Вы находитесь на странице: 1из 41

INOVASI PEMBELAJARAN PAI MODEL PAIKEM

Oleh: Arian Sahidi, S.Pd.I

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualifikasi guru pendidikan agama Islam merupakan
suatu kemestian yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Departemen
Agama RI telah berusaha melakukan berbagai upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas guru pendidikan agama Islam. berbagai program
telah dilakukan baik pada level sekolah dasar, menengah, maupun sekolah
menengah atas. Seperti Dual Modes System, program peningkatan
kualitas guru pendidikan agama Islam dan program sertifikasi bagi guruguru pendidikan agama Islam serta masih banyak program-program yang
mendorong peningkatan kualitas guru-guru agama Islam lainnya.
Upaya peningkatan kualitas guru pendidikan agama Islam dilakukan
secara bersinergi dengan lembaga lain. Dalam hal ini, fakultas Tarbiyah
sebagai institusi yang memiliki kewenangan mempersiapkan dan
melahirkan tenaga pendidik dan kependidikan agama Islam diberi
kepercayaan sebagai leading sector bagi kelancaran dan keberhasilan
kegiatan-kegiatan tersebut. Tentunya, berbagai persiapan dari sisi sumber
daya manusia, manajemen dan administrasi serta perihal teknis lainnya
menjadi tanggung jawab lembaga tersebut.
Salah satu muatan materi terpenting dari program peningkatan kualitas
guru pendidikan agama Islam adalah terkait dengan pengembangan
strategi dan metode pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang
sedang gandrung diperkenalkan adalah pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Hanya saja strategi PAIKEM yang
1

diperkenalkan kepada guru-guru pendidikan agama Islam di lingkungan


departemen agama masih didominasi pemikiran-pemikiran kependidikan
murni, sehingga contoh-contoh yang dikembangkan juga berhubungan
dengan materi-materi pembelajaran umum. Untuk keteralihan strategi ini
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami banyak
kesukaran dan hambatan, seperti pada mata pelajaran al-quran, hadis,
aqidah akhlak, fiqih dan ushul fiqih, sejarah Islam, bahasa Arab dan
lainnya.
Oleh karena itu, pembahasan di dalam makalah ini akan berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dengan harapan akan memberi
manfaat

bagi

guru-guru pendidikan

agama

Islam

yang sedang

menjalankan tugasnya di sekolah, madrasah maupun pondok pesantren.


2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hal-hal yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah:
a. Bagimana Hakikat PAIKEM Sebagai Strategi Pembelajaran?
b. Bagaimana Implementasi PAIKEM dalam Pembalajaran PAI?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disusun, maka penulisan
makalah ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui Hakikat PAIKEM Sebagai Strategi Pembelajaran
b. Mengetahui Bagaimana Implementasi PAIKEM dalam Pembalajaran
PAI
B. HAKIKAT PAIKEM
1. Pengertian PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Istilah Aktif, maksudnya adalah
bahwa dalam pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian
2

rupa hingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, gagasan, mencari


data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.1
Senada dengan ini ada yang mengatakan bahwa pembelajaran aktif itu
adalah proses pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara
aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif
menggunakan otak, baik untuk menggunakan ide pokok, memecahkan
masalah atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari dalam suatu
persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.2
Istilah inovatif, dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide
baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.3 Seiring dengan itu,
pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru atas
dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan
metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.4 Istilah kreatif,
mempunyai makna bahwa pembelajaran adalah proses pengembangan
kreatifitas peserta didik. Dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara
pribadi maupun secara kelompok.5 Istilah efektif, berarti bahwa model
pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan
pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Dan dapat dibuktikan
dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah
1

Suparlan dkk, Paikem, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Bandung:
PT Genesindo, 2008), hlm. 70.
2

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), hlm.

xiv
3

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang, Media Grouf, 2008), hlm. 46.
4

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009),

hlm. 6.
5

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 163.

proses belajar mengajar. Istilah menyenangkan, dimaksudkan bahwa


proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana menyenangkan dan
mengesankan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara
maksimal.6
PAIKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat
pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat
menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani
atau takut. Untuk itu, maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek
penting dalam pembelajaran PAIKEM, di samping upaya untuk terus
memotivasi anak agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi dan
bereksperimen terus dalam pembelajaran.7
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PAIKEM adalah salah
satu strategi pembelajaran yang menggunakan peserta didik sebagai pusat
pembelajaran. Yang dalam konteksnya peserta didik memiliki potensi
yang harus dikembangkan agar bisa mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Dengan begitu, peserta didik tidak lagi diibaratkan seperti
bejana kosong yang siap menerima penyampaian dari guru tentang
pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan. Guru harus
menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan
perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana
pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa belajar. Di
dalam PAIKEM guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk
pencapaian hasil belajar yang ditentukan.
6

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, hlm. 47.
7

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 321

Secara garis besar PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut8:


Guru

Siswa

Lingkungan (kelas,
indoor/outdoor,
laboratorium)

Guru

sebagai Siswa

fasilitator

lebih Guru

mendominasi

mengatur

dan lingkungan

kelas

mewarnai

dengan cara memajang

pembelajaran

buku-buku dan bahan


belajar yang menarik

Guru

menggunakan Siswa terlibat dalam Hasil

karya

siswa

berbagai alat bantu dan berbagai kegiatan yang dipajang di kelas


berbagai cara dalam mengembangkan
membangkitkan

pemahaman

dan

semangat belajar

kemampuan

mereka

dengan

penekanan

pada belajar melalui


berbuat (learning by
doing)
Guru menerapkan cara Siswa giat dan dinamis Kelas dibuat semenarik
mengajar yang lebih mengikuti
kooperatif
interaktif

mungkin

dan pembelajaran
termasuk

cara belajar kelompok


Guru
berbagai

menerapkan Secara fisik dan mental Lingkungan digunakan


aktif ditandai dengan

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 55.

strategi/model

tercurahnya

pembelajaran

konsentrasi yang tinggi

Guru

memotivasi Siswa

sebagai sumber belajar

berani Tata

letak/formasi

siswa melalui kegiatan mengemukakan

kelas

yang

disesuaikan

menantang gagasan

kemampuan

siswa

diubah

dan
dengan

kegiatan

untuk berpikir kreatif,


kritis

dan

mampu

memecahkan masalah
Guru

menggunakan Siswa

berbagai

macam terlibat

strategi

mengajar, kegiatan

tidak

malu

aktif

dalam

termasuk pembelajaran
yang lebih interaktif
dalam kelompok serta
lebih banyak praktek

2. Landasan Hukum Pelaksanaan PAIKEM


a)

Landasan Yuridis Formal


Yang dimaksud dengan tinjauan yuridis formal disini adalah dasar
hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks ini
adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan yang
berlaku di Indonesia diantaranya adalah:
1) UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain adalah terdapat
pada:
i.

Pasal 1 ayat 1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
ii.

Pasal 39 ayat 2
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
sekolah/madrasah.

iii.

Pasal 40 ayat 2
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.

iv.

Pasal 4 ayat 3-4


Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung
diselenggarakan
7

sepanjang

hayat.

Pendidikan

dengan

memberi

keteladanan,

membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas


peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Diantaranya pasal 19 ayat 1 yang menyebutkan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inovatif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
3) UU RI Nomor 4 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
beberapa pasal menyebutkan:
i.

Pasal 1 ayat 1
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada


pendidikan

usia

dini

jalur

pendidikan

formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


ii.

Pasal 6
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara


yang demokratis dan bertanggung jawab.9
b)

Landasan Psikologis-pedagogis Penerapan PAIKEM


Tinjauan psikologis ini dimaksudkan ingin melihat posisi dan
signifikansi penerapan strategi PAIKEM menurut kajian psikologi
belajar. Pembelajaran sebelumnya dikenal dengan istilah (KBM)
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
tradisional menitik beratkan pada metode imposisi yakni pembelajaran
dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru
bagi

peserta didiknya. Cara ini

tidaklah mempertimbangkan

kesesuaian antara materi dengan kebutuhan, minat dan tingkat


perkembangan serta pemahaman peserta didik.
Pandangan baru berpendapat bahwa tingkah laku manusia
didorong oleh motif-motif tertentu. Aktivitas belajar akan berhasil
apabila berdasarkan pada motivasi pada diri peserta didik. Peserta
didik dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan tetapi ia tidak
dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan tersebut sebagaimana
mestinya. Guru dapat memaksakan materi pelajaran untuk dikuasai
oleh siswa tetapi tidak dapat memaksakannya untuk belajar dalam arti
yang sesungguhnya. Maka, dengan demikian bisa dikatakan bahwa
sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa
mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuantujuan belajarnya. Meskipun proses belajar-mengajar tidak dapat

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, hlm. 48-50.

sepenuhnya berpusat pada peserta didik, tetapi perlu diingat bahwa


pada hakikatnya siswalah yang harus belajar.10
Dengan demikian guru perlu memberikan bermacam-macam
situasi belajar yang memadai untuk materi yang disajikan, dan
menyesuaikannya dengan kemampuan dan karakteristik serta gaya
belajar siswa. Sebagai konsekuensinya adalah guru dituntut harus kaya
metodologi mengajar serta terampil menerapkannya, tidak monoton,
dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam konteks inilah PAIKEM diharapkan dapat memperkaya
guru dalam hal strategi, metode, dan teknik mengajar sebagai seni.
Sehingga secara psikologis-pedagogis,

PAIKEM

secara nyata

memiliki relevansi dalam kerangka mewujudkan proses belajar yang


memberdayakan peserta didik.
3. Karakteristik PAIKEM
Secara teori ada beberapa ciri menonjol yang tampak secara kasat
mata tentang strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran yaitu:
a) Adanya sumber yang beraneka ragam, dan tidak lagi hanya
mengandalkan buku sebagai salah satunya sumber belajar.
b) Sumber beraneka ragam tersebut kemudian didesain dengan berbagai
kegiatan.
c) Hasil kegiatan belajar mengajar dipajang di dinding kelas.
d) Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif.
e) Dalam mengerjakan berbagai tugas siswa baik secara individu maupun
kelompok mencoba mengembangkan kreativitasnya semaksimal
mungkin.

10

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, hlm. 59.

10

f) Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam tersebut nampak


kesenangan atau antusias siswa.
Pada akhir pembelajaran semua siswa melakukan arah yang disebut
dengan refleksi yaitu siswa menyampaikan kesan yang baru mereka
terima.11
Kemudian, adapun kriteria PAIKEM adalah sebagai berikut12:
Kriteria Aktif

Kriteria Inovatif

Siswa
melakukan
sesuatu
dan
memikirkan apa yang mereka lakukan
seperti:
1. Menulis
2. Berdiskusi
3. Berdebat
4. Memecahkan masalah
5. Mengajukan pertanyaan
6. Menjawab pertanyaan
7. Menjelaskan
8. Menganalisa
9. Menganalisis
10. Mensintesa
11. Mengevaluasi
Kriteria Kreatif

a. Adanya kegiatan-kegiatan baru


b. Adanya ide-ide baru
c. Menggunakan
pendekatan,
metode dan media yang baru.
d. Adanya modifikasi dalam proses
pembelajaran

Kriteria Efektif

1. Berpikir kritis
Ketercapaian target hasil belajar, dapat
2. Memecahkan masalah secara berupa:
konstruktif
a. Siswa menguasai konsep
3. Ide/gagasan yang berbeda
b. Siswa mampu mengaplikasikan
4. Berpikir konvergen (pemecahan
konsep pada masalah sederhana.
masalah yang benar atau terbaik)
c. Siswa menghasilkan produk
5. Berpikir divergen (beragam
tertentu.
alternative pemecahan masalah)
d. Siswa termotivasi untuk giat
6. Fleksibilitas dalam berpikir
belajar.
(melihat dari berbagai sudut
pandang)
7. Berpikir terbuka

11

Suparlan dkk, Paikem, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, hlm. 73.

12

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, hlm. 60.

11

Kriteria Menyenangkan
Pembelajaran berlangsung secara:
1. Interaktif
2. Dinamik
3. Menarik
4. Mengembirakan
5. Atraktif

4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAIKEM


a) Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak
Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir
memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap, berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan
tersebut.
b) Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak di dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih bisa
dimanfaatkan membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
c) Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
12

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas


atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu,
tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan seringsering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata apa, berapa, kapan, yang
umumnya tertutup.
e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik
dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Ruang kelas itu rumah,
bukan penjara. Memang, ada dua potensi kelas dalam proses belajar.
Pertama, menjadi rumah yang menyenangkan. Atau sebaliknya,
menjadi penjara yang penuh tekanan dan paksaan.13

13

Munif Chatib, Kelasnya Manusia, (Bandung: Mizan Media Utama, 2013), hlm. 47.

13

Ruang Belajar

f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang
sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan
sebagai media belajar tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas
untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya.
Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
14

memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan


pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
daripada hanya sekedar angka.
h) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja
diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadap-hadapan.
Keadaan itu bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif
mental

lebih

diinginkan

daripada

fisik.

Sering

bertanya,

mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan


merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, takut ditertawakan,
takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru
hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya
rasa takut sangat bertentangan dengan PAIKEM.14
5. Perencanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi PAIKEM
Perencanaan pembelajaran atau yang sering disebut dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan mata pelajaran per
unit yang akan diterapkan oleh guru di dalam kelas. Berdasarkan RPP
inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara
terprogram, karena itu RPP harus memiliki daya terap (applicable) yang
tinggi. Tanpa perencanaan yang matang mustahil target pembelajaran bisa
diterapkan secara maksimal, pada sisi lain melalui RPP bisa diketahui
kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.15
14

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, hlm. 54-56.
15

Mansur Muslik, KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, (Jakarta:


Bumi Askara, 2008), hlm. 53.

15

Berdasarkan format RPP maka siklus pembelajaran dapat dibagi


kepada: Kegiatan awal (pembuka), kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam pembuatan RPP maka yang harus diperhatikan adalah harus sesuai
dengan karakteristik PAIKEM dan juga harus sesuai dengan standar
proses yang terdapat dalam PERMENDIKNAS No. 14 tahun 2007 tentang
standar proses yaitu memuat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Kegiatan eksplorasi dapat dimaknai dengan kegiatan untuk melibatkan
peserta didik dalam mencari informasi yang luas mengenai materi yang
sedang dibahas dan berbagai sumber baik yang ada di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah.
Kegiatan elaborasi adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan arti pada informasi
baru dengan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah mereka
miliki.
Sedangkan kegiatan konfirmasi adalah kegiatan guru untuk meminta
penegasan atau pembenaran hasil eksplorasi dan elaborasi yang diberikan
peserta didik. Kegiatan konfirmasi juga bisa berfungsi sebagai pemberian
umpan balik dan kesempatan untuk memberikan penguatan baik secara
lisan, tulisan, dan lain-lain.16
Selain itu, paradigm guru tentang pentingnya membuat rencana
pembelaaran juga harus disamakan17.
Paradigma Lama Yang Salah

Paradigma Baru Yang Benar

Guru

mengajar

Murid

Belajar

Proses guru mengajar tidak


sama dengan proses murid

16

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, hlm. 66-67.
17

Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012), hlm. 150

16

belajar. Sebab mengajar dan


belajar adalah dua proses
yang berbeda.

Perencanaan mengajar terletak


pada
mengajar

bagaimana
kemudian

guru

Perencanaan
terletak

murid

pada

mengajar
bagaimana

murid bisa mengerti, barulah

mengerti.

merancang bagaimana guru

GURU

mengajar.

MENGAJARMURID
MEMAHAMI

CARA

MURID

MEMAHAMICARA
GURU MENGAJAR

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa pembuatan


RPP sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Bukan hanya
melakukan copy paste dari teman sejawat saja, tapi guru harus bisa
mengembangkan dan memperkaya RPP tersebut. Kemampuan guru dalam
mengembangkan dan memperkaya RPP juga menjadi bagian dari
keprofesionalan seorang guru. Dalam artian, dia bisa menyusun rencana
pembelajaran dengan baik dan berusaha menerapkannya sebaik mungkin.
6. Pelaksanaan Evaluasi dengan Menggunakan Strategi PAIKEM
Untuk melaksanakan penilaian berbasis PAIKEM dalam pembelajaran
maka, ada baiknya guru memperhatikan sungguh-sungguh tentang
beberapa hal sebagai berikut:
a) Aktifitas siswa, gunakan aktivitas siswa sebagai salah satu dasar
untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar. Dengan kata lain
aktivitas mereka harus memperoleh penghargaan atau menjadi salah
satu poin dalam penilaian. Beberapa indikasinya adalah: sering dipilih
17

menjadi ketua kelas, sering dipilih untuk menjadi pelopor, sering


mengajukan pertanyaan, dan siswa yang paling aktif melakukan tugas
di kelompok.
b) Kreativitas, adakalanya siswa tidak tergolong menonjol dalam
berbagai kegiatan kelompok. Tetapi siswa ini sering memberikan jalan
keluar jika ada permasalahan yang dihadapi. Siswa seperti ini juga
harus memperoleh poin dalam penilaian.
c) Efektivitas, kelompok yang paling cepat dan dinilai benar dalam
melakukan kegiatan di kelompok juga berhak untuk diberikan
penghargaan tersendiri dalam penilaian.18
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir dari proses pembelajaran saja,
tetapi juga harus dilakukan pada awal pembelajaran baik penilaian proses
maupun penilaian hasil belajar. Membuat pertanyaan merupakan kunci
utama dalam membuka gerbang pembelajaran. Oleh karena itu pertanyaan
dapat diberikan pada permulaan pembelajaran atau di tengah-tengah
proses pembelajaran bahkan bisa juga di akhir pembelajaran. Bentuk item
tes dapat dikembangkan, baik dalam bentuk tes standar atau tes buatan
guru, yang berfungsi untuk mengetahui apakah kompetensi yang telah
ditetapkan tercapat atau tidak.
7. Penerapan PAIKEM Melalui Setting Kelas Yang Variatif dan
Dinamis
Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam,
ada yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, dan kurang.
Oleh karena itu guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara
perorangan, berpasangan, maupun kelompok. Jika harus dibentuk
18

Dasyim Budimansyah dkk, PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan, (Bandung: PT Genesindo, 2008), hlm. 149.

18

kelompok,

kapan

peserta

didik

dikelompokkan

berdasarkan

kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didik


yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran
berbagai kemampuan sehingga menjadi tutor sebaya (peer teaching).19
Dari penjelasan tersebut bisa dipahami bahwa pengaturan ruang kelas
merupakan tahap penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan
dengan penyusunan ruang kelas juga akan dapat mengaktifkan siswa.
Namun setting atau formasi kelas ini tidak dimaksudkan untuk menjadi
susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternative dalam
penerapan kelas, diantaranya adalah:
a) Formasi huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik
dapat melihat guru dan media dengan mudah dan mereka saling
berhadapan langsung satu sama lainnya. Susunan ini ideal untuk
membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena
guru masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan
seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam
format U sebagai berikut:

19

Dasyim Budimansyah dkk, PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan, hlm. 57.

19

Selain model tersebut, formasi U berikut ini memungkinkan kelompok


kecil yang terdiri dari tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk
dari tempatnya dengan mudah.

b) Formasi Corak Tim


Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas
agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim
seperti gambar di bawah ini:
20

c) Meja Konferensi
Formasi ini bisa digunakan oleh guru jika meja berbentuk persegi
panjang seperti gambar berikut:

21

Atau guru bisa menggabungkan beberapa meja kecil, seperti yang


terlihat di gambar berikut:

d) Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi
untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah
lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh.

22

Atau guru juga bisa menyuruh peserta didik memutar kursi-kursinya


melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok seperti:

23

e) Kelompok Untuk Kelompok


Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau
menyusun permainan peran. Seperti gambar berikut:

f) Tempat Kerja
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap
peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti
mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja labor) tepat
setelah didemonstrasikan. Seperti gambar berikut:

24

g) Susunan Chevron

h) Pengelompokan Terpisah

Demikianlah beberapa alternative setting kelas terkait dengan formasi


meja dan kursi serta ruang belajar. Namun ini semua merupakan sebuah

25

alternative yang bisa digunakan, bisa jadi nanti dalam proses pembelajaran
bisa menggunakan bentuk setting yang lainnya.20
C. APLIKASI STRATEGI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PAI
Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik, mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materimateri pelajaran. Peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan
konseptual ilmu pengetahuan ataupun mengembangkan kemampuan dan sikap
pribadi yang dapat digunakan mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran,
peserta didik sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari,
mengolah, mengurai, menggabungkan, menyimpulkan dan menyelesaikan
masalah.21
Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah proses peserta
didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan
pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar, dan termotivasi. Karena
itu pula, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta
didik

secara

aktif,

mempertanyakan,

misalnya

menjelaskan,

mengamati,
mencari

meneliti,

contoh,

dan

bertanya

dan

bentuk-bentuk

keterlibatan sejenis lainnya.


Berikut ini akan disajikan model dan strategi pembelajaran aktif
sebagai alternative yang dapat digunakan oleh guru untuk mengaktifkan
peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Pada masing-masing
20

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, hlm. 68-74.
21

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:


Alfabeta, 2009), hlm. 164.

26

strategi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Hal ini sangat


tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai,
penggunaan strategi, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi
lainnya. Diantaranya adalah:
No

STRATEGI PAIKEM

Everyone is a Teacher (Setiap Murid Sebagai Guru)

Writing In The Here And Now (Menulis Pengalaman Secara Langsung)

Reading Aloud (Strategi Membaca Dengan Keras)

The Power of Two and Four (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)

Information Search (Mencari Informasi)

Point-Counterpoint (Beradu Pandangan Sesuai Persfektif)

Reading Guide (Bacaan Terbimbing)

Active Debate (Debat Aktif)

Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab/Isu Sejenisnya)

10

Jigsaw Learning (Belajar Melalui Tukar Delegasi Antar Kelompok)

11

Role Play (Bermain Peran)

12

Debat Berantai

13

Listening Team (Tim Pendengar)

14

Team Quiz (Pertanyaan Kelompok)

15

Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)

16

Card Short (Menyortir Kartu)

17

Peer Lessons (Belajar Dari Teman)

18

Learning Starts With a Question (Pelajaran Dimulai Dengan Pertanyaan)

27

Pada makalah kali ini tidak akan dibahas secara keseluruhan semua strategi di
atas. Aplikasi beberapa strategi tersebut di atas dapat didiskripsikan sebagai berikut22:
1. Everyone is a Teacher Here (Setiap Murid Sebagai Guru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya. Dengan
strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta
dalam pembelajaran secara aktif.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Bagikan secarik kertas/kartu kepada seluruh peserta didik. Minta mereka
untuk menuliskan satu persatu pertanyaan tentang materi pelajaran yang
sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan
didiskusikan dalam kelas.
b) Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap
peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal
yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan
dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
c) Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan
tersebut dan jawabannya.
d) Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lainnya untuk
menambahkan.
e) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
f) Kembangkan diskusi secara lanjut dengan cara siswa bergantian
membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang
tersedia.

22

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam


Pembelajaran Agama Islam, hlm. 100

28

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk membiasakan peserta didik untuk
belajar aktif secara individual dan membudayakan sifat berani bertanya,
tidak minder dan tidak takut salah.
2. Writing in Here and Now (Menulis Pengalaman Secara Langsung)
Menulis

dapat

membantu

peserta

didik

merefleksikan

pengalaman-

pengalaman yang telah mereka alami


Langkah-langkah penerapan strategi ini adalah:
a) Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta
didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan dating. Guru
menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah
dipilih untuk tujuan penulisan reflektif.
b) Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis saat sekarang, tentang
pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal
pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan
dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak
mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi
dan perasaan yang dihasilkan.
c) Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik
seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru
mengajak mereka membacakan tentang refleksinya.
d) Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersamasama.
e) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tidak lanjut.
3. Reading Aloud (Strategi Membaca Dengan Keras)
Membaca teks dengan keras dapat membantu peserta didik menfokuskan
perhatian

secara

mental,

menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan,

merangsang diskusi. Prosedur dari strategi ini adalah:


29

dan

a) Guru memilih sebuah teks yang menarik untuk dibaca dengan keras,
misalnya tentang manasik haji.
b) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru
memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat
diangkat.
c) Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau beberapa cara
lainnya. Guru menyuruh sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian
yang berbeda.
d) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa
tempat

untuk

menekankan

poin-poin

tertentu,

kemudian

guru

memunculkan beberapa pertanyaan, memberikan contoh-contoh. Guru


dapat

membuat

diskusi-diskusi

singkat

jika

para

peserta

didik

menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan


dengan menguji apa yag ada dalam teks tersebut.

4. The Power of Two and Four (Menggabung dua dan 4 kekuatan)


Langkah-langkah penerapan:
a) Terapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan materi pokok
b) Beri kesempatan pada peserta didik untuk berpikir sejenak tentang
masalah tersebut
c) Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan
masalah/jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil kerjanya.
d) Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi
tentang jawaban masalah tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.
e) Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua
f) Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan
berdiskusi lalu bersepakat mencari jawaban terbaik, lalu periksalah hasil
kerjanya.
30

g) Jawaban bisa ditulis dalam kertas dan lainnya, dan guru memeriksa dan
memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya
menjawab masalah yang dicari
h) Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang
didiskusikan tadi.
Tujuan penerapan strategi ini adalah membiasakan belajar aktif secara
individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan)
5. Information Search (Mencari Informasi)
Langkah-langkah penerapan:
a) Buatlah beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari
informasi yang dapat ditemukan dalam bahan-bahan sumber yang bisa
diakses peserta didik.
b) Bagikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada peserta didik.
c) Minta peserta didik menjawab pertanyaan bisa individual atau kelompok
kecil. Kompetisi antar kelompok dapat diciptakan untuk meningkatkan
partisipasi.
d) Beri komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik. Kembangkan
jawaban untuk memperluas skope pembelajaran.
Metode ini sama dengan ujian open book. Secara berkelompok peserta didik
mencari informasi (biasanya tercakup dalam pelajaran) yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Metode ini sangat
membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap
kering.
6. Point Counterpoint (Beradu Pandangan Sesuai Persfektif)
Langkah-langkah penerapan sebagai berikut:
a) Pilih salah satu topik yang mempunyai dua persfektif
b) Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan persfektif
31

c) Pastikan masing-masing kelompok untuk menyiapkan argument sesuai


dengan persfektif kelompoknya
d) Pertemukan kembali kelompok masing-masing dan beri kesempatan pada
salah satu kelompok tertentu untuk memulai debat dengan menyampaikan
pandangan yang berbeda dan begitu seterusnya.
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar
mencari argument yang kuat di dalam memecahkan suatu masalah yang
aktual di masyarakat sesuai posisi yang diperankan.
7. Reading Guide (Bacaan Terbimbing)
Langkah-langkah penerapannya:
a) Tentukan bacaan yang akan dipelajari
b) Buatlah pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa
c) Bagikanlah bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya pada
peserta didik
d) Tugas siswa adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini
sehingga tidak memakan waktu yang lama
e) Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban
kepada peserta didik.
Tujuan penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah
dan focus dalam memahami suatu materi pokok
8. Active Debate (Debat Aktif)
Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:
a) Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau
isu kontroversi dalam suatu topik yang relevan dengan SK/KD/Indikator.
b) Bagi kelas menjadi dua kelompok, tugaskan mereka pada posisi pro satu
kelompok dan satu kelompok lain kontra.
32

c) Minta setiap kelompok menunjuk wakil mereka, 2 atau 3 orang sebagai


juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
d) Setelah itu juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta
pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada kelompok
lainnya.
e) Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini dengan tetap menyisakan
waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan.
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar
mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang
kontroversial dan memiliki sikap demokratis dan saling menghormati
terhadap perbedaan pendapat.

9. Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab)


Adapun langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:
a) Bagikan beberapa potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas,
kemudian bagi jumlah potongan tersebut menjadi dua bagian yang sama
b) Tulis beberapa pertanyaan tentang materi yang telah diberikan pada
setengah bagian yang telah disiapkan. Setiap potongan kertas berisi satu
pertanyaan
c) Pada bagian kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat tadi kemudian kocoklah potongan-potongan tadi sehingga
akan tercampur antara soal dan jawaban
d) Berikan siswa satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Sebagian siswa akan mendapat soal dan sebagian
lain akan mendapat jawaban
e) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada
yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan

33

f) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan, minta setiap pasangan


secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dan selanjutnya
soal akan dijawab oleh pasangan yang lain
g) Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih
cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok
10. Jigsaw Learning (Belajar Melalui Tukar Delegasi Antara Kelompok)
Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:
a) Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
b) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah segmen yang ada
c) Setiap kelompok mendapat tugas untuk membaca dan memahami materi
pelajaran yang berbeda-beda
d) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya, setelah
melalu proses zig zag dan masing-masing siswa terlibat dalam diskusi
kecil antar kelompok, hasil dari diskusi kelompok tersebut disampaikan
kepada masing-masing teman sekelompoknya
e) Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas lagi, seandainya ada
masalah yang belum terpecahkan
f) Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjajaki pemahaman dan
kompetensi yang dimiliki siswa
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar
terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu
memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.
11. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:
34

a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil maksimal


5 orang dengan menunjuk ketua dan sekretaris
b) Berikan soal studi kasus sesuai dengan materi yang akan dibahas
c) Intruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut
d) Intruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan
hasil diskusinya dalam forum kelas
Tujuan penggunaan strategi ini adalah agar peserta didik memiliki
keterampilan memecahkan masalah terkait dengan materi pokok dan
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh para guru guna
menjadikan proses pembelajaran menjadi pembelajaran yang menarik untuk
diikuti oleh peserta didik dan bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
tiap-tiap materi yang disampaikan.
D. KESIMPULAN
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan
sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan
bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai
penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa
merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan
yang

beragam

untuk

mengembangkan

sikap,

pemahaman,

dan

keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata disuapi guru.


Dalam penerapannya pada Pendidikan Agama Islam, guru bisa
menggunakan berbagai macam strategi yang ada di dalam PAIKEM agar
menjadikan proses pembelajaran semenarik mungkin, tidak hanya monoton
ceramah. Ada banyak strategi alternatif yang bisa digunakan. Di antara
35

metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3)
metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi.
Dalam PAIKEM, guru dituntut untuk terus belajar bagaimana
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena pada hakikatnya
sekolah adalah rumah bagi anak-anak, rumah dimana mereka berusaha
menimba ilmu. Sebuah rumah akan dirindukan ketika rumah bisa membuat
mereka nyaman. Disinilah letak tantangan guru Pendidikan Agama Islam,
menciptakan kelas layaknya rumah yang nyaman, bukan penjara.

DAFTAR PUSTAKA
Dasyim Budimansyah dkk, PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo, 2008.
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
36

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani, 2008.
Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Semarang, Media Grouf,
2008
Munif Chatib, Kelasnya Manusia, Bandung: Mizan Media Utama, 2013.
., Sekolahnya Manusia, Bandung: Mizan Media Utama, 2012.
Mansur Muslik, KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
Jakarta: Bumi Askara, 2008.
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam
Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009.
Suparlan dkk, Paikem, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan,
Bandung: PT Genesindo, 2008.
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 164.
Contoh skenario PAIKEM Menggunakan model/strategi Everyone is a
teacher here

37

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Nama Sekolah

: SMA IT Al Irsyad Purwokerto

Mata Pelajaran

: Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester

: X/II

Alokasi Waktu

: 2 x 45

A. Standar Kompetensi:
Memahami al-Quran tentang demokrasi
B. Kompetensi Dasar:
1. Membaca al-Quran surat Ali-Imran: 159 dan al-Quran surat asy-Syuraa:
38
2. Menyebutkan arti QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38
3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti yang terkandung dalam
surat Ali-Imran ayat: 159 dan Asy-Syuraa: 38
C. Indikator:
1. Mampu membaca al-Quran surat Ali-Imran: 159 dan al-Quran asySyuraa: 38 dengan baik dan benar
2. Mampu mengidentifikasi tajwid yang terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159
dan QS. Asy-Syuraa: 38
3. Mampu menyebutkan arti QS. Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38
4. Mampu menyimpulkan kandungan QS. Ali-Imran: 159 dan QS. AsySyuraa: 38
5. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri orang yang bersifat demokrasi
6. Mampu menunjukkan perilaku yang demokratis seperti terkandung dalam
QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membaca al-Quran surat Ali-Imran: 159 dan al-Quran asySyuraa: 38

38

2. Siswa dapat mengidentifikasi tajwid yang terdapat dalam QS. Ali-Imran:


159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 dengan baik dan benar
3. Agar siswa dapat menerjemah dengan baik dan benar QS. Ali-Imran: 159
dan Asy-Syuraa: 38
4. Agar siswa dapat mengerti dan menyimpulkan kandungan isi QS. AliImran: 159 dan Asy-Syuraa: 38
5. Agar siswa dapat mengamalkan cara-cara berdemokrasi sesuai dengan
ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan firman Allah
dalam Surat Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38
E. Materi Ajar: QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38
F. Strategi/Metode Pembelajaran: Everyone is a Teacher Here
G. Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
a) Salam dan berdoa
b) Absensi
c) Apersepsi
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
i.

Siswa ditugas untuk membaca QS. Ali-Imran: 159 dan QS.


Asy-Syuraa: 38 beserta artinya sebagai dalil tentang sikap
demokrasi

b) Elaborasi
i.

Guru bersama siswa menjelaskan tajwid dan kandungan yang


terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

ii.

Guru memberikan sehelai kertas kepada siswa untuk menulis


sebuah pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari.
Kemudian kertas kembali diserahkan kepada guru
39

iii.

Setelah semua pertanyaan terkumpul, guru memberikan lagi


kertas-kertas tadi kepada siswa kemudian kertas tersebut dibagi
lagi kepada siswa secara acak

iv.

Setelah siswa mendapat pertanyaan, guru meminta siswa untuk


tunjuk jari manakala pertanyaan yang ada di tangannya penting
untuk dibahas. Contoh: kata-kata sulit yang terdapat dalam QS.
Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

v.

Kemudian

siswa

membacakan

soal

tersebut

sekalian

menyebutkan jawabannya tapi sebelumnya siswa diminta


untuk mengamati dan memikirkan jawaban yang tepat
vi.

Setelah siswa memberikan jawaban, maka siswa yang lain


menanggapi apabila siswa yang lain tidak sama, dan guru
memberi kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan
jawaban yang tepat dan begitu seterusnya.

c) Konfirmasi
i.

Siswa ditunjuk untuk menyebutkan kembali materi yang telah


dibahas yaitu QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

ii.

Guru memberi penegasan terhadap siswa tentang materi yang


telah dibahas dan memberikan apresiasi pada siswa

3. Kegiatan Penutup
a) Kesimpulan
b) Refleksi
c) Tindak lanjut
H. Alat dan Sumber Belajar:
1. Al-Quran dan terjemahannya
2. Potongan kertas yang diberikan kepada siswa
3. Spidol dan White Board
4. Infocus
40

5. Buku Pendidikan Agama Islam kelas X


6. Buku-buku yang relevan
I. Penilaian: Penelitian Otentik (Questioning):
1. Partisifasi aktif dalam membuat pertanyaan dan memberikan jawaban
2. Partisifasi aktif dalam menanggapi jawaban dari pertanyaan siswa lain

Purwokerto, 21 April 2015


Guru Mata Pelajaran
()

41

Вам также может понравиться