Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nim 11010114140606
MOU
Pengertian Memorandum of Understanding (M.O.U) -Memorandum adalah suatu peringatan,
lembar peringatan, atau juga suatu lembar catatan
Ada beberapa alasan mengapa dibuat M.O.U terhadap suatu transaksi bisnis, yaitu :
1. Karena prospek bisnisnya belum jelas benar, sehingga belum bisa dipastikan apakah
deal kerja sama tersebut akan ditindaklanjuti atau tidak.
2. Karena dianggap penandatanganan kontrak masih lama dengan negosiasi yang alot.
Karena itu, daripada tidak ada ikatan apa-apa sebelum ditandatanganinya kontrak
tersebut, dibuatlah M.O.U yang akan berlaku untuk sementara waktu.
3. Karena masing-masing pihak dalam perjanjian masih ragu-ragu dan masih perlu waktu
untuk pikir-pikir dalam hal menandatangani suatu kontrak, sehingga untuk pedoman awal
dibuatlah M.O.U.
4. M.O.U dibuat dan ditandatangani oleh pihak eksekutif (direktur) dari suatu perusahaan
tanpa memperhatikan hal detail terlebih dahulu dan tidak dirancang dan dinegoisasi
khusus oleh staf-stafnya yang lebih rendah tetapi lebih menguasai teknis
CIRI-CIRI MOU
Adapun yang merupakan ciri-ciri dari suatu M.O.U adalah sebagai berikut :
1. Isinya ringkas, bahkan sering satu halaman saja
2. Berisikan hal yang pokok saja
3. Hanya berisikan pendahuluan saja, yang akan diikuti oleh perjanjian lain yang lebih rinci.
4. Mempunyai jangka waktu berlakunya, misalnya 1 bulan, 6 bulan atau setahun. Apabila
dalam jangka waktu tersebut tidak ditindaklanjuti dengan penandatanganan suatu
perjanjian yang lebih rinci, maka M.O.U tersebut akan batal, kecuali diperpanjang
dengan para pihak.
5. Biasanya dibuat dalam bentuk di bawah tangan saja tanpa adanya materai.
6. Biasanya tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa kepada para pihak untuk membuat
suatu perjanjian yang lebih detil setelah penandatanganan M.O.U
Kedudukan M.O.U
Sebelum membahas
kontrak atau bukan, maka disini akan dikemukakan terlebih dahulu mengenai asas-asas yang
berlaku dalam hukum kontrak. Asas-asas tersebut antara lain : Munir Fuady I, Op.Cit.,hal 29-32.
1. Hukum kontrak bersifat mengatur
Sebagaimana diketahui bahwa hukum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
o
Asas kebebasan berkontrak ini merupakan refleksi dari sistem terbuka (open
system) dari hukum kontrak tersebut.
3. Asas pacta sun servanda
Asas pacta sun servada (janji itu mengikat) ini mengajarkan bahwa suatu kontrak yang
dibuat secara sah mempunyai ikatan hukum yang penuh. KUH Perdata kita juga
menganut prinsip dengan melukiskan bahwa suatu kontrak berlaku seperti undangundang bagi para pihak.
4. Asas konsensual dari suatu kontrak
Hukum kita juga menganut asas konsensual. Maksudnya asas konsensual ini adalah
bahwa suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika tercapai kesepakatan, tentunya
selama syarat sahnya kontrak lainnya sudah terpenuhi. Jadi, dengan adanya kata
sepakat, kontrak tersebut pada prinsipnya sudah mengikat dan sudah punya akibat
hukum, sehingga mulai saat itu juga sudah timbul hak dan kewajiban di antara para
pihak.
5. Asas obligator dari suatu kontrak
Menurut hukum kontrak, suatu kontrak bersifat obligator. Maksudnya adalah setelah
sahnya suatu kontrak, maka kontrak tersebut sudah mengikat, tetapi baru sebatas
menimbulkan hak dan kewajiban di antara para pihak. Tetapi pada taraf tersebut hak
milik belum berpindah ke pihak lain. Untuk dapat memindahkan hak milik, dipergunakan
kontrak lain yang disebut dengan kontrak kebendaan. Perjanjian kebendaan inilah yang
sering disebut dengan penyerahan (levering).
Mengenai sifat kontrak yang berkaitan dengan saat mengikatnya suatu kontrak dan saat
peralihan hak milik ini, berbeda-beda dari
ASAS-ASAS HUKUM PERIKATAN Di samping ketiga asas utama tersebut, masih terdapat beberapa
asas hukum perikatan nasional, yaitu :
1.
Asas kepercayaan;
2.
3.
Asas keseimbangan;
4.
5.
Asas moral;
6.
Asas kepatutan;
7.
Asas kebiasaan;
8.
Asas perlindungan;