Вы находитесь на странице: 1из 33

I.

JARINGAN

I.1. PENDAHULUAN
Telekomunikasi listrik diawali oleh Wheatstone dan Morse yang pada tahun
1837 secara independent berhasil dalam eksperimennya mewujudkan sistem
Telegrap, diikuti oleh sentral telepon pertama yang muncul pada tahun 1878
di New Haven Connecticut USA, sebagai pengembangan telepon yang
ditemukan Alexander Grahan Bell di tahun 1876.
Semenjak saat itu jaringan telekomunikasi terus berkembang seiring dengan
teknologi serta bentuk layanan jasa yang ditawarkannya, yang secara lebih
jelas terlihat pada tabel I.1, dimana perkembangan yang pesat mulai
berlangsung diawal tahun 1990an.
Tabel I.1. Perkembangan Teknik Telekomunikasi
1870

Telegraphy

1970

Telephony
Telegraphy

Telex
Facsimile
Telephony
Telegraphy

Television
Radiophone
Datel
Telex
Facsimile
Telephone
Telegraphy

1990

Home Banking
Cashless Calling
Supplementary
Serv.
Voice Bank
Cell Phone
Messaging
Telemail
Home Newspaper
Colour Fax
Telemetry
Telecommand
Enhanced data
Television
Radiophone
Datel
Telex*
Facsimile
Telephony
Telegraphy

2000
Pocket phones
Voice Recognition
Digital End to End Services
Personal Service Profiles
Digital Mobile Comm.
Satelite Bussiness Telcom.
Personal Communication
Virtual Private Systems
International Paging
Skyphone
Teleworking
Teleshopping
Home Banking
Cashless Calling
Supplementart Service
Voice Banking
Cell Phone
Messaging
Telemail
Home Newspaper
Colour Fax
Telemetry
Telecommand/Telecontrol
Enhanced data
Television
Radiophone
Data Telecommunication
Facsimile

I-1

1981

1983

1985

1990

1995

2000

TELEPON

TELEX
DATA
TELEGRAP
FACSIMILE
VIDEO

Gbr. I.1. :

Pengembangan Teknology komunikasi yang menuju era


Information Network System / Sistem Jaringan Berdasarkan
Studi Kasus di Jepang

Bagan pohon pada gbr. I.1. memperlihatkan tahapan proses penggabungan


jaringan telekomunikasi menuju era Sistem Jaringan Informasi Terpadu
(Information Network System), yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bentuk dasar sinyal informasi : s.telepon, telex, data, telegrap, facs, video.
Jumlah pelanggan dari setiap jenis informasi tersebut sebanding dengan
besarnya cabang / dahan / ranting dari bagan pohon tersebut.
Jumlah pelanggan paling besar dimiliki oleh komunikasi telepon.
Disekitar tahun 1985 jaringan telax dan data melebur jadi satu, disusul oleh
jaringan telegrap dan selanjutnya jaringan facsimile menyusul bergabung
pada tahun 1990.
Diakhir tahun 1995 jaringan gabungan ini berintegrasi lagi dengan jaringan
telepon, membentuk jaringan telepon sebagai tulang punggung (back bone
network) dari semua sinyal informasi.

I-2

I.2. KONFIGURASI JARINGAN

Gbr. I.2. :

Konfigurasi jaringan secara teoritis :


(a) Mesh (b) Bush (c) Ring
(d) Star

(e) Tree

Hubungan komunikasi antara 2 pelanggan dari sentral yang berbeda dapat


terjadi bila diantara ke-2 sentral S dimaksud tersedia jaringan komunikasi
yang punya alternatif konfigurasi seperti terlihat pada gbr I.2, yakni :
1. MESH / MATAJALA
Jaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sbb :
a. Setiap pelanggan terhubung langsung ke pelanggan lainnya.
b. Setiap potongan saluran mempunyai kualitas yang sama.
c. Jika jumlah pelanggan adalah n, maka :
I-3

Setiap pelanggan butuh (n 1) potongan saluran agar terhubung ke


pelanggan lainnya.
Jumlah potongan saluran N = n (n 1)
d. Untuk jumlah n yang besar, konfigurasi ini tidak ekonomis.
Misal bila jumlah pelanggan adalah n = 10.000, berarti jumlah potongan
saluran yang dibutuhkan :
N = n (n 1) = 500 (9999) = 49.999.5000 50 juta potongan saluran.
2. BUS dan RING
Jaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sebagai berikut :
a. Hanya terdapat satu saluran penghubung
b. Setiap pelanggan terhubung langsung ke saluran penghubung
c. Setiap saat hanya satu pasang pelanggan yang dapat berkomunikasi.
d. Konfigurasi ini paling ekonomis
e. Ditinjau dari komunikasi telepon secara normal dimana dalam waktu
bersamaan sejumlah pasang pelanggan bisa berhubungan, maka
konfigurasi ini tidaklah memenuhi syarat.
f. Konfigurasi ini hanya cocok untuk Local Area Network yang melayani
transmisi data jarak dekat.
3. STAR / BINTANG
Jaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sebagai berikut :
a. Setiap pelanggan terhubung ke Pusat Switching (Switching Centre)
b. Tergantung kemampuan Switching Centre, maka sejumlah pasangan
pelanggan dapat berkomunikasi dalam waktu bersamaan.
c. Bila terdapat n pelanggan, maka jumlah potongan saluran N = n.
d. Konfigurasi ini lebih ekonomis dibanding dengan Mesh Network (tanpa
menghitung biaya pengadaan Switching Centre)
e. Untuk jumlah pelanggan n yg besar, biaya investasi masih tetap tinggi.
4.

TREE
Sifat khusus/karakteristik konfigurasi jaringan pohon sebagaimana terlihat
pada gbr. I.2.e. adalah sbb :
a. Jaringan terdiri atas beberapa kelompok jaringan kecil yg membawahi
sejumlah pelanggan.
b. Setiap kelompok jaringan kecil dilayani oleh satu switching centre /
exchange sehingga untuk n buah sentral / exchange dibutuhkan (n 1)
potongan saluran.
c. Kualitas dari potongan saluran haruslah semakin baik bila tingkatannya,
semakin tinggi, disebabkan beban trafiknya yang semakin besar.
I-4

d. Untuk n jumlah sentral yang sama, konfigurasi jaringan bintang butuh


jumlah potongan saluran yang lebih sedikit dibanding dengan
konfigurasi matajala. Buat contoh sendiri.

Gbr. I.3. : Pembagian wilayah sentral dari single exchange


menjadi multi exchange
Keterangan :
Bertambahnya pelanggan menyebabkan jumlah potongan saluran juga
meningkat, sehingga jaringan star (bintang) tidak lagi ekonomis. Investasi
saluran pelanggan bisa ditekan bila jaringan dibagi atas beberapa kelompok
jaringan bintang yg kecil yang masing-masing dilayani oleh suatu exchange,
sebagaimana terlihat pd gbr I.3.
Selanjutnya pelanggan yang berada dalam exchange yang berbeda dapat
saling berhubungan bila kedua exchange tersebut dihubungkan oleh
junction seperti terlihat pada gbr I.4.

Gbr. I.4. : Junction sebagai penghubung antar sentral


Untuk exchange yang berjumlah besar, akan terbentuk junction network
sebagai jaringan penghubung antar sentral, dimana junction network ini dapat
I-5

berupa konfigurasi mesh / star ataupun kombinasi dari keduanya dan untuk
jumlah n yg besar, maka investasi dapat ditekan dengan tandem exchange
sebagaimana terlihat pada gbr. I.5.
Pada Gbr I.5. terdapat 9 Local Exchange dan 1 Tandem Exchange dengan
konfigurasi kombinasi matajala dan bintang memperlihatkan bhw hubungan
pembicaraan antar 2 pelanggan dari sentral yang berbeda berlangsung
melalui :
Tandem exchange bila trafik antar sentral relatif kecil.
Lintasan langsung bila trafik antar sentral relatif besar.

Gbr. I.5. : Junction network suatu Multi Exchange Area yang dilengkapi
Tandem Exchange T.
I.3. KONFIGURASI JARINGAN EKONOMIS

Gbr. I.6. : Biaya jaringan sebagai fungsi dari jumlah pelanggan


I-6

Konfigurasi jaringan yang ekonomis tergantung pada jumlah exchange yang


dilayani, yang secara grafis dijelaskan pada gbr. I.6.
Dari gbr. I.6. terlihat bahwa semakin banyak jumlah exchange maka :
a. Biaya pengadaan exchange akan meningkat
b. Biaya pengadaan junction akan meningkat
c. Biaya pengadaan saluran pelanggan akan menurun.
Akumulasi dari ketiganya akan menentukan total biaya yang dibutuhkan bagi
pengadaan jaringan yang merupakan superposisi ketiga kurva sebagaimana
terlihat pada gambar I.6.
I.4. HIRARKI JARINGAN TELEKOMUNIKASI NASIONAL
SATELLITE LINKS
SUBMARINE CABLES
INTERNATIONAL
NERWORK

International Tandem
Exchange
National Tandem
Exchange

TRUNK NETWORK
Regional Tandem
Exchange

Local Tandem
Exchange
LOCAL NETWORK
Local
Exchage

Gbr. I.7. Jaringan Telekomunikasi Nasional secara ideal

I-7

Secara ideal Jaringan Telekomunikasi Nasional mempunyai hirarki :


1. Local Network / Jaringan Lokal
Dari gbr I.7 terlihat bahwa jaringan lokal adalah saluran penghubung antar
pelanggan dgn Local Exchange atau Local tandem Exchange.
Jaringan lokal ini biasa juga disebut jaringan distribusi / pelanggan.
2. Trunk Network / Toll Network
Trunk Network adalah jaringan yang berfungsi untuk melayani hubungan
jarak jauh antar Locak Area disuatu wilayah negara.
Pada Gbr I.7 terlihat bhw Trunk Network ini berada diantara Local Tandem
Exchange dengan National Tandem Exchange.
3. International Network
Jaringan yang menyediakan Sambungan Langsung International (SLI),shg
sehingga memungkinkan pelanggan suatu Local Exchange utk melakukan
hubungan international ke negara manapun.
Jaringan ini berada diatas hirarki Gateway Exchange International.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan disini :
1. Beberapa istilah yg digunakan dalam pembahasan hirarki jaringan ini dpt
dilihat sebagaimana terlihat pada tabel I.2.
Tabel I.2. Perbandingan istilah dalam hirarki jaringan
No
Amerika Utara
Inggeris
1.
Customers loop
Local Network Access Network
2.
Central Office
Exchange
3.
End Office
Local Exchange
4.
Inter Office Trunk
Junction
5.
Junctor
Trunk
6.
Toll Office
Trunk Exchange
7.
Toll Network
Trunk Network
2. Secara teoritis terlihat bahwa jaringan telekomunikasi nasional merupakan
Tree Network / Jaringan pohon. Jumlah potongan saluran N yg dibutuhkan
oleh konfigurasi Tree Network dapat ditentukan dengan pemisalan jika :
International Gateway Exch. membawahi p National Tandem Exch.
Tiap National Tandem Exch. membawahi q Regional Tandem Exch.
Tiap Regional Tandem Exch. membawahi r Local Tandem Exch.
Tiap Local Tandem Exch. membawahi s Local Exch.
Maka jumlah potongan saluran :
N = p + pq + pqr + pqrs
I-8

3. Pesawat pelanggan dalam suatu jaringan komunikasi dapat berupa :


Pesawat telepon tetap / mobile, facs atau PC.
Pesawat telepon ekstention dengan PBX (Private Branch Exch,) yang
mempunyai saluran intern untuk melayani pelanggan intern dalam
jumlah tertentu sebagaimana terlihat pada gbr. I.8.a.
Local Area Network (LAN) yang terhubung ke jaringan data seperti
diperlihatkan pada gbr. I.8.b.
LOCAL EXCHANGE

PABX

a.
Pesawat telepon tetap

Pesawat telepon extension

LOCAL EXCHANGE

PROVIDER

b.

Pesawat telepon tetap

Gbr. I.8.

Terminal Data / PC

Suatu Local Exchange dengan pelanggan berupa :


(a) PBAX
(b) LAN

I.5. MACAM SALURAN PADA JARINGAN LOKAL


Jaringan lokal yg merupakan penghubung terminal/pesawat telpon pelanggan
dengan Local Exchange seperti terlihat pada gbr I.9. terdiri dari :
1. Jaringan Lokal Akses Tembaga (jarlokat)
2. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (jarlokaf)
3. Jaringan Lokal Akses Radio (jarlokar)
I-9

LOCAL
EXCHANGE

JARLOKAF

JARLOKAR

JARLOKAT

Gbr. I.9. Macam saluran pada jaringan suatu Local Exchange


I.6. JARINGAN LOKAL : SINGLE EXCHANGE AREA
Sentral lokal Sungguminasa (MS5 SNS) dipilih sebagai contoh realisasi suatu
jaringan lokal single exchange sebagaimana yang terlihat pada gambar I.10.
MS5 SNS
1

10

13

2
3

11

14
15

12

6
7

15

Main Distribution Frame


Kabel primer
Rumah Kabel
Kabel sekunder
Distribution Point
Saluran penanggal
Terminal Pembatas
Saluran rumah
Pesawat telpon
Optical LineTerminal Equipment
(OLTE)
Passive Splitter
Optical Network Unit (ONU)
Central Office Terminal (COT)
Demux
Transceiver (Tx-Rx)

14

9
JARLOKAT

JARLOKAF

JARLOKAR

Gbr. I.10. Jaringan lokal Sentral Sungguminasa (MS5 SMS)


sebagai contoh jaringan lokal single exchange.
I-10

1.6.1. JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA


Jarlokat adalah suatu bentuk jaringan akses yang konfigurasinya seperti
terlihat pada gbr. 1.10 terdiri dari :
1. Main Distribution Frame (MDF)
2. Kabel primer
3. Rumah kabel (RK)
4. Kabel sekunder
5. Kotak pembagi / Distribution Point (DP)
6. Saluran Penanggal
7. Terminal Batas
8. Kabel rumah
9. Terminal pelanggan
Berdasar kemampuannya maka Jarlokat dibedakan atas :
1. Jarlokat Murni
Dalam operasionalnya jarlokat murni ini tidak menggunakan tambahan
Perangkat aktif.
2. Jarlokat tidak murni
Untuk meningkatkan kemampuan / kapasitasnya maka jarlokat tidak murni
dilengkapi dengan perangkat tambahan, sehingga satu pair kabel dapat
digunakan oleh beberapa sambungan terminal telepon/data sehingga
unjuk kerja perangkat / saluran menjadi lebih baik.
1.6.2. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER
Sebagaimana terlihat pada Gbr. 1.10, jarlokat mempunyai perangkat sbb :
1. Optical Line Terminal Equipment (OLTE)
2. Passive Splitter (PS)
3. Optical Network Unit (ONU)
4. Kabel serat optik yang menghubungkan OLTE PS ONU
5. Terminal pelanggan
6. Kabel akses tembaga menghubungkan ONU dgn terminal pelanggan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Mengingat kapasitas kanalnya yang besar serta masih mahalnya investasi
jarlokaf, maka dalam aplikasinya jarlokaf sampai saat ini masih selalu
dikombinasikan dengan jarlokat.
I-11

2. Karena jarlokaf terdpt diantara OLTE dan ONU, maka sesuai penempatan
ONU aplikasi jarlokaf punya punya 2 kemungkinan, yaitu :
Sebagai kabel primer, bila ONU ditempatkan di tahap RK.
Dengan cara ini maka dari RK sampai ke pesawat / terminal pelanggan
digunakan saluran tembaga.
Sebagai kabel primer dan kabel sekunder, bila ONU ditempatkan
ditahap DP.
Dengan cara ini maka dari DP sampai ke terminal / pesawat pelanggan
digunakan saluran tembaga.
I.6.3. JARINGAN AKSES RADIO
Sabagaimana terlihat pada gbr. I.10, jarlokar mempunyai perangkat sbb :
1. Pada pihak Sentral terdiri dari :

Multiplexer Demultiplexer

Transceiver
2. Pada pihak pelanggan terdiri dari :
Transceiver
Multiplexer Demultiplexer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Jarlokar adalah :
1. Pemanfaatan jarlokar terutama untuk mengatasi :
Medan / kondisi lapangan yang berat untuk menggelar saluran fisis
Kebutuhan yang mendesak
2. Berdasar jarak jangkau dan kapasitas kanalnya, jarlokar dibedakan atas :
Jarak jangkau 5 km, contohnya Wireless Local Loop.
Jarak jangkau 25 km, contohnya Telekomunikasi Pedesaan
Jarak jangkau 40 km, contoh Ultraphone.
3. Frekuensi kerja bervariasi tergantung model dari jarlokar yang digunakan :

Telekomunikasi Pedesaan : frekuensi (1,5 1,6) GHz

Ultraphone : frekuensi (350 360) MHz.

I-12

I.7. JARINGAN LOKAL MULTI EXCHANGE AREA (MEA) TANPA


TANDEM EXCHANGE
Sebagai contoh dipilih MEA Makassar seperti terlihat pada gbr. I.11.
MAKASSAR
TRUNK

MS-1
BALAIKOTA

MS-2
MATTOANGIN

MS-3
PANAKKUKANG

Trunk
Host

STO
MAROS

MS-5
SUNGGUMINASA

STO
MALINO

RDLU
Jarlokat
Jarlokaf

MS-6
ANTANG

MS-8
SUDIANG

MS-4
KIMA

MS-7
TAMALANREA

Jarlokar

Gbr. I.11. Jaringan lokal Multi Exchange Area (MEA) Makassar


Penjelasan :
1. Local Exchange / Sentral Lokal pada jaringan MEA Makassar
a. Host sebanyak 3 buah yakni :
MS1 Balaikota
MS2 Mattoangin
MS3 Panakkukang
b. Remote Digital Line Unit (RDLU) sebanyak 7 buah yakni :
MS4 Kima
MS8 Sudiang
MS5 Sungguminasa
STO Maros
STO Malino

I-13

2.

3.

4.
5.

MS6 Antang
MS7 Tamalanrea
Sesuai kebutuhannya maka beberapa junction antar Host merupakan
kombinasi dari saluran fisis dan radio link. Hal ini selain berdasar
pertimbangan kebutuhan, juga pertimbangan back-up mempertahankan
keandalan hubungan komunikasi.
Dari gbr. I.11. terlihat bahwa junction yang terdapat dalam jaringan MEA
Makassar :
a. Saluran fisis koaxial menghubungkan Host MS1 dan Mks Trunk MST
b. Radio link yang menghubungkan :
RDLU Maros dengan Host MS1RDLU Malino dengan Host MS4
c. Saluran fisis serat optik digunakan untuk menghubungkan :
Antar Host :
MS1 dan MS2, MS1 dan MS3, MS1 dan MS4
MS2 dan MS3, MS2 dan MS4
MS3 dan MS4
Host dengan RDLU :
MS2 dengan RDLU-nya : MS5
MS3 dengan RDLU-nya : MS6, MS7 dan MS8.
Semua Host terhubung ke MST guna melayani sambungan SLJJ / SLI.
Semua RDLU terhubung ke MST melalui Host-nya masing-masing.

I.8. JARINGAN LOKAL MULTI EXCHANGE AREA (MEA) DENGAN


TANDEM EXCHANGE
Sebagai contoh dipilih MEA Bandung seperti yang terlihat pada gbr. I.12,
terdapat 32 sentral dengan pembagian fungsi sbb :
1. Terdapat 3 Tandem Exchange yg sekaligus juga berfungsi sbg Host,yakni:
Barat TD, Sentrum TD dan Timur TD.
3. Disamping 3 Host yang berfungsi sebagai Tandem Exchange, terdapat 10
Host yang murni tanpa berfungsi ganda yakni :
(Barat TD), Cimahi 1C, Batujajar, (Sentrum TD), Sentrum 1C, Kopo,
Tegalega,Turangga, Dago, (Timur TD), Cijaura, Ujungberung, Majalaya.
3. Terdapat 9 RDLU yakni :
Cikalong Wetan, Gunung Halu, Padalarang 1B, Soreang, Ciwidey,
Pangelangan, Hegarmanah, Cisarua dan Lembang.
4. Terdapat 9 RSM yakni :
Padalarang 1C, Cililin Timur, Nanjung, Rancaekek, Gegerkalong,
I-14

Cicalengka, Banjaran dan Tanjungsari.


5. Terdapat 1 RISLU yakni : Cipatat.

BARAT TANDEM
BRTTND

Sentrum Tandem
SNTTND

TIMUR TANDEM
TMRTND

RSM
GGK

RSM RCK
RSM TMR

B.Jajar

Cimahi 1C

Kopo 1A

T.Lega
Turangga

Cimahi
Batujajar
Cikalong Wtn
Nanjung
Cipatat
G.Halu
P.Larang
Cililin

Kopo
Soreang
Ciwidey

Sentrum 1C

Dago
Cijaura

Tegalega
Pangalengan

Rancaekek

U.Berung

Dago
Hegarmanah
Cisarua
Lembang

Sentrum 1C
G.Kalong

Rancaekek
Cicalengka
Banjaran
Tanjungsari
Majalaya

Gbr. I.12. MEA Bandung sebagai jaringan lokal dengan Tandem Exchange
Lintasan hubungan dalam MEA Bandung dapat dijelaskan sbb :
1. Antar Tandem Exchange terdapat hubungan secara langsung
2. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU yang sama dapat
berhubungan langsung melalui RDLU / RSM / RISLU tersebut.
3. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU yang beda tapi
berada dibawah Host yg sama dapat berhubungan melalui Host tersebut.
4. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU dan Host yg beda
dapat berhubungan melalui Tandem Exchange-nya.
I-15

Catatan : Hitung jumlah potongan saluran yang dibutuhkan bila konfigurasi


MEA Bandung tersebut :
Tanpa Tandem Exchange
Dengan Tandem Exchange

Barat TD
BRTTD

Sentrum TD
SNTTD

Timur TD

TMRTD

B.JAJAR

RSM
TMR

RSM
GGK

RSM
RCK

CIMAHI 1C
KOPO 1A

Cimahi
Batujajar
Cikalong
Wetan
Nanjung

T.LEGA

Cipatat
G. Halu
P.larang 1C
Cililin

TURANGA

Kopo
Soreang
Ciwidey

DAGO

Tegalega
Pangalengan

SENTRUM 1C

Dago
Hegarmanah
Cisarua
Lembang

CIJAURA

U.BERUNG

Sentrum 1C
Geger Kalong

R.EKEK

Rancaekek
Cicalengka
Banjaran
Tanjungsari
Majalaya

Gbr. I.12. MEA Bandung sebagai jaringan lokal dgn Tandem Exchange
( lama )

I-16

I.9. JARINGAN TRUNK DAERAH TELEKOMUNIKASI MAKASSAR

Gbr. I.13. Jaringan DATEL MAKASSAR sebagai jaringan Trunk


Sebagai contoh kasus untuk pembahasan jaringan trunk dipilih jaringan
Daerah Telekomunikasi Makassar sebagaimana terlihat pada gbr. I.13.
Penjelasan :
1. Diluar MEA Makassar terdapat 8 LE dan 1 RDLU (?) yang berada dibawah
koordinasi Makassar trunk MST yakni :
a. LE Watampone (WTP)
f. LE Jeneponto (JNP)
b. LE Sinjai (SIN)
g. LE Takalar (TKA)
c. LE Selayar (SLY)
h. LE Pangkep (PKN)
i. RDLU (?) Tonasa
I-17

d. LE Bulukumba (BLK)
e. LE Bantaeng (BTN)
Penjelasan :
1. Diluar MEA Makassar terdapat 8 LE dan 1 RDLU (?) yang berada dibawah
koordinasi Makassar trunk MST yakni :
a. LE Watampone (WTP)
f. LE Jeneponto (JNP)
b. LE Sinjai (SIN)
g. LE Takalar (TKA)
c. LE Selayar (SLY)
h. LE Pangkep (PKN)
d. LE Bulukumba (BLK)
i. RDLU (?) Tonasa
e. LE Bantaeng (BTN)
2. Sejumlah 8 LE dan 1 RDLU (?) tersebut terhubung ke MST dgn radio link
melalui 3 cara yaitu :
a. Sejumlah 5 LE terhubung langsung melalui Radio link ke MST
b. Sejumlah 7 LE dan 1 RDLU (?) terhubung dengan radio link ke LE MS1
selanjutnya baru ke MST.
c. Khusus LE BTN terhubung dgn radio link ke LE BLK sebelum ke MST.
3. Junction radio link pd DATEL Makassar diluar dari jaringan MEA Makassar
dengan demikian adalah :
a. MS1 ke LE : SIN, WTP, SLY, BLK, JNP, TKA, PKN, RDLU Tonasa
b. MST ke LE : SIN, WTP, SLY, BLK, JNP
c. LE BLK ke LE BTN
I.10. JARINGAN TRUNK DIVISI REGIONAL VII NANGURA KAMURI
Contoh jaringan trunk ditingkat Regional Tandem Exchange yang disajikan
disini adalah jaringan Divre VII sebagaimana yang terlihat pada gbr.I.14 :
1. Terdapat 4 Tandem Exchange Trunk yakni : MST, ABT, MOT, DPRT
2. Tandem Exchange trunk MST membawahi 6 Datel yakni Palu, Poso,
Kendari, Luwuk, Pare-Pare dan Makassar.
3. Tandem Exchange Trunk MOT membawahi 2 Datel yakni Manado dan
Gorontalo
4. Tandem Exchange Trunk ABT mambawahi 9 Datel yakni Sorong,
Jayapura, Biak, Manokwari, Merauke, Ternate, Fak-Fak, Tual dan Ambon.
5. Tandem Exchange Trunk DPRT membawahi 4 Datel yakni Mataram, Dili,
Kupang dan Denpasar.
6. Datel Makassar MS membawahi 13 sentral yakni WTP, SIN, SLY, BLK,
BTN, JNP, TKA, PKN, MEA MS (MS1, MS2, MS3, MS4)
7. Trunk yang merupakan jaringan penghubung wilayah cakupan Divre VII
I-18

punya sistem transmisi yang berupa :


a. Transmisi GMD :
Antara MST dan MOT
Antara MST dan LWK, PSO, PAL, KDI, PRE
Antara MO dan GT
Antara DPRT dan MTR, DLI
b. Transmisi FO / kabel :
Antara MS ke MST
Antara DPR ke DPRT
Antara DPRT DLI
Antara MO ke MOT
Antara DPR ke DPRT
c. Transmisi SCPC :
Antara AMBT ke TUL
Antara AMB Trunk ke JAP
d. Transmisi TDMA :
DPRT ke MST, KP, DLI
ABT ke DPRT, MOT, JAP
e. Transmisi IDR :
Antara ABT ke JAP, SON, MRK, TUL, TT, BIA.
Penjelasan singkat untuk berbagai sistem transmisi diatas adalah sbb :
1. SERAT OPTIK
Serat optik digunakan sebagai saluran pembawa sehingga dgn demikian
frekuensi kerjanya sama dengan frekuensi cahaya.
2. GELOMBANG MIKRO DIGITAL
GMD merupakan komunikasi dengan frekuensi VHF dgn perambatan
gelombang teresterial yang repeaternya berada dipermukaan bumi.
3. SINGLE CHANNEL PER CARRIER
Sistem SCPC merupakan teknik transmisi FDMA dengan satu kanal suara
untuk satu carrier yang dimodulasi secara FM. Makanya cara ini amat
Cocok untuk komunikasi satelit yg melayani banyak stasiun bumi dengan
trafik rendah
4. TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS
TDMA menggunakan slot frekuensi pada transponder satelit dengan cara
multiple access, artinya semua stasiun bumi mempunyai carrier yg sama,
akan tetapi dengan pembagian waktu yang berbeda.
5. INTERMEDIATE DATA RATE
I-19

Merupakan komunikasi satelit dengan sistem transmisi digital FDMA


dengan bit rate rendah yang menggunakan modulasi QPSK, dimana satu
gelombang pembawa dapat membawa sejumlah kanal informasi.
6. VERY SMALL APERTURE TERMINAL
VSAT merupakan suatu antena Stasiun Bumi Kecil dengan diameter (0,6
3,5)m yang bekerja pada pita C-band (4-6)GHz atau Ku-band (11-14)GHz
yang terhubung langsung ke satelit, sehingga lintasan transmisi dari VSAT
tidak mengenal hirarki jaringan yang rumit seperti halnya jaringan dengan
beberapa tingkatan tandem exchange. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gbr. I.15.
GTO

MNO

PALU
APN,KOL,POSO

SON
JAP

POSO

MOT

BIA

KDI

BIAK
NABIRE
SERUI

MW
M
S
T

A
B
T

TT

BGI,BGI,LWK

LWK

MRK

PLP,PARE,RTP

PARE

TUA
L
FF

MEA MS,WTP,SINJ
SLY,BLK,BTN,TKL
JNP,PKN

MKS

DPRT

LBA
TT
SNN
MGL
DOB
LAR
TUA
L

AB

MTR

BIM,DPU
SBW,MTR

DPR1/2

KPG

KPG,RTG
WGP

Gbr. I.14. Jaringan untuk DIVRE VII Nangura Kamuri berdasarkan


data tahun 2000
I-20

I.11 JARINGAN LOKAL AKSES RADIO


Berdasar jarak jangkaunya maka jaringan lokal akses radio terdiri dari:
1. Jangkauan 5 km, contohnya Komunikasi Wireless Local Loop
2. Jangkauan 5km x 20 km, contohnya Jaringan Telepon Pedesaan
3. Jangkauan 20km x 50 km, contohnya Komunikasi Ultraphone.
I.11.1. KOMUNIKASI WIRELESS LOCAL LOOP

RCU
R
F
P

LOCAL
EXCHA
NGE

NAC

C
T
A

Pelanggan tetap

1
3

C
T
A

R
F
P

R
F
P
Pelanggan wireless /
Radio

I-21

Gbr.I-16 Arsitektur SWING dengan konfigurasi Multi star


Salah satu bentuk komunikasi WLL adalah sistem Subscriber Wireless
Network Gateway (SWING) seperti terlihat pada Gbr. ! -16 , terdiri dari :
1. Network Access Controller :
Penampilannya dlm bentuk Konsentrator-Dekonsentrator berfungsi
sebagai perangkat switching yang akan menguhubungkan antar
pelanggan WLL atau antar pelanggan WLL ke pelanggan Local
Exchange.
2. Remote Control Unit :
Berfungsi sebagai Konsentrator-Dekonsentrator akan tetapi hanya
terdapat pada sistem WLL Multistar
3. Radio Fixed Part :
Merupakan perangkat kanal radio yang berada dipihak NAC / RCU.
4. Cordless Terminal Adapter :
Merupakan perangkat radio yang berada dipihak pelanggan WLL.
5. SWING Network Management :
Menyusun semua fungsi manajemen jaringan WLL.
6. Handset : Perangkat yang terdapat pada pelanggan WLL.
Konfigurasi jaringan WLL punya 2 alternatif yakni :
Single Star: bila distribusi pelanggan tidak terlau berjauhan
Multi star: bila para pelanggan selain berjumlah besar,
distribusinya juga relatif tersebar. Untuk itu perlu dilengkapi
dengan RCU sebagai repeater.
Jenis terminal / pesawat pelanggan ada 2 model, yakni:
Terminal berupa pesawat telepon tetap yg dilengkapi CTA.
Terminal wireless yang berupa Transceiver.
Setiap pelanggan WLL hrs terhubung kepada NAC yang berfungsi
sebagai sentral (perangkat switching dan kontroller).
Ditinjau dari lintasan ke NAC, maka pelanggan WLL dibedakan atas :
1. Pelanggan yang berjarak dekat dari NAC :
Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui saluran fisis.
2. Pelanggan yang berjarak sedang dari NAC :
Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui RFP
3. Pelanggan yang berjarak jauh / punya penghalang thd NAC :
Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui RFP dan RCU.
I-22

Lintasan hubungan pembicaraan dari pelanggan WLL dapat berupa:


1. Hubungan intern WLL : radio link dengan frekuensi ( 1,8 1,9 ) GHz.
2. Hubungan keluar jaringan WLL : melalui Local Exhange
I.11.2. JARINGAN TELEKOMUNIKASI PEDESAAN

TS

RS
LOCAL
EXCHA
NGE

Pelanggan tetap

CS

RS

RS

TS

TS

I-23

Gbr.1-17: Konfigurasi jaringan telekomunikasi pedesaan

Perangkat utama dari Jaringan Telekomuniksi Pedesaan adalah :


1. Central Station :
Bagian ini merupakan pusat dari seluruh jaringan telepon pedesaan
yg akan mengawasi dan menghubungkan pelanggan pedesaan dgn
pelanggan tujuannya secara intern maupun ekstern.
2. Remote Station dapat berupa :
Subscriber Station / Stasiun pelanggan dimana ujung dari salah
satu sisi perangkat ini terhubung langsung ke telepon pelanggan
sedang sisi lainnya terhubung keperangkat radio.
Station Repeater / Stasiun Penerus merupakan stasiun dengan
atau tanpa pelanggan, yang akan menghubungkan 2 arah yang
berbeda.
3. Terminal Station:
Merupakan perangkat sinkronisasi,pengolahan dan pemberian kanal
bagi pensinyalan / informasi yang selaras dengan telepon standard.
Dari Gbr.I -17 terlihat bahwa CS yg tehubung ke Local Exchange
berfungsi sebagai konsentrator dari jaringan telepon pedesaan, sedang
semua pelanggan telepon pedesaan terhubung secara fisis ke TS.
Untuk memperpanjang jarak jangkau atau mengatasi penghalang,maka
diantara CS dan TS ditambahkan suatu RS yang bisa pula difungsikan
sebagai TS untuk melayani pelanggan yang ada disekitarnya.
Transmisi antara CS, RS dan TS merupakan radio link dengan band
frekuensi ( 1,5 -1,6 ) GHz.

I-24

I.11.3. JARINGAN TELEKOMUNIKASI ULTRAPHONE

RCS

LOCAL
EXCHA
NGE

Pelanggan
berkelompok

COT
.
S

RCS
Network Station

Pelanggan
tunggal

Gbr.I -18: Konfigurasi jaringan Ultraphone dengan multi RCS

I-25

Dari Gbr.I -18 dapat dilihat perangkat utama dari sistem Ultraphone
yang terdiri dari:
1. Central Office Terminal
Pada dasarnya COT merupakan interface antara sistem Ultraphone
dengan Local Exchange. COT melaksanakan pengontrolan thd
sistem Ultraphone.
Saluran pelanggan diterminasikan langsung ke MDF yang ada di
Local Exchange.
2. Radio Carrier Station :
Merupakan sistem radio digital yang menghubungkan COT dengan
pelanggan dan beroperasi pada band frekuensi (350 360 ) MHz.
3. Subscriber Station yang bisa berupa :
Single Subscriber /Pelanggan Tunggal dimana setiap perangkat
Transceiver digunakan oleh satu pelanggan
Cluster Subscriber / Pelanggan berkelompok, dimana satu
perangkat Transceiver digunakan bersama oleh sejumlah
pelanggan.
4. Antenna Station :
Antena merupakan bagian dari perangkat radio yang berada pada
tahap COT, RCS dan Subscriber Station.
Tugas:
Bandingkan ketiga JARLOKAR diatas dari segi:
Jangkauan
Daya tampung
Frekuensi kerja
Daya pancar

I-26

I.12. BATASAN WILAYAH JARINGAN


Batasan suatu wilayah jaringan apakah jaringan Local, Local Tandem,
Regional Tandem Exchange, amatlah tergantung kepada beberapa
pertimbangan , antara lain :
Jumlah pelanggan
Jumlah Exchange yang ada
Bentuk / letak / batasan dari geografis, misalnya laut, danau,
sungai, jalan raya atau jalan kereta api,
Kepadatan penduduk
Tingkat kesibukan bisnis / ekonomi, makanya untuk CBD luas
wilayah jaringannya pada umumnya adalah kecil, namun dengan
jumlah pelanggan / trafik yang besar.
Berdasar pertimbangan diatas dapat diberikan contoh bahwa utk suatu
wilayah dengan jumlah sentral yang sama , kemungkinan konfigurasi
jaringan akan berbeda-beda, mengingat kriteria penentuan batasan dari
suatu wilayah jaringan diatas.
Contoh:
Suatu wilayah ( 18 x 10 ) km2 dgn 12 buah sentral seperti terlihat pada
Gbr.I 19. Berdasar batasan wilayah jaringan yang berbeda-beda
seperti terlihat pd Gbr. I -20 maka cobalah buat 3 kemungkinan
konfigurasi dengan 3 tingkatan hirarki jaringan berdasar jlh pelanggan
serta kondisi geografis wilayah tersebut.
Besarnya jumlah pelanggan sebanding dengan besarnya sentral.

Gbr. I-19: Suatu wilayah dengan jumlah sentral sebanyak 12.


I-27

(a)

(b)

(c)

Gbr. I 20: Wilayah dengan 12 sentral dimana pada :


a. Wilayah dibelah oleh sungai
b. Wilayah dibelah oleh jalan kereta api
c. Wilayah dipisah oleh laut.
I-28

Setelah diperoleh konfigurasi jaringan dengan 3 tingkatan hirarki yang


ada pada Gbr I 20a, I 20b dan I 20c , maka selanjutnya pilihlah
sistem transmisi yang tepat untuk masing-masing lintasan .
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Tingkatan sentral
2. Jumlah pelanggan
3. Luas wilayah
4. Jarak hubungan.
Tugas:
Buat konfigurasi jaringan sampai dengan hirarki sentral ketiga untuk
wilayah kerja dimana sdr bertugas.
Lengkapi dengan sistem transmisi yang digunakan utk masing-masing
lintasan.

I-29

I.13. INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK (ISDN)


JARINGAN DIGITAL LAYANAN TERPADU
Bagan sederhana yang memperlihatkan perbedaan antara jaringan
telepon (Plain Old Telephone Service: POTS) dengan jaringan digital
layanan terpadu ( Integrated Service Digital Network: ISDN) dapat
dilihat pada Gbr.I-21 dan Gbr.I-22.
Pada POTS terlihat bahwa terminal data yang berupa komputer
sebagaimana terlihat dari Gbr.I-21, dapat terhubung ke jaringan melalui Modem.

DIGITAL
EXCHANGE

DIGITAL
EXCHANGE

MODEM

Facs

MODEM

Tlp

Komputer

Gbr.I-21: Jaringan Plain Old Telephone Service (POTS)


Dengan tambahan modem, maka komputer bisa difungsikan sebagai
alat ujung / terminal pelanggan suatu jaringan telepon yg akan
digunakan sebagai pengirim / penerima data.
Pada pengembangan selanjutnya, setiap pengguna komputer
senantiasa mengharapkan agar :
I-30

1. Kecepatan pengiriman data semakin tinggi, guna mempersingkat


waktu interkoneksi komputer ke jaringan.
2. Kecepatan set up / tear down perangkat thd jaringan semakin tinggi,
hal mana terkait dengan spesifikasi modem
3. Kuantitas pelayanan yang semakin baik, yang berarti semakin
banyak jumlah call yang dapat dilayani.

DIGITAL
EXCHANGE

DIGITAL
EXCHANGE

ISDN Equip

ISDN Equip

Facs

Tlp

Komp

Gbr.I-22: Jaringan digital pelayanan terpadu


Dari Gbr.I-22 terlihat bahwa dengan adanya perangkat ISDN, maka
berbagai terminal (telepon, facsimile, komputer/PC) dpt difungsikan
sebagai alat ujung telekomunikasi.

I-31

Pengertian khusus dari ISDN ditinjau dari namanya :


1. INTEGRATED :
Disain perangkat yang terpadu (integrated) yang memungkinkan
suatu kerjasama sehingga menghasilkan integrasi yang lebih baik,
paling tidak bagi petukaran informasi suara dan data.
2. SERVICE :
Berbagai pelayanan yang ditawarkan dalam ISDN antara lain adalah
bearer/carrier services, supplementary services, tele services serta
signalling services.
3. DIGITAL :
Teknologi informasi punya kemampuan untuk merobah berbagai
bentuk informasi (suara, data, gambar) menjadi bentuk sangat
sederhana ( 1atau 0), sehingga transmisinya menjadi lebih mudah,
murah dan fleksible.
4. NETWORK :
ISDN membentuk kelompok perangkat yang secara bersama
bekerja secara kompak dalam pertukaran informasi.
I.14. JARINGAN INTERNET DAN KAITANNYA DENGAN ISDN
Dalam perkembangan selanjutnya para pelaku bisnis membutuhkan
cara untuk memperoleh pula file dan grafik melalui komunikasi antar
komputer.
Dalam jarak dekat, melalui LAN harapan tersebut mampu terpenuhi,
tetapi ISDN yang melayaninya menyebabkan sistem LAN menjadi
mahal, lambat dan belum efektif.
Berkembangnya standard perangkat baru baik yang berupa telepon /
komputer maupun terminal lainnya, selanjutnya memungkinkan
perkembangan internet secara besar-besaran baik sebagai sarana
hubungan sosial / ekonomi, terutama dgn munculnya pernyataan : If
you arent on internet, you arent business .
Internet memungkinkan hubungan antar 2 stand-alone-computer dari
suatu mini-LAN melalui jaringan interkoneksi yang besar (multi-LAN)
yang digambarkan sebagai awan pada Gbr. I 23.
I-32

Dengan demikian internet pada hakekatnya tiada lain dari :


Jaringan dari jaringan penghubung LAN / individual computer kedalam
suatu infra struktur informasi yang mendunia disertai aturan, protokol
dan standard tersendiri.

Large size
Collection of LAN

Stand Alone
Computer

LAN

Gbr.I -23 : Jaringan internet dengan Multi-LAN

I-33

Вам также может понравиться