Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Endri Normawati
(2520142434)
BAB 1
KONSEP DASAR
1.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Gaya hidup
(Brunner & Suddarth, Tucker Susan Martin)
3. Manifestasi Klinis
a. Poliuria
b. Polifagia
h. Pruritus, bisul
c. Polidipsi
i. Mata kabur
d.
Kelemahan
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
Plasma vena
Darah kapiler
Plasma vena
Darah kapiler
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
2. Latihan
Efek latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi
resiko penyakit kardiovaskuler.
3. Pemantauan
4
jumlah tak terbatas. Pada DM tipe II, insulin myngkin diperlukan terapi
jangka panjang untuk mengendalikna kadar glukosa darah jika diet dan
obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
5. Pendidikan
Pendidikan mengenai penyuntikan insulin perlu diberikan kepada klien
dan keluarganya.
(Brunner & Suddarth)
6. Komplikasi
Koomplikasi akut DM :
1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia
3. Ketoasidosis Diabetik
Komplikasi kronis DM :
1. Mata : retinopati diabetik, katarak
2. Ginjal : glomerulosklerosis intra kapiler, infeksi
3. Saraf : Neuropati perifer, neuropati kranial, neuropati otonom.
4. Kulit :
H. Pemeriksaan Diagnostik
- Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
- Aseton plasma : Positif secara mencolok
- Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
- Osmolalitas serum : meningkat
- Elektrolit :
Natrium : mungkin normal meningkat/menurun
Kalium : Normal, peningkatan semu selanjutnya akan menurun
Fosfor : lebih sering menurun
ureum/ kreatinin : mungkin meningkat/normal
Insulin darah : mungkin menurun
Urine : gula dan aseton positif
Kultur dan sensivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih
I. Pengertian Gangren
Luka didefinisikan sebagai suatu kelainan dimana terjadi gangguan
keseimbangan terhadap imtegritas kulit baik kehilangan ataupun kerussakan
sebagian struktur jaringan utuh, akibat trauma mekanik, termal, radiasi, fisik,
pembedahan dan zat kimia. Luka kaki merupakan kejadian luka yang tersering
pada klien diabetik.
terpotong kaki.
Gangrene atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrosis
atau jaringan mati yang disebabkan oleh akarena adanya emboli pembuluh
darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti, dapat
terjadi akibat proses inflamasi yang memanjang perlukaan bisa akibat digigit
serangga, kecelakaan kerja atau terbakar, proses degeneratif/ateriosklerosis
atau ganggaun metabolik / diabetes mellitus.
b.
c.
d.
2.
Mencuci luka
Mencuci luka merupakan hal yang pokok unutk memperbaiki,
meningkatkan dan mempercepat proses penyembuhan luka serta
menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Tujuan mencuci luka
adalah menghilangkan jaaringan neksrosis, menghilangkan cairan luka
yang berlebihan, dan menghilangkan sisa metabolisme tubuh pada
permukaan luka.
cairan non toksik misalnya normal saline / NaCl 0.9 %. Cairan anti
septik sebaiknya digunakan ketika luka mengalami infeksi atau tubuh
dalam keadaan penurunan imunitas, yang kemudian dilakukan
pembilasan kembali dengan normal saline.
b.
Debridement
Merupakan upaya untuk membuang jaringan nekrosis / slough pada
luka. Debridement dilakukan untuk menghindari infeksi atau selulitis,
karena jaringan nekrosis selalu berhubungan dengan peningkatan
jumlah bakteri.
c.
d.
Absorbent dressing
Jenis balutan yang paling banyak menyerap cairan pada luka,
juga
berfungsi
sebagai
homeostasis
tubuh
jika
terdapat
Hydrocoloid
Jenis balutan yang berfungsi untuk mempertahankan luka dalam
keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan menghindari
kontaminasi, digunakan pada keadaan luka berwarna merah.
Contoh balutan : cuntinova-hydro, duoderm CGF, comfell.
Kedua jenis balutan diatas disebut occlusive dressing, merupakan
jenis balutan yang mempertahankan lingkungan luka dalam
keadaan optimal, saat penggantian balutan akan tampak peluruhan
jaringan nekrotik dengan dasar luka bersih.
e.
Topikal terapi
Hydroactive gel merupakan jenis terapi topicl yang membnatu
peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri (support autolisis
debridement). Contoh : intrasit gel, duoderm-gel.
f.
Kontrol
K. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
Identitas klien
Riwayat kesehatan
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur.
Tanda : Takikardia dan takipneu, letargi dan disorientasi, koma,
penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayaat hipertensi, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki,penyembuhan yang lama.
Tanda
c. Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah keuangan.
Tanda
d. Eliminasi
Gejala :
Tanda :
dan
karbohidrat,
penurunan
BB,
haus,
penggunaan diuretik.
Tanda : Kulit kering, bersisik, turgor jelek, muntah, bau halitosis,
nafas bau aseton.
f. Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, kesemutan, parastesia, ganguan
penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, gangguan memori,
aktifitas kejang.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Abdomen tegang/nyeri.
Tanda : Wajah meringis.
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekuranagn oksigen, batuk
Tanda : Lapar udara, batuk
i. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda :
j. Seksualitas
Gejala : Impotensi, kesulitan orgasme pada wanita, luka / lecet pada
vagina.
(Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
10
Stadium III
Kuning
lunak,
fibrionilitik,
slough,
avaskularisasi.
Hitam
selulitis,
gangrrene
tiga
dimensi
atau
mengambil
foto
diperhatikan
dalam
pengukuran
adalah
untuk
Hal yang
dengan
menggunakan alat ukur yang tepat dan jika alat ukur tersebut
digunakan berulang kali, hindari terjadinya infeksi silang
(nosokomial). Lakukan inspeksi dan palpasi pada kulit selitar
luka untuk mengetahui apakah pada luka terdapat selulitis, edema,
benda asing, dermatitis kontak atau maserasi.
12
foto
dapat
memberikan
gambaran
proses
status
vaskuler
meliputi
perlakuan
palpasi,
: Normal
c. Capillary Refill
Waktu pengisian kapiler dievaluasi dengan memberikan
tekanan pada ujung jari, setelah tampak kemerahan segera
13
: 10 15 detik
Iskemik Sedang
: 15 25 detik
Iskemik berat
: 25 40 detik
: 1 + (mild)
- inchi : 2 + (moderate)
- 1 inchi
: 3 + (several)
e. Temperaturkulit
Temperatu kulit memberikan informasi tentang kondisi
perfusi jaringan dan fase inflamasi, serta merupakan
variabel penting dalam menilai adanya peningkatan atau
penurunan perfusi jaringan terhadap tekanan.
14
fungsi
motorik
berhubungan
dengan
kulit.
Biasanya
klien
mengatakan
Penurunan
memperlihatkan adanya :
a. Sistematik Tubuh
Bertambahnya jumlah leukosit dan mekrofag melebihi
batas normal yang diikuti dengan peningkatan suhu tubuh.
b. Lokal Infeksi
Jumlah eksudat yang bertambah banyak danmenjadi lebih
kental, berbau tidak sedap dan disertai dengan penurunan
panas dan nyeri.
yang
dikerjakan
Kultur merupakan
untuk
menentukan
pemberian antibiotik.
2. Diagnosa keperawatan
a.
16
b.
Intervensi :
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguhsungguh, massage daerah yang tertekan, jaga kulit tetap
kering, linen kering.
d.
insufisiensi
insulin
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan peniingkatan tingkat energi
Kriteria : Klien mampu untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang
diinginkan.
Intervensi :
Tingkatkan partisipasi klien dalam melkukan aktifitas seharihari sesuai dengan yang dapat ditoleransi.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer Suzanne C, Bare Brendo G Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner, Suddart, Edisi 8, vol 2, Jakarta: EGC 2003.
2. Soegondo Sidartawan, Soewondo Pradana, Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu, Jakarta : Heul 2002
3. Saferi Andra. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah(Keperawatan
Dewasa). Jl.Sadewa No.1 Sorowajan Baru, Yogyakarta:Nuha Medika.
4. Wijayaningsah Kartika.2013.Standar Asuhan Keperawatan. CV.Trans Info
Media: Jakarta.
5. Doenges, ME and Moor House, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke 3,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
6. Digiulio mary,RN, MSN, APRN. 2007.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 1.
Rapha Publishing: Yogyakarta.
19