Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PUSAT PEMANFAATAN
PENGINDERAAN JAUH
LAPAN
ii
KATA PENGANTAR
Indonesia memiliki luas hutan mangrove terluas di dunia dengan
keanekaragaman yang tinggi tetapi saat ini keberadaan mangrove terancam punah
akibat adanya konversi lahan padahal tanaman mangrove memiliki peranan yang
sangat penting. Tanaman mangrove berfungsi sebagai pelindung wilayah pesisir,
sumber pangan, tempat berkembangbiak bagi ikan dan udang, memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, serta sebagai penyerap karbon di atmosfer.
Begitu pentingnya peranan mangrove, maka diperlukan adanya pengelolaan
ekosistem mangrove yang tepat.
Pengelolaan hutan mangrove dapat dilakukan dengan menggunakan data
penginderaan jauh sehingga lebih mudah dan efisien baik dari segi waktu dan biaya.
Beragamnya metode yang digunakan pada pengolahan data penginderaan jauh
dapat memberikan informasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan adanya
suatu kesepakatan pada teknik pengolahan data penginderaan juah sehingga akan
menghasilkan output yang sama.
Dokumen ini ditujukan untuk menjadi acuan bersama pada teknik pengolahan
data penginderaan jauh untuk identifikasi tanaman mangrove. Diharapkan dokumen
teknik ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi.
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman:
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR RUMUS
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.3 Metodologi
2.3.2. Peralatan
13
14
DAFTAR PUSTAKA.
14
DAFTAR TABEL
Halaman:
Tabel 1.
Karakteristik Landsat 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman:
Gambar 1.
Gambar 2.
10
Gambar 3a.
11
Gambar 3b.
11
Gambar 4a.
Citra Keseluruhan
11
Gambar 4b.
11
Gambar 5.
12
Gambar 6.
13
DAFTAR RUMUS
Halaman:
Rumus 1.
vi
1.3.
Ruang Lingkup
Dokumen ini sebagai petunjuk teknis untuk identifikasi tanaman mangrove yang
terdiri dari pra pengolahan data, pengolahan data secara visual, dan pengolahan
data secara digital. Tahapan pengolahan data penginderaan jauh sebagai berikut:
A. Pra Pengolahan Data
i. Koreksi Geometris Citra
ii. Koreksi Radiometris Citra
1.4.
B.
i.
ii.
iii.
C.
i.
ii.
D.
Acuan Normatif
Definisi Umum
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas yang hidup di sepanjang pantai
atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan rentang
salinitas yang tinggi. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung dan
datar. Di tempat yang tidak ada muara sungainya, maka hutan mangrove akan tipis
sedangkan di tempat yang terdapat muara sungai besar dan delta yang aliran airnya
banyak mengandung lumpur dan pasir maka hutan mangrove akan tumbuh meluas.
Mangrove tidak tumbuh di pantai yang terjal dan berombak besar dengan arus
pasang surut yang kuat karena hal tersebut tidak memungkinkan terjadinya
pengendapan lumpur dan pasir, substrat yang diperlukan untuk pertumbuhan
mangrove (Nontji, 2005). Secara global penyebaran mangrove terbatas di daerah
tropis dan sub tropis.
Mangrove merupakan jenis tumbuhan yang memiliki toleransi yang tinggi
terhadap kondisi lingkungan yang memiliki kadar garam yang berbeda beda.
Kemampuan beradaptasi mangrove untuk membuang kelebihan garam dalam
jaringan tanaman menyebabkan mangrove dapat tumbuh subur. Keanekargaman
mangrove bukan hanya karena kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungannya tetapi tidak terlepas juga adanya campur tangan manusia untuk
memelihara. Pada saat ini keanekaragaman mangrove sudah menurun hal ini di
2
1.6.
Daftar Istilah
Data geospasial
Data
yang
memiliki
referensi
ruang
kebumian
(georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam
berbagai unit geospasial
Data raster
Mangrove
Pantai
Penginderaan jauh
Pesisir
Peta
Skala
Geospasial
Spesies
kejadian
yang
Bab II
Pengolahan Data
2.1.
Kode Unit
LI 1 02 002 01 01
Judul Unit
2.2.
Diskripsi Unit
Pedoman teknis ini dibuat sebagai acuan untuk melakukan identifikasi vegetasi
mengrove. Metode yang digunakan adalah klasifikasi supervised dan unsupervised.
1.
2.
3.
4.
Tabel 1. Tahapan dan Uraian Pengolahan Data Penginderaan Jauh Landsat 8 untuk
Mangrove
Tahapan
Uraian
Mempersiapkan
1.1. Mempersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak
perangkat dan data
pengolahan citra .
1.2. Mempersiapkan software sesuai dengan kebutuhan
1.3. Mempersiapkan data yang akan digunakan
1.4. Mempersiapkan metode yang akan digunakan
1.5. Mempersiapkan informasi pendukung lainnya (data
lapangan, peta rupa bumi, dan lain sebagainya)
Melakukan pra
2.1. Melakukan koreksi geometrik. Koreksi mengacu pada
pengolahan data
Peraturan Kepala BIG No. 3 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Pengumpulan dan Pengolahan Data
Geospasial Mangrove.
2.2. Melakukan koreksi radiometris.
Melakukan interpretasi
3.1. Penyusunan komposit warna dengan menggunakan
metode Optimum Index Factor (OIF) pada citra yang
data secara visual
telah terkoreksi.
3.2. OIF digunakan untuk menentukan kombinasi tiga kanal
terbaik untuk menggambarkan informasi tertentu.
Semakin besar nilai OIF yang dihasilkan semakin
banyak informasi warna yang diperoleh dan sedikit
duplikasi informasi, sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai OIF tertinggi merupakan kombinasi kanal yang
terbaik.
3.3. Melakukan penajaman citra untuk mendapatkan
tampilan yang tajam.
3.4. Melakukan pemotongan citra pada objek yang
dikehendaki sehingga memudahkan analisis.
Melakukan klasifikasi
4.1. Mempersiapkan citra terkoreksi
4.2. Melakukan klasifikasi unsupervised dengan input
tak terbimbing
(Unsupervised)
semua kanal pada citra.
4.3. Melakukan reclass pada citra yang telah terklasifikasi
dengan mengacu pada tampilan RGB citra ataupun
informasi lainnya (data survei, RBI, dan lain
5. Melakukan klasifikasi
terbimbing
(Supervised)
7. Penyimpanan data
hasil klasifikasi
sebagainya)
4.4. Melakukan identifikasi objek
5.1. Mempersiapkan citra terkoreksi
5.2. Melakukan training area pada objek yang akan
diklasifikasi dengan jumlah sampel minimal 30 untuk
masing-masing objek.
5.3. Melakukan klasifikasi supervised pada citra
5.4. Melakukan reclass pada citra yang telah terklasifikasi
pada tampilan RGB citra ataupun informasi lainnya
(data survei, RBI, dan lain sebagainya)
6.1. Uji akurasi dilakukan dengan membandingkan antara
nilai dari data lapangan dengan data citra
6.2. Akurasi diperoleh dari hasil analisis regresi data citra
dengan data lapangan
7.1. Menyediakan media penyimpanan untuk citra hasil
klasifikasi dengan format yang telah ditentukan.
2.3.
Metodologi
2.3.1. Bahan dan Material
Data yang digunakan adalah data penginderaan jauh berupa raster yang telah
terkoreksi radiometrik, geometrik, dan atmosferik yang telah dilakukan oleh
PUTEKDATA LAPAN. Data yang diperoleh berupa data reflektans multi spektral
dengan format *.tif.
Data citra yang digunakan pada pedoman teknis mangrove ini adalah data
raster sensor optis Landsat 8. Landsat 8 adalah generasi terbaru menggantikan
Landsat 7 yang memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan
Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 dimana kanal 1-9
berada pada OLI dan kanal 10 dan 11 pada TIRS. Data citra satelit Landsat 8
memiliki resolusi spasial 30 m untuk kanal 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, dan kanal 9 sedangkan
kanal panchromatic memiliki resolusi spasial 15 m. Selain beresolusi spasial 30 m
dan 15 m, pada kanal 10 dan 11 yang merupakan kanal TIR-1 dan TIR-2 memiliki
resolusi spasial 100 m.
Pedoman ini dibuat untuk pengolahan data citra Landsat 8. Landsat 8 adalah
generasi terbaru menggantikan Landsat 7 yang memiliki sensor Onboard
Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah
kanal sebanyak 11 dimana kanal 1-9 berada pada OLI dan kanal 10 dan 11 pada
TIRS. Data citra satelit Landsat 8 memiliki resolusi spasial 30 m untuk kanal 1, 2, 3,
4, 5, 6,7, dan kanal 9 sedangkan kanal panchromatic memiliki resolusi spasial 15 m.
Selain beresolusi spasial 30 m dan 15 m, pada kanal 10 dan 11 yang merupakan
kanal TIR-1 dan TIR-2 memiliki resolusi spasial 100 m. Kelebihan data Landsat 8
adalah adanya kanal Near Infra Red (NIR-Kanal 5) sehingga dengan menggunakan
kombinasi RGB yang tepat akan menunjukkan lokasi tanaman mangrove.
Pada data Landsat generasi sebelumnya, tingkat keabuan (Digital Number-DN)
berkisar pada 0-256 sedangkan pada data cita Landsat 8 memiliki tingkat keabuan
0-4096. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan sensitifitas yang semula tiap
piksel memiliki kuantifikasi 8 bit sekarang telah meningkat menjadi 12 bit.
Peningkatan ini menjadikan proses interpretasi objek di permukaan menjadi lebih
6
mudah (Sugiarto, 2013). Spesifikasi kanal untuk Landsat 8 dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Karakteristik Landsat 8
Panjang
Gelombang
Keterangan
m
1 aerosol pesisir
0.43 0.45 Studi aerosol dan wilayah
pesisir
2 biru
0.45 0.51 Pemetaan
bathimetrik,
membedakan
tanah
dari
vegetasi dan daun dari vegetasi
konifer
3 hijau
0.53 0.59 Mempertegas puncak vegetasi
untuk menilai kekuatan vegetasi
4 merah
0.64 0.67 Membedakan sudut vegetasi
5 Infra Merah Dekat- 0.85 0.88 Menekankan konten biomassa
Near Infrared (NIR)
dan garis pantai
6 short wave 1.57 1.65 Mendiskriminasikan kadar air
infrared (SWIR 1)
tanah dan vegetasi; menembus
awan tipis
7
short wave 2.11 2.29 Peningkatan kadar air tanah dan
infrared (SWIR 2)
vegetasi dan penetrasi awan
tipis
8 Pankromatic
0.50 0.68 Resolusi 15 m, penajaman citra
9 Sirus
1.36 1.68 Peningkatan deteksi awan sirus
yang terkontaminasi
10 TIRS 1
10.60
Resolusi 100 m, pemetaan suhu
11.19
dan penghitungan kelembaban
tanah
11 TIRS 2
11.5
Resolusi 100 m, peningkatan
12.51
pemetaan
suhu
dan
penghitungan
kelembaban
tanah
Sumber: Widjaja, 2014.
Kanal
Pra pengolahan data dilakukan sebelum tahapan interpretasi dan deliniasi data
penginderaan jauh. Secara umum tahapan pra pengolahan data adalah koreksi
geometris dan radiometris.
2.3.4.2.
Berdasarkan analisis OIF untuk data Landsat 8, maka komposit RGB yang
digunakan untuk identifikasi mangrove adalah 573. Kombinasi RGB 573 untuk
mangrove pada Landsat 8 dapat dilihat pada Gambar 5. Warna merah kecoklatan
sangat kontras diantara objek-objek lainnya, menunjukkan keberadaan mangrove.
10
2.3.4.3.
Pengolahan data secara digital yang dimaksud adalah proses klasifikasi sebagai
salah satu tahapan pada interpretasi. Klasifikasi yang dilakukan pengacu pada SNI
7645-2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan. Dalam melakukan klasifikasi, metode
minimum yang disarankan adalah klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised). Secara
singkat, penjelasan mengenai metode klasifikasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
11
atau data hasil kerja lapangan. Algoritma klasifikasi citra yang digunakan yaitu
maximum likelihood.
Klasifikasi maximum likelihood mengkelaskan nilai piksel berdasarkan
probabilitas suatu nilai piksel terhadap kelas tertentu dalam sampel piksel. Apabila
nilai probabilitas nilai piksel berada di bawah nilai threshold yang ditentukan maka
piksel tersebut tidak terkelaskan. Lain halnya apabila dalam klasifikasi tidak
memasukkan nilai threshold maka semua piksel dapat terkelaskan sesuai sampel
piksel yang ada.
Uji Akurasi
13
Bab III
Penutup
Berdasarkan Undang-undang Keantariksaan No. 21 Tahun 2013, Pasal 19 ayat
92) dan Pasal 22 ayat (1) yang menyatakan bahwa LAPAN bertugas untuk
menetapkan metode dan kualitas pengolahan data penginderaan jauh. Pemanfaatan
data dan diseminasi informasi penginderaan jauh oleh setiap instansi harus
berdasarkan pada pedoman yang telah dilakukan oleh lembaga. Salah satu
pedoman yang telah berhasil terselesaikan adalah Pedoman Teknik Pengolahan
Data Penginderaan Jauh Landsat 8 untuk Mangrove.
Ucapan terimakasih kami ucapkan pada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan pedoman ini. Pedoman teknis ini dibuat sebagai panduan
untuk identifikasi vegetasi mangrove dengan menggunakan data Landsat 8. Sangat
disadari bahwa pedoman ini masih banyak kekurangannya sehingga perlu masukan
dan saran dari berbagai pihak yang berkepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Ikrar Mandiriabadi. Jakarta. ed.rev.cet.4
Nybakken, James W. 1982. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis (terj.), Marine
Biologi: An Ecological Approach oleh Muhammad Eidman, Koesoebiono,
Dietrich Geolffrey Bengen, Malikusworo Hutomo, Sukristijono Sukardjo.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Kepala BIG No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Pengumpulan
Dan Pengolahan Data Geospasial Mangrove.
SNI 7645-2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan.
SNI 7717-2011 tentang Survei dan Pemetaan Mangrove.
Sugiarto, D. Putro., 2013. Landsat 8 : Spesifikasi, Keunggulan Dan Peluang
Pemanfaatan
Bidang
Kehutanan.
Http://Tnrawku.Wordpress.Com/2013/06/12/Landsat-8-Spesifikasi-KeungulanDan-Peluang-Pemanfaatan-Bidang-Kehutanan
Wibisono, M.S. 2011. Pengentar Ilmu Kelautan Edisi 2. UI Press. Jakarta.
Widjaja,
A.M.H,
2014.
Kombinasi
Band
pada
Citra
Landsat
8.
arnithestoryview.wordpress.com
/
2014/04/12/tugas-1-praktikum-pcdkombinasi-band-pada-citra-landsat-8/
14