Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(Ayat-Ayat Ghoribah)
Dalam Al-Qur'an terdapat sejumlah istilah atau ayat-ayat yang hanya ada di
surat-surat tertentu yang harus kita kuasai, dengan mengkaji secara khusus
dalam rangka lebih menyempurnakan tilawah kita. Tilawah berasal dari kata tala
yaitu tilawatan artinya Bacaan.
Panjang bacaan pada siiiiin adalah 6 ketukan, yaitu dari ketukan ke-3
hingga ketukan ke-8. Dan panjang bunyi miiiiim adalah 6 ketukan, yaitu
dari ketukan ke-12 hingga ketukan ke-17. Diantara keduanya (siiiiin dan
miiiiim) ada bunyi ghunnah (dengung), karena sifat bunyi n akan melebur
ke bunyi m. Durasi bacaan ghunnah adalah 4 ketukan, dari ketukan ke-9
hingga ketukan ke-12. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lazim Harf
Mutsaqol adalah:
Ketukan ke-3 berbunyi si. Pertahankan bunyi i hingga ketukan ke-8. Yang
terdengar panjang adalah bunyi i-nya. Bunyi i dari ketukan ke-3 hingga
ketukan ke-8 tidak boleh terputus. Bunyi i tersebut menghilang
bersamaan dengan tersambarnya bunyi m pada ketukan ke-8.
Dengungnya bunyi m dimulai sejak ketukan ke-8, namun mulai dihitung
ketukannya sejak ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12. Dengungan suara m
sejak ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12 tidak boleh terputus. Bunyi
dengung m akan menghilang bersamaan dengan bunyi mi pada ketukan
ke-12.
Bersamaan dengan ketukan ke-12 terdengar bunyi mi. Pertahankan bunyi
i hingga ketukan ke-17. Yang terdengan panjang adalah bunyi i-nya.
Bunyi i dari ketukan ke-12 hingga ketukan ke-17 tidak boleh terputus.
Bunyi i tersebut menghilang bersamaan dengan tersambarnya bunyi m
pada ketukan ke-17. Bunyi m terakhir, menghilang bersamaan dengan
jatuhnya ketukan ke-18.
Contoh lain adalah sebagai berikut :
Sumber: http://binaalquran.wordpress.com/
Contoh lain:
qoo..oo..oof------------------------------
aii..ii..iinnnsii..ii..iing..ng..ngqoo..o
o..oof---
yaasii..ii..iin-----------------------------
Toohaa---------------------------------toosii..ii..ii..mmmii..ii..iim---------------aamii..ii..iim---------------------------
aliflaa..aa..aammmii..ii..iimroo----------
aliflaa..aa.aammmii..ii.ii..mshoo..o
o..oo..d
nuu..uu..uun-----------------------------
shoo..oo..ood----------------------------
kaafhaayaa'aii..ii..ii..nnnshoo..oo..
oo..d---
Sumber: http://www.piss-ktb.com/2012/11/2037-huruf-muqatthaah.html
2. Hamzah Washol
Hamzah Washol adalah huruf Hamzah yang apabila berada paling awal, ia
dibaca dan berbunyi a, i dan u. Ketika ada ditengah, hamzah washol tidak
terbaca.
Hamzah Washol berada di dua tempat. Ia muncul sebagai tanda kata benda
bersamaan dengan huruf Lam ( dan ) ia selalu dibaca a. Ia juga muncul
sebagai tanda kata kerja perintah (fil amr), dan ia mungkin dibaca dengan
bunyi i atau u.
3. Nun Wiqoyah
Nun yang ditambah pada bacaan bila kata yang ber-akhiran tanwin (baris
dua) bertemu dengan kata yang berawal dengan Alif Lam ( )atau Hamzah
Wasal ( ).
Nun ini juga disebut dengan Nun Wasal atau Nun 'Iwadh, atau Nun
Pengganti. Nun Wiqoyah dibaca dengan baris bawah (kasrah). Dalam alQur'an al-Majid nun ini ditulis dengan nyata, Manakala dalam al-Quran alKarim (Rasam Utsmani) nun ini tidak ditulis dengan nyata tetapi dari segi
bacaannya ianya hendaklah dibunyikan.
Di antara ayat-ayat yang terdapat Nun Wiqoyah;
1. Surah Al-Baqarah : ayat 180 ( ) dan dibaca dengan ; (Khairanil wasiyyah)
12. Surah Al-Hijr : ayat 61 ( ) dibaca dengan; (Falammaa jaa'a aala luthi
nilmursalin )
13. Surah Al-Kahf: ayat 100-101 ( )kalau wasal dibaca dengan ('aradha
nilladzi...)
14. Surah Maryam: ayat 7 ( ) dibaca dengan (bughalaaminismuhu..)
15. Surah Maryam: ayat 61 ( ) dibaca dengan (jannaati 'adninillati..)
Cara membaca Nun Wiqoyah adalah sebagai berikut:
Pada ketukan ke-5 kita mengucapkan wa. Bunyi n pada kata lahwan
bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-6. Posisi Hamzah washol
digantikan
oleh
Nun
Wiqoyah.
Nun Wiqoyah selalu berbunyi ni. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan.
Ketukan ke-6 berbunyi ninf karena menghadapi bacaan Ikhfa Hqiqi (huruf
Nun Sukun yang bertemu huruf Fa).
Pada ketukan ke-3 kita mengucapkan du. Bunyi n pada kata adun'
bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-4. Posisi Hamzah washol
digantikan
oleh
Nun
Wiqoyah.
Nun Wiqoyah selalu berbunyi ni. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan.
Ketukan ke-4 berbunyi nil karena menghadapi huruf Lam Sukun.
4. Ayat Sajadah
Ayat Sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an yang bila
dibaca disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarnya untuk
melakukan
sujud
tilawah.
Jadi Sujud Tilawah adalah sujud bacaan ketika mendengar ayat sajadah.
Sujud tilawah dilakukan satu kali, baik dalam shalat maupun luar shalat,
barang siapa yang membaca atau mendengar ayat sajadah, disunatkan
bertakbir lalu sujud dan membaca doa sujud tilawah.
Dari Ibnu Umar ra. Berkata : Sesungguhnya Nabi Shalallahu 'Alayhi
Wasallam pernah membaca Alquran di depan kami ketika beliau melalui
(membaca) ayat sajadah beliau takbir, lalu sujud kamipun sujud pula
bersama-sama
beliau.
(HR.
Turmudzi).
Hukum Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sunat menurut pendapat jumhur ulama.
Hukum sunat ini bersandarkan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Syaikhain (AlBukhari dan Muslim) daripada Ibnu Umar katanya yang maksudnya :
"Bahwasanya Rasulullah Shallahu Alaihi wasallam telah membaca al-Quran,
lalu Baginda membaca satu surah yang di dalamnya ada ayat sajadah,
maka Baginda pun bersujud lalu kami pun sujud bersama-sama Baginda
sehingga sebahagian daripada kami tidak mendapati tempat untuk
meletakkan
dahinya.
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu anhu
tentang fadhilah/faedah melakukan sujud tilawah, Baginda bersabda yang
maksudnya
:
Apabila anak Adam itu membaca ayat al-Quran yang menuntut untuk sujud,
syaitan akan mengasingkan dirinya lalu menangis dan berkata: Celakalah!
Anak Adam telah diperintahkan untuk sujud ia pun sujud, maka baginya
balasan syurga, dan aku diperintahkan untuk sujud maka aku enggan, maka
balasan
bagiku
adalah
neraka.
(Hadis
riwayat
Ibnu
Majah)
Untuk mengenali ayat-ayat sajadah di dalam mushhaf ditanda dengan garis
dan di penghujung ayat itu ditanda dengan tanda yang berbentuk seakanakan dom masjid sementara itu di bidainya tertulis perkataan sajadah.
Kapan
Sunat
Sujud
Tilawah
Dilakukan?
Sujud tilawah itu sunat dilakukan apabila ayat sajadah itu dibaca di luar
5. Saktah
Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas, dengan tujuan
untuk meluruskan arti ayat.
Di dalam mushaf rosmul utsmani, saktah ditandai dengan huruf "Sin~
" kecil pada ayat yang mengandung saktah. Saktah dikenal dengan
Saktatun lathifah~ yang berarti diam sejenak , atau juga dikenal
dengan Waqfatun Yasirah ~ yang berarti berhenti sedikit.
Menurut Imam Hafs, bahwa saktah dalam Al-Quran terdapat pada empat
tempat, yaitu :
6. Imalah = mencondongkan
Imalah yaitu bacaan yang condong atau miring dari harakat fathah ke harakat
kasrah .
Menurut Imam Hafash, Imalah dalam Al-Quran terdapat pada satu tempat, yaitu
8. Tashil = mudah
Tashil menurut istilah, adalah suatu bacaan yang diringankan bunyi hamzah
kepada bunyi antara hamzah dan alif. Hanya ada satu tempat bacaan tashil:
Surah Fussilat: 44
Kata
yaitu ( hamzah) yang pertama dalam dibaca jelas,
sedangkan yang kedua dibaca samar, yaitu antara hamzah dan alif.
9. Naql = memindahkan.
Adapun secara istilah, naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf
sukun sebelumnya, dan setelah itu, huruf hamzahnya dibuang.
Jadi, lafadz
dibaca
Bacaan ini juga hanya ada dalam surat al Hujurat ayat 11
http://www.youtube.com/watch?v=1Eruk5HUqtM&feature=player_embedded
Kata al-Waqaf biasa dipakai untuk dua makna, makna yang pertama adalah
titik atau tanda di mana seseorang yang membaca al-Quran diam
(menghentikan bacaannya) pada tanda tersebut. Makna yang kedua adalah
tempat-tempat (posisi) yang ditunjukkan oleh para imam ahli Qirat. Dengan
demikian setiap tempat (posisi) dari tempat-tempat tersebut dinamakan waqaf,
sekalipun seorang pembaca al-Quran tidak berhenti di tempat (posisi) tersebut.
Dan makna ucapan kita:Ini adalah waqaf maksudnya adalah tempat (posisi)
untuk berhenti padanya. Maksudnya bukan berarti bahwa setiap tempat dari
tempat-tampat tersebut wajib untuk berhenti, akan tetapi maksudnya adalah
bahwa tempat tersebut tepat atau boleh untuk berhenti, sekalipun nafas si
pembaca al-Quran panjang. Dan seandainya salah seorang di antara kita
mampu untuk membaca al-Quran dengan satu nafas maka hal itu
diperbolehkan (selama bukan pada waqaf wajib berhenti).
Seorang pembaca al-Quran diibaratkan sebagai seorang musafr, dan titik-titik
atau tempat di mana seorang pembaca berhenti diibaratkan sebagai tempat
peristirahatan baginya.
Manusia berbeda-beda dalam hal waqaf. Di antara mereka ada yang menjadikan
tempat waqaf sesuai dengan panjang nafasnya. Sebagian yang lain
menjadikannya pada setiap penghujung ayat. Dan yang paling pertengahan
adalah bahwa terkadang waqaf berada di tengah ayat, sekalipun yang lebih
dominan adalah di akhir-akhir ayat. Dan tidak setiap akhir ayat ada waqaf
(tempat untuk berhenti), akan tetapi yang dijadikan ukuran adalah makna dan
nafas mengikutinya.
Dan seorang pembaca, apabila sampai pada tempat waqaf sedangkan nafasnya
masih kuat untuk sampai pada tempat waqaf berikutnya maka boleh baginya
untuk melewatinya (tidak berhenti) dan berhenti pada waqaf setelahnya. Namun
jika nafasnya tidak sampai ke waqaf berikutnya maka hendaknya ia tidak
melewati waqaf tersebut (hendaknya berhenti pada tempat waqaf pertama).
(181)
Sesungguhnya Allah
mengatakan:.
(QS. Ali Imraan: 181)
telah
}
{
mendengar
perkataan
orang-orang
yang
}
{
Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya. (QS. Ali Imraan: 181)
Maka ia telah berbuat kesalahan dengan memulai bacaan pada kata tersebut.
{1}
{2
p( kebengkokan),
p( Yang
lurus) adalah
(Dan wajib waqaf) pada kalimat/ayat yang akhirnya huruf Ha sakat (Ha sakat
adalah huruf Ha sukun yang ada di akhir kalimat/kata untuk menjelaskan
harakat huruf terakhir dari kalimat yang bersambung dengan Ha sakat
tersebut, dan hal itu menunjukkan akan pentingnya kalimat tersebut. walahu
Alam), seperti dalam frman-Nya:
{26}
{ 25}
Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), Dan
aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (QS. Al-Haaqqah: 25-26)
{29}
{ 28}
{65}
{65}
{14}
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintupintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya. (QS. Al-Hijr: 14)
{39}
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS. Al-Hijr: 39)
Demikian juga tidak boleh waqaf (berhenti) di akhir ayat di atas dikarenakan
Ibnu
Umar radhiyallahu
anhuma berkata:
Kami telah hidup pada sepenggal waktu kami, dan bahwasanya salah seorang
di antara kami diberikan iman sebelum al-Quran. Dan kami telah menyaksikan
pada hari ini orang-orang, yang salah seorang di antara mereka diberikan alQuran sebelum iman. Sehingga ia membaca al-Quran dari awal sampai akhir
namun ia tidak mengetahui mana perintah dan mana larangan, dan juga tidak
tahu kapan seharusnya dia waqaf (berhenti). Padahal setiap huruf dalam alQuran menyerukan:Aku adalah utusan Allah kepadamu agar engkau
Imalah
Yang dimaksud bacaan imalah pada ayat diatas ialah pada bacaan . Jadi
sewaktu membaca kalimat ini ialah dengan merubah a pada ro menjadi e.
Yakni Majreeha, dan bukan majrooha.
2.
Bacaan
isymam
ini
terdapat
dalam
Surah
Yusuf,
QS.12
Isymam
ayat 11
Isymam ini terdapat dalam kata . Saat membaca kata ini, maka kedua bibir
diayunkan (dimajukan) tanpa merubah suara.
3.
Bacaan
tashil
terdapat
dalam
surah
Fussilat,
QS.41
ayat
Tashil
44
Tashil ini ialah pada kata . Dalam kata ini terdapat dua alif berfathah.
terdapat
dalam
surah
...
Al-Hujurat,
QS.49
ayat
Naql
11
Karena hukum mempelajari Ilmu Tajwid secara teori adalah FARDHU KIFAYAH,
sedangkan hukum membaca Alquran sesuai dengan Kaidah Ilmu Tajwid
adalah FARDHU 'AIN.
"Dan bacalah Alquran dengan tartil (Al-Muzzammil, QS. 73:4)
Semoga
Allaah
Baarakallaahu fikum
Suka Komentari
memuliakan
kita
bersama
Quran.