Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPERAWATAN MATERNITAS
MAKALAH
oleh
Kelompok 4
SOLUSIO PLASENTA
KEPERAWATAN MATERNITAS
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maternitas dengan
dosen pengampu: Ns. Ratna Sari H, S.Kep, M.Kep
oleh
Rosita Amalia D.L
142310101094
Nanda Ema A
142310101120
Puji
syukur
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kehadirat Allah
SWT, karena
telah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER.................................................................................
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................
BAB 2. PEMBAHASAN...........................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya dari
tempatnya yang normal. Pelepasan tersebut dapat terjadi saat janin belum lahir
yakni pada trimester III atau setelah 28 minggu kehamilan. Faktor pencetusnya
dapat berupa kehamilan pada usia diatas 35 tahun, mempunyai tekanan darah
tinggi, bersamaan dengan terjadinya pre eklamsia dan eklamsia, ataupun trauma
langsung lainnya.
Gejala klinis yang biasa muncul adalah perdarahan dengan rasa sakit, perut
terasa tegang, gerakan janin berkurang bahkan tidak terasa lagi bergerak, pada
palpasi janin sulit diraba, auskultasi jantung janin (-) / tidak terdengar. Pada
pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol, uterus terjadi gangguan
kontraksi dan atonia uteri.
1.2 Tujuan
1.2.1
Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui dan
memahami tentang solusio plasenta
1.2.2
Khusus
c. Prolapsus plasenta
Plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
Berdasarkan gambaran kliniknya , terlepasnya placenta dibagi
menjadi :
a. Solusio plasenta ringan
Keadaan
umum
ibu
dan
janin
tidak
mengalami
gangguan
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
Terjatuh tertelunkup
meningkatnya umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua
umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
hipertensi
kebiasaan merokok
Plasenta telah lepas lebih duapertiga luas bagian, terjadi secara tibatiba, ibu syok dan janin meningggal. Uterus terasa tegang seperti papan
dan sangat nyeri. Besar kemungkinan telah terjadi gangguan pembekuan
darah dan ginjal.
2.5 Patofisiologi dan Pathways
PATWAYS
FAKTOR
PENCETUS
FAKTOR RESIKO
Perdarahan pervaginam
berwana kehitaman
Plasenta
terdesak
Plasenta
terlepas
Otot uterus
meregang
Otot tidak mampu
berkontraksi
perdarahan
Hematoma
retroplasenter
Solusio plasenta
berat
Plasenta terlepas
-
Solusio plasenta
sedang
pembekuan
darah
intravascular
disertai
hemolisis
3. Oliguria
4. Perdarahan pascapartum
5. Gagal ginjal
Disebabkan oleh keadaan hipovolemia dan nekrosis tubuli ginjal yang
mendadak.
6. Apoplexy uteroplacenta ( uterus couvelaire )
Perdarahan yang menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas
uterus dan berubahnya warna uterus menjadi biru atau ungu.
jam, segera lakukan seksio sesarea. Bila partus dapat terjadi < 6 jam,
amniotomi dan infus oksitosin.
b) Sedang / Berat : resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi darah), partus
pervaginam bila < 6 jam (amniotomi dan infus oksitosin); bila
perkiraan partus > 6 jam, lakukan seksio sesarea.
2) Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 36 minggu atau 2500 gram.
Solusio plasenta derajat ringan/sedang/berat bila persalinan lebih dari 6
jam, lakukan seksio sesarea.
3) Terdapat renjatan :
Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila renjatan tidak
teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal. Bila renjatan
dapat diatasi, pertimbangkan untuk seksio sesarea bila janin hidup atau
partus lebih lama dari 6 jam.
b. Terapi Bedah
1) Partus per vaginam dipercepat.
2) Seksiosesarea atas indikasi medik.
3) Seksiohisterektomi bila terdapat perdarahan postpartum yang tidak dapat
diatasi dengan terapi medikamentosa atau ligasi arteri uterina. Ligasi
hipogastrika hanya boleh dilakukan oleh operator yang kompeten.
Pencegahan Solusio Plasenta
a. Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan narkotika dan
psikotropika selama kehamilan.
b. Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya
kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
c. Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti
diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio
plasenta.
2.8 Penatalaksanaan
Hanya untuk solusio plasenta derajat ringan dan janin belum cukup
larutan saline 500 cc, kemudian ditunggu sampai lahir per vaginam.
Bila 1 botol tersebut belum lahir, ulangi dengan 1 botol lagi dan
ditunggu sampai lahir. Dengan langkah ini biasanya sebagian besar
kasus dapat diselesaikan dengan baik ( 90% ), sedangkan bayi yang
mempercepat persalinan.
Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi tranfusi darah, amniotomi, infuse
oksitosin dan jika perlu lakukan seksio sesaria.
Apabila diagnosis
perdarahan telah terjadi kurang lebih 1000 ,l. maka transfuse harus
segera dilakukan. Amniotomi akan merangsang persallinan dan
mengurangi tekanan intrauterine.
Dengan melakukan persalinan secepatnya dan transfuse darah dapat
mencegah kelainan pembekuan darah. Persalinan ddiharapkan terjadi
dalam 6 jam . tetapi jika dalam waktu tersebut tidak memungkinkan
maka dilakukan amniotomi dan infuse oksitosin, maka persalinan
yang hanya bisa dlakukan adalah seksio sesaria.
Apoplexy uteroplacenta bukan merupakan indikasi histeroktoi. Jika
terjadi perdarahan yang tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan
seksio sesaria makan histerektomi perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA