Вы находитесь на странице: 1из 9

Susunan penyebaran (pengisian) elektron-elektron dalam atom disebut sebagai konfigurasi

elektron atom. Di dalam atom terdapat partikel subatomik neutron dan proton yang terdapat
pada inti atom, dan elektron yang bergerak mengelilingi inti atom tersebut pada kulit-kulit
elektron (level-level energi) yang tertentu.
Lintasan peredaran elektron ini disebut juga kulit elektron. Kulit pertama yang terdekat dengan
inti atom disebut kulit K, kemudian kulit kedua disebut kulit L, kulit ketiga disebut kulit M, dan
seterusnya berurut berdasarkan alfabet sebagaimana kulit menjauhi inti atom. Kulit elektron ini
juga dapat dinyatakan dengan bilangan kuantum utama (n), dimulai dari 1 untuk kulit K, 2 untuk
kulit L, dan seterusnya.
Semakin besar nilai n, semakin jauh kulit elektron dari inti atom dan semakin besar energi
elektron yang beredar di kulit terkait. Elektron-elektron akan mengisi kulit-kulit elektron pada
atom dimulai dari kulit K yang merupakan level energi terendah. Setiap kulit elektron hanya
dapat terisi sejumlah tertentu elektron. Jumlah maksimum elektron yang dapat terisi pada kulit
elektron ke-n adalah 2n2. Namun, jumlah maksimum elektron pada kulit terluar dari suatu atom
adalah 8.
Lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi pada Gambar 1 dan Tabel 1.

Gambar 1. Ilustrasi konfigurasi elektron atom Li, B, O, Ne, Na, dan K berdasarkan kulit elektron
(Sumber: Spencer, James N., Bodner, George M., & Rickard, Lyman H. 2011. Chemistry:
Structure and Dynamics (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.)

Untuk atom unsur golongan transisi, konfigurasi elektronnya tidak dapat ditentukan dengan
metode penentuan berdasarkan kulit elektron untuk atom unsur golongan utama seperti di atas.
Penentuan konfigurasi elektron atom unsur golongan transisi didasarkan pada orbital atom.
Setiap orbital dalam atom akan ditandai dengan satu set nilai bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m) yang khusus. Lalu, setiap
orbital maksimum terisi 2 elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (s)
tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk men-deskripsi-kan energi
elektron, sebagaimana seperti alamat elektron dalam sebuah atom untuk menemukan
keberadaan elektron dalam atom tersebut.
Bilangan kuantum utama (n) mendeskripsikan ukuran dan tingkat energi orbital. Nilai n yang
diperbolehkan adalah bilangan bulat positif.
Bilangan kuantum azimuth (l) mendeskripsikan bentuk orbital. Nilai l yang diperbolehkan adalah
bilangan bulat dari 0 hingga n1.
Bilangan kuantum magnetik (m) mendeskripsikan orientasi orbital. Nilai m yang diperbolehkan
adalah bilangan bulat dari l hingga +l.
Bilangan kuantum spin (s) mendeskripsikan arah spin elektron dalam orbital. Nilai s yang
diperbolehkan adalah + atau.
A. Bilangan Kuantum Utama (n)
Lambang dari bilangan kuantum utama adalah n (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif.
Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dan seterusnya.
Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi elektron dilambagkan dengan huruf K, L, M, N dan
seterusnnya. Kulit yang paling dekat dengan inti adalah kulit K dan bilangan kuantum kulit ini =
1. Kulit berikutnya adalah L yang mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan demikian
seterusnya untuk kulit-kulit berikutnya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel di bawah ini

Dari tabel di atas terlihat bahwa bilangan kuantum utama berhubungan dengan kulit atom
sehingga bilangan kuantum utama dapat Anda gunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari)
berdasarkan jarak orbit elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya, Anda dapat mengetahui
besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan
ikatan elektron dengan inti atom semakin besar, sehingga energi potensial elektron tersebut
semakin besar.
B. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit tempat elektron berada dan bentuk orbital, serta
menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti. Bilangan kuantum ini
berhubungan dengan subkulit atom. Lambang subkulit ini adalah s, p, d, f dan seterusnya. Nilai
bilangan kuantum azimut dimulai dari angka nol (0). Jadi secara urut subkulit s mempunyai
bilangan kuantum azimut = 0, subkulit p mempunyai bilangan kuantum azimut = 1, subkulit d
mempunyai bilangan kuantum azimut = 2 dan demikian seterusnya.
Besarnya bilangan kuantum azimut yang mungkin tergantung pada nilai bilangan kuantum utama
(n). Bila n=1, maka hanya ada satu kemungkinan nilai bilangan kuantum azimut yaitu l = 0
karena pada kulit pertama (K) hanya terdiri dari satu subkulit yaitu subkulit s. Sedangkan n=2,
maka ada dua subkulit yang mungkin yaitu l = 0 dan l = 1 karena pada kulit kedua (L) ada dua
subkulit yaitu sub kulit s dan p.

Bagaimana dengan kulit berikutnya?


Kulit M, maka nilai n = 3 dan l = 0, 1, dan 2 karena mempunyai subkulit s, p, dan d.
Kulit N, maka nilai n = 4 dan l = 0, 1, 2, dan 3 karena mempunyai subkulit s, p, d, dan f.
Jadi nilai bilangan kuantum azimut tidak mungkin sama atau lebih besar dari bilangan kuantum
utamanya. Maksimal nilai l = n 1.
C. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit
tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum
magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut dan bernilai dari - l hingga + l (l = nilai
bilangan kuantum azimutnya).
Misalnya subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum magnetiknya (m) = 0. Angka
nol ini melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada subkulit s. Sub kulit p mempunyai
nilai l = 1 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 1, 0, +1. Angka-angka tersebut
melambangkan 3 orbital yang ada pada subkulit p. Subkulit d mempunyai nilai l = 2 maka
bilangan kuantum magnetiknya = - 2, - 1, 0, + 1, + 2. Angka-angka tersebut melambangkan 5
orbital yang ada pada subkulit d dan demikian seterusnya.

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetik (m) diantara - l sampai + l (l = bilangan kuantum
azimut). Nilai bilangan kuantum magnetik suatu elektron tergantung pada letak elektron tersebut
dalam orbital. Nama-nama kotak di atas sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Dan
perlu diingat juga dengan mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari
nilai l.
D. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin menyatakan arah rotasi elektron pada porosnya. Dalam satu orbital dapat
berisi elektron tunggal atau sepasang elektron. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah
jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Begitulah elektron yang berotasi, bila searah jarum
jam maka memiliki nilai s = + dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke atas.
Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam maka memiliki nilai s = -
dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke bawah.
Dari uraian arah rotasi maka kita dapat mengetahui bahwa dalam satu orbital atau kotak
maksimum memiliki 2 elektron. Bila dalam orbital terdiri dari satu elektron maka nilai s = +
karena elektron tersebut berputar searah jarum jam. Dan bila dalam orbital terdiri dari 2 elektron
maka nilai s = - karena menunjukkan elektron tersebut merupakan pasangan elektron
sebelumnya yang berputar searah jarum jam sehingga mempunyai perputaran sebaliknya yaitu
berlawanan dengan arah jarum jam.
Azas Larangan Pauli
W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli Tidak boleh ada elektron dalam satu atom
yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama.

Fungsi Bilangan Kuantum


Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk menunjukkan letak elektron terakhir
(terluar) dari suatu atom. Dimulai dari letak kulit atom (bilangan kuantum utama), subkulit atom
(bilangan kuantum azimut), letak orbital (bilangan kuantum magnetik) hingga perputaran
elektronnya (bilangan kuantum spin). Sehingga bilangan kuantum ini bersifat spesifik sesuai
dengan azas larangan pauli. Selanjutnya kita gabungkan keempat bilangan kuantum tersebut
untuk menentukan identitas suatu elektron. Agar dapat menentukan dengan tepat maka kita harus
paham dengan konfigurasi elektron dan diagram orbital terlebih dahulu.
Sebagai contoh konfigurasi elektron dan diagram orbital dari sulfur (S) seperti di bawah ini :

Untuk menentukan bilangan kuantum dari elektron terakhirnya kita cukup memperhatikan
subkulit terluarnya yakni 3p :

Penggambaran elektron terakhir yang diberi tanda merah. Elektron tersebut terletak pada kulit 3
berarti bilangan kuantum utamanya (n) = 3. Terletak di subkulit p berarti bilangan kuantum
azimutnya (l) = 1. Sedangkan untuk menentukan bilangan kuantum magnetiknya kita perlu
menamai tiap-tiap orbital dalam subkulit 3p tersebut yakni angka yang berwarna hijau. Sesuai
dengan diagram di atas maka nilai bilangan kuantum magnetiknya (m) = - 1. Dan karena tanda
panahnya ke bawah maka bilangan kuantum spinnya (s) = - .

Aturan penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital:


1. Asas Aufbau:

Azas Aufbau menyatakan bahwa :Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi
paling rendah dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya. Dalam setiap sub kulit
mempunyai batasan elektron yang dapat diisikan yakni :
Subkulit s maksimal berisi 2 elektron
Subkulit p maksimal berisi 6 elektron
Subkulit d maksimal berisi 10 elektron
Subkulit f maksimal berisi 14 elektron
Elektron menempati orbital-orbital dimulai daritingkat energi yang terendah, dimulai dari 1s, 2s,
2p, dan seterusnya seperti urutan subkulit yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Urutan tingkat energi subkulit


(Sumber: Spencer, James N., Bodner, George M., & Rickard, Lyman H. 2011. Chemistry:
Structure and Dynamics (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.)
Keterangan :

Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan jumlah elektron maksimal
dari subkulit tersebut kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya.
Perhatikan contoh di bawah ini :

Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali
diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan
bentuk molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital :
1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu:

4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang
bersisian, sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang
terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah
ke bawah. Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund.
2. Asas larangan Pauli:
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian elektron
pada orbital yaitu :
orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah
(spin) yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan
arah (spin) berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masingmasing terisi satu elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya
baru diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah sebaliknya.
Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya :

Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih dahulu
dengan gambar tanda panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke
bawah.

3. Kaidah Hund: Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan
bahwa : suatu elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat
membentuk susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran
pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini
perhatikan juga contoh di bawah ini :
2
2
6
2
6
2
4
2
2
6
2
6
1
5
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d menjadi 24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi
setengah penuh....maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus :
Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

29

Penentuan Periode dan Golongan Suatu Unsur


Untuk menentukan letak periode suatu unsur relatif mudah. Periode suatu unsur sama dengan
nomor kulit terbesarnya dalam konfigurasi elektron. musalnya :
2
2
6
2
6
1
5
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Nomor kulit terbesarnya adalah 4 (dalam 4s1) maka Cr terletak dalam periode 4
Sedangkan untuk menentukan golongan menggunakan tabel. Bila subkulit terakhirnya pada s
atau p maka digolongkan dalam golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d
maka digolongkan dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya coba perhatikan tabel di
bawah ini :

Coba kalian perhatikan tabel di atas. Untuk memudahkan pengingatan golongan A dimulai dari
golongan I A sedangkan golongan B dimulai dari III B. selain itu jika subkulit terakhirnya p atau
d maka sub kulit s sebelumnya diikutkan. Pada golongan VI B dan I B berlaku aturan penuh
setengah penuh.
Sebagai contoh :

Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Periode = 4
Golongan = VI B

Contoh Soal Konfigurasi Elektron


Tentukan konfigurasi elektron dan jumlah elektron dalam setiap kulit elektron atom unsur
berikut.
a. Ni (Z = 28)

b. Sr(Z = 38)

Jawab:
1. Ni (Z = 28) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 atau [Ar] 4s2 3d8; K = 2 ; L = 8 ; M = 16 ; N = 2
2. Sr (Z = 38) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d104p6 5s2atau [Kr] 5s2; K = 2 ; L = 8 ; M = 18 ; N = 8
;O=2
Berdasarkan eksperimen, terdapat anomali konfigurasi elektron dari aturan-aturan di atas.
Subkulit d memiliki tendensi untuk terisi setengah penuh atau terisi penuh. Contohnya,
konfigurasi elektron Cr (Z = 24) : [Ar] 4s1 3d5 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d4 ; dan juga Cu
(Z = 29) : [Ar] 4s1 3d10 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d9.
Konfigurasi elektron untuk ion monoatomik (seperti Na+, K+, Ca2+, S2-, Br) dapat ditentukan dari
konfigurasi elektron atom netralnya terlebih dahulu. Pada kation (ion bermuatan positif)
monoatomik Ax+ yang bermuatan x+, sebanyak x elektron dilepas (dikurangi) dari kulit elektron
terluar atom netral A. Pada anion (ion bermuatan negatif) monoatomik By yang bermuatan y-,
sebanyak y elektron ditangkap (ditambahkan) pada orbital level energi terendah yang masih
belum penuh oleh elektron.

Вам также может понравиться