Вы находитесь на странице: 1из 12

Home Tips Sehat Asuhan Keperawatan Katarak pada Lansia

Organ sensorik penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba, dan penghidu memungkinkan


kita berkomunikasi dengan linkungan. Pesan yang diterima dari sekitar kita membuat kita
tetap mempunyai orientasi, ketertarikan dan pertentangan. Kehilangan sensorik akibat
penuaan mengenai semua organ sensorik dan mengancam interaksi. Merupakan saat dimana
lansia menjadi kurang kemampuan kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk. Kehilangan
penginderaan dapat sangat menganggu bagi orang yang tidak dapat melihat untuk membaca
atau menonton televisi, yang tidak dapat mendengar percakapan dengan baik untuk
berkomunikasi, atau tidak dapa membedakan rasa makanan.
Karena sel-sel baru terbentuk di permukaan lensa mata, maka sel tengah yang tua aka
menumpuk dan menjadi kuning, kaku, padat, dan berkabut. Jadi hanya bagian luar lensa yan
masih elastis untuk berubah bentuk (akomodasi) dan berfokus pada jarak jauh dan dekat.
Karena lensa menjadi kurang fleksibel, maka titik dekat fokus berpindah lebih jauh. Kondisi
ini disebut presbiopi, biasanya bermula pada usia 40-an. Diperlukan kacamata baca untuk
memperbesar objek. Selain itu, lensa yang menguning dan berkabut menyebabkan sinar
berpendar dan makanya orangtua sangat peka terhadap sinar yang menyilaukan. Kemampuan
membedakan biru dari hijau berkurang. Pupil berdilatasi dengan lambat dan tidak sempurna
karena otot iris menjadi semakin kaku. Lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan gelap dan terang dan memerlukan sinar yang lebih
terang untuk melihat benda sangat dekat. Meskipun kondisi visual patologis bukan
merupakan bagian penuaan normal, namun terjadi peningkatan penyakit mata pada lansia.
Diantara yang paling sering terjadi adalah katarak, glaukoma, degenerasi maskuler senilis,
dan retinopati diabetika.
Konsep Medis
Pengertian Katarak
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa
mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa
atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan
lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur
pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
Klasifikasi Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun
4. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata
Etiologi Katarak

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang.
Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak
dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
5. Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. Gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
8. Rokok dan alkohol
9. Operasi mata sebelumnya
10. Trauma (kecelakaan) pada mata
11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui
Patofisiologi pada Katarak
Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis: nucleus, korteks dan kapsul. Nukleus
mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia. Disekitar
opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna. Perubahan fisik dan kimia dalam
lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan
menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita
katarak.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi. Perubahan pada
serabut halus multipel (zunula) yang memanjangdari badan silier sekitar daerah di luar lensa,
misalnya, dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan kogulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein
lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa
yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun
denga bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes, namun sebenarnya
merupakan konsekwensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik dan matang ketika orang memasuki dekadeke tujuh. Katarak dapat bersifat
kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan
dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.
Manifestasi Klinik
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun
jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata
seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak
benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-). Bila Katarak
dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi
berupa glaukoma dan uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya
3. Dapat melihat dobel pada satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
Pemeriksaan Diagnostik
1. Keratometri
2. Pemeriksaan lampu slit
3. Oftalmoskopis
4. A-scan ultrasound (echography)
5. Hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000
sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi
dan implantasi IOL.
Pengobatan Katarak
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan
sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca
mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan
uveitis.
Teknik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa
dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan
nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat
timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi
katarak sekunder karenaseluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang
matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan
tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan
gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca
operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.
8. Komplikasi
Ambliopia sensori, penyulit yang terjadi berupa : visus tidak akan mencapai 5/5. Komplikasi
yang terjadi : nistagmus dan strabismus
Pencegahan Katarak
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C, vit.A
dan vit E.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istrahat
Gejala: Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
b. Neurosensori
Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskasn kerja dengan dekat atau
merasa di ruang gelap. Perubahan pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil. Peningkatan air mata.

c. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Ketidaknyamanan ringan atau mata berair
1. d. Pembelajaran/Pengajaran

Gejala: Riwayat keluarga diabetes, gangguan sistem vaskuler. Riwayat stres, alergi,
gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin,
diabetes. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
1. e. Pertimbangan rencana pemulangan
DRG menunjukkan rerata lamanya dirawat: 4,2 hari (biasanya dilakukan sebagai prosedur
pasien rawat jalan). Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan makanan,
perawatan/pemeliharaan rumah.
1. f. Prioritas Keperawatan
- Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
- Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan atau penurunan ketajaman penglihatan
- Mencegah komplikasi
- memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan
g. Tujuan Pemulangan
- Penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin
- Pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif
- Komplikasi dicegah atau diminimalkan
- Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dipahami

2. Diagnosis Keperawatan
Pre operasi
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori atau status organ indera.
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.
4. Ansietas berhubungan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan
5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

Post operasi
1. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi jaringan
tubuh
3. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori atau status organ indera.
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler

1. 3. Perencanaan

Diagnosis Keperawatan 1 :
Gangguan persepsi sensori-perseptual
penerimaan sensori/status organ indera.

penglihatan

berhubungan

dengan

gangguan

Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan
sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Tentukan
ketajaman
penglihatan, Penemuan dan penanganan awal komplikasi
kemudian catat apakah satu atau dua dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.
mata terlibat. Observasi tanda-tanda
disorientasi.
2. Orientasikan klien tehadap lingkungan. Orientasikan klien tehadap lingkungan.
3. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi,

bicara dengan menyentuh.


Penemuan dan penanganan awal komplikasi
dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.
1. Perhatikan
tentang
suram
atau
penglihatan kabur dan iritasi mata, Meningkatkan
dimana dapat terjadi bila menggunakan lingkungan.
tetes mata.

keamanan

mobilitas

dalam

2. Ingatkan klien menggunakan kacamata


katarak yang tujuannya memperbesar
kurang lebih 25 persen, pelihatan perifer
hilang dan buta titik mungkin ada.
Komunikasi yang disampaikan dapat lebih
mudah diterima dengan jelas.
3. Ingatkan klien menggunakan kacamata
katarak yang tujuannya memperbesar
kurang lebih 25 persen, pelihatan perifer
hilang dan buta titik mungkin ada.
4. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi
bel pemanggil dalam jangkauan/posisi
yang tidak dioperasi.
Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak
nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator.
Membantu penglihatan pasien.

Memudahkan pasien untuk berkomunikasi

Diagnosis Keperawatan 2 :
Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
Tujuan:
Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk
melindungi diri dari cedera.

- Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Diskusikan apa yang terjadi tentang Kondisi mata post operasi mempengaruhi visus
kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan pasien
aktifitas, penampilan, balutan mata.
2. Beri klien posisi bersandar, kepala
tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit
sesuai keinginan.
Posisi menentukan tingkat kenyamanan pasien.
3. Batasi aktifitas seperti menggerakan
kepala tiba-tiba, menggaruk mata,
membongkok.
Aktivitas berlebih mampu
4. Ambulasi dengan bantuan : berikan tekanan intra okuler mata.
kamar mandi khusus bila sembuh dari
anestesi.

meningkatkan

5. Minta klien membedakan antara Visus mulai berkurang, resiko cedera semakin
ketidaknyamanan dan nyeri tajam tiba- tinggi.
tiba, Selidiki kegelisahan, disorientasi,
gangguan balutan.
Pengumpulan Informasi dalam pencegahan
komplikasi

Diagnosis Keperawatan 3 :
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak
mengenal sumber informasi, kurang terpajan dan mengingat, keterbatasan kognitif.
Tujuan :
Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria Hasil :
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Pantau informasi tentang kondisi Penemuan dan penanganan awal komplikasi


individu, prognosis, tipe prosedur, lensa. dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.
Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak
nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator.
1. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan
rutin, beritahu untuk melaporkan
penglihatan berawan.
Aktivitas-aktivitas tersebut dapat meningkatkan
2. Identifikasi tanda/gejala memerlukan tekanan intra okuler.
upaya evaluasi medis, misal : nyeri tibatiba.
3. Informasikan klien untuk menghindari
tetes mata yang dijual bebas.
4. Diskusikan kemungkinan efek/interaksi
antar obat mata dan masalah medis klien.
5. Anjurkan klien menghindari membaca,
berkedip, mengangkat berat, mengejan
saat defekasi, membongkok pada
panggul, dll.
6. Anjurkan klien tidur terlentang

Tidur terlentang dapat membantu kondisi mata


agar lebih nyaman.

Diagnosis Keperawatan 4 :
Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan.
Tujuan/kriteria evaluasi:
- Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.
Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai pada
tingkat dapat diatasi.
- Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan.

INTERVENSI

RASIONAL

1 . Pantau tingkat kecemasan pasien dan catat Derajat kecemasan akan dipengaruhi-dan
adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.
peralatan yang akan digunakan. bagaimana
informasi tentang prosedur penatalaksanaan
diterima oleh individu.
1. 1. Beri kesempatan pasien untuk Mengungkapkan rasa takut secara terbuka
mengungkapkan isi pikiran dan perasaan dimana rasa takut dapat ditujukan.
takutnya.
2. 2. Observasi tanda vital dan peningkatan
respon fisik pasien.
Mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan
akibat kecemasan.
3. 3. Beri penjelasan pasien tentang
prosedur tindakan operasi, harapan dan Meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka
akibatnya.
mengurangi kecemasan dan kooperatif.
4. 4. Beri penjelasan dan suport pada
pasien pada setiap melakukan prosedur
tindakan.
Mengurangi kecemasan
pengetahuan .
5. 5. Lakukan orientasi dan perkenalan
pasien terhadap ruangan, petugas,

dan

meningkatkan

Mengurangi perasaan takut dan cemas.

Diagnosis Keperawatan 5 :
Nyeri berhubungan dengan trauma insisi
Tujuan : pengurangan nyeri.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Berikan obat untuk mengontrol nyeri Pemakaian sesuai dengan resep akan
dan TIO sesuai dengan resep.
mengurangi nyeri dan TIO dan meningkatkan
rasa.

Mengurangi edema akan mengurangi nyeri.


1. Berikan kompres dingin sesuai dengan
permintaan untuk trauma tumpul.
2. Kurangi tingkat pencahayaan.
Tingkat pencahayaan yang lebih rendah nyakan
setelah pembedahan.
1. Dorong penggunaan kaca mata hitam Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak
pada cahaya yang kuat
nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator

Diagnosis Keperawtan 6 :
Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
Tujuan : mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri

INTERVENSI

RASIONAL

1. Beri instruksi kepada pasien atau orang Penemuan dan penanganan awal komplikasi
terdekat mengenal tanda atau- gejala dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.
komplikasi yang harus dilaporkan
segera kepada dokter.
2. Berikan instruksi lisan dan tertulis Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi
untuk pasien dan orang yang berati resiko infeksi dan cedera mata.
mengenal
teknik
yang
benar
memberikan obat.
3. Evaluasi Perlunya
pemulangan.

bantuan

4. Ajari pasien dan keluarga


panduan penglihatan.

setelah
Sumber daya harus tersedia untuk layanan
teknik kesehatan, pendampingan dan teman di rumah
Memungkinkan tindakan yang aman dalam
lingkungan.

Diagnosis Keperawatan 7 :
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi jaringan tubuh.

Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahan ditandai
dengan penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan benar.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Ciptakan lingkungan ruangan yang Mengurangi kontaminasi dan paparan pasien


bersih dan babas dari kontaminasi terhadap agen infektious.
dunia luar.
2. Jaga area kesterilan luka operasi
Mencegah dan mengurangi transmisi kuman.
3. Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi Mencegah kontaminasi pathogen
secara tepat dalam merawat luka
4. Kolaborasi terapi medik pemberian
antibiotika profilaksis
Mencegah pertumbuhan dan perkembangan
kuman.
http://www.masbied.com/2011/03/14/asuhan-keperawatan-katarak-pada-lansia/

Вам также может понравиться

  • Kuliah
    Kuliah
    Документ48 страниц
    Kuliah
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Leaflet Lupus
    Leaflet Lupus
    Документ2 страницы
    Leaflet Lupus
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Pola Hidup Sehat
    Pola Hidup Sehat
    Документ28 страниц
    Pola Hidup Sehat
    dckristanto
    Оценок пока нет
  • Evi Ernawati Nim. A01401890
    Evi Ernawati Nim. A01401890
    Документ50 страниц
    Evi Ernawati Nim. A01401890
    x.fitry 2009
    Оценок пока нет
  • Sap Extract Papaya For Autolitic Debridement Chronic Wound
    Sap Extract Papaya For Autolitic Debridement Chronic Wound
    Документ5 страниц
    Sap Extract Papaya For Autolitic Debridement Chronic Wound
    Jurnal Ners UNAIR
    Оценок пока нет
  • SLE PENYULUHAN
    SLE PENYULUHAN
    Документ6 страниц
    SLE PENYULUHAN
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • 01 GDL Mayajuwita 208 1 Mayajuw 1
    01 GDL Mayajuwita 208 1 Mayajuw 1
    Документ46 страниц
    01 GDL Mayajuwita 208 1 Mayajuw 1
    Tinto Nonii Love
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ5 страниц
    Daftar Pustaka
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • LP Status Epileptikus
    LP Status Epileptikus
    Документ21 страница
    LP Status Epileptikus
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Skala Jatuh
    Skala Jatuh
    Документ1 страница
    Skala Jatuh
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • PENGUKURAN INTENSITAS NYERI DENGAN VAS
    PENGUKURAN INTENSITAS NYERI DENGAN VAS
    Документ6 страниц
    PENGUKURAN INTENSITAS NYERI DENGAN VAS
    annisatul arum
    Оценок пока нет
  • Terapi Bermain 15
    Terapi Bermain 15
    Документ7 страниц
    Terapi Bermain 15
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Cover ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
    Cover ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
    Документ2 страницы
    Cover ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Luka
    Pengkajian Luka
    Документ16 страниц
    Pengkajian Luka
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Askep Kista Ginjal
    Askep Kista Ginjal
    Документ11 страниц
    Askep Kista Ginjal
    Lutfi Yustyanto
    0% (1)
  • Sap Anemia
    Sap Anemia
    Документ9 страниц
    Sap Anemia
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Sap Fraktur
    Sap Fraktur
    Документ13 страниц
    Sap Fraktur
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Form Renpra Anakgjhkl
    Form Renpra Anakgjhkl
    Документ2 страницы
    Form Renpra Anakgjhkl
    Lia Aprilia
    Оценок пока нет
  • Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    Документ13 страниц
    Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Form Pengkajian Anak
    Form Pengkajian Anak
    Документ9 страниц
    Form Pengkajian Anak
    Ryan Adinata
    Оценок пока нет
  • Plan of Action
    Plan of Action
    Документ5 страниц
    Plan of Action
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • GLIKOLISIS
    GLIKOLISIS
    Документ18 страниц
    GLIKOLISIS
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada TN
    Asuhan Keperawatan Pada TN
    Документ1 страница
    Asuhan Keperawatan Pada TN
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Plan of Action
    Plan of Action
    Документ5 страниц
    Plan of Action
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Документ19 страниц
    LP Pneumonia
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Sap Anemia
    Sap Anemia
    Документ9 страниц
    Sap Anemia
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Asam Nukleat
    Asam Nukleat
    Документ26 страниц
    Asam Nukleat
    musrinsalila
    67% (6)
  • METPEN
    METPEN
    Документ12 страниц
    METPEN
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Metabolisme Karbohidrat
    Metabolisme Karbohidrat
    Документ51 страница
    Metabolisme Karbohidrat
    Rid Wan
    Оценок пока нет
  • Manajemen Operasional
    Manajemen Operasional
    Документ2 страницы
    Manajemen Operasional
    Rid Wan
    Оценок пока нет