Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki
perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis
yang didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang
menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang
muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi
(perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas
diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai
pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Untuk itu, dalam makalah ini kelompok ingin mengetengahkan proses keperawatan
keluarga dengan anak usia remaja. Tidak lupa kelompok sertakan tugas pemicu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari asuhan keperawatan
keluarga dengan anak usia remaja.
2. Tujuan khusus
Setelah mempelajari teori dan konsep asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa
dapat mengaplikasikannya dalam kasus pemicu tentang :
a. Pelengkapan data pada pengkajian
b. Penyusunan diagnose keperawatan keluarga
c. Penentuan skoring prioritas diagnose keperawatan
d. Penyususan rencana implementasi
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metoda studi kepustakaan dan studi kasus.
Bab I berisi pendahuluan, Bab II berisi tinjauan teori dan bab III berisi tinjauan kasus,
bab IV berisi penutup.
1

Bab II
Tinjauan Teori
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakay terdiri atas kepala keluarga, serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa
kepada Tuhan, memiliki hbungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999).
B. Ciri-ciri keluarga
Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama di antara anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
C. Tipe/Bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009: 6-7)
a.

Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.


b.

c.

Keluarga Besar (Ekstended Family)


Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misal: nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
Single parent family
Adalah satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
d. Nuclear dyed
Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
e. Blended Family

Adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing
pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
f. Three Generation Family
Adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan anakanak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone
Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
h. Middle age atau Elderly Couple
Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.
D. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009; 11-12)
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a. Sandang, Pangan dan papan
b. Hubungan seksual suami istri
c. Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi
Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya (istri dan
anaknya)
3. Fungsi pendidikan
Disini keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator sosial budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan lingkungan keluarga
merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
5. Fungsi perlindungan
Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan, ancaman atau
kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para anggotanya
6. Fungsi rekreasi
Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan, keceriaan, kehangatan
dan penuh semangat bagi anggotanya
7. Fungsi agama (religius)
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki
pedoman hidup yang benar

E. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang
ada.
F. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)
(Sociological Perspective)
1) Keluarga baru menikah
- Membina hubungan Intim
- Bina hubungan, dengan keluarga lain : teman
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
-

dan

kelompok sosial ,

mendiskusikan rencana punya anak


Keluarga dengan anak baru lahir
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual
Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebututuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar
pembagian tanggung jawab
Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
Keluarga dengan anak usia sekolah
Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan yang meningkat
Keluarga dengan anak remaja
Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
Persiapan perubahan sistem peran
Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended
Pertahnakan keintiman pasanagan
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
Penataan kembali peran orang tua
Keluarga dengan usia pertengahan
mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
Meningkatkan keakraban pasangan
Keluarga usia tua
Mertahankan suasana saling menyenangkan
5

Berdapatasi dengan perubahan : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan

penghasilan
- Pertahankan keakraban pasangan
- Melakukan life review masa lalu
9) Keluarga usia tua
- Mempertahankan suasana saling menyenangkan
- Beradaptasi dengan perubahan : kehilangan pasangan , kekuatan fisik, dan
-

penghasilan
Pertahankan keakraban pasangan
Melakukan life review masa lalu

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA TN. A DENGAN ANAK USIA REMAJA
DI DESA NYOMPLONG PABUARAN RT.03/01
KOTA SUKABUMI
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama

: Kelompok 4

Hari

: Jumat

Tanggal

: 13 Mei 2016

Waktu

: 15.00 WIB

Metode

: Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

A. Pengkajian keluarga
Data umum
A. Kepala Keluarga
1. Nama KK
: Tn. A
2. Jenis Kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 52 tahun
4. Agama
: Islam
5. Pendidikan
: SMP
6. Pekerjaan
: Wiraswasta
7. Alamat
: Jl. Pabuaran Rt. 03/01 Kelurahan Nyomplong Kecamatan
Warudoyong.
B. Komposisi Keluarga
N
o

Nama

JK

Hub

Umur

Pen
d

Status Imunisasi
BC
G
I

Ny.E

An.F

An.P

An.F

Istri
Ana
k
Ana
k
Ana
k

42 Th
20 Th
16 Th
8 Th

Polio
I

II

SM

II
I

DPT
IV

I II

Hepatitis
II
I

II

Campa
k

Ket

II
I
Sehat

A
MH

Sehat

S
SM

Sakit

A
SD

Sehat
7

C. Genogram

Keterangan :
= Perempuan

th

= Laki-laki
= Meninggal Dunia
= klien
= Menikah
= Anak Kandung
= Tinggal Serumah
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti ( Nuclear
Family ) dimana dalam satu rumah terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
E. Suku Bangsa
Keluarga Tn. A termasuk dalam suku sunda dan kewarganegaraan Indonesia.
Dalam keluarga tidak ada pantangan makan apapun.
F. Agama
Semua anggota kelurga beragama islam dan menjalankan ibadah sholat lima
waktu, biasanya dilakukan masing-masing.
G. Status sosial dan Ekonomi Keluarga
Tn. A berkerja sebagai Wiraswasta. Penghasilan per bulan Rp. 2.000.000-,
penghasilan Ny.E Rp. 1.000.000-, sedangkan pengeluaran Rp. 2.500.000-, perbulan.
Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan untuk membeli kebutuhan pokok seperti
beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Dan keluarga mempunyai tabungan khusus
baik untuk kesehatan maupun sekolah dan keluarga ini termasuk kedalam keluarga
sejahtera II.
Barang-barang yang dimiliki Tn. A yaitu Tv, kulkas.
1. Aktivitas Rekreasi
Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan
berkumpul bersama keluarga sambil menonton Tv karena Tn. A sibuk mencari
nafkah dan terkadang silaturahmi ke tempat saudara.
8

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia


Remaja
a. Tahap Perkembangan saat ini
Keluarga dengan anak usia remaja, keluarga menekankan pada anak harus
menjaga diri agar jangan sampai terlibat dalam pergaulan bebas dan
berusaha meningkatkan prestasi di bangku kuliah, mengembangan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat, keluarga mulai membebaskan
anaknya yang pertama untuk mandiri dan keluarga selalu mencoba
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan juga berusaha
memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarganya.
b. Tahap Perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah mensosialisakikan anak
yang kedua dan ketiga karena Ny. E dan Tn. A cemas akan pergaulan saat
ini sehingga membatasi anaknya untuk bermain diluar rumah,
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. A dan Ny. E mengatakan bahwa dirinya sehat baik-baik saja.
Ny. E mengatakan An. F tidak menderita sakit dan keadaannya baik-baik
saja.
Ny. E mengatakan An. P sedang mengalami haid. ketika haid hari pertama
selalu sakit. Ny. E menyarankan kepada anaknya untuk istirahat tidur saja
tidak membeli obat karena takut aka nada efek samping.
Ny. E mengatakan An. F tidak menderita sakit dan keadaannya baik-baik
saja sedang masa usia sekolah.
d. Riwayat kesehatan keluatga sebelumnya
Ny. E mengatakan tidak ada dalam anggota keluarga yang memiliki
penyakit keturunan dan penyakit menular.
3. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah Tn. A yang ditinggali saat ini adalah rumah sendiri,
terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, dapur, kamar mandi.
Cara pengaturan perabot rumah rapi, kebiasaan merawat
rumah, disapu 2x sehari. Ukuran rumah 14x10m, tipe rumah
permanen, atap terbuat dari genting, lantai terbuat dari semen, dinding
rumah terbuat dari semen. Terdapat ventilasi 1 jendela diruang tamu
dan satu pintu utama. Sumber pengcahayaan yang masuk diperoleh
dari pintu depan rumah, 1 jendela, serta menggunakan listrik sebagai
penerangan.

Keluarga Tn. A menggunakan air ledeng untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan masak. Jarak
jamban pembuangan dengan ledeng 10 meter.
Sampah yang terkumpul dibuang ke Tempat Pembuangan
Sampah Sementara di dekat rumah.
b. Denah rumah
10
4

3
2

5
14
6

8
Keterangan :
1
2
3
4
5
6
7
8

1
: Gerbang dan halaman
: Pintu Masuk
: Ruang Tamu dan keluarga
: Kamar Tidur
: Kamar Tidur
: Kamar mandi
: Dapur
: Toko

c. Karakteristik tetangga dan komunitas


Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli sunda, hubungan antar
tetangga cukup baik. Ny.E mengikuti kegiatan pengajian di Mesjid
terdekat setiap senin atau kamis. Jarak antara rumah 1 dengan rumah
lainnya 3 meter. Interaksi keluarga dengan masyarakat sekitar rukun
dan saling tolong menolong. Namun kunjungan dari apparat desa
terkait masalah kesehatan jarang dilakukan.
d. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A tidak berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. A
beraktivitas dari pagi sampai sore hari untuk bekerja menjaga toko
miliknya. Pada pagi hari Tn. A selalu menyempatkan sholat subuh
dimesjid dekat rumahnya. Ny. E melakukan aktivitas
memasak,memcuci piring, membersihkan rumah dan terkadang ke
pasar untuk persedian sembako warung yang dimilikinya. An. P, An. F,
An. P ketika pagi-pagi mempersiapkan diri untuk sekolah. Siang hari,
10

Tn. A menjaga toko besi miliknya sekali-kali beliau suka pulang


kerumah. Sedangkan Ny. E juga menjaga toko sembako miliknya.
Ketika malam semuanya berkumpul di rumah untuk beristirahat.
Rumah merupakan daerah perkampungan yang strategis dipinggir jalan
raya, mudah dijangkau. Ny.E membeli perlengkapan masak kepasar
yang berjarak 250 meter dari rumahnya.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. A sering terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di
lingkungan tempat tinggal misalnya pengajian setiap minggu malam
dan kerja bakti.
Di dalam masyarakat, Ny. I selalu mengikuti pengkajian seminggu
sekali di masjid sekitar rumah. Ny. E dapat bersosialisasi dengan orang
lain.
An. F, An. P, dan An. F juga dapat bergaul dengan baik dengan teman
sebayanya dirumah, tetapi An. P sedikit pemalu. Ny. E tidak
membatasi pergaulan anaknya sehingga aktivitas bermain dengan
teman-temannya ada yang dilakukan diluar rumah ada yang dirumah.
f. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga biasanya kalau sakit diberikan obat tanpa resep ke
dokter di apotek, jika tidak sembuh maka baru diperiksakan ke
Puskesmas terdekat atau ke dokter diluar puskesmas. Saat anggota
keluarga ada yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang
lainnya cukup baik dan terbiasa saling tolong menolong.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan di keluarga Tn. A adalah komunikasi
terbuka dengan menggunakan Bahasa sunda. Mereka dapat
mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Dalam memutuskan
permasalahan selalu dengan musyawarah dan yang mengambil
keputusan adalah kepala keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn. A berperan sebagai kepala keluarga yang mempunyai kemampuan
untuk mengendalikan, mempengaruhi serta memutuskan masalah
terkait kesehatan dikeluarganya. Semua anggota keluarga selalu
menerima keputusan dari kepala keluarga.
c. Struktur peran
1. Tn. A berperan sebagai kepala keluarga yang berkerja sebagai
wiraswasta yang sehari-hari menjaga toko besi miliknya,
11

disamping itu Tn. E sebagai pelindung dan pemberi rasa aman pada
keluarga juga berperan sebagai anggota masyarakat
dilingkungannya.
2. Ny. E berperan sebagai istri juga menjaga toko sembako yang
dimilikinya serta ibu dari anak-anaknya yang mengurus rumah
tangga dan mendidik anak-anaknya.
3. An. F berperan sebagai anak tertua dari keluarga Tn. A, dengan
status mahasiswa yang harus belajar dan patuh terhadap orang
tuanya juga menjaga adik-adiknya bisa menjalankan perannya
dengan cukup baik.
4. An.P merupakan anak kedua dari keluarga Tn. A, berperan sebagai
anak remaja yang baru memasuki sekolah menengah kejuruan
harus menjaga diri agar jangan sampai terlibat dalam pergaulan
bebas.
5. An. F merupakan anak ketiga dari keluarga Tn. A berperan sebagai
anak sekolah yang juga harus belajar dan patuh pada orang tuanya,
bisa melaksanakan peran sebagai anak sekolah dengan cukup baik.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
norma/budaya sunda, keluarga Tn. A selalu mematuhi aturan-aturan
dan norma yang berhubungan dengan agama dan masyarakat seperti
sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap istri. Dalam
kebudayaan yang digunakan, tidak ada makanan dan kegiatan
dipantang terkait dengan kesehatan.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. A saling mendukung kebutuhan sehingga terpenuhi
kehidupan sederhana, keluarga Tn. A juga mengembangkan pola kasih
sayang dan saling mengasihi serta saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. A sejauh ini rukun. Tn. A dan Ny. E
dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan
anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya seperti mengajak
anaknya untuk beribadah bersama, mengajarkan anak sopan santun
ketika makan.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
12

Ny. E mengatakan bahwa An. P setiap haid pertama sering


mengalami nyeri atau disminore. Keluarga tidak tahu tentang
pengertian, tanda dan gejala, faktor yang menyebabkan disminore.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan.
Keluarga Tn. A selalu membeli obat tanpa resep ke apotek, jika
tidak sembuh dalam beberapa hari baru dibawa kepuskesmas
terdekat.
3. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A tidak tahu bagaimana cara merawat anaknya, hal
ini dibuktikan Tn. A hanya menganjurkan anaknya istirahat tidur
dan hanya membeli obat warung ketika salah satu anggota keluarga
ada yang sakit.
4. Kemampuan keluarga menciptkan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
Keluarga Tn. A tidak tahu bagaimana menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan agar anggota keluarga yang
sakit dapat istirahat dengan baik.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat
Keluarga Tn. A mengetahui adanya puskesmas yang berada di
dekat rumahnya, akan tetapi mereka hanya berobat jika penyakit
yang dirasa parah.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. A bisa memenuhi kebutuhan pokok keluarga ( sandang, pangan,
papan).
e. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Tn. A adalah 3 orang. Keluarga Tn. A merencanakan
hanya memiliki 3 anak saja. Ny. E dalam hal ini menggunakan KB
suntik 3 bulan dulunya pernah menggunakan pil tetapi mengalami efek
samping pusing dan mual.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stress jangka pendek dan panjang
1. Pendek : stressor jangka pendek yang di pikir keluarga saat ini
adalah memikirkan agar nyeri haid yang dirasakan An. P cepat
sembuh.

13

2. Panjang : saat ini keluarga Tn. A memikirkan agar anak-anaknya


dapat memperoleh pendidikan yang tinggi dengan penghasilan
yang dimilikinya.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga Tn. A menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah
ujian/cobaan dari Tuhan.
c. Stress koping yang digunakan
Tn. A menganjurkan anaknya untuk beristirahat dan merencanakan
untuk membawa anaknya ke puskesmas untuk mendapat penanganan
yang tepat jika nyeri haid masih terasa.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berdoaa tapi pada akhirnya Tuhan
yang menentukan.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa

Tn. A

Ny. E

An. F

An. P

n
Keluhan

Nyeri haid

yang

pada hari

dirasakan

pertama, skala

An. F

TD
BB
TB
Nadi
Respirasi
Suhu Tubuh
Kepala
Rambut

120/80 mmHg
55kg
152cm
75x/menit
20x/menit
36C
Simetris
Bersih, tidak

120/70 mmHg
60kg
158 cm
80x/menit
20x/menit
36,5C
Simetris
Bersih, tidak

110/70 mmHg
45kg
160 cm
65x/menit
17x/menit
35,8C
Simetris
Bersih, tidak

nyeri 3 (0-5)
120/80 mmHg
50kg
148 cm
90x/menit
22x/menit
36C
Simetris
Bersih, tidak

100/60 mmHg
18kg
100cm
80x/menit
20x/menit
36,8C
Simetris
Bersih, tidak

Mata

ada ketombe
Konjungtiva

ada ketombe
Konjungtiva

ada ketombe
Konjungtiva

ada ketombe
Konjungtiva

ada ketombe
Konjungtiva

tidak anemis,

tidak anemis,

tidak anemis,

tidak anemis,

tidak anemis,

sklera tidak

sklera tidak

sklera tidak

sklera tidak

sklera tidak

ikterik
Tidak ada

ikterik
Tidak ada

ikterik
Tidak ada

ikterik
Tidak ada

ikterik
Tidak ada

secret, tidak

secret, tidak

secret, tidak

secret, tidak

secret, tidak

ada pernafasan

ada pernafasan

ada pernafasan

ada pernafasan

ada pernafasan

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

Hidung

Telinga
Mulut

14

Leher

Dada

Abdomen

lembab, tidak

lembab, tidak

lembab, tidak

lembab, tidak

lembab, tidak

ada stomatitis
Tidak terdapat

ada stomatitis
Tidak terdapat

ada stomatitis
Tidak terdapat

ada stomatitis
Tidak terdapat

ada stomatitis
Tidak terdapat

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

kelenjar tiroid

kelenjar tiroid

kelenjar tiroid

kelenjar tiroid

kelenjar tiroid

dan getah

dan getah

dan getah

dan getah

dan getah

bening
Pergerakkan

bening
Pergerakkan

bening
Pergerakkan

bening
Pergerakkan

bening
Pergerakkan

dinding dada

dinding dada

dinding dada

dinding dada

dinding dada

simetris,

simetris,

simetris,

simetris,

simetris,

auskultasi paru

auskultasi paru

auskultasi paru

auskultasi paru

auskultasi paru

vesikuler
Bentuk

vesikuler
Bentuk

vesikuler
Bentuk

vesikuler
Bentuk

vesikuler
Bentuk

abdomen datar, abdomen datar, abdomen datar, abdomen datar, abdomen datar,
tidak ada luka,

tidak ada luka,

tidak ada luka,

tidak ada luka,

tidak ada luka,

tidak terdapat

tidak terdapat

tidak terdapat

terdapat nyeri

tidak terdapat

nyeri tekan

nyeri tekan

nyeri tekan

tekan, bissing

nyeri tekan

Ekstermitas

Pergerakkan

Pergerakkan

Pergerakkan

usus 8x/menit
Pergerakkan

Pergerakkan

Kulit

normal
Tugor kulit <2

normal
Tugor kulit <2

normal
Tugor kulit <2

normal
Tugor kulit <2

normal
Tugor kulit <2

detik, CRT <2

detik, CRT <2

detik, CRT <2

detik, CRT <2

detik, CRT <2

detik

detik

detik

detik, wajah

detik

pucat
8. Harapan keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga Tn. A yaitu menginginkan agar anggota
keluarga keluarganya tidak ada sakit-sakitan dan keluarga berharap
petugas kesehatan dapat melakukan kunjungan rutin memberikan
informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara
kesehatan.
9. Analisa Data
No
1

Data Fokus
Data Subyektif :
Ny.E mengatakan bahwa An.P
sekarang sedang nyeri haid hari
pertama.

Problem
Nyeri akut pada
An.P keluarga Tn.A

Etiologi
Ketidakmampuan
keluarga Tn.A
dalam merawat
anggota keluarga

15

yang sakit

Tn. A mengatakan hanya menyuruh

terutama pada

istirahat tidur jika nyeri haid tiba

An.P

Data Objektif :

An.P terlihat meringis kesakitan


Skala nyeri 3
TD 120/80mmHg
Nadi 90x/menit
An. P setiap haid pertama sering
mengalami nyeri atau disminore.
Keluarga tidak tahu tentang
pengertian, tanda dan gejala, faktor

yang menyebabkan disminore.


Keluarga Tn. A menganggap ujian
atau masalah yang dihadapi adalah

ujian/cobaan dari Tuhan


Tn. A menganjurkan anaknya untuk
beristirahat dan merencanakan
untuk membawa anaknya ke
puskesmas untuk mendapat
penanganan yang tepat jika nyeri

haid masih terasa.


Data Subyektif :
Ny. E mengatakan bahwa
tidak tahu cara merawat

keluarga tidak

keluarga

efektif

mengenal
masalah

haid

kesehatan

Keluarga Tn. A selalu


membeli obat tanpa resep ke
apotek, jika tidak sembuh
dalam beberapa hari baru
dibawa kepuskesmas

Ketidakmampuan

anaknya yang sedang nyeri


Data objektif :

Mekanisme koping

terdekat.
Keluarga Tn. A tidak tahu
bagaimana cara merawat

16

anaknya, hal ini dibuktikan


Tn. A hanya menganjurkan
anaknya istirahat tidur dan
hanya membeli obat warung
ketika salah satu anggota

keluarga ada yang sakit.


Keluarga Tn. A tidak tahu
bagaimana menciptakan
lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
agar anggota keluarga yang
sakit dapat istirahat dengan

baik.
Keluarga Tn. A mengetahui
adanya puskesmas yang
berada di dekat rumahnya,
akan tetapi mereka hanya
berobat jika penyakit yang
dirasa parah.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut pada An. P keluarga Tn. A berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Mekanisme koping keluarga tidak efektif pada An. P keluarga Tn. A berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
C. Skoring
1. Nyeri akut pada An. P keluarga Tn. A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
No
1

Kriteria
Sifat Masalah

(tidak sehat)
Kemungkinan

Perhitungan
3/3 x 1
1/2 x 2

Skor
1
1

masalah dapat

mengalami nyeri haid hari pertama.


Kemungkinan An. P dapat sembuh yaitu
dengan istirahat yang cukup, minum air

diubah
(sebagian)
Potensi masalah

Pembenaran
Dapat dilihat dari kondisi An. P yang

hangat.
3/3 x 1

1
17

Keluarga menganggap ini masalah biasa

dapat dicegah
4

sehingga hanya menuruh istirahat yang

(tinggi)
Menonjolnya

x1

cukup.
Keluarga mengatakan masalah kesehatan

masalah (segera

yang dirasakan dianggap masalah biasa

ditangani )
(segera
ditangani)
Total Score

3 1/2

2. Mekanisme koping keluarga tidak efektif pada An. P keluarga Tn. A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No
1

Kriteria
Sifat Masalah

Perhitungan Skor
2/3 x 1
2/3

Pembenaran
Dapat dilihat dari kondisi An. P yang jika

(ancaman
2

nyeri haid terasa Tn. A menyarakankan

kesehatan)
Kemungkinan

1/2 x 2

istirahat tidur.
An. P tidak dapat sembuh hanya dengan

masalah dapat

istirahat tidur saja

diubah
3

(sebagian)
Potensi masalah

2/3 x 1

2/3

Keluarga tidak tahu sehingga dianggap

dapat dicegah
4

(cukup)
Menonjolnya

masalah biasa
x1

Keluarga mengatakan masalah kesehatan

masalah (segera
ditangani)
Total Score

yang dirasakan dianggap masalah biasa


2 5/6

Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


1. Nyeri akut pada An. P keluarga Tn. A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Mekanisme koping keluarga tidak efektif pada An. P keluarga Tn. A berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut pada An. P keluarga Tn. A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Tujuan umum

Tujuan Khusus

Evaluasi
18

Intervensi

Setelah

Setelah dilakukan

Kriteria
Respon

Standar
Pengertian

dilakukan

tindakan

verbal

Disminore :

anggota

tindakan

keperawtan selama

keluarga

Dismenore adalah

keluarga tentang

keperawatan

1x60 menit

tentang

nyeri selama

pengertian,

nyeri

masalah teratasi

mengenal

menstruasi yang

penyebab,

berkurang

dengan kriteria

masalah

di sebabkan oleh

tanda-tanda dan

pada Tn. A

hasil :

kesehatan

kejang otot

cara

teratasi

- keluarga dapat

uterus. Nyeri ini

menanggulangi

mengenal masalah

terasa di perut

kesehatan

bagian bawah dan

disminore.
2. Tanyakan

disminore dengan

atau di daerah

menyebutkan :

bujur sangkar

pengertian,

Michaelis . Nyeri

penyebab, tanda-

dapat terasa

tandanya.

sebelum dan
sesudah haid.
Dapat bersifat
kolik atau terus
menerus.
Dysmenorrhea
primer

1. Jelaskan kepada

kembali
tentang
pengertian,
penyebab,
tanda-tanda
disminore.
3. Beri re
inforcement
positif
terhadap
jawaban
dari
pertanyaan

Penyebab dari
nyeri haid ini
belum di temukan
secara pasti meski
telah banyak
penelitian
dilakukan untuk
mencari
penyebabnya.
Etiologi dari
dysmenorrhea
19

yang
diberikan
perugas.

primer tersebut
adalah:
- Faktor Psikologi
Biasanya terjadi
pada remaja
dengan emosi
yang tidak stabil,
mempunyai
ambang nyeri
yang rendah,
sehingga dekat
sedikit rasa nyari
dapat merasakan
kesakitan.
- Faktor Endokrin
Pada umumnya
hal ini
dihubungankan
dengan kontraksi
usus yang tidak
baik. Hal ini
sangat erat
kaitannya dengan
pengaruh
hormonal.
Peningkatan
produksi
prostaglandin
akan
menyebabkan
terjadinya
kontraksi uterus
20

yang tidak
terkoordinasi
sehingga
menimbulkan
nyeri.
b. Dysmenorrhea
sekunder
Dalam
dysmenorrhea
sekunder, etiologi
yang mungkin
terjadi adalah:
-

Faktor

konstitusi seperti
anemia,
pemakaian
kontrasepsi IUD,
benjolan yang
menyebabkan
pendarahan,
tumor atau
fibroid.
-

Anomali

uterus
konginental,
seperti : rahim
yang terbalik,
peradangan
selaput lendir
rahim.
21

Tanda- tanda :
Nyeri pada daerah
supra pubis
seperti cram,
menyebar sampai
area
lumbrosacral.
Sering disertai
nausea, muntah
Diare
Kelelahan
Nyeri kepala
Emosi labil
mengambil

Respon

Perawatan saat

4. Diskusikan

keputusan yang

verbal

nyeri haid :

dengan

tepat tentang

keluarga

Minum air hangat

anggota

disminore

menyatakan

Istirahat yang

keluarga

akan

cukup

tentang

mencoba

upaya yang

mengatasi

dilakukan

masalah

untuk

nyeri yang

mengatasi

dirasa An. P

masalah
disminore
dengan
memanfaatk
an sumber
yang

22

dimiliki
keluarga
5. Beri re
inforcement
positif
terhadap
jawaban
dari
pertanyaan
yang
diberikan
perugas.
6. Mengajarka

merawat anggota

Respon

Teknik relaksasi

keluarga yang

verbal

nafas dalam dapat

n teknik

mengalami

keluarga

membantu

relaksasi

disminore

menyatakan

ngurangi rasa

nafas dalam

akan

nyeri

menyuruh
An. P supaya
banyak
istirahat
Memodifikasi

Modifikasi

lingkungan

lingkungan
bertujuan untuk
mengurangi nyeri
yang dirasakan
oleh klien

7. Memberika
n kompres
hangat
8. Menganjurk
an klien
untuk
mengkonsu
msi
makanan
yang tinggi
zat besi
9. Menganjurk
an kepada
klien jika

23

nyeri terasa
bisa
mengalihka
n dengan
menonton
tv atau
mendengark
an musik
2. Mekanisme koping keluarga tidak efektif pada An. P keluarga Tn. A berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tujuan umum

Tujuan Khusus

Evaluasi

Setelah

Setelah dilakukan

Kriteria
Respon verbal

dilakukan

tindakan

keluarga

tindakan

keperawtan selama

tentang

keperawatan

1x60 menit

mengenal

mekanisme

masalah teratasi

masalah

koping

dengan kriteria

kesehatan

keluarga pada

hasil :

Tn. A efektif.

- keluarga dapat
mengenal masalah
kesehatan
- mekanisme
koping keluarga
efektif
- Keluarga mampu:
1.

Mendiskusik

an masalah yang
dihadapi keluarga

2.

Mengidentifi

kasi koping yang


dimiliki keluarga
24

Standar
1. Membina
hubungan
saling
percaya
(menguca
pkan
salam
terapeutik,
berjabat
tangan
sambil
mengenal
kan nama,
menjelask
an tujuan
interaksi
dan
membuat
kontrak,
waktu
serta
tempat
setiap kali
pertemuan
dengan
keluarga).
2. Mengident
ifikasi
masalah
yang

Intervensi
1. Bina
hubunga
n saling
percaya
2. Identifik
asi
masalah
yang
dihadapi
oleh
keluarg
3. Diskusi
kan
koping
atau
upaya
yang
biasa
dilakuka
n
keluarga
.
4. Diskusi
kan
mekanis
me
koping
yang
selalu
digunak

3.

dihadapi
oleh
keluarga
(asal
masalah,
jumlah
masalah,
sifat
masalah
dan waktu
terjadinya
masalah).
3. Mendisku
sikan
koping
atau upaya
yang biasa
dilakukan
keluarga.
4. Mendisku
sikan
mekanism
e koping
yang
selalu
digunakan
menghada
pi masalah
dan
mengungk
apkan
perasaan
setelah
mengguna
kan
koping
yang biasa
digunakan
5. Mendisku
sikan
alternatif
koping
(keterbuka
an dalam
keluarga,
membahas
masalah

Mendiskusik

an tindakan atau
koping yang
dilakukan keluarga
untuk mengatasi
masalah
4. Mendiskusikan
alternatif koping
atau cara
penyelesaian
masalah yang baru
5.

Melatih

menggunakan
koping atau cara
mengatasi masalah
yang baru
6.

Mengevaluas

i kemampuan
keluarga
menggunakan
koping yang
efektif

25

an
mengha
dapi
masalah
dan
mengun
gkapkan
perasaa
n
setelah
menggu
nakan
koping
yang
biasa
digunak
an
5. Diskusi
kan
alternati
f koping
(keterbu
kaan
dalam
keluarga
,
membah
as
masalah
yang
dihadapi
dalam
keluarga
,
membah
as caracara
menyele
saikan
masalah
dan
membag
i tugas
penyele
saian
masalah

yang
dihadapi
dalam
keluarga,
membahas
cara-cara
menyelesa
ikan
masalah
dan
membagi
tugas
penyelesai
an
masalah,
melakuka
n kegiatan
yang
disukai
seperti
olahraga,
jalanjalan, dll
untuk
mengemb
alikan
energi dan
semangat/
break sesa
at,
mencari
dukungan
sosial
yang lain
dan
memohon
pertolonga
n pada
Tuhan).
6. Melatih
keluarga
mengguna
kan
koping
yang
efektif
26

,
melakuk
an
kegiatan
yang
disukai
seperti
olahraga
, jalanjalan,
dll
untuk
mengem
balikan
energi
dan
semang
at/break
sesaat,
mencari
dukunga
n sosial
yang
lain dan
memoh
on
pertolon
gan
pada
Tuhan).
6. Latih
keluarga
menggu
nakan
koping
yang
efektif
7. Evaluasi
kemamp
uan
keluarga
menggu
nakan
koping
yang
efektif.

7. Mengeval
uasi
kemampu
an
keluarga
mengguna
kan
koping
yang
efektif.

D. Implementasi Keperawatan
No
DX
1

Waktu
Jumat, 13

TUK
1

mei 2016
15.30

Implementasi
1. Menjelaskan kepada

Evaluasi Formatif
S : klien sudah

anggota keluarga

mengetahui tentang

tentang pengertian,

pengertian, penyebab,

penyebab, tanda-tanda tanda-tanda disminore


O : keluarga terlihat
disminore
2. menanyakan kembali antusias dalam
tentang pengertian,
penyebab, tanda-tanda
disminore.

penyuluhan
Keluarga aktif dan
mengulang dan
bertanya.
A : masalah teratasi
P : intervensi

3. Menjelaskan cara

dihentikan
S : klien sudah

menanggulangi

mengetahui cara

disminore
4. Beri re inforcement

menanggulangi

positif terhadap

disminore
O : keluarga terlihat

jawaban dari

antusias dalam

pertanyaan yang

penyuluhan
Keluarga aktif dan

diberikan perugas.

mengulang dan
bertanya
A : masalah teratasi
27

P : intervensi
3

5. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam

dihentikan
S : klien mencoba
melakukan teknik
relaksasi nafas dalm
O : keluarga terlihat
antusias dalam
penyuluhan
Keluarga aktif dan
mengulang dan
bertanya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi

6. Memberikan

dihentikan
S : klien mengerti

kompres

tentang penjelasan

hangat
7. Menganjurkan
klien untuk
mengkonsums
i makanan
yang tinggi zat
besi
8. Menganjurkan
kepada klien
jika nyeri
terasa bisa

yang diberikan
O : klien akan mulai
mengkonsumi
makanan yang tinggi
zat besi, jika nyeri
terasa tidak hanya
istirahat tidur tapi akan
menonton tv atau
mendengarkan music.

mengalihkan
dengan

A : Masalah teratasi

menonton tv
atau
mendengarkan

P : Intervensi
dihentikan

musik
No
DX

Waktu

TUK

Implementasi

28

Evaluasi Formatif

Sabtu, 14
mei 2016
15.00

1,2,3,4

1. Membina hubungan
saling percaya
(mengucapkan salam
terapeutik, berjabat
tangan sambil
mengenalkan nama,
menjelaskan tujuan
interaksi dan membuat
kontrak, waktu serta
tempat setiap kali
pertemuan dengan
keluarga).
2. Mengidentifikasi
masalah yang
dihadapi oleh keluarga
(asal masalah, jumlah
masalah, sifat masalah
dan waktu terjadinya
masalah).
3. Mendiskusikan koping
atau upaya yang biasa
dilakukan keluarga.
4. Mendiskusikan
mekanisme koping
yang selalu digunakan
menghadapi masalah
dan mengungkapkan
perasaan setelah
menggunakan koping
yang biasa digunakan
5. Mendiskusikan
alternatif koping
(keterbukaan dalam
keluarga, membahas
masalah yang
dihadapi dalam
keluarga, membahas
cara-cara
menyelesaikan
masalah dan membagi
tugas penyelesaian
masalah, melakukan
kegiatan yang disukai
seperti olahraga, jalanjalan, dll untuk
mengembalikan energi
dan
29

S : keluarga Tn. A
ngatakan keluhan
yang dirasakan
O : keluarga terlihat
antusias dalam
penyuluhan ,
Keluarga aktif
mengulang dan
bertanya
A : Masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan

semangat/break sesaat
, mencari dukungan
sosial yang lain dan
memohon pertolongan
pada Tuhan).
6. Melatih keluarga
menggunakan koping
yang efektif
7. Mengevaluasi
kemampuan keluarga
menggunakan koping
yang efektif.

No
DX
1

Waktu

Evaluasi Sumatif

13 mei 2016
17.00 WIB

S : keluarga klien mengatakan telah


mengetahui pengertian, tanda-tanda dan
gejala dari disminore
Klien mengatakan telah mengetahui upaya
mengatasi disminore
O : keluarga Tn. A dapat mengulang kembali
penjelasan yang telah diberikan
Keluarga Tn. A dapat menyebutkan 2 tanda
gejala disminore
Keluarga dapat memperaktekkan teknik
relaksasi nafas dalam
A : tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan

14 mei 2016
17.00 WIB

S : keluarga klien mengatakan mengatakan


keluhan yang dirasakan
An. P mengerti apa yang dijelaskan
O : keluarga terlihat antusias dalam
penyuluhan ,
Keluarga aktif mengulang dan bertanya
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

30

Paraf

31

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki
perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis
yang didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang
menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang
muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi
(perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas
diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai
pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Untuk itu, dalam makalah ini kelompok ingin mengetengahkan proses keperawatan
keluarga dengan anak usia remaja. Tidak lupa kelompok sertakan tugas pemicu.

32

Вам также может понравиться