Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Astrositoma merupakan neoplasma otak yang berasal dari salah satu bentuk sel glia, yaitu
sel berbentuk bintang yang disebut astrosit. Tumor astrosit secara umum menurut rekomendasi
dari WHO merupakan tumor yang berlokasi di sistem saraf pusat,dan dibagi menjadi grade I-IV.
biasanya terjadi pada orang dewasa, mempunyai gambaran histopatologi yang sesuai dengan
gradingnya yang memperlihatkan infiltrasi pada struktur otak, dan sudah menjadi sifatnya akan
berubah menjadi ganas. Neoplasma astrositik yang mempunyai derajat yang tertinggi pada
diferensiasi sel, pertumbuhan lambat dan infiltrasi difus dari struktur otak sekitarnya. Sering
terjadi pada dewasa muda dan mempunyai kecenderungan menjadi proses malignan.
Referat ini membahas pada diskusi aspek radiologis terkait dengan tumor otak, dalam hal
ini astrositoma, berdasarkan epidemiologi, grading, predileksi maupun gambaran radiologis dari
tipe astrositoma. Selain itu, Referat ini juga berguna untuk meningkatkan hasil dalam mengenali
gambaran radiologis dari astrositoma,
Hal 1
REFERAT ASTROSITOMA
BAB II
ASTROCYTOMA
II.1 DEFINISI
Merupakan neoplasma otak yang berasal dari salah satu bentuk sel glia, yaitu sel
berbentuk bintang yang disebut astrosit. Tumor astrosit secara umum menurut rekomendasi dari
WHO merupakan tumor yang berlokasi di sistem saraf pusat, biasanya terjadi pada orang
dewasa,
mempunyai
gambaran
histopatologi
yang
sesuai
dengan
gradingnya
yang
memperlihatkan infiltrasi pada struktur otak, dan sudah menjadi sifatnya akan berubah menjadi
ganas. Neoplasma astrositik yang mempunyai derajat yang tertinggi pada diferensiasi sel,
pertumbuhan lambat dan infiltrasi difus dari struktur otak sekitarnya. Sering terjadi pada dewasa
muda dan mempunyai kecenderungan menjadi proses malignan.1
Hal 2
REFERAT ASTROSITOMA
II.3 EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian tumor otak pada total 1500 kasus.
Diambil dari Adams & Victors Principles of Neurology, 9th edition, Chapter 31 Intracranial Neoplasm
and Paraneoplastic Disorder3
Hal 3
REFERAT ASTROSITOMA
Angka Kejadian tumor otak berdasarkan umur.
Diambil dari Adams & Victors Principles of Neurology, 9th edition, Chapter 31 Intracranial Neoplasm
and Paraneoplastic Disorder3
Hal 4
REFERAT ASTROSITOMA
II.4 KLASIFIKASI
Berdasarkan WHO (2007) tumor CNS dibagi menjadi 4 grade:4
1. WHO grade I meliputi lesi dengan proliferatif potensi rendah, sifat diskrete, dan
kemungkinan untuk sembuh cukup hanya dengan reseksi bedah.
2. WHO grade II meliputi lesi yang umumnya berinfiltrasi dan aktivitas mitosis yang rendah
tetapi lebih sering kambuh daripada tumor ganas grade I setelah terapi lokal. Beberapa
jenis tumor jenis ini cenderung berubah ke derajat keganasan yang lebih tinggi.
3. WHO grade III meliputi lesi dengan bukti keganasan secara histologis, termasuk atypia
nuclear dan peningkatan aktivitas mitosis. Lesi ini memiliki histologi anaplastik dan
kapasitas infiltrasi. Tumor ini biasanya diterapi dengan terapi adjuvant agresif.
4. WHO grade IV meliputi lesi yang aktif secara mitosis, cenderung nekrosis, dan umumnya
terkait dengan pra operasi yang cepat dan perkembangan pasca operasi dan hasil yang
fatal. Lesi biasanya diobati dengan terapi adjuvant agresif.
Diambil dari Adams & Victors Principles of Neurology, 9th edition, Chapter 31 Intracranial Neoplasm
and Paraneoplastic Disorder3
Hal 5
REFERAT ASTROSITOMA
Berdasarkan St Anne / Mayo, astrositoma dibagi menjadi:
Hal 6
REFERAT ASTROSITOMA
Sakit kepala
Meskipun tidak selalu ada tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari dan
menjadi buruk oleh karena batuk atau melakukan gerakan yang tiba-tiba. Keadaan
ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpangan struktur sensitif
nyeri, atau oleh karena edema yang mengiringi adanya tumor. terdapat nyeri
kepala (terus menerus, difus yang pada umumnya nocturnal dan membaik pada
siang hari). Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada
Hal 7
REFERAT ASTROSITOMA
penderita tumor otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus,
b)
pada tumor fossa franii posterior dan secara tidak tepat dinamakan cereberal fits.
Adanya variasi penurunan fokal motorik,sensor dan disfungsi saraf cranial
Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti pada
seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut kejang jacksonian.
Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia homonimus
kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandangan pada sisi
yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
Hal 8
REFERAT ASTROSITOMA
merawat diri.
Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada
tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan vertigo, serta diikuti perkembangan sarafsaraf yang mengarah terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial VIII).
Berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn
saraf cranial V). Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf
cranial VII). Akhirnya karena pembesaran tumor yang menekan serebelum,
Low gade astrocytomas jarang enhance pada MRI sedangkan kebanyakan astrositoma
anaplastik enhance dengan paramagnetik kontras
2. CT scan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi
Hal 9
REFERAT ASTROSITOMA
-
CT scan mungkin berguna dalam gambaran akut atau ketika MRI merupakan
kontraindikasi
Pada CT, astrocytomas kelas rendah muncul sebagai gambaran kabur, homogen,
massa low-density tanpa penambahan kontras; Namun, dengan sedikit enhancement,
kalsifikasi, dan perubahan kistik mungkin jelas di perjalanan awal penyakit
Pencitraan sistemik, umumnya terdiri dari CT scan kontras dari dada, perut, dan
panggul, dapat dibenarkan untuk mengevaluasi kemungkinan adanya lesi primer
alternative
3. Angiography
-
Dapat
digunakan
untuk
menyingkirkan
malformasi
pembuluh
darah
dan
Pola angiografi normal atau pola yang konsisten dengan massa avaskular yang
menutupi pembuluh yang normal biasanya masih perlu diobservasi dengan baik pada
lesi low-grade maupun high-grade
4. Radionuclide Scan
-
PET dan SPECT dapat digunakan untuk membedakan tumor solid dari edema, untuk
membedakan kekambuhan tumor dari nekrosis radiasi, dan untuk melokalisasi
struktur
Aktivitas metabolik lesi dapat digunakan untuk menentukan kelas tumor; Lesi
hipermetabolik sering sesuai dengan tumor high-grade
Hal 10
REFERAT ASTROSITOMA
-
batang otak
Hal 11
REFERAT ASTROSITOMA
ASPEK RADIOGRAFI
Gambaran pilocytic astrositoma
-
heterogenous, solid campuran dan kista multiple dan nekrosis sentral - 16%
Hal 12
REFERAT ASTROSITOMA
MRI
Karakteristik termasuk
T1 - iso to hypo intense solid component compared to adjacent brain
T2 - hyper intense solid component compared to adjacent brain
Hal 13
REFERAT ASTROSITOMA
Hal 14
REFERAT ASTROSITOMA
DIAGNOSA BANDING
-
Medulloblastoma
Muncul secara tipikal dari midline (terutama vermis dan atap dari ventrikel 4)
disbanding pada hemisfer cerebelar. Biasanya pada pasien muda (2-6 tahun)
Ependymoma
Biasanya mengisi ventrikel 4 dan keluar ke foramen Luschka dan foramen
Magendie. Lebih sedikit gambaran komponen kista besar
Haemangioblastoma
Hal 15
REFERAT ASTROSITOMA
Biasanya pada orang dewasa. Berhubungan dengan penyakit Von Hippel
Lindau
-
Ganglioglioma
Cerebellar abscess memiliki gambaran klinis berbeda dan tanpa nodul yang
enhance
Hal 16
REFERAT ASTROSITOMA
Hal 17
REFERAT ASTROSITOMA
Hal 18
REFERAT ASTROSITOMA
CT
-
MRI
-
T2: heterogenous and hyper intense to grey matter ; calcific components can be
hypo intense
Hal 19
REFERAT ASTROSITOMA
DIAGNOSA BANDING
Secara konteks klinis, gambaran TS merupakan gambaran patognomonis, dan merupakan
diferensiasi utama dari nodul subependimal dan SGCA..
Dagnosa banding lainnya:
-
Central neurocytoma
Intraventricular masses
Hal 20
REFERAT ASTROSITOMA
II. 7.4 PLEOMORPHIC XANTHOASTROCYTOMA (PXA)
Tumor primer yang langka (1%). Biasanya ditemukan pada pasien muda (anak-anak
atupun remaja)
LOKASI
Lokasi PXA di supratentorial hampir selalu bervariasi, biasanya terletak superficial, dan
melibatkan korteks dan di permukaan leptomeninges. Kurang lebih setengah kasus berada di
lobus temporal.
ASPEK RADIOGRAFI
Lebih sering merupakan komponen kistik (50-60%) dengan nodul mural enhancing. Tambahan
tumor ini merupakan tumor dengan gambaran dural tail,.
CT
PXAs secara tipikal hypo atau isodens, biasanya dengan oedema di sekitarnya.Jarang
memperlihatkan kalsifikasi. Karena lokasinya yang superficial, mungkin terdapat gambaran
tumor yang mengelilingi tulang kepala yang terkena.
MRI
T1
-
T2
-
DSA angiography
-
Hal 21
REFERAT ASTROSITOMA
Hal 22
REFERAT ASTROSITOMA
Hal 23
REFERAT ASTROSITOMA
DIAGNOSA BANDING
-
Ganglioglioma
Oligodendroglioma
Hal 24
REFERAT ASTROSITOMA
Fibrillary astrocytoma
Protoplasmic astrocytoma
Gemistocytic astrocytoma
MRI
T1:
-
usually confined to the white matters and causes expansion of the adjacent cortex
Hal 25
REFERAT ASTROSITOMA
always follow the white matter distribution and cause expansion of the surrounding
cortex
the "micro-cystic changes" along the lines of spread of the infiltrative astrocytoma
is a very unique behavior for the infilterative astrocytoma, however, it is
only appreciated in a few number of cases
high T2 signal is NOT related to cellularity or celluarl atypia, but rather oedema /
demylination and other degenerative change
Hal 26
REFERAT ASTROSITOMA
DWI:
-
no restricted diffusion
increased diffusibility is the key to differentiate the diffuse astrocytoma from the
acute ischemia
T1 C+:
-
Hal 27
REFERAT ASTROSITOMA
-
if enhancement is seen in certain areas within the mass like lesion it is a warning
sign for a progression to a higher grade
MR spectroscopy:
-
typical
tumor
will
show
elevated
choline
peak,
low
NAA
peak
elevatedcholine:creatine ratio.
-
the lactate peak represents the necrosis seen in aggressive mostly WHO grade IV
tumors
MR perfusion:
no elevation of rCBV
DIAGNOSA BANDING
-
Anaplastic astrocytoma
Hal 28
REFERAT ASTROSITOMA
-
Hal 29
REFERAT ASTROSITOMA
T1 C+ (Gd)
-
presence of ring enhancement suggests central necrosis and thus glioblastoma rather
than anaplastic astrocytoma
Hal 30
REFERAT ASTROSITOMA
MR spectroscopy
-
no significant lactate
intermediate levels of Myo-inositol (lower than low grade, higher than GBM)2
DIAGNOSIS BANDING
Other astrocytomas
-
more homogeneous
younger age
glioblastoma
o
Hal 31
REFERAT ASTROSITOMA
o
depleted NAA
absent myo-inositol
Cerebral metastases
-
often multiple
ring enhancement
gyriform enhancement
vascular territory
tumefactive demyelination
Giant cell glioblastoma: terhitung dari 5% glioblastomas, dan memiliki prognosis yang
lebih baik dibandingkan dengan GM
Hal 32
REFERAT ASTROSITOMA
-
Gliosarcoma
calcification is uncommon
CT
MRI
T1:
-
hyperintense
Hal 33
REFERAT ASTROSITOMA
-
choline: increased
lactate: increased
lipids: increased
NAA: decreased
myo-inositol: decreased
PET
PET demonstrates accumulation of FDG (representing increased glucose
metabolism) which typically is greater than or similar to metabolism in gray matter.
DIAGNOSA BANDING
-
cerebral metastasis:
-
metastases usually are centred on grey-white matter junction and spare the
overlying cortex
o
-
cerebral abscess:
Hal 34
REFERAT ASTROSITOMA
anaplastic astrocytoma:
o
tumefactive demyelination:
o
cerebral toxoplasmosis:
o
Hal 35
REFERAT ASTROSITOMA
Gambaran Thalamic GBM (T1 C+: kiri) dan hemoragik GBM (T2: kanan)
Diambil dari http://radiopaedia.org/articles/cns-tumours-classification-who8
Hal 36
REFERAT ASTROSITOMA
ASPEK RADIOGRAFI
CT
Can be normal because lesions often isodense to normal brain parenchyma. There is relative lack
of mass effect and distortion. There may be an ill defined asymmetry or subtle hypoattenuation
to the involved brain parenchyma.
MRI
Mass effect and enhancement are minimal. There is loss of GM/WM differenciation and diffuse
gyral thickening.
Diffuse T1 and T2 prolongation throughout both white and grey matter.
-
II.8 PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari usia, lokasi, kecepatan tumbuh, rekurensi, reseksi, performan
post operasi maupun gambaran grade histologi. Prognosis tergantung dari progresifitas menjadi
tumor yang malignan. Pada pasien dengan low-grade astrositoma, usia lebih tua membuat
prognosis lebih buruk jika dibandingkan dengan pasien yang lebih muda walaupun dengan lokasi
Hal 37
REFERAT ASTROSITOMA
yang sama. Prognosis pada pilocystik astrositoma tergantung pada lokasi, pasien dengan bedah
reseksi tumor pada hemisfer serebral biasanya memiliki prognosis yang baik. Rata-rata harapan
hidup pada pasien low-grade astrositoma antara 6-8 tahun dengan variasi individu yang berbeda.
Harapan hidup pasien berdasarkan grade, tergantung pada parameter klinik meliputi usia,
lokasi tumor dan pengobatan (radiasi atau kemoterapi), yaitu lebih dari 5 tahun (8-10 tahun)
untuk low-grade difus astrositoma (WHO grade II, St anne / Mayo grade I dan II), 2-5 tahun
untuk anaplastik astrositoma (WHO grade III, St anne/Mayo grade III) dan kurang dari 1 tahun
untuk pasien dengan glioblastoma (WHO grade IV, St Anne/Mayo grade IV).9
Hal 38
REFERAT ASTROSITOMA
DAFTAR PUSTAKA
1. Kleihus P, Cavence Webster K. Pathology and Genetics of Tumours of the Nervous System.
International Agency for Research on Cancer (IARC) World Health Organization. International
Society of Neuropathology (ISN), Lyon. 1997. Hal 1-34
2. Groot DJ. Correlative Neuroanatomy. Edisi 21. Appleton & Lange. 1991. Hal 10
3. Ropper AH, Samuels MA. Adams & Victors Principles of Neurology: Chapter 31 Intracranial
Neoplasm and Paraneoplastic Disorder.9th edition. McGraw-Hill. USA, 2009
4. Louis DN, Ohgaki H, Wiestler OD, et al.: The 2007 WHO classification of tumours of the central
nervous system. Acta Neuropathol 114 (2): 97-109, 2007
5. Greenberg SM. Handbook of Neurosurgery: Chapter 21.2.2 Astrocytoma. 7 th edition. Thieme.
Canada, 2010. Hal 593-596
6. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar edisi 5, Dian
Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 402
7. Kennedy B. Astrocytoma. Accessed from: www.emedicine.com . Last Updated: May 15, 2014
8.
9. Burns DK, Kumar V. The Nervus System In Kumar V, Contran RS, Robin RS, Robbin S, Basic
Pathology 7th edition. Saunders. Hal 832-833
Hal 39