Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Pada hewan kecil, umumnya dilakukan laparotomy melalui linea alba atau dengan
beberapa variasi. Hal ini lebih mudah ditoleransi oleh pasien dan dapat memberikan penampakan
viscera abdominal secara menyeluruh. Selama beberapa tahun, laparotomy melalui linea alba
pada kuda juga telah dilakukan, dimana pembedahan dapat memberikan penampakan viscera
abdominal secara menyeluruh, mengurangi reaksi jaringan pasca operasi, dan menghilangkan
kemungkinan terjadinya luka pada fossa sublumbar. Daerah orientasinyaabdominal bagian
ventral (linea alba). Lapisan disayat meliputi kulit, aponeurose musculus obliquus abdominis
externus, musculus obliquus abdominis internus, dan peritoneum. Target organ berdasarkan
bayangan rongga abdomen yaitu daerah epigastrium, mesogastrium, dan hipogastrium.
Laparatomi paramedianus dilakukan dengan menyayat abdomen ventral sejajar dengan linea
alba. Dari ketiga jenis laparatomi tadi, masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.
Pada bedah laparatomi medianus, keuntungannya adalah kita mudah menemukan daerah yang
akan disayat dengan melihat linea alba dan umbilicalis. Selain itu daerah tersebut jarang terjadi
pendarahan.
hernia cukup tinggi karena pada daerah yang dioperasi merupakan titik dimana tegangannya
paling besar ditambah dengan posisi berdiri hewan yang dorsoventral semakin menambahbeban
dan kemungkinan untuk terjadinya hernia. Persembuhan lukanya juga relatif lebih lama, karena
daerah penjahitan sedikit mengandung/dilewati darah, sehingga kadar Hb sedikit sehingga suplai
oksigen yang diterima juga sedikit. Hal ini menyebabkan metabolisme yang terjadi juga rendah
sehingga persembuhan luka menjadi lama (Sjamsuhidajat, 2004).
2. Kemudian mengukur jarak antara puting dan garis tengah tubuh. Menggambar kedua garis
sejajar, lateral dan berjarak sama dari puting, dan menghubungkan garis cranial dengan sayatan
yang agak melengkung.
3.Incici sepanjang garis yang telah dibuat pada lateral, dengan kelenjar mammary yang sudah
diligasi dan menunjukkan gambaran pembuluh darah yang jelas
4. Dimulai dari arah cranial, yang diteruskan ke arah lateral abdominal secara menyilang dan ke
rectus fascia dengan menggunakan gunting metzenbaum.
5. Kemudian dilakukan pembedah kearah caudal, secara bertahap mengangkat lapisan kulit pada
daerah inguinalis secara perlahan untuk menghindari kerusakan pembuluh epigastrium caudal
6. Setelah lapisan terkuak dan dilebarkan, sementara itu bending pembuluh darah dengan klem
dan dihilangkan darah yang keluar dengan spons/tampon.
7. Kemudian menguakkan lapisan yang disayat kearah yang berlawanan. Jika perlu, membuat
sayatan melalui kulit yang diberi jarak antara anjing dan tempat tidur (sisi yang berlawanan) agar
tidak merusak jaringan sepanjang sisi sayatan ini
8.Setelah itu dilakukan penjahitan pada sisi yang telah dibedah kearah epigastrium caudal kearah
lateral tubuh.
9. Tempatkan drain subcutaneous tube sebagai alat hisap terhadap darah yang keluar di bawah
lipatan jaringan yang dijahit,sekresi kemudian keluar tube melalui kulit yang sehat pada daerah
jaringan yang tidak terdapat luka.
10. Jika memungkinkan, lemak subkutan sepanjang tepi jaringan dan daerah sekresi luka dijahit
secara terputus dengan benang monofilamet yang mudah terserap (Absorbable). Lalu jaringan
terluar dapat dijahit secara simple continuous atau interrupted.
11. Tempatkan tube hisap dibawah jaringan secara berkala dengan menutup kembali lapisan
subkutan dan kulit secara rutin..
Sjamsuhidajat, R.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta