dari segi kualitas air maupun salurannya yang akan menjadi
sedimen akibat material beton. Setelah air pencucian masuk ke
sedimentasi pond maka air proses endapan akan mengalir menuju kolam
kedua dan siap dipompakan ke saluran air kota. Sementara hasil
pengendapan pada sedimentation pond akan dilakukan pengerukan dan
ditempatkan ke TPS karena ini sudah limbah padat.
Limbah cair toilet berasal dari toilet pekerja dan karyawan. Toilet yang
terdapat di Proyek Apartemen West Vista merupakan konstruksi yang
temporary terbuat dari dinding bata dan limbah tersebut di integrasikan
dengan Biotech setelah selesai maka akan dihancurkan. Pada proses
pengolahan limbah toilet ini menggunakan Biotank yang terdapat pada
proyek disebar ke 3 titik, titik tersebut merepresentasikan toilet. Toilet
terbagi menjadi 2 yaitu toilet site dan toilet kantor. Toilet site terdapat
pada masing-masing tower yaitu pada tower utara dan selatan, toilet
tersebut dikhususkan untuk para pekerja yang terdapat pada setiap 3
lantai. Limbah toilet site kemudian akan mengalir menuju biotank. Pada
toilet kantor terdapat 1 biotank yang dikhususkan untuk mengolah limbah
toilet para pekerja kantor. Dalam sistem kerjanya air limbah masuk ke
biotank menggunakan pipa PVC, kemudian di dalam biotank terdapat 4
shaft. Shaft pertama adalah untuk menampung air limbah yang berasal
dari toilet, shaft kedua merupakan media cell penghancur limbah di dalam
media cell ini terdapat mikroorganisme biologis yang berguna untuk
menguraikan limbah agar lebih menjadi cair, kemudian limbah cair
melewati biofilter media. Pada shaft 3 hanya terdapat biofilter media saja
untuk lebih mengoptimalkan treatment air limbah. Setelah dilakukan
treatment air limbah pada toilet maka sudah layak untuk dibuang ke
saluran kota.
7.12.3 Pengadaan Air Bersih Konstruksi
7.13
7.13
Green Construction
Pada Proyek Apartemen West Vista menggunakan konsep Green
Construction yaitu mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang
bertanggung
jawab
terhadap
lingkungan
serta
sumber
daya
yang
melakukan corat-coret
Menggunakan kertas bolak-balik dalam mencetak dokumen
Menggunakan tempat sampah bebasis identifikasi jenis
7.14
Housekeeping
Proyek konstruksi terkenal akan sebuah pekerjaan yang kotor dan
berantakan. Banyaknya pekerja, peralatan dan material yang tidak ditata
dengan baik menyebabkan kurangnya nilai estetika suatu pekerjaan. Kondisi
seperti ini akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan para pekerja konstruksi
sehingga efek domino berlaku yang akan menyebabkan mundur nya jadwal.
Maka dari itu dibutuhkan kerapian dalam melakukan penataan sesuatu di area
Proyek entah itu akses pejalan kaki, material, sisa material, maupun peralatan
itu sendiri yang dimana ini berhubungan dengan sistem K3. Berikut beberapa
Housekeeping yang dilakukan oleh Proyek Apartemen West Vista:
Terdapat akses yang aman untuk pekerja ataupun staff di area Proyek
maupun di site
Tidak adanya lantai kerja yang basah, usahakan kering agar tidak
7.14
ringan
Material ditumpuk sesuai dengan jenisnya serta kegunaanya
Material ditumpuk maksimal setinggi 2 meter dalam suatu aerial
tertentu
Tempat sampah dibersihkan secara berkala dan penempatanya harus
Metode yang digunakan adalah TSP dan alat yang digunakan berupa
minipoll dan air sampler impinger. Minipoll berfungsi untuk menangkap debu
yang terperangkap di dalam filter untuk mengukur Total Suspended Partikulat.
Sedangkan untuk kualitas udara ambien menggunakan air sampler impigner,
cara kerja alat ini yaitu menangkap udara dengan menggunakan pompa hisap
ke dalam tabung impinger yang di dalamnya berisi larutan penangkap.
(ada fotooooooooooooo)
Hasil yang diperoleh berupa parameter yang didapatkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, berikut merupakan standar parameter yang dipantau:
(masukin nanti)
No
1
2
3
4
Parameter
Sulfur
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
Sebagai penanganan lanjut dari kualitas udara yang telah didapat untuk
melakukan perbaikan agar sesuai dengan program K3LL yaitu pada
pengendalian lingkungan. Berikut merupakan upaya lanjut perbaikan:
Pemasangan barrier setinggi 2 meter disekeliling lokasi proyek
Menghentikan aktivitas konstruksi pada saat istirahat diutamakan pada
jam 11.30-13.00
Penyiraman ban kendaraan keluar masuk proyek mengurangi timbulan
debu
Kebisingan
Kebisingan dapat muncul dari pekerjaan berikut ini, yaitu pada
mobilisasi alat berat maupun material dan pekerjaan konsturksi itu sendiri
yang kadang sangat menggangu pendengaran. Pengukuran ini melakukan
toalk ukur dengan mengacu kepada Kep48/MENLH/11/1996, KAN N0.LP195-IDN, SK GUB. DKI No. 551 Tahun 2001. Untuk pengambilan sampel
terdapat 3 titik. Dalam parameternya terdapat peraturan bahwa kawasan
industry/proyek pembangunan harus memiliki ambang batas 70 (dB).
karena dapat dilihat secara fisik saja, seperti berubahnya warna pada saluran
kota. Maka dari itu dilakukan pengukuran untuk mengetahui apakah air
buangan yang disalurkan ke saluran kota melebihi ambang batas atau tidak.
Pengukuran ini mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 122 tahun 2005, KAN No. LP-195-IDN.
Dalam pengambilan sampel dilakukan di lokasi saluran drainase di
area Proyek. kemudian sampel akan dibawa ke lab yang selanjutnya akan
dilakukan pengujian parameter tertentu.
(ada foto)
Untuk menjaga agar saluran buangan tetap memenuhi ambang batas
maka dilakukan beberapa pencegahan antara lain:
Membuat kolam sedimentation pond untuk mengalirkan air bekas
7.15
Plumbing
Instalasi plumbing yang terdapat pada Proyek Apartemen West Vista
memakai subkon, plumbing dalam Proyek ini dimasukan ke dalam divisi MEP
(Mekanikal Elektrikal dan Plumbing). Instalasi yang terdapat didalam Proyek
ini berupa:
Instalasi
Air Kotor
Air Bekas
Air Bersih
Material
PVC
PVC
PVC
Putih
Putih
Putih
bergaris
4
5
Air Hujan
Air Panas
PVC
PPR
biru
Putih
Putih
bergaris
Besi
PVC
merah
Merah
Putih
6
6
Fire Hydrant
Vent
Warna
Sistem perpipaan yang terdapat pada Proyek Apartemen West Vista terbagi
menjadi 3 macam. Sistem ini berkaitan dengan seluruh instalasi yang terdapat
di dalam proyek, berikut merupakan sistem yang ada:
Sistem Transfer
Sistem transfer merupakan sistem yang bekerja untuk menaikkan air
dari lantai bawah ke lantai atas. Transfer dimaksudkan untuk
memindahkan suatu benda dari daerah asalnya ke daerah yang akan
dituju. Sistem ini awalnya mengambil air dari sumber tertentu
kemudian dipompa menuju roof tank untuk penampungan sementara.
Sistem Distribusi
Sistem ini merupakan penyaluran dari air yang telah ditampung pada
roof tank, sistem distribusi yaitu menyalurkan air ke masing-masing
penduduk/ruangan, sistem distribusi menggunakan pompa yang
Sistem Gravitasi
Sistem ini memanfaatkan gravitasi bumi untuk mendistribusikan
airnya ke masing-masing penduduk/ruangan. Sistem gravitasi biasanya
dilakukan untuk instalasi air bersih, air kotor, air bekas, air hujan,
maupun instalasi vent.
Metode Kerja
Persiapan
-Menyiapkan gambar yang telah dibuat
oleh divisi engineering
-Melakukan observasi terkait lokasi yang
akan dipasang
Metode Perbaikan
Pencegahan
PVC
dilakukan
maka sudah
penambalan terpasang
bocor
maka diperhatikan
dilakukan pengelasan
supaya
ada
tidak
material
yang merusak
pipa,
ujung
pipa
ditutup
sementara agar
tidak
masuknya
material lain
PVC
dilakukan sudah
ada
agar
bagian
ujung tidak
menghadap
lantai
ini
mengurangi
yang
masuk
kearah terpengaruh
untuk oleh
material
ditutup
rusak
masuk
-Pipa
yang
melewati
lantai
membutuhkan kedalaman khusus agar
tidak retak menerima beban dari atas
-Pipa yang akan disambng diampelas
terlebih dahulu agar lengket dan kuat
-Pemasangan pipa vent out untuk
instalasi air kotor dan padat sesuai
dengan gambar dan jarak tertentu
Pekerjaan Pemasangan Pompa dan Tanki
-Menyiapkan gambar kerja
-Membuat pondasi sekitaran pompa
-Menyiapkan material pompa
-Memasang pompa ke pondasi yang
telah ada
-Sambungkan dengan pipa-pipa yang
tersedia
-Melakukan inspeksi terkait baut mesin
pelapisan tanki
dan
yang
dijaga
dengan
menutup
plastik
agar
terhindar
dari
debu partikulat
(ada foto)
7.16
Air Bersih
Persediaan air bersih yang terdapat pada Apartemen West Vista
mengambil dari 2 sumber yaitu dari deepwell dan PDAM. Dalam melakukan
treatment terhadap pembersihan air, maka air bersih yang berasal dari
deepwell akan dilakukan treatment sebelum di distribusikan, sedangkan untuk
air PDAM terbagi menjadi 2 jalur yaitu sebagian dialirkan untuk menjalani
treatment dan sebagian langsung menuju Cleean Water Tank. Dalam proses
penyaluran air bersih ke masing-masing unit digunakan beberapa sistem yang
terdapat pada plumbing. Pertama yaitu sistem transfer, mengalirkan air dari
permukaan rendah ke permukaan tinggi. Pertama air sumber dari deepwell
Control Box
Control box ini berfungsi untuk menampung sementara air yang telah
dipompa dari sumber, di dalam control box ini ditujukan untuk
menaksir debit yang akan masuk ke treatment selanjutnya, agar debit
terjaga sehingga dibutuhkan tampungan sementara dahulu selain itu
jika debit stabil maka perawatan untuk treatment selanjutnya akan
lebih mudah dan tidak memakan biaya banyak
sebagian air PDAM. Pompa tidak dapat berfungsi jika muka air pada
CWT berada pada lowest low level maka dari itu penjagaan akan debit
air sangat dibutuhkan dengan mengkombinasikan debit air mentah
yang masuk memakai air deepwell dan PDAM.
Transfer Pump
Pompa ini bertujuan untuk memindahkan air dari bawah basement
hingga ke lantai paling atas yaitu roof tank. Tipe dari pompa ini adalah
vertical multistage pump yaitu pompa yang memindahkan air dengan
cara vertikal ke atas. Dengan kapasitas sebesar 106 m3/jam dan daya
yang digunakan sebesar 102 kW, dengan perputaran 2900 RPM, dan
tegangan yang dibutuhkan sebesar 380 v dan frekuensi 50 hz. Cara
kerja pompa ini secara otomatis berdasarkan sensor elektroda yang
terdapat di dalam pompa ataupun dengan pelampung, yang mana
digunakan untuk mendeteksi level air. Jika keadaan level air turun
pada level tertentu maka sensor maupun pelampung akan mendeteksi
dan segera mengaktifkan pompa dan apabila level air naik/penuh maka
elektroda maupun pelampung akan mendeteksi dan mematikan pompa
secara otomatis. Jumlah pompa terdapat 2 yaitu 1 digunakan dan 1 lagi
dalam keadaan standby.
Roof Tank
Roof tank merupakan tempat penampungan air bersih yang telah
melalui sistem transfer air bersih dari bawah ke atas secara vertikal.
Kemudian roof tank akan melakukan pendistribusian air bersih kepada
setiap penduduk Apartemen secara sistem gravitasi ataupun distribusi.
Air Limbah
Air limbah yang terdapat dalam Apartemen West Vista terbagi menjadi
2 jenis, yaitu air kotor dan air bekas. Air kotor bersumber dari air yang
terdapat didalam toilet dan telah difungsikan untuk keperluan buang air.
Sedangkan untuk air bekas bersumber dari aktivitas manusia seperti mandi
dan mencuci mencuci piring. Air kotor memiliki siklus yang berbeda dengan
air limbah serta instalasi nya juga berbeda, karena air kotor terdiri dari air
buangan hasil metabolism manusia itu sendiri, sedangkan air bekas adalah air
bersih yang digunakan untuk keperluan manusia sehingga merubah warna,
bau serta fisik nya dari awal yang berasal dari air bersih.
Semua limbah air kotor dan air bersih akan diolah oleh STP, namun secara
instalasi terpisah, air bersih setelah dipakai untuk aktifitas akan menjadi bekas
dan sebelum ke STP akan disaring terlebih dahulu melalui:
Grease Trap
Air bekas dialirkan melalui grease trap, tujuan diadakanya grease trap
adalah untuk memisahkan minyak, oli dan lemak yang biasa
ditemukan pada air bekas cucian. Minyak dan air harus dipisahkan
karena membantu mengurangi penggumpalan serta pembekuan yang
dapat terjadi pada pipa yang nantinya akan menghambat proses
treatmen air bekas. Grease trap yang tersebar pada tower utara dan
selatan
dengan
masing-masing
unit
yang
bekerja
secara
Air bekas yang telah dilakukan proses pemisahan antara lemak dan air, setelah
di STP tetap terdapat grease trap juga tujuannya untuk melakukan penyaringan
yang efektif terkait lemak maupun minyak yang masih terdapat pada air bekas
dan penyaringan sebelumnya.
Untuk selanjutnya berupa air kotor instalasi langsung menuju Bar Screen yang
akan dilakukan pemisahan antara padatan dan air.
Bar Screen
Air kotor yang masuk ke dalam barscreen akan dipisahkan antara
padatan dan cairan. Material padatan berupa yang berukuran besar
yang bisa saja masuk ke instalasi tanpa sengaja oleh penduduk
apartemen.
Sementara fine screen terdiri dari bar yang memiliki kelebaran yang
rapat. Fine screen ditempatkan setelah coarse screen fungsinya untuk
menyaring partikel padatan yang lebih kecil. Dalam melakukan
maintenance pada barscreen harus diangkut partikel yang tersangkut di
dalam screen, untuk kelangsungan proses STP yang maksimal.
Kriteria desain bar screen juga diperhatikan agar efektif dalam
pembuatannya serta menghemat biaya. Ruang screen harus memiliki
pembukaan penampang yang cukup untuk memungkinkan terjadinya
aliran puncak (2.5-3 kali rata-rata laju aliran/jam) dengan kecepatan
0.8-1 m/s. Screen dilakukan pemanjangan dari lantai minimal 0.3 m
untuk menjaga aliran pada saat kondisi minimum aliran.
Proses berikutnya adalah di STP, pada STP air akan di proses secara mekanik
maupun kimiawi untuk menurunkan kandungan yang berbahaya bagi
lingkungan jika dibuang ke lingkungan sekitar atau saluran kota maupun
untuk menyiram tanaman. STP terdiri dari beberapa rangkaian unit, berikut
merupakan unti yang terdapat pada pengolahan air limbah Apartemen West
Vista:
Equalizing Basin
Air limbah yang dioalah sebelumnya melalui proses penyaringan
partikel seperti bar screen maupun grease trap akan berkumpul ke
dalam suatu kolam yaitu equalizing basin. Disini akan terjadi perataan
kualitas air bau dan sebagai penyeimbang untuk menjaga debit yang
dipompa menuju primary sedimentation. Dalam hal ini dibuat control
box yaitu sebuah unit untuk melakukan pengontrolan terhadap laju
aliran air limbah yang berasal dari unit sebelumnya ataupun unit
sesudahnya jadi air limbah hasil pengolahan unit equalization basin ini
akan dipompa menuju control box, ini bertujuan agar pompa terjaga
dalam melakukan transfer air sehingga pengolahan sesuai dengan
perencanaan. Di dalam equalizing basin terdapat submersible mixer,
ini berupa pompa mekanis yang berfungsi untuk mencampur padatan
lumpur dengan cairan. Lumpur yang masih tersisa pada unit
sebelumnya akan dilakukan pemecahan partikel padatan agar kondisi
tetap suspensi.
Dalam kriteria desain perlu dicermat dalam membuat equalization
basin diantaranya adalah mengetahui keadaan laju puncak aliran
maksimum serta laju aliran minimum. Pada hari tertentu seperti hari
libur, beban limbah yang dihasilkan akan lebih berat maka dari itu
dalam proses desain mengacu pada kondisi volume seperti ini.
Volume yang terdapat sesuai perencanaan sebesar 689.71 m3 dengan
waktu detensi sebesar 10.67 jam
Primary Sedimentation
Pada unit ini air limbah yang berasal dari unit sebelumnya akan
ditampung, kemudian lumpur yang mengapung akan segera menuju
sludge holding basin namun untuk lumpur yang mengendap digunakan
pengangkatan menggunakan air lift untuk mendapatkan lumpur yang
mengalir ke sludge holding basin. Sedimentasi merupakan proses
pemisahan antara padatan dan cairan, pada unit sedimentasi ini ratarata lumpur yang dihasilkan berupa lumpur kasar, yaitu lumpur yang
masih mengandung banyak ukuran partikel yang besar. Ukuran yang
terdapat pada Apartemen ini memiliki kapasitas 419 m3 denga muka
air 4.15 m.
Kriteria desain dalam membuat primary sedimentasi adalah waktu
detensi, karena proses ini sedimentasi maka dibutuhkan waktu tidak
sedikit untuk memisahkan padatan maupun cairan. Laju aliran sangat
diperhatikan mengingat sedimentasi hanya memerlukan laju yang tidak
terlalu besar.
Aeration Basin
Setelah air limbah mengalami proses sedimentasi selanjutnya adalah
ke proses aerasi, di proses ini bertujuan untuk meningkatkan kontak
antara udara dengan air. Pada intinya proses aerasi bertujuan untuk
meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Dalam sistem
operasi yang terdapat pada Apartemen West Vista menggunakan
metode biologis dengan MBBR dalam melakukan aerasi, yaitu
memanfaatkan bakteri untuk mengurai bahan organic pada air limbah.
MBBR adalah Moving Bed Biofilm Reactor tipe attached growth,
yaitu suatu reaktor dimana mikrobiologi tumbuh di permukaan media
tertentu dan kemudian membentuk lapisan film yang berfungsi sebagai
filter untuk air limbah. Media biasanya terbuat dari material semacam
plastik yang bentuk serta ukurannya didesain sedemikian rupa hingga
menyediakan tempat yang luas bagi tumbuhnya bakteri. Dengan
adanya media tempat tumbuh kembangnya bakteri serta oksigen yang
Secondary Clarifier
Setelah air limbah melewati proses aerasi secara sistem MBBR maka
selanjutnya akan memasuki unit Secondary Clarifier. Unit ini memiliki
tujuan untuk memungkinkan pengendapan biomassa pada larutan yang
keluar dari tangki aerasi, menuju bagian bawah clarifier. Untuk
mempertebal pengendapan biomassa. Kemudian dari lumpur tersebut
unit ini juga bertujuan menghasilkan supernatant yang baik. Dengan
bantuan gravitasi diharapkan dapat mengendapkan biomassa yang ada
sehabis unit sebelumnya yaitu aeration tank, biomassa tebal akan
dilakukan resirkulasi ke aeration tank untuk menjaga rasio bakteri.
Sementara supernatant akan dialirkan menuju sludge holding basin.
Dalam kriteria desain luas penampang biasanya dihitung pada rentang
12-18 m3/jam/m2. Sedangkan untuk kedalaman 2.5-3 m
Luas area untuk seconday clarifier sebesar 142.8 m2
Intermediate Basin
Pada unit ini berfungsi menerima hasil olahan air limbah dari unit
secondary clarifier. Intermediate basin adalah suatu tanki yang
menampung air kemudian menginjeksikan koagulan berupa bahan
kimia untuk menggumpalkan material padat tersuspensi di dalam air
limbah agar lekas hilang. Dalam Apartemen West Vista jenis koagulan
yang dipakai adalah PAC, dalam usahanya PAC dinilai mampu untuk
menggumpalkan partikel padat tersuspensi di dalam air selain itu
dengan biaya yang murah menjadi pertimbangan pula. Sebagian air
yang tidak diberikan koagulan akan segera menuju effluent basin yang
akan mengarah pada saluran kota, namun yang dibuang hanya
sebagian saja dari hasil olahan air limbah, sebagian lagi diproses
kembali untuk keperluan aktivitas penduduk apartemen.
Tertiary Clarifier
Sebagian air limbah yang telah diberikan koagulan berupa PAC akan
dipompa menuju Tertiary Clarifier, tujuan dari pengolahan tersier
adalah
untuk
menyediakan
tahap
pengolahan
akhir
untuk
bau
pada
air. Dengan
pori-pori
yang
besar
Effluent Basin
Pada tanki ini merupakan hasil pengolahan secondary yang melalui
proses pengolahan air limbah yang nantinya akan siap dibuang ke
badan air perkotaan. Dalam proses pembuangannya diberikan sedikit