Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMANASAN BERTAHAP
(Studi Kasus: Endapan Mangan, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan)
Ilham Abd. Latif*,Sufriadin*,Sri Widodo*
*Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Sari: Kalsinasi adalah proses pemanasan untuk menghilangkan air kristal, karbon dioksida,
atau gas lain yang mempunyai ikatan kimia dengan bijih yang bertujuan untuk meningkatkan
kadar logam dan mempermudah proses ekstraksi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan
sampel bijih mangan dari Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Potensi bijih
mangan yang terdapat di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan dengan baik sehingga perlu
diteliti lebih lanjut mengenai kadar Mn dan proses karakterisasi untuk mengetahui jenis dan
karakteristik mineral-mineral penyusun atau pengotor yang terdapat dalam bijih mangan.
Proses selanjutnya adalah melakukan studi transformasi mineralogi pada bijih mangan
melalui proses pemanasan bertahap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik mineral penyusun bijih mangan, mengamati reduksi kandungan air pada bijih
mangan melalui proses pemanasan bertahap, dan mengamati mineral-mineral yang
mengalami perubahan atau transformasi pada suhu tertentu. Analisis mineralogi ini diperoleh
berdasarkan hasil analisis petrografi, XRD (X-Ray Difraction) sebelum pemanasan dan analisis
XRD (X-Ray Difraction) setelah pemanasan. Penelitian ini dilakukan menggunakan 2 variabel,
yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu berat
setiap sampel sebanyak 10 gr, ukuran sampel 200 mesh, dan waktu pamanasan selama 30
menit. Variabel bebas yang digunakan adalah pemanasan dari suhu 100C, 200C, 300C,
400C, 500C, 600C, 700C, dan 800C. Hasil analisis XRD (X-Ray Difraction) sebelum
pemanasan dan analisis petrografi menunjukkan bahwa mineral utama penyusun bijih
mangan adalah quartz dan pyrolusite yang memiliki ukuran butir bervariasi. Reduksi
kandungan air saat proses kalsinasi secara signifikan terjadi pada suhu 600C, 700C, dan
800C masing-masing sebesar 5,33% pada suhu 600C, 6,81% pada suhu 700C dan 6,74%
pada suhu 800C. Difraktogram hasil uji XRD (X-Ray Difraction) setelah pemanasan
memperlihatkan proses transformasi mineral hanya terjadi pada suhu 600C, 700C dan
800C. Pada suhu 600C, mineral pyrolusite tertransformasi menjadi bixbyite. Selanjutnya
mineral bixbyite hasil transformasi dari pyrolusite berubah menjadi braunite pada suhu
700C. Pada suhu 800C, terjadi transformasi secara total dari bixbyite menjadi braunite.
Kata kunci: bijih mangan, kalsinasi, suhu, X-Ray Difraction, analisis petrografi.
Abstract: Calcination is a heating process to remove moisture content, carbon dioxide, or
other gasses that chemically bonded with ore that aims to increase metal content and
facilitate the next extraction processes. This research used manganese sample from Ponre
District, Bone Regency, South Sulawesi. Potencial of manganese ore in South Sulawesi had
not utilized well, therefore further research about Mn grade and characterizing process was
needed to understand mineral composites or impurities in manganese ore. The process was
continued by detailed research about mineralogycal transformation of manganese ore
through gradual heating process. This study aimed to understand characteristic of mineral
composites in manganese ore, moisture content reduction in manganese ore through gradual
heating process, and transformation of minerals at certain temperature. Mineralogical
transformation analyses were obtained based on result of Petrography analyses, XRD (X-Ray
Diffractions) before heating and XRD (X-Ray Difraction) analyses after heating. This research
was carried out using two variables dependent variable and independent variable.
Dependent variables in this study were 10 gr of sample weight, 200 mesh grain size, and 30
minutes of heating duration. The independent variables was heating at temperatures of
100C, 200C, 300C, 400C, 500C, 600C, 700C, and 800C. Result of XRD (X-Ray
Diffraction) analyses before heating and petrography analyses suggested that major mineral
composites of manganese ore were quartz and pyrolusite. Significant water content
reduction was occurred at temperature of 600C, 700C, and 800C with moisture content
reduction of 5.33%, 6.81%, and 6.74% respectively. Result of XRD (X-Ray Diffraction)
difractogram test after heating suggested that mineral transformation process was occurred
only at temperature of 600C, 700C, and 800C. Pyrolusite was transformed into bixbyite at
600C. Then at temperature of 700C, bixbyite that were formed by the transformation of
pyrolusite to braunite. At 800C, complete transformation occurred from bixbyite to braunite.
Keywords:
analyses.
Manganese
Ore,
calcinations,
temperature,
I. PENDAHULUAN
Pengolahan
bahan
galian
(mineral
processing) adalah suatu proses pemisahan
mineral berharga secara ekonomis atau
proses pengolahan dengan memanfaatkan
perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan
galian untuk memperoleh produk bahan
galian
yang
bersangkutan.
Kegiatan
pengolahan bertujuan untuk membebaskan
dan memisahkan mineral berharga dari
mineral
pengotor
sehingga
setelah
dilakukan proses pengolahan dihasilkan
konsentrat yang bernilai ekonomis. Salah
satu bahan galian yang memiliki nilai
ekonomis adalah bijih mangan.
Mangan adalah salah satu mineral logam
yang sering digunakan sebagai bahan baku
dalam bidang metalurgi terutama industri
besi baja. Selain itu mangan juga digunakan
dalam industri baterai dan porselen. Bijih
mangan mengandung senyawa oksida yang II.
bernilai ekonomis dengan kadar
yang
bervariasi di setiap wilayah. Bijih mangan
merupakan suatu senyawa oksida dimana
didalamnya terdapat jenisjenis mineral di
antaranya, pyrolusite, manganite, bixbyite,
psilomelane, hausmannite, rhodokrosite,
rhodonite (Sukandarumidi, 1998).
Endapan
bijih
mangan
dilaporkan
terdistribusi lebih dari 20 provinsi di
Indonesia,
meskipun
Indonesia
tidak
termasuk negara produsen bijih mangan
yang signifikan (Suhala dan Arifin, 1997).
Salah satu lokasi endapan mangan yang
telah
lama
ditambang
berlokasi
di
Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat,
sedangkan di Sulawesi Selatan, endapan
mangan
diketahui
terdapat
di
Desa
Mappesangka, Kecamatan Ponre, Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan. Potensi endapan
mangan yang terdapat di Sulawesi Selatan
ini belum dimanfaatkan dengan baik,
sehingga perlu dilakukan kajian secara
lanjut
mengenai
potensi
sumberdaya,
kandungan kadar, dan proses karakterisasi
pada endapan bijih mangan.
Proses
karakterisasi
dilakukan
untuk
mengetahui komposisi unsur dan mineral
X-Ray
Difraction,
petrography
METODE PENELITIAN
2.1
Prosedur Penelitian
III.
3.1
Karakteristik
Transformasi
Mangan
dan
Proses
Mineralogi
Bijih
Gambar 4.2.
3.2
Analisis Petrograf
Gambar
4.3. Kenampakan
Sampel ST-1A.
Mikroskopis
Gambar
4.4. Kenampakan
Sampel BN-4.
500
m
Mikroskopis
500
m
Bertahap
Gambar
4.11.
Grafik
Kandungan Air Bijih Mangan
Pengurangan
XY
=
X
100%
..
.. (1)
Dimana:
X = Berat sampel sebelum di panaskan
Y = Berat sampel setelah di panaskan
III.5 Analisis XRD (X-Ray
Setelah Pemanasan
Difraction)
Gambar 4.13.
S-200
Difraktogram
sampel
mineral
yang
hadir
sebagai
mineral
transformasi dari mineral bixbyite (Mn2O3)
pada suhu 700C. Braunite (Mn7SiO12) hadir
dengan
persentase
sebesar
31,3%.
Intensitas nilai refleksi mineral braunite
(Mn7SiO12)
menunjukkan
nilai
refleksi
sebesar 2,707 . Internsitas nilai refleksi
lainnya ditunjukkan berdasarkan peak
dengan nilai sebesar 2,347 , dan 1,657 .
Terbentuknya mineral-mineral baru tersebut
disebabkan terjadinya proses oksidasi atau
pelepasan elektron dari mineral pyrolusite
(MnO2) ke mineral bixbyite (Mn2O3) dan
braunite (Mn7SiO12). Perubahan mineral
diakibatkan karena proses oksidasi-reduksi
pada senyawa bijih mangan. Selain itu
timbulnya mineral lain diakibatkan adanya
pembubaran ion/disolusi seperti yang terjadi
pada proses terbentuknya mineral braunite
(Mn7SiO12).
Perubahan struktur ini disebabkan oleh
terjadinya proses oksidasi secara terus
menerus pada sampel. Reaksi kimia yang
terjadi
dari
setiap
perubahan
atau
transformasi mineral dapat dilihat pada
reaksi di bawah ini (Riyanto, 1994):
Fasa
terjadinya
transformasi
mineral
pyrolusite menjadi bixbyite:
4MnO2
2Mn2O3 + O2 .....
(2)
Fase terjadinya proses transformasi mineral
pyrolusite dan bixbyite menjadi braunite:
2MnO2 +2SiO2 + 6Mn2O3
..(3)
2Mn7SiO12 + O2
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
James, S. R. 1998. Introduction to The Principles of Ceramic Processing. Singapore: John Wiley
& Sons.
Olsen, S.E., Tangstad, M., Lindstad, T., 2007. Production of Ferromanganese Alloys in the
Submerged Arc Furnace (Trondheim, Norway. 247 pp.).
Riyanto, A. 1994. Bahan Galian Industri Mangan. Bandung: Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum Departemen Pertambangan dan Energi Pusat Pengembangan Teknologi
Mineral.
Suhala, S., dan Arifin, M., 1997. Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral, Bandung.
Sukandarrumidi, 1998, Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
10