Вы находитесь на странице: 1из 16

Kekurangan cairan

Hipotesis
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari solute dan solvent, Cairan
tubuh memiliki klasifikasi dari cairan intrasel dan cairan ekstra sel.
Ketidakseimbangan cairan akan menimbulkan gejala kekurangan cairan seperti
haus, bibir kering, lemas dan pingsan. Salah satu cara untuk menjaga
keseimbangan cairan pada tubuh kita dengan meminum air secukupnya dengan
etika Islam.

SASARAN PEMBELAJARAN

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan


LI.1.1. Definisi Cairan dan Larutan
LI.1.2. Klasifikasi Cairan dan Larutan
LI.1.3. Faktor Cairan dan Larutan
LI.1.4. Fungsi Cairan danLarutan
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
LI.2.1. Kompartemen Cairan Tubuh
LI.2.2. Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh
LI.2.3. Sumber Input Output Cairan Tubuh
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Ketidakseimbangan Cairan Tubuh
LI.3.1. Definisi Dehidrasi
LI.3.2. Etiologi Dehidrasi
LI.3.3. Klasifikasi Dehidrasi
LI.3.4. Gejala Dehidrasi
LI.3.5. Penanganan Dehidrasi
LO.4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit
LI.4.1. Definisi Gangguan Elektrolit
LI.4.2. Jenis-jenis Gangguan Elektrolit
LI.4.3. Gejala Gangguan Elektrolit
LI.4.4. Penyebab Gangguan Elektrolit
LI.4.5. Penanganan Gangguan Elektrolit
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
LI.5.1. Etika Minum dalam Islam Berdasarkan Al-Quran
LI.5.2. Etika Minum dalam islam Berdasarkan Hadist

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan


LI.1.1 Definisi Cairan dan Larutan
Cairan didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen
ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih
menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu,
cairan khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana
ukuran partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan
solute (terlarut).
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam terdiri dari:
a. Zat yang terlarut (solute) yang berada dalam jumlah yang lebih sedikit
b. Zat yang pelarut (solvent) yang berada dalam jumlah lebih banyak
LI.1.2 Klasifikasi Cairan dan Larutan
Klasifikasi Cairan
1. Cairan ekstraseluler (CES)
Seluruh cairan di luar sel semuanya disebut cairan ekstraseluler. Cairan
ini merupakan 20% dari berat badan atau sekitar 14 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70 kg. CES terdiri dari 3 kelompok
:
a. cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan yang berada di dalam
sistem vaskuler
b. cairan interstisium adalah cairan yang terletak Siantar sel
c. cairan trans-sel adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan otak, dan sekresi saluran cerna
2.
Cairan Intraseluler (CIS)
Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada dalam 75 triliun sel dan
keseluruhannya disebut cairan intrasel. Jadi, CIS merupakan cairan
yang membentuk sekitar 2/3 dari cairan tubuh total atau sekitar 40%
dari berat badan total pada pria rata-rata.Cairan ini memiliki berbagai
konstituen yang memiliki komposisi yang sangat serupa oleh karena
itu CIS dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu
kompartemen cairan yang besar.
Klasifikasi Larutan
Larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat klasifikasi:
- Berdasarkan kepekatannya, dibagi atas 3 macam :
a. Larutan tidak jenuh, yaitu larutan yang pada kondisi
standar ( tekanan 1 atm dan suhu 25oC) masih dapat
melarutkan solut
b. Lautan jenuh, yaitu larutan yang dalam kondisi standar
tidak dapat lagi melarutkan solut. Pada kondisi ini terjadi
kesetimbangan antara jumlah solut yang larut dan yang
tidak terlarut.

c. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung


konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut
pada keadaan jenuh
-

Berdasarkan daya hantar listriknya, dibagi atas 2 macam:


a. Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
adapun larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
b. Larutan non elektrolit,yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik

Berdasarkan fasa/wujud , dibagi atas 9 macam, sebagai berikut :


Solven
Solut
Larutan
No
Fasa
Contoh
Fasa
Contoh
1
Cair
Air
Cair
Alkohol
Spiritus
2
Cair
Aseton
Gas
Asetilen
Zat untuk las
3
Cair
Air
Padat
Garam
Larutan garam
4
Padat
Pd
Gas
H2
Gas oven
5
Padat
Cd
Cair
Hg
Amalgam gigi
6
Padat
Au
Padat
Ag
Sinsin
7
Gas
O2
Gas
He
Gas
untuk
menyelam
8
Gas
Udara
Cair
Minyak wangi
Spray
9
Gas
O2
Padat
Naftalen
Kamfer
-

Berdasarkan kemampuan menyerap atau melepaskan kalor dibagi atas


2:
a. Larutan ideal yakni larutan yang memenuhi Hukum Roult.
Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan
kalor pada saat pencampuran larutan
b. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi
hukum Roult. Larutan tidak ideal ini dapat dibagi dua
yaitu:
larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult, larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat
pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum
Roult.
LI.1.3 Faktor Cairan dan Larutan
a. Pengaruh zat pada kelarutan : zat kimia yang bercampur dengan
baik.apabila zat kimia yang berbeda tidak dapat bercampur. Senyawa yang
bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut begitupun non polar. Contoh
: alkohol dan air bercampur.
b. Suhu : kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih
tingi. Contoh :
4

pada saat memasak air ada beberapa zat padat kelarutannya berkurang
pada temperatur yang lebih tinggi.
c. Pengaruh tekanan pada kelarutan : kelarutan gas sebanding dengfan
tekanan gas parsial, dimana massa gas yang melarut dalam sejumlah
pelarutnya berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas
tersebut yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan tersebut
LI.1.4 Fungsi Cairan dan Larutan
-

Fungsi Cairan
1. Mengatur suhu tubuh
Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Bila kekurangan air,
suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan darah
Air juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Bila tubuh
kita kekurangan cairan, maka darah akan menjadi lebih mengental,
keadaan tersebut disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk
kebutuhan tubuh dan akhirnya dapat mempengaruhi kinerja otak
dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Kecukupan air di dalam tubuh akan membantu mengeluarkan
racun dari dalam tubuh. Air akan membersihkan racun di dalam
tubuh melalui keringat, air seni, dan pernapasan. Selain itu, air
Juga akan membersihkan sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan
oleh tubuh melalui ginjal.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Bila
kekurangan air, kulit akan terlihat lebih kusam, kasar, berkerut, dan
tidak segar. Kecukupan air di dalam tubuh diperlukan untuk
menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat
pengaruh udara panas dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air di dalam tubuh sangat vital untuk proses pencernaan yaitu
sebagai pengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah dan segera
mengirimkannya ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar sehingga
mencegah konstipasi.
6. Pernapasan
Paru-paru juga memerlukan air untuk pernapasan. Paru-paru kita
harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke dalam sel
tubuh dan memompakan karbondioksida ke luar tubuh.
7. Sendi dan otot
Kecukupan air akan melindungi dan melumasi gerakan sendi dan
otot. Oleh sebab itu, konsumsi air selama beraktivitas cukup
penting untuk meminimalkan risiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit

Air juga mendukung proses pemulihan. Asupan air yang cukup


ketika kita sedang sakit berguna untuk meredakan demam dan
mengganti cairan terbuang.
-

Fungsi Larutan
1. Mengatur kadar air dalam tubuh
2. Menjaga keseimbangan PH tubuh
3. Berperan penting dalam fungsi otot dan fungsi-fungsi lainnya
dalam tubuh
4. Menjaga sel-sel tubuh membantu sel untuk menghasilkan energi
5. Menjaga stabilitas dinding sel
6. Diperlukan untuk menghasilkan listrik Berguna membantu
menggerakan air dan cairan dalam tubuh

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh


LI.2.1 Kompartemen Cairan Tubuh
Total Cairan Tubuh (60% BB)
20%
Cairan Ekstraselular

40 %
Cairan Intraseluler

15%

5%

Cairan Intertisial

Plasma darah

1) Kompartemen Cairan Intrasel


6

Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel


tubuh.kompartemen CIS membentuk sekitar 2/3 H2O tubuh total,
secara kolektif dapat dianggap sebagai satu kompartemen cairan
besar.cairan intrasel berperan menghasilkan, menyimpan, dan
penggunaan energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, juga berperan
dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai
cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas
cairan.Cairanintrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane
sel yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap
sebagian besarelektrolit dalam tubuh.Komposisi dari cairan intrasel
terdiri dari kation (kalium)dan anion (phosphate) dalam jumlah yang
sangat besar. Ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah
sedang.Dalam intrasel juga mengandung sejumlah besar protein,
hampir empat kali jumlah protein plasma.
2) Kompartemen Cairan Ekstrasel
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat diluar sel tubuh,
1/3 H2O tubuh sisanya terdapat di kompartemen CES dan
dibagimenjadi 3 yaitu:
cairan interstitial, intravascular, dan transeluler. Cairan interstitial 4/5
kompartemen CES adalah cairan antarsel, yang berada diantara sel-sel.
Cairan intravaskuler membentuk sekitar 1/5 volume CES adalah cairan
yang berada dalam pembuluh darah. Cairan transeluler adalah cairan
yang terkandung dalam rongga-rongga khusus interstisial dan plasma.
Keduanya dibatasi oleh membrane kapiler yang sangat permeable
kecuali oleh protein plasma sehingga protein di plasma lebih banyak
terdapat dari pada di interstisial. Karena protein plasma mempunyai
muatan akhir negative, jadi pada plasma lebih banyak terdapat kation
(natrium) sedangkan pada interstisial lebih banyak terdapat anion
(klorida). Komposisi cairan ekstrasel diatur oleh ginjal sehingga akan
menjaga konsentrasi elektrolit tubuh.CES berperan sebagai pengantar
semua keperluan sel, pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik
atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan
sel.
LI.2.2 Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh

Mekanisme
Regulasi
Keseimbangan Cairan Tubuh Dari beberapa sumber pengeluaran dan
pemasukan H2O, hanya dua sumber yang dapatdiatur oleh tubuh untuk
menjaga keseimbangan H2O. Untukinput H2O, rasa haus dapatdiatur
untuk memenuhi Intake H2O dan untuk output H2O, ginjal dapat
mengatur banyaknya urin yang akan dibentuk. Pengaturan pengeluaran
H2O pada urin adalah factor terpenting dalam menjaga keseimbangan
H2O.Beberapa faktor lain dapat diatur, namun tidak menjadi
pengaturan utama dalam menjaga keseimbangan H2O. Asupan air dari
makanan dapat diatur untuk menjaga keseimbangan energi, dan kontrol
terhadap pengeluaran
keringat penting untuk menjaga suhu
tubuh.H2O yang dihasilkan secara metabolik dan pengeluaran H2O
dengan cara insensible loss tidak dapat diatur oleh tubuh .
Pengaturan output air oleh vasopressin pada urin
Perubahan osmolaritas cairan ekstraselular yang disebabkan oleh
ketidak seimbangan input/output H2O dapat dikompensasi secara
cepat dengan mengatur pengeluaran H2Ooleh urin, tanpa harus
mengeksresi zat-zat garamnya. Oleh karena itu, reabsorbsi dan eksresi
H2O dibedakan dari reabsorbsi dan eksresi solute, sehingga jumlah

H2O bebasyang dijaga/dibuang dapat berubah secara cepat untuk


menjaga osmolaritas cairan ekstraselular. Reabsorbsi dan eksresi H2O
bebas diatur oleh sekresi hormon vasopressin.Di seluruh nefron ginjal,
reabsorbsi H2O sangat penting untuk mengatur volume cairan
ekstraselular karena reabsorbsi garam disertai dengan reabsorbsi H2O
dalam jumlah yang sama. Namun pada distal dan tubulus kolektivus,
reabsorbsi H2O bebas dapat terjadi tanpa harus menyerap garam
dalam jumlah yang sama. Hal ini dikarenakan adanya gradien osmotik
vertikal dalam medulla ginjal, di mana terdapat sebagian dari tubulus
itu.Vasopressin meningkatkan permeabilitas terhadap H2O di bagian
akhir tubulus tersebut. Jumlah H2O bebas yang direabsorbsi sangat
bervariasi, tergantung dari jumlah vasopressin yang disekresi, dan dari
osmolaritas
cairan
ekstraselular.Vasopressin
diproduksi
di
hypothalamus, dan disimpan di kelenjar pituitary. Vasopressin
disekresi dari bagian posterior kelenjar pituitary atas perintah dari
hypothalamus.
Pengatur input air oleh mekanisme haus
Haus adalah sensasi yang dirasakan secara subjektif, yang mendorong
manusia untukminum. Pusat haus terletak di hypothalamus, dekat
dengan
sel-sel
yang
mensekresivasopressin.Pusat
kontrol
hypothalamus yang mengatur sekresi vasopressin dan rasa haus
bekerjasecara bersamaan. Adanya vasopressin dan rasa haus
distimulasi oleh defisit H2O, dan kebalikannya, ditekan oleh adanya
H2O bebas. Oleh karena itu, perintah untuk mengurangi output H2O
oleh urin biasanya diiringi dengan rasa haus, supaya segeramendapat
asupan H .
Peranan osmoreseptor hypothalamus
Pusat penerimaaninput rasa haus dan sekresi vasopressin terletak pada
bagian osmoreseptor hypothalamus. Osmoreseptor ini terus-menerus
memonitor osmolaritas dari cairan yang mengelililinginya. Ketika
osmolaritas cairan meningkat (karena kekurangan H2O), kebutuhan
untuk menahan pengeluaran H2O meningkat. Hal ini menyebabkan
sekresi vasopressin dan adanya rasa haus. Akibatnya, terjadi
peningkatan reabsorbsi H2O di distal dan tubulus kolektivus, sehingga
H2O dapat dikonservasi; namun di saat yang bersamaan, tubuh
tetapMemaksaagar intake H2O dilakukan segera. Seluruh mekanisme
tersebut dapat mengganti H2O yang berkurang dari cairan
ekstraselular, sehingga kondisihipertonis cairan dapat diatasi.
Kebalikannya, apabila terjadi kelebihan H2O, dengan manifestasi
rendahnya
osmolaritas
cairan
ekstraselular,
menyebabkan
meningkatnya produksi urin, dan menghilangkan rasa haus.
Peranan reseptor volume pada arteri kiri jantung
Meskipun stimulus sekresi vasopresin dan rasa haus terjadi karena
peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular, namun sel pensekresi
vasopressin dan pusat rasa haus juga dipengaruhi oleh perubahan

volume cairan ekstraselular yang dideteksi oleh reseptor volume pada


arteri kiri jantung. Reseptor-reseptor ini merespon tekanan peregangan
pembuluh darah yang dipengaruhi oleh aliran darah, yang dapat
dianggap sebagai volume cairan ekstraselular. Reseptor tersebut
memonitor seberapa penuhnya pembuluh darah. Ketika terjadi
penurunan volume ekstraselular yang tinggi (penurunan volume lebih
dari 7%)
LI.2.2 Input Output Cairan Tubuh

1. Input Cairan
Sebanyak 1250 ml H2O didapatkan dari minuman, namun
dengan jumlah yang hampir sama yaitu 1000 ml H2O
didapatkan dari makanan (dalam bentuk padat). Perlu diingat
otot memiliki kandungan air sebanyak 75% buah dan sayuran
memiliki kandungan air sebanyak 60-90%. Sehingga, sebagian
besar air yang didapatkan manusia sehari-harinya, berasal dari
makanan padat dan minuman. Sisanya, sumber H2O yang
paling kecil didapatkan adalah proses metabolisme tubuh.
Beberapa reaksi kimia di dalam sel mengkonversi bahan
makanan dan O2 menjadi energi, dengan menghasilkan CO2
dan H2O, proses metabolisme ini mengeluarkan H2O dari sel
menuju cairan ekstraselular sebanyak 350 ml setiap harinya.
Sehingga, rata-rata input H2O manusia setiap harinya adalah
2600 ml. Sumber H2O lain juga didapatkan dalam kondisi
terapi atau pengobatan, misalnya melalui infus.
2. Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat proses yaitu:
10

a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui
traktus urinarius merupakan proses output cairan tubuh
yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar
1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam
pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit
dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal
kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar
300-400ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu
meningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respons terhadap kondisi tubuh
yang panas, respons ini berasal dari anterior hypothalamus,
sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpati pada
kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml
per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di
dalam mukosa usus besar.
Kesimpulan :
Input
Asupan cairan
H2O dalam makanan
H2O yang diproduksi
Oleh metabolisme
Jumlah
Output
Urine
Feses
Keringat
IWL
Jumlah

: 1250 ml/hari
: 1000 ml/hari
: 350 ml/hari
: 2600 ml/hari
: 1500 ml/hari
: 100 ml/hari
: 100 ml/hari
: 900 ml/hari
: 2600 ml/hari

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Ketidakseimbangan Cairan Tubuh


LI.3.1. Definisi Dehidrasi
a. Dehidrasi adalah keadaan yang terjadi akibat kehilangan cairan
tubuh secara berlebihan (Dorland edisi 31).

11

b. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang


disertai output yang melebihi intake sehingga jumlah air
pada tubuh berkurang (Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik
FKUI, 2006).
LI.3.2. Etiologi Dehidrasi
LI.3.3. Klasifikasi Dehidrasi
LI.3.4. Gejala Dehidrasi
LI.3.5. Penanganan Dehidrasi
L.O. 4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit
4.1 Hiponatremia
Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah bila konsentrasi natrium
plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai
normal (135-145 mEq/L).
Hiponatremia berdasarkan waktu terjadinya, dibagi menjadi :
Hiponatremia Akut adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung cepat (kurang
dari 48 jam). Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan
kesadaran dan kejang. Hal ini terjadi akibat edema sel otak, karena air dari
ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini
disebut juga sebagai hiponatremia simptomatik atau hiponatremia berat.
Hiponatremia Kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat
(lebih dari 48 jam). Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti
penurunan kesadaran atau kejang (ada proses adaptasi), gejala yang timbul hanya
ringan seperti lemas atau mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagai
hiponatremia asimptomatik.
Hiponatremia berdasarkan derajat berat nilai biokimiawi, dibagi menjadi :
Hiponatremia ringan,kadar natrium plasma antara 130 dan 135 mmol/L yang
diukur dengan ion elektroda khusus.
Hiponatremia sedang, kadar natrium plasma antara 125 dan 129 mmol/L yang
diukur dengan ion elektroda khusus.
Hiponatremia berat, kadar natrium plasma <125 mmol/L yang diukur dengan ion
elektroda khusus
Penyebab Hiponatremia

12

Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang
berlebihan pada cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi
natrium plasma. Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada
dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat
yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel
seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan.
Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal yang
menyebabkan gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal, penyakit
addison, serta retensi air yang berlebihan (overhidrasi hipo-osmotik) akibat
hormon antidiuretik.

4.2 Hipokalemia

Hipokalemia adalah bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L.


Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut:
a. Asupan Kalium Kurang
Rendahnya kadar K di makanan
Diet rendah kalori pada program menurunkan BB
b. Pengeluaran Kalium Berlebihan
Muntah, pemakaian selang naso-gastrik
Keringat berlebih
Diare, pemakaian pencahar
Pemakaian diuretik
c. Kalium Masuk ke Dalam Sel
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian
insulin
peningkatan aktivitas beta-adrenergik (pemakaian 2- agonis), paralisis periodik
hipokalemik, dan hipotermia.

13

LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


LI.5.1. Etika Minum dalam Islam Berdasarkan Al-Quran
QS. Al Araf : 31

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap


(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan.

LI.5.2. Etika Minum dalam islam Berdasarkan Hadist

a.

Perintah minum menggunakan tangan kanan

" :
( )
Dari Abi Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: Jika salah seorang
dari kalian makan, makanlah dengan menggunakan tangan kanan dan jika
minum, minumlah juga dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaitan itu
makan dengan tangan kirinya dan juga minum dengan tangan kirinya. ( HR.
Muslim dan Nasai di dalam Sunan Kubro)
b. Perintah minum tanpa berlebihan
: ,
( )

Dari Umar bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi SAW,
sesungguhnya Nabi Bersabda: makanlah, minumlah, berpakaianlah dan
shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap sombong.( HR. Baihaqi)
c. Membagi Perut Menjadi 3 Bagian
:
,



( )
Dari Miqdam bin Madikariba sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk
dari perutnya sendiri , cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat
menegakkan tulang punggungnya, jikapun ingin berbuat lebih, maka

14

sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi
untuk nafasnya. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
d. Melarang minum sambil berdiri
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga
minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya. (HR.
Ahmad no 8135)

e. Larangan bernafas dan meniup air minum


Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika kalian
minum maka janganlah mengambil nafas dalam wadah air minumnya. (HR.
Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam
melarang untuk mengambil nafas atau meniup wadah air minum. (HR.
Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, hadits ini dishahihkan oleh AlAlbani)

15

DAFTAR PUSTAKA
[1] Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara hadis 6, (semarang: Rizki Putra
Semarang, 2007), hlm.204
[2] Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shohih Muslim, ( Beirut: Maktabah
dalan, t.th), hlm.152
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/48/43
http://www.european-renal-best-practice.org/sites/default/files/u33/short
%20version%20hyponatraemia%20Indonesian
%20FINAL.pdfwww.muslim.or.id

16

Вам также может понравиться