Вы находитесь на странице: 1из 4

1.1.

LATAR BELAKANG PEKERJAAN


Amanat penyelenggaraan negara yang telah ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Mineral dan Batubara, Undang-undang
Nomor 24 tahun 1996 tentang Tata Ruang Wilayah, Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 23 tahun 1997,
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam Undang-undang tersebut salah satunya ada penjelasan mengenai potensi
sumberdaya alam, daya dukung lingkungan dimana kaitannya dengan kondisi
geologi setempat yang harus dipertimbangkan. Mengingat fenomena geologi
setempat dapat menghasilkan potensi sumber daya energy dan mineral (bahan
tambang batubara, mineral logam dan non logam serta batuan dan lainnya).
Provinsi Bali sejak lama telah dikenal memiliki indikasi berbagai jenis bahan non
logam dan batuan. Karena lingkungan geologi di Provinsi Bali merupakan jalur
tektonik dan vulknaik yang terletak disebelah Timur Pulau Jawa dan menghasilkan
berbagai jenis bahan non logam dan batuan yang cukup kaya potensinya. Namun
demikian semua jenis bahan galian tersebut belumlah dikelola secara optimal dan
bahkan sebagian besar belum diketahui potensi maupun kualitasnya.

pemerintah daerah untuk membuat semacam `Promotion Paper' guna menarik


minat investor lokal dan investor asing untuk menanamkan modalnya dibidang
usaha ini menjadi sangat strategis. Hal ini terlebih bila dikaitkan dengan era
otonomisasi sekarang dimana pemerintah daerah sudah mempunyai wewenang

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

penuh dalam mengelola sumberdaya non logam dan batuan.

Laporan Pendahuluan

Dengan masih banyaknya lokasi bahan galian yang belum dikelola, maka langkah

Apabila potensi bahan galian non logam dan batuan yang ada ini dikelola secara
tepat dan optimal diharapkan akan dapat memberikan keuntungan finansial bukan
saja bagi pihak pengusaha tapi juga bagi pemerintah daerah sehingga akan
meningkatkan pendapatan asli daerah. Disamping itu, akan memberikan dampak
positif bagi perbaikan perekonomian masyarakat setempat melalui penyediaan
lapangan kerja mengingat tambang bahan galian batuan dan non logam umumnya
padat karya. Karena usaha penambangan bahan galian non logam umumnya
berskala kecil

hingga

menengah,

maka peluang

usaha

perseorangan

bagi

masyarakat setempat sangat terbuka.


Sebagian besar data yang ada masih perlu ditingkatkan dan dipertajam sehingga
menjadi informasi yang sesuai dengan keinginan investor/pengusaha. Karenanya
diperlukan upaya-upaya dari instansi terkait untuk menyediakan informasi yang
lebih akurat, rinci dan lengkap mengenai keberadaan, potensi sumber daya non
logam dan batuan dan kualitas bahan galian unggulan yang memiliki nilai ekonomi
tinggi.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka diusulkan untuk dilakukan Studi Potensi
Sumber daya non logam dan batuan , guna mendapatkan data-data jenis bahan
galian unggulan dimana penentuan unggulan di dasarkan pada kreteria besarnya
sumberdaya maupun cadangan, kualitas, kegunaan, prospeknya selama 5 tahun
mendatang.
Kegiatan Penyusunan Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan (Potensi Sumber
Daya dan Penggunaannya) batuan dan Non Mineral, di dalam suatu wilayah menjadi
sangat penting karena merupakan landasan dalam menentukan kebijakan dalam
pemanfaatan sumber daya energi dan mineral yang ada di daerah tersebut.
Keberadaan peta sumber daya energi dan mineral juga merupakan dasar
penyusunan

Peta

Rencana

Tata

Ruang

Wilayah

dan

Penetapan

Wilayah

Pertambangan (WP) sebagai dasar pengembangan dan pembangunan suatu

Laporan Pendahuluan

wilayah.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Maksud

Maksud dari Pekerjaan Penyusunan Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan di
Provinsi Bali adalah untuk mengetahui cadangan bahan galian non logam dan
batuan di Provinsi Bali sebagai bahan kebijakan dalam pengelolaan pertambangan
dan acuan perencanaan ruang wilayah (RTRW).
Tujuan
Adapun tujuan pekerjaan ini adalah :
1. Melakukan inventarisasi cadangan bahan galian non logam dan batuan di
Provinsi Bali dengan tingkat penyelidikan Tereka.
2. Menyusun rencana pemanfaatan bahan galian non logam dan batuan dalam
waktu 5 (lima) tahun kedepan di Provinsi Bali.
3. Menyusun rencana pemantauan dan pengawasan bahan galian non logam dan
batuan di Provinsi Bali.
Sasaran
Sasaran Pekerjaan Penyusunan Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan di
Provinsi Bali diarahkan pada :
1. Menentukan jumlah potensi tereka beserta lokasi keterdapatan seluruh jenis
bahan galian non logam dan batuan di Provinsi Bali
2. Menyusun Peta Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan di Provinsi Bali
pada Tahun 2015
3. Menyusun rencana pemanfaatan Bahan Galian Non Logam dan Batuan di
Provinsi Bali (dengan berbagai skenario) pada setiap kabupaten

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Peta Lokasi Keterdapatan Bahan Galian Non Logam dan Batuan pada
b. Menyusun Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan pada setiap wilayah
penelitian sampai tingkat penyelidikan Tereka.
c. Menyusun Peta Pemanfaatan Bahan Galian Non Logam dan Batuan

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

1.4. RUANG LINGKUP WILAYAH

Laporan Pendahuluan

setiap wilayah penelitian.

Lingkup wilayah penelitian terdiri dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali, yaitu


Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Bangli, Buleleng,
Jembrana dan Kota Denpasar.

1.5. SUMBER PENDANAAN


Biaya pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Neraca Bahan Galian Non Logam dan
Batuan di Provinsi Bali berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Bali Tahun Anggaran 2015.

1.6. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu pelaksanaan Penyusunan Neraca Bahan Galian Non Logam dan Batuan di

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Laporan Pendahuluan

Provinsi Bali selama 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender (3 Bulan).

Вам также может понравиться