Вы находитесь на странице: 1из 30

KOMPONEN ELEKTRONIKA

DISUSUN OLEH:
ASRIANI ()
HAMELIANA ()
NOVELITA TABITA ()
NUR AFRIANAH GAFFAR ()
MUTHMAINNAH MUCHTAR ()
TRIWANDA R TANRY ()
SULTRA ADE POETRA ()
WAHYUNI (1512141009)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik
dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor,
dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang
dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya
adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan
instrumentasi. Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama
dalam pembuatan suatu alat elektronika dimana mereka memiliki fungsi serta cara
kerja masing-masing. Untuk dapat menggunakannya kita harus memahami terlebih
dahulu fungsi dari komponen itu masing-masing. Maka dari itulah kami membuat
makalah ini untuk menyalesaikan tugas serta memahami tentang pengertian serta
fungsi dari komponen itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, terkait dengan komponen elektronika, maka
dapat merumuskan permasalahan pokok yaitu :
a. Apa pengertian dari komponen elektronika ?
b. Bagaiman prinsip kerja komponen elektronika ?
c. Bagimana karakteristik komponen elektronika ?
d. Bagaimana aplikasi komponen elektronika dalam kehidupan ?
e. Bagaimana sistem matematis komponen elektronika ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
a. Dapat memahami Komponen Elektronika
b. Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing komponen
c. Dapat mengetahui cara kerja masing-masing komponen
d. Dapat mengetahui penerapan aplikasi masing-masing komponen
e. Dapat mengetahui karakteristik masing-masing komponen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ELEKTRONIKA
Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga
buah komponen utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor
dan sirkuit terpadu (integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison
berhasil menemukan bahwa electron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke
konduktor lainnya melewati ruang hampa. Penemuan konduksi atau
perpindahan ini dikenal dengan nama efek Edison. Pada tahun 1904, John
Fleming menerapkan efek Edison ini untuk menemukan dua buah elemen
tabung electron yang dikenal dengan nama dioda, yang dinamakannya valve
(katup). Katup ini dapat berfungsi sebagai detektor sinyal-sinyal dari telegrap
radio Marconi. Lee De Forest mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung
tiga elemen, yang disebut trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang
dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi listrik sehingga bisa
diperkuat dan dikirimkan. Jadi mulai tahun 1904 ini sebenarnya orang sudah
mulai mengendalikan gerakan-gerakan elektron dalam ruang hampa, sehingga
tahun itu dapat dipandang sebagai tahun kelahiran Elektronika. Namun ada
orang yang menyatakan tahun 1906 yakni tahun ditemukannya tabung trioda
ini sebagai tahun kelahiran Elektronika, ada pula yang menyatakan tahun
1911 yakni tahun diperolehnya tabung trioda yang lebih handal (setelah
disempurnakan tabung hampa udaranya dan digunakan katoda lapis oksida).
Dengan ditemukannya tabung trioda ini dan lebih-lebih dengan ditemukannya
tabung iconoscope yaitu tabung hampa yang merupakan alat dasar dalam
kamera televisi oleh Vladimir Zwonykin pada tahun 1920, maka industri radio
dan televisi berkembang pesat. Di tinjau dari daya yang digunakan, kecepatan,
ukuran geometrik, berat dan kemudahan rusak, tabung trioda diatas masih
banyak keterbatasan-keterbatasannya. Oleh karena itu para ahli berusaha

untuk memperoleh alat yang mempunyai fungsi sama, tetapi dengan


keterbatasan-keterbatasan minimal.
Aplikasi tabung elektron pertama diterapkan dalam bidang komunikasi
radio. Guglielmo Marconi merintis pengembangan telegraf tanpa kabel
(wireless telegraph) pada tahun 1896 dan komunikasi radio jarak jauh pada
tahun 1901. Pada tahun 1918, Edwin Armstrong menemukan penerima "superheterodyne" yang dapat memilih sinyal radio atau stasion dan dapat menerima
sinyal jarak jauh. Armstrong juga menemukan modulasi frekuensi FM pita
lebar (wide-band) pada tahun 1935; sebelumnya hanya menggunakan AM atau
modulasi amplitudo pada rentang tahun 1920 sampai 1935. Bell Laboratories
mengeluarkan televisi ke publik pada tahun 1927, dan ini masih merupakan
bentuk electromechanical. Ketika sistem elektronik menjadi jaminan kualitas,
para insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan
televisi berwarna. Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio
Corporation of America (RCA), dianggap sebagai "bapak televisi" karena
penemuannya, tabung gambar dan tabung kamera iconoscope. Pada
pertengahan tahun 1950-an, televisi telah melewati radio untuk penggunaan di
rumah dan hiburan.
Setelah perang, tabung elektron digunakan untuk mengembangan
komputer pertama, tapi tabung ini tidak praktis karena ukuran komponen
elektroniknya. Pada tahun 1948 John Bardeen, Walter H. Brattain dan William
Shockley menemukan alat tersebut, yang diberi nama transistor. Transistor ini
dibuat dari bahan semikonduktor, dan transistor ini dapat menggantikan fungsi
tabung trioda. Karena tidak menggunakan filamen pemanas seperti pada
tabung hampa, transistor tidak banyak memakan daya. Disamping itu
ukurannya kecil dan tidak mudah pecah. Akibatnya radio yang menggunakan
transistor dapat dibuat berukuran kecil dan dapat menggunakan baterai
sebagai sumber daya. Disamping itu transistor dapat diproduksi secara massal
sehingga harga menjadi murah. Demikian pula dengan

menggunakan

transistor orang dapat membuat komputer elektronika yang lebih kecil tetapi
mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada jika menggunakan tabung

hampa. Hubungan antar komponen rangkaian elektronika dalam era transistor


ini pada umumnya menggunakan PCB (Printed Circuit Board = papan
rangkaian tercetak), melalui penyolderan. Suatu kelemahan dari hubungan
semacam ini adalah reliabilitas tidak prima disamping ukuran masih cukup
besar, walaupun tidak sebesar pada rangkaian dengan tabung hampa. Karena
itu para ahli berusaha untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan ini.
Konsep sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952 oleh Geoffrey W.
A. Dummer, seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris dengan Royal
Radar Establishment-nya. Pada tahun 1958 J.S. Kilby menemukan rangkaian
terpadu (IC = integrated circuit = rangkaian terintegrasi), suatu keping
(chip) silikon tunggal yang ukurannya sangat kecil (1 mm2) yang diatasnya
berisi rangkaian elektronika yang diproses dengan teknik-teknik difusi dan
pengendapan. Semenjak ditemukan rangkaian terpadu tersebut, jumlah
komponen per chip terus berkembang sehingga dewasa ini dikenal IC jenis
SSI (Small Scale Integration), MSI (Medium Scale Integration), LSI
(Large Scale Integration), VLSI (Very Large Scale Integration), yang
masing-masing mempunyai jumlah komponen transistor) per chip 10-100,
100-1000, 1000-100.000, dan > 100.000. Dengan ditemukannya rangkaian
terpadu ini sejarah elektronika mengalami babak baru yaitu babak
mikroelektronika. Dengan semakin meningkatnya jumlah komponen per chip
dalam rangkaian terpadu (IC) ini maka terdapat kecenderungan pemakaiannya
menjadi makin khusus, sehingga tidak diproduksi secara besar-besaran,
akibatnya harganya menjadi mahal.
Pada tahun 1971 perusahaan elektronika Intel Inc di Amerika Serikat
berhasil membuat IC mikroprosesor, yang merupakan otak dari komputer.
IC mikroprosesor ini bersifat fleksibel, mempunyai fungsi hampir mirip tak
terbatas. Dengan perangkat keras yang sama dapat diperoleh berbagai fungsi,
hanya dengan merubah program. Akibatnya dapat diproduksi dalam jumlah
cukup banyak dengan harga relatif murah.
Jika diamati perkembangan elektronika dari sejak kelahirannya
sampai sekarang, nampak bahwa perkembangan tersebut menuju miniaturisasi

komponen. Bahkan dewasa ini telah ditemukan one chip micro computer
atau mikro komputer dalam satu chip. Komponen baru ini terdiri atas
mikroposesor, memori baca tulis, memori baca, dan unit input-output yang
seluruhnya terletak dalam satu chip. Disamping itu perkembangan menuju ke
arah peningkatan kemampuan, dan intelegensi.
2.2

KOMPONEN ELEKTRONIKA
Komponen elektronika berupa sebuah alat atau benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai
dengan kegunaannya. Terdapat beberapa macam, berdasarkan cara dan sistem
kerjanya

komponen

elektronika

dibagi

manjadi

dua

macam

yaitu komponen pasif dan aktif.


a.

Komponen aktif adalah

komponen

yang

dapat

beroperasi

jika

mendapatkan suntikan arus atau tegangan listrik. Beberapa contoh


komponen aktif yaitu
1)

Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,


sebagai sirkuit pemutus dan penyambung, stabilitas tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
atau tegangan inputnya, serta memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada, umumnya, transistor
memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Kolektor (C).
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus

input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Ada dua jenis transistor yaitu :
a)

BJT (Bipolar Junction Transistor)

BJT adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT
dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Perubahan arus
listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.
Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai
penguat elektrolit.
b)

FET (Field Effect Transistor)

Transistor Efek medan adalah salah satu jenis transistor yang


menggunakan medan listrik untuk mengendalikan konduktifitas
suatu kanal dari jenis pembawa muatan tunggal dalam bahan
semikonduktor.

2)

Dioda

Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan


dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan
penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda,
diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier),
penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian
pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda
tegangan (Voltage Multiplier). Dioda terbagi atas beberapa jenis antara
lain :
a)

Dioda germanium

Dioda germanium digunakan pada detektor radio penerima.

b)

Dioda selenium

Dioda Selenium digunakan untuk penyearah arus pada rangkaian


pesawat catu daya dan pada sistim pengapian baterai di sepeda
motor.
c)

SCR (Silicon Control Rectifier)

Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat


digunakan sebagai pengatur motor DC bertegangan besar dengan
mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.
DIAC berfungsi untuk meneruskan tegangan dari anoda ke katoda
atau sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar
kanan dan putar kiri, seperti pada rangkaian lift. Sedangkan,
TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja
TRIAC dapat meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau
sebaliknya pada saat ada triger pada Gate. TRIAC digunakan
untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan
cara mengatur Gate.

d)

Dioda varactor

Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya


ditentukan oleh tegangan yang masuk. Contoh penerapannya pada
pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat telekomunikasi yang
bekerja pada frekwensi tinggi.
e)

Dioda zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain


itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan
pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.
f)

Dioda cahaya (LED)

LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan


komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya yang berfungsi
sebagai peraga digital. LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan
cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor,
doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus.
Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang
berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada
adalah warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat
langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan
menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED
selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum
dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga
bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar
campuran seperti misalnya gallium arsenida fosfida (GaAsP),
gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP).
Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya
mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis
dan kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding
lurus dengan arus maju yang mengalirinya. Dalam kondisi
menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai
2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan
tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah
adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt. LED
mengkonsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil bentuknya (tidak
makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan tersendiri dari
LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak
memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja
dibuat seperti itu).

3)

IC (Integrated Circuit)

Integrated Circuit adalah suatu komponen elektrolit yang dibuat dari


bahan semi konduktor dimana IC merupakan gabungan dari beberapa
komponen seperti resistor, kapasitor, dioda dan transistor yang telah
terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil. IC
diperlukan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektrolit
agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang relatif kecil. Selain dari
ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan
keuntungan lain yaitu bila IC denga sirkuit yang relatif kecil hanya
mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas
berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).
Kelemahan dari IC yaitu keterbatasannya di dalam menghadapi
kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebih dapat
menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang
kecil seperti IC akan mudah rusak.
b.

Komponen pasif adalah komponen walaupun tidak diberi arus atau


tegangan listrik komponen ini tetap dapat bekerja dan beroperasi dengan
baik.
1)

Inductor (kumparan)

Sebuah

induktor

elektronika pasif

atau

reaktor

(kebanyakan

adalah

sebuah komponen

berbentuk torus)

yang

dapat

menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus


listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan
energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan
magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang
digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah
dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah

induktor

ideal

tanpa resistansi atau kapasitansi,

memiliki

induktansi,

tetapi

dan

memboroskan

daya.

tidak

Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari


induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa
kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit
resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada
resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya
didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin
mengalami nonlinearitas karena penjenuhan. Induktansi (L) (diukur
dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus
listrik yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding
dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan

medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui


GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi
diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk
setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah
induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif
sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1
ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti
menentukan induktansi.
2) Kapasitor (Condensator)

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat


yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan

ketidakseimbangan

internal

dari muatan

listrik.

Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael


Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai kapasitor, namun kata
kondensator masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut
oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen
lainnya. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua
kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan
biasanya berbentuk tabung.
Jenis-Jenis Kapasitor dalam rangkaian elektronika terbagi menjadi 2
macam, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar. Yang di maksud
kapasitor polar adalah jenis kapasitor yang memiliki dua kutub dan
mempunyai polaritas positif/negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan

elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar di bandingkan


dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik. Sedangkan
yang di maksud kapasitor non polar adalah jenis kapasitor tidak
memiliki polaritas postif dan negatif pada kedua kutubnya. Kapasitor
ini juga dapat kita gunakan secara berbalik. Kapasitor ini biasanya
memiliki nilai kapasitansi yang kecil karena terbuat dari bahan
keramik dan mika. Meskipun kedua jenis kapasitor ini banyak
digunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi masih banyak
perbedaan dari kedua jenis tersebut, di antaranya adalah bahan yang
digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam sehari-hari. Beberapa
fungsi dari pada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika yaitu sebagai
penyimpan arus atau tegangan listrik, sebagai Konduktor yang dapat
melewatkan arus AC (Alternating Current), sebagai Isolator yang
menghambat arus DC (Direct Current), sebagai Filter dalam
Rangkaian Power Supply (Catu Daya), sebagai Pembangkit Frekuensi
dalam Rangkaian Osilator, sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi
(Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul Antena dan
Osilator), mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang
mengandung kumparan, bila tiba-tiba arus listrik diputuskan dan
dinyalakan, menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian
penyala elektronik.
a) Kapasitor Elektrolit

Kondensator
disingkat Elco)
tabung,

elektrolit atau Electrolytic


adalah kondensator yang

mempunyai

dua

Condenser (sering
biasanya

berbentuk

kutub

kaki

berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang

positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat


tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47
F (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja
dari beberapa volt hingga ribuan volt. Berbagai macam lambang
gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema elektronika :
b) Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan


Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan
Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor
Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam
Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum
dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan
tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi
yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan
mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis
Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada
peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone
dan Laptop.
c) Kapasitor Poliester Film

Kapasitor Poliester Film merupakan kapasitor yang tidak memiliki


polaritas

(nonpolar),

kapasitasnya

dihitung

mempuntyai
dalam

bentuk

satuan

nF,

persegi,
dan

nilai

biasanya

menggunakan sistem kode warna menghitung nilai kapasitasnya.

d)

Kapasitor Poliprolyene

Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi dari


kapasitor polyester film. Pada umumnya nilai kapasitansi dari
komponen ini tidak akan berubah apabila dirancang disuatu sistem
dimana frekuensi yang melaluinya lebih kecil atau sama dengan
100kHz.
e)

Kapasitor Kertas

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari


Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara
300pf sampai 4F. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah
atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
f)

Kapasitor Mika

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat


dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar
antara 50pF sampai 0.02F. Kapasitor Mika juga dapat dipasang
bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
g)

Kapasitor Keramik

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari


Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat.
Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat

dipasang

bolak-balik

dalam

rangkaian

Elektronika.

Pada

umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai


0.01F
h)

Kapasitor Variable

Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya


dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Oleh karena itu kapasitor ini
dikelompokkan ke dalam kapasitor yang memiliki nilai kapasitas
yang tidak tetap. Kondensator variabel terbuat dari logam,
mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100pF sampai 500pF.
Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator
berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan
ditangkap.
3)

Resistor (tahanan)

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk


menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara
numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor
ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat

ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau,


walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abuabu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke
cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna
kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita)
warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah badan,
ujung, titik memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali
desimal. Toleransi dasarnya adalah 20%. Resistor dengan toleransi
yang lebih rapat menggunakan warna perak (10%) atau emas (5%)
pada ujung lainnya. Identifikasi empat pita adalah skema kode warna
yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang
dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan
informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali
(jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita
keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita
kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan
dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi. Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 10 4
= 560 k 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama,
hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6,
dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai
harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan
pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi 2%,
memberikan nilai 560.000 pada keakuratan 2%.
4)

Transformator

Transformator atau

transformer

komponen elektromagnet yang

dapat

atau

trafo

mengubah

taraf

adalah
suatu

tegangan AC ke taraf yang lain.


a) Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan


sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh
b) Transformator Step-Down

Transformator

step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit

daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun


tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.
c) Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang


berlanjut

secara

listrik,

dengan

sadapan

tengah.

Dalam

transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan


sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah
ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak
dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder.

d) Transformator Isolator

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah


sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama
dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan

sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi


kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini
telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
e) Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus


untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator
jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga
setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti
berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus
pada lilitan primer berbalik arah.
c. Komponen Penunjang adalah komponen yang melengkapi suatu rangkaian
elektronika yang biasanya tidak mesti harus ada didalamnya. Komponen
ini contohnya seperti konektor, saklar, dan lain-lain.
1) Konektor

Konektor

adalah

sebuah

komponen

yang

berfungsi

untuk

menyambung satu tempat ke tempat lain. konektor juga sering kita

temui pada Laptop dan Handphone kita masing - masing. contoh yang
kongkrit adalah Konektor USB. Konektor memiliki berbagai macam
bentuk, antara lain:
a) Konektor DB9

Adalah konektor yang digunakan untuk komunikasi serial antar


Alat Elektronik ke PC.
b) Konektor Black Housing

Adalah konektor yang digunakan dalam rangkaian elektronika,


untuk memudahkan melepas pasang rangkaian. konektor ini
memiliki lubang pin beragam, dan disesuaikan sesuai kebutuhan.
c) Konektor Putih

Adalah komponen yang serupa dengan Black Housing, hanya saja


berwarna putih dan juga sedikit lebih besar.
d) Konektor USB

Adalah konektor yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi


antar Device ke PC, maupun sebaliknya. kita pasti menemui
konektor ini saat memprogram sebuah IC.
2) Saklar

Saklar adalah

sebuah

perangkat

yang

digunakan

untuk

memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi


saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran
listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil
juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah. Secara
sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material
kontak sambungan umumnya dipilih agar tahan terhadapkorosi. Kalau
logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan
sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti

karat.

Pada

dasarnya

untuksensor mekanik,

saklar

karena

alat

tombol
ini

bisa
bisa

diaplikasikan
dipakai

pada

mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.


a)

Dip-Switch

Saklar ini terdiri dari banyak kontaktor kecil yang dijajarkan.


Saklar jenis ini sering dijumpai pada komputer.
b)

Reed-Switch

Saklar ini akan aktif ketika ada induksi magnet yang mendekati
kontaktor di dalam kaca.
c) Push Button-Switch

Saklar ini ada dua jenis yakni Push-On dan Push Off yang hanya
aktif ketika ditekan saja dan akan kembali ke kondisi semula jika
dilepas.
d)

Micro-Switch

Saklar ini umumnya mempunyai tiga terminal dengan dua kondisi


yakni NC (Normaly Close) dan NO (Normaly Open). Saklar akan
aktif ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas pada micro-switch
dipasang roda sehingga tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.
e)

Slide-Switch

Saklar ini akan menghubungkan terminal tengah dengan salah


satu terminal sisi ketika tuas digeser ke salah satu sisi. Pada saat
salah satu kontaktor On, maka kontaktor yang lainnya akan Off.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan
listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti

ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan
pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik
komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Pada sebuah alat elektronik terdapat yang namanya komponen dasar
elektronika, komponen dasar elektronika adalah sebuah alat atau benda yang
fungsinya untuk mendukung hingga terbentuk suatu rangkaian elektronikyang
kerjanya harus sama dengan kegunaannya.
Komponen dasar elektronika terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Komponen aktif yang terdiri atas transistor, dioda, dan IC (Integreted
Circuit).
2. Komponen pasif yang terdiri atas induktor, kapasitor, resistor,
transformator.
3. Komponen penunjang yang terdiri atas konektor dan saklar.
3.2 SARAN
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai maka disarankan kepada teman-teman mahasiswa
agar memahami terlebih dahulu mengenai komponen-komponen elektronika
dan dapat mempraktikan cara menghitung dan mengukur nilai dari komponen
eletronika tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/indroesii/makalah-komponen-elektro
http://dokumen.tips/documents/makalah-komponenelektronika.html
https://cecenboy.files.wordpress.com/2014/11/ready-1.pdf

Вам также может понравиться