Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dalam penggunaan sehari-hari nya histeria menjelaskan ekses emosi yang tidak
terkendali. Orang yang "histeris" sering kehilangan kontrol diri karena ketakutan
yang luar biasa karena suatu kejadian atau suatu kondisi
Mudah marah
Hal ini terjadi apabila seseorang dalam kondisi gelisah dan tidak tahu apa yang
harus di perbuat
I. Pendekatan Pelayanan keperawatan gawat Darurat
Tepat adalah melakukan tindakan dengan betul dan benar, Cermat adalah
melakukan tindakan dengan penuh minat, perhatian, sabar, tanggap terhadap
keadaan pasient, penuh ketelitian dan berhati-hati dalam bertindak serta hemat
sesuai dengan kebutuhan sedangkan Cepat adalah tindakan segera dalam waktu
singkat dapat menerima dan menolong pasien, cekatan, tangkas serta terampil.
Sementara itu urutan prioritas penanganan kegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu
:
B -1 = Breath system pernafasan
B -2 = Bleed system peredaran darah ( sirkulasi )
B -3 = Brain system saraf pusat
B -4 = Bladder system urogenitalis
B -5 = Bowl system pencernaan
B -6 = Bone system tulang dan persendian
Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas utama karena kematian
dapat terjadi sangat cepat, rangkin pertolongan ini disebut Live Saving First Aid
yang meliputi :
Membebaskan jalan napas dari sumbatan
Memberikan napas buatan
Pijat jantung jika jantung berhenti
Menghentikan pendarahan dengan menekan titik perdarahan dan menggunakan
beban
Posisi koma dengan melakukan triple airway menuver, posisi shock dengan
tubuh horizontal, kedua tungkai dinaikan 200 untuk auto tranfusi
Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak, jangan panic
Lakukan pengkajian yang cepat terhadap masalah yang mengancam jiwa
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana
mestinya.
b. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
c. Menanggulangi korban bencana.
2 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pankreas
Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Trauma/cedera
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer
and electrolit)
7.Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit).
sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam
waktu yang lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh:
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
D (Dissability of Neurity)
E ( Ekspose)
F (Full-set of Vital sign)
Pulse Oximetry
Trise two-tier
Sistenm ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua
yang bertugas mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.
Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup
protokol penanganan:
1. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
2. Pemeriksaan diagnostik
3. Pemberian obat
4. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)
Triase Bedside
Pasien dalam sistem ini tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di tangani oleh
perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.
V. KATEGORI/ KLASIFIKASI TRIAS
61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan
warna hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah (Emergen), kuning
(Urgen), hijau (non Urgen), hitam (Expectant)
VI. Merah (Emergent)
Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang
mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian segera.
Contoh:
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernapasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal masif
- Tumbuh kembang
- Psikososial
- Akses klien dalam institusi pelayanan kes
- Alur pasien dalam kedaruratan
XII. Alur Pasien UGD
- Pastikan keluhan klien (cocokkan apa yang perawat lihat)
- Kaji segera yang penting (HR,jika ada luka dep dengan segera)
- Kaji berdasarkan ABCD
- Kaji awitan yang baru timbul
- Pantau: setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat
- Setiap gejala yang di sertai pebahan pasti lainnya
- Kemunduran secara progresif
- Usia
- Awitan
- Misteri
- Kaharusak pasien berbaring
- Kontrol yang ketat
XIII. Diagnosa
Diagnosa keperawatan gawat darurat adalah masakah potensial dan aktual. Tetapi
perawat tetap harus mengkaji pasien secara berkala karena kondisi pasien dapat
berubah terus-menerus. Diagnosa keperawatan bisa berubah atau bertambah setiap
waktu.
XIV. Intervensi/ Implementasi
Intervensi yang di lakukan sesuai dengan pengkajian dan di agnosa yang sesuai
dengan keadaan pasien dan harus di laksanakan berdasarkan skal prioritas.
Prioritas di tegakkan sesuai dengan tujuan umum dari penata laksanaan
kedaruratan yaitu untuk mempertahankan hidup, mencegah keadaan yang
memburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas di tentukan oleh ancaman
terhadap kehidupan pasien. Kondisi yang mengganggu fungsi fisiologis vitallebih
di utamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di wajah, leher dan dada yang
mengganggupertnapasan biasanya merupakan prioritas tinggi.
B. Golongan Triage
Dalam triage ada 5 golongan
1.
3.
Non Disaster
2.
Disaster
Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah
banyak
D. Tipe-tipe Triage di Rumah Sakit
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
c.
Evaluasi terbatas
d. Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera
mendapat perawatan pertama
3.
a.
b.
c.
Sesuai protokol
E. Klasifikasi Triage Berdasarkan Kasus
1.
a.
Perdarahan berat
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
Minor injuries
b.
4.
a.
b.
c.
d.
Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
2.
Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
TRIAGE
Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk menempatkan
pasien yang tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi pelayanan yang
tepat.Triage merupakan suatu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya
cedera atau penyakit dan menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang
pengelolaan.
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal,
yaitu:
1. METTAG (Triage tagging system).
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan
tindakan.
Prioritas Nol (Hitam) :
1. Mati atau jelas cedera fatal.