Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Spesifikasi Baterai


Berikut merupakan spesifikasi baterai yang tertera seperti pada
gambar 3.1.

Gambar 3.1 cell baterai

Merk
: Interberg
Jenis baterai : Lead acid
Product
: Madrid ( Spain )
Type
: OpzS 1500 2.0 V/1500 Ah / 10 hr
Volt/cell
: 2.35 - 2.40
Stand by use : 2.20 2.24
Capacity
: 1500 Ah ( 10 hr )
Jumlah cell : 51 ( Seri )
Elektrolitnya : H2SO4
Lokasi
: Main building PLTU unit 4 Turbine Lantai 2
Berat Jenis : 1.24 kg /l
3.2 System Kerja Baterai pada Pembangkt
Pada PLTU Gresi unit 3&4 baterai bekerja menggunakan
sistem terapung (floating system). Pada operasi kerja normal beban
23

24
terhubung ke pengisi baterai (battery charger) dan baterai, maka bila
sumber arus-searah (DC) dari pengisi baterai terganggu, beban langsung
akan di-supply dari baterai.
3.3 Fungsi baterai pada PLTU
Penggunaan baterai dipembangkit Tenaga Listrik adalah
sebagai sumber daya mandiri untuk berbagai peralatan diantaranya.
1. Penerangan darurat.
2. Untuk motor-motor pemutus, relay proteksi, dan pompapompa, serta motor 110VDC.
3. Cadangan sumber daya saat terjadi blackout.
4. Kontrol danTanda-tanda isyarat dan telekomunikasi.
Pengguanaan tegangan DC dalam operasi normal PLTU. Tidak
sepenuhnya diambil dari baterai, sebagian diambil langsung dari
tegangan AC yang disearahkan.
Namun dalam operasi abnormal ( terganggu ) atau tegangan
bolak-balik hilang dan peralatan pengisian baterai mengalami gangguan,
maka dalam kondisi tersebut tegangan DC dari baterai harus siap
melayani untuk keperluan membuka circuit breaker ( CB ) dan
menjalankan motor ( pompa ) pelumas dan sebagainya.
Oleh karena itu peranan baterai atau tersedianya tegangan
searah sangat penting. Untuk memperoleh keandalan dan umur yang
optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai.
3.4 Pemeliharaan Batterai
Pemeliharaan baterai dan sistem charging dilakukan untuk
menjaga efisiensi operasi dan daya tahan peralatan pada gardu induk,
khususnya baterai agar dapat bekerja sebagaimana
semestinya, sehingga keandalan peralatan dan penyaluran tenaga listrik
dapat terjaga. Pemeliharaan pada perangkat catu
daya DC dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:

25
3.4.1

Tujuan pemeliharaan Pada Batterai

Pemeliharaan terhadap baterai tersebut bertujuan untuk


menjaga agar baterai dapat selalu beroperasi dengan baik, sempurna dan
sesuai dengan fungsinya. Dalam pemeliharaan
baterai difokuskan pada 3 hal, yaitu :
1.Sel baterai
2. Rangkaian arus searah (DC circuit)
3. Ruangan baterai
3.4.2

Pelaksanaan Pemeliharaan

3.4.2.1 Sel Baterai, meliputi :


a. Melakukan pemerikasaan semua sel dan bagian baterai apakah dalam
keadaan bersih dan kering
b. Membersihkan sel dan bagian baterai jika terdapat kotoran dan benda
asing lainnya.
c. Melakukan pemerikasaan lubang penguapan pada tiap tutup sel,
apakah
tertutup/tersumbat.
d. Melakukan pemerikasaan dan melakukan pengukuran tegangan pada
setiap sel baterai (individual), dan mencatat hasil pengukuran tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang teliti, pengukuran dilakukan
pada saat baterai dalam keadaan diisi (charge)
e. Melakukan pemerikasaan dan melakukan pengukuran berat jenis
elektrolit pada setiap sel baterai. Untukmendapatkan hasil pengukuran
yang teliti, pengukuran dilakukan pada saat 15 menit seteleh selesai
pengisian (charge) dan cairan elektrolit dalam keadaan tidak
mengeluarkan.
3.4.2.2 Rangkaian arus searah (DC circuit)
Sebagai langkah pelaksanaannya adalah : Melakukan
pemerikasaan rangkain arus searah (DC circuit) misalnyasekring DC
atau otomat DC apakah ada yang putus, dan mengganti jika ada yang
putus. Mencatat tegangan, arus pengisian, dan arus beban sistem baterai
setiap jam.

26
3.4.2.3 Ruangan baterai
Pemeriksaan ruangan baterai dilakukan engan cara :
Melakukan pemerikasaan suhu ruangan baterai apakah daam keadaan
normal.
Melakukan pemerikasaan ventilasi ruangan baterai apakah udara dalam
ruangan baterai bersirkulasi dengan udara luar.
3.5 Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan
untuk mempertahankan kerja peralatan yang optimal sesuai umur teknis
yang telah di tentukan oleh pabrik.
Kegiatan pemeliharaan ini di lakukan dengan secara berkala
dengan berpedoman pada instruction manual dari pabrik pembuat
peralatan tersebut . Disamping itu juga Menggunakan standar yang di
tetapkan oleh badan standar Nasional maupun Internasional (seperti
SNI, IEEC dan lain-lain) dan data-data yang diambil dari pengalaman
operasi di lapangan. Pemeliharaan rutin sendiri meliputi:
3.5.1

Melakukan pemerikasaan Tegangan/Cell

Pada pemeliharaan rutin baterai dilakukan pemeriksaan


terhadap tegangan percell baterai untuk mengetahui kesesuaian hasil
pengukuran terhadap spesifikasi baterai. Alat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran tegangan yang biasa digunakan yaitu AVO
meter digital. Terdapat batas minimal nilai yang ditoleransi terhadap
hasil pengukuran tegangan percell baterai yaitu sebesar 2.0 2.7 volt.
Namun baterai baru dikatakan buruk jika tegangan sudah berada
dibawah nilai 1.9 - 1.8 Volt.
3.5.2

Melakukan pemerikasaan berat jenis (B.D) / Cell

Pemeriksaan berta jenis baterai bertujuan untuk mengetahui


kesesuaian nilai berat jenis dari hasil pengukuran terhadap spesifikasi
baterai.alat yang digunakan berupa hydrometer/densitymeter Berat jenis
yang ditoleransi sebesar 1.23 kg /l 1.25 kg /l.

27
3.5.3

Melakukan pemerikasaan dan menambah level air / cairan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat level


cairan apakah sudah berkurang ataupun telah sampai batas minimal. Jika
sudah berkurang maka dilakukan penambahan cairan menggunakan air
demin. Berkurangnya level cairan elektrolit akan menyebabkan turunnya
tegangan percell dan tegangan total pada baterai serta berkurangnya
kapasitas penyimpanan pada baterai.

3.5.4

Melakukan pemerikasaan tegangan / arus total

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tegangan dan arus


total pada baterai. Alat yang biasa digunak berupa AVOmeter dan
Tangampere.
3.5.5

Melakukan pemerikasaan/melakukan seetting arus charger

Pemerikasaan ini bertujuan untuk mengetahui tegangan dan


arus pengisian terhadap baterai. Pengisian baterai dilakukan secara
otomatis penyesuaian terhadap arus dan tegangan total pada baterai.
Disain arus pengisian baterai harus dijaga sebesar 10% - 30% dari
kapasitas baterai serta dengan tegangan sebesar 140-150 V untuk 51 cell
baterai. Namun untuk floating charger tegangan tetap dijaga konstan
terhadap tegangan baterai yaitu sekitar 110 V.
3.5.6

Melakukan pembersihan cell dan area

Pembersihan ini dilakuan agar kondisi baterai tetap terjaga.


Pembersihan dilakukan dengan menggunakan serbet ataupun majun
pada area sekitar baterai terutama pada cassing pada beterai.
3.6 Langkah Kerja (SOP)
Berikut merupakan langkah kerja pemeliharaan baterai pada
PLTU Gresik Unit 3&4.

28
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.

Alat ukur & Peralatan Yang diperlukan


Multi meter digital (1 set)
Kunci pas, Ring & Kunci Shock
Tools set
Hand pump
Jerigen plastik
Hydrometer
Alat pelindung yang diperlukan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Helm safety
Sepatu safety
Masker
Sarung tar
Sarung tangan khusus
Ear plug
Kaca mata safety

III.

Detail aktivitas

1.
2.
3.
4.
5.

Buat ijin kerja (Working Permit) ke CCR dan K3


Pastikan Exhoust fan
Periksa tegangan pada tiap bateray.
Ukur BJ Bateray pada tiap Bateray dengan alat Hydrotester
Lakukan pembersihan pada baterai dari tumpahan cairan
penambah baterai.
6. Membersihkan semua ruangan baterai yang dapat terjangka
7. Pemeriksaan Panel Baterai charge antara lain:
- Check kebersihan panel, gunakan vacuum cleaner.
- Check terminasi (kekencangan baut).
- Check Exh Fan (jika perlu diganti baru).
- Check Fuse dan lampu Indicator (jika rusak diganti baru).
- Check dan bersihkan debu pada card modul baterai.

29
8. Check semua NFB , Kontaktor, relay serta komponen
lainnya.
9. Bila telah selesai laporkan hasil pekerjaan kepada pihak
operator.
IV.

Aspek bahaya dan akibatnya

1. Terkena aliran listrik mengakibatkan Luka Bakar.


2. Luka Tergores / memar akibat benturan atau tergores benda
tajam.
3. Gangguan pendengaran akibat kebisingan
4 Sesak nafas akibat debu
5 Jatuh terpeleset akibat licin
6 Iritasi Kulit akibat air bateray
V.

Pencegahan dan penanggulangan bahaya

1. Koordinasi dengan UP untuk tagging Breaker & CCR


(mengisolasi breaker)
2. Gunakan APD (Sarung tangan, Helm Safety, Sepatu safety,
Ear plug, masker, kaca mata safety)
3. Gunakan sarung tangan/sepatu safety yang isolasi terhadap
arus yang tinggi (APD khusus untuk tegangan tinggi
VI.

Penangan keadaan darurat

1. Jika terjadi kondisi darurat kebakaran padamkan dengan


APAR yang ada & hubungi pihak-pihak terkait untuk
pertolongan.
2. Jika terjadi kecelakaan kerja lakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan sebisanya lalu koordinasikan dengan pihak
terkait untuk melanjutkan perawatan di Rumah sakit jika
diperlukan.

30
VII.

Pencatat data pengukuran

1. Catat tegangan Arus & tegangan sebelum dilakukan


pemeliharaan & megger awal
2. Lakukan pengukuran isolasi (Megger) setelah pemeliharaan
3. Lakukan test dengan mengamati Arus, dan tegangan serta
temperatur.

Вам также может понравиться