Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehilangan adalah suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan (Riyadi dan Purwanto, 2009).
Menangis, memanggil nama orang yang sudah meninggal secara terus-menerus, marah, sedih
dan kecewa merupakan beberapa respon yang tampak saat seseorang mengalami peristiwa
kehilangan, terutama akibat kematian orang yang dicintai. Keadaan seperti inilah yang
menurut Puri, Laking, dan Treasaden (2011) disebut sebagai proses berduka, yang
merupakan suatu proses psikologis dan emosional yang dapat diekspresikan secara internal
maupun eksternal setelah kehilangan.Individu yang berduka membutuhkan waktu untuk
menerima suatu peristiwa kehilangan, dan proses berduka merupakan suatu proses yang
sangat individual. Fase akut berduka biasanya berlangsung 6-8 minggu dan penyelesaian
respon kehilangan atau berduka secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3
tahun (Keliat, Helena, dan Farida,2011).
penelitian Henuhili (2004, h.28) yang menyebutkan bahwa gangguan mental
terbanyak yang dialami oleh lanjut usia yang tinggal di salah satu panti wreda di Cibubur
adalah depresi, yaitu sebesar 20,2%. Gangguan depresi ditemukan kira-kira 25% pada lanjut
usia yang ada di komunitas. Tingginya stressor dan peristiwa-peristiwa kehidupan yang tidak
menyenangkan dapat menimbulkan kemungkinan lanjut usia mengalami kecemasan,
kesepian, sampai pada tahap depresi (Wirasto, 2007, h.7). Pendapat tersebut diperkuat oleh
Dharmono (2007), yang menyebutkan depresi pada lanjut usia di dunia berkisar 15% dan
hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia mendapatkan rata-rata depresi pada
lanjut usia adalah 13,5%. Adapun depresi pada lanjut usia yang menjalani perawatan di
rumah sakit dan panti perawatan sebesar 45%.
Menurut Mudjaddid (Kompas, 3 Juni 2003), berdasarkan penelitian di Indonesia,
peluang mengalami gangguan depresi bagi orang berusia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 13
persen dari populasi lanjut usia, dan 4 persen di antaranya bahkan menderita depresi mayor.
Sejumlah faktor pencetus depresi pada lanjut usia, antara lain faktor biologis, psikologis, stres
kronis dan penggunaan obat-obatan. Faktor biologis misalnya faktor genetis, perubahan
struktural otak, faktor risiko vascular dan kelemahan fisik. Sedangkan faktor psikologis
pencetus depresi pada lanjut usia yaitu tipe kepribadian dan relasi interpersonal yang di
dalamnya termasuk dukungan sosial. Peristiwa kehidupan seperti berduka, kehilangan orang
yang dicintai, kesulitan ekonomi dan perubahan situasi, stres kronis dan penggunaan obatobatan tertentu juga turut andil sebagai pemicu depresi pada lanjut usia. Bahkan pada lanjut
usia, depresi yang dialami justru seringkali disebabkan karena kurangnya perhatian dari pihak
keluarga.
Menurut Sarafino (1998, h.99) dukungan atau bantuan yang dibutuhkan oleh lanjut
usia bisa didapatkan dari bermacam-macam sumber seperti keluarga, teman, dokter atau
profesional dan organisasi kemasyarakatan. Dukungan sosial didefinisikan sebagai
keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan
dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang
bersangkutan (Johnson & Jhonson, 1991, h.472). Cobb (dalam Sarafino, 1998, h.102)
mengemukakan bahwa dukungan sosial mengacu pada persepsi akan kenyamanan,
kepedulian, penghargaan.
1.2 Tujuan
1.Tujuan Umum
Agar Mahasiswa/i mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan
gerontik dengan gangguan psikososial:Berduka
2.Tujuan Khusus
a) Mahasiswa/i memahami defenisi berduka
b) Mahasiswa/i memahami gejala berduka pada lansia
c) Mahasiswa/i memahami dan menjelaskan pertimbangan khusus dalam perawatan
lansia
d) Mahasiswa/i memahami terapi modalitas psikososil:Berduka
Bab 2
Tinjauan Teoritis
1.2 Kehilangan atau Berduka
1. Pengertian
Berduka merupakan respon yang normal dan universal terhadap kehilangan yang
dialami melalui perasaan,perilaku,dan penderitaan emosional.Berduka adalah proses
pergeseran melewati nyeri akibat kehilangan.Kehilangan kesehatan,teman,ketabat,ekerjaan
dank Keamanan fenansial merupakan sebagian dari kehilangan kumulatif yang menyebabkan
berduka pada lansia.Periode berduka adalah waktu adaptasi dan pertumbuhan(Stanley
Mickay,2007)
2.Perasaan kehilangan umumnya disebabkan oleh hal berikut
1 Kehilangan fungsi, misalnya seksual dan kontrol usus
2 Hilangan gambaran diri dan citra diri
3 Hilangnya seseorang yang sangat dekat hubungannya
4 Kehilangan barang yang berharga (rumah, mobil, dan tabungan(Nugroho
Wahjudi,2000)
3.Tahap berduka menurut Kubler-Ross
4.Dimensi berduka
Isi berduka juga dapat dikatakan sebagai respon manusia yang berkolerasi dengan apa
yang schneider(1984) ajukan sebagai model holistik berduka yang memiliki 5 dimensi
proses berduka yaitu;
1. Respon kognitif
Gangguan asumsi dan keyakinan
Mempertanyakkan dan berupaya menemukan makna kehilangan
Berupa mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah orang yang meninggal adalah
pembimbing
2. Respon emosional
Marah,sedih,cemas
Kebencian dan rasa bersalah
Perasaan mati rasa
Emosi yang berubah-ubah
Perawatan segera untuk megetahui bahwa klien lanjut usia sedang mengalami
kehilangan. Mendampingi klien lanjut usia yang mengalami kehilangan .
Tahap I :
a Luangkan waktu sedikitnya 15 menit sehari untuk bercakap-cakap
bersama klien lanjut usia
b Beri kesempatan kepada klien lanjut usia untuk mengarahkan
pembicaraan
c Katakan kepada klien lanjut usia bahwa dengan peristiwa ini, berarti ia
telah melakukan sesuai yang baik
d Terima tingkah laku klien lanjut usia yang tidak merusak fisik
Tahap II
a
Tahap III :
a
b
Beralih keperawatan diri sendiri. Menunjang usahan klien lanjut usia dalam
menahan tindakannya.
a Apa bila klien lanjut usia menyangkal dengan melakukan sesuatu
yang membahayakan fisiknya, batasi tindakan tersebut dengan
menghadapkan klien pada kenyataan. Intervensi dilakukan sesuai
dengan tahapan yang dialami klien.
b Dalam pembicaraan, beri kesempatan kepadanya untuk
mengarahkan pembicaraan tentang peristiwa tersebut
c Ulangi pertanyaan yang diajukan klien agar ia akan mencari
jawabannya dengan bantuan perawatan
Rencana selanjutnya adalah menyokong kesadaran klien tentang perlunya terhadap
penghayati peristiwa tersebut:
1 Yakinkan klien lanjut usia masih mempunyai dukungan, baik dari keluarga maupun
temannya
2 Yakinkan bahwa klien lanjut usia menyadari bahwa keadaan tersebut normal dan ia
mengerti bahwa setiap orang mengalami proses yang sama bila mengalami
kehilangan.
6.Peran perawat pada pasien berduka
Tahap penyangkalan
Peran perawat:
Bicarakan tentang kehilangan dengan cara yang suportif
Bicarakan dengan klien tentang hal yang realistis terkait dengan kehilangan
Diskusikan perubahan konkret yang telah terjadi dalam kehidupan akibat
kehilangan dan perubahan yang harus kien mulai lakukan sekarang
Tahap marah
Peran perawat :
Diskusikan kepada klien tentang perubahan perasaannya terhadap diri-sendiri,
orang lain dan orang atau benda yang hilang akibat kehilangan dan proses
duka-cita
Yakinkan klien bahwa perasaan negativ sekalipun seperti kemarahan dan
kebencian adalah normal dan sehat dalam berduka
Sampaikan kepada klien bahwa perasaannya mungkin tidak nyaman, perasaan
tersebut alami dan diperlukan dalam proses ini
Berikan kesempatan untuk melepaskan ketegangan, kemarahan, rasa bersalah
dan sebagainya melalui aktivitas fisik
Tingkatkan olahraga secara teratur sebagai cara yang sehat dalam mengatasi
sters dan ketegangan
Tahap tawar-menawar
Ajarkan klien dan keluarga atau orang terdekatnya tentang proses berduka
Jelaskan kepada klien bahwa waktu berduka dapat menjadi waktu untuk
berkembang, waktu belajar dan bertumbuh guna untuk mengumpulkan
kekuatan untuk maju.
Jelaskan kepada klien bahwa aspek utama kehilangan adalah stress fisik yang
nyata.
d.Spiritual
-berkaitan dengan keyakinan agama ynag dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari lansia
- hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
e.kognitif
mengkaji kondisi kognitif lansia,apa daya ingat lansia mengalami penurunan,mnudah
lupa masih mengingat hal-hal yang terjadi di masalalu,dan lain-lain
f.Status Mental
apakah lansia mudah tersinggung,emosi lansia labil/stabil
(Mubarak,wahit iqbal,2010)
2.2 Diagnosa Keperawatan psikologis dan sosial
A. Duka cita berhubungan dengan mengantisipasi kehilangan hal yang
bermakna(mis,kepemilikan,pekerjaan,status,rumah,bagian dan proses tubuh,orang
terdekat)
B. Stress berlebihan berhubungan dengan sumber-sumber yang tidak adekuat
(mis,tingkat finansial,sosial,pengetahuan dan teman)
C. Ansietas(cemas) berhubungan dengan stres
(Mubarak,wahit iqbal,2010,ilmu keperawatan komunitas konsep dan
aplikasi,Jakarta:Salemba Medika)
2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Nic:
Noc:
1.Duka cita
berhubungan dengan
mengantisipasi
kehilangan hal yang
bermakna
(mis:kepemilikan,pek
Griefresolution 1304
erjaan, status,
rumah,bagian dan
proses tubuh, orang
terdekat)
2. Stress berlebihan
berhubungan dengan
sumber-sumber yang
tidak adekuat
(mis,tingkat
finansial,sosial,pengetah
uan dan teman)
mengekspresikan
perasaan sedihnya
Anjurkan pasien untuk
bercerita tentang
memori kehilangan
baik di masa lalu dan
sekarang
Dukung pasien
menyelesaikan conflik
yang lalu jika perlu
Ajari pasien tentang
proses berduka jika
perlu
3.Ansietas berhubungan
dengan Stress
kegelisaha
n
kesulitan
amarah
masalah
perilaku
mendukung penggunaan
yang tepat dari persepsi
perasaan dan ketakutan
menilai kebutuhan
pasien / keinginan untuk
dukungan sosial
anjurkan pasien pada
penggunaan teknik
relaxion , yang diperlukan
anxiety reduction (5820)
1 identifikasi perubahan
tingkat kecemasan
2 kajitanda verbal dan non
verbal dari kecemasan
3 gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
4 cari untuk mengerti
perspektif pasien tentang
situasi stres
5 tetaplah bersama pasien
untuk meningkatkan
kenyamanan dan
mengurangi ketakutan
6 instrusikan pasien untuk
menguragi teknik
relaksasi
7 sediakan aktivitas untuk
mengurangi kecemasan
8 anjurkan pasien
mengungkapkan
perasaan, persepsi, dan
kecemasan
9 anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
10 kolaborasi pemberian
obat untuk mengurangi
kecemasan
Daftar Pustaka
H.Wahjudi Nugroho,2012,Keperawatan Gerontik dan geriatrik,Jakarta:EGC
Mubarak,wahit iqbal,2010,ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi,Jakarta:Salemba
Medika)
Padila,2013,buku ajar Keperawatan Gerontik,Yogyakarta:Nuha Medika
Stanley Mickay,2007,Buku ajar keperawatan gerontik Edisi 2,Jakarta:EGC)
Nasir Abdul,Abdul Muhtith,2011,Dasar-dasar Keperawatan Jiwa,Jakarta:Salemba Medika
Videbeck Sheila,2008,Buku Ajar Keperawatan Jiwa,Jakarta:EGC
Nama-Nama Kelompok:
1) Albertus Sianipar
2) Nova Novita Hasugian
3) Novia Purba
4) Sulistiowati Gulo
5) Wiweka Inkar N.Zega