Вы находитесь на странице: 1из 13

1. A.

Hakikat / Pengertian Bahasa


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
(Kridalaksana: 1983)
Ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu:
(1) bahasa itu adalah sebuah sistem,
(2) bahasa itu berwujud lambang,
(3) bahasa itu berupa bunyi,
(4) bahasa itu bersifat arbitrer,
(5) bahasa itu bermakna,
(6) bahasa itu bersifat konvensional,
(7) bahasa itu bersifat unik,
(8) bahasa itu bersifat universal,
(9) bahasa itu bersifat produktif,
(10) bahasa itu bervariasi,
(11) bahasa itu bersifat dinamis, dan
(12) bahasa itu manusiawi.
A. Sifat-sifat Bahasa
1. Bahasa itu adalah Sebuah Sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang
lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara
teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya
bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya
bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau
sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari
tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran
leksikon. Secara hirarkial, bagan subsistem bahasa tersebut sebagai berikut.
2. Bahasa itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu
semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan
manusia. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign),
lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode,
indeks, dan ikon. Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang
bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
3. Bahasa itu berupa bunyi
Menurut Kridalaksana (1983), bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari
getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara. Bunyi
bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.

4. Bahasa itu bersifat arbitrer


Kata arbitrer bisa diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka.
Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara
lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang
dimaksud oleh lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya
membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant (penanda) adalah
lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah konsep yang dikandung
signifiant.
Bolinger (1975: 22) mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan
dapat menebak makna sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan.
Kenyataannya, kita tidak bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun
(termasuk bahasa sendiri) yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut
tidak memberi saran atau petunjuk apapun untuk mengetahui maknanya.
5. Bahasa itu bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai
lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu
pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa
bahasa itu mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang
tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
[kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang] : bermakna = bahasa
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] : tidak bermakna = bukan bahasa
6. Bahasa itu bersifat konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat
arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat
konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi
bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, dilambangkan dengan bunyi
[kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak
dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat.
7. Bahasa itu bersifat unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang
tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
8. Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang
paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal
dan konsonan.

9. Bahasa itu bersifat produktif


Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa
yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam
bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari
empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa:

/i/-/k/-/a/-/t/

/k/-/i/-/t/-/a/

/k/-/i/-/a/-/t/

/k/-/a/-/i/-/t/

10. Bahasa itu bervariasi


Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan
berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan
tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi
bahasa yaitu:
1. Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat perorangan.
2. Dialek : Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat
pada suatu tempat atau suatu waktu.
3. Ragam : Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam
baku dan ragam tidak baku.
11. Bahasa itu bersifat dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang
keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena
keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu berubah, maka bahasa
menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa
pemunculan kata atau istilah baru, peralihan makna sebuah kata, dan perubahanperubahan lainnya.
12. Bahasa itu manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat
tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan
dinamis. Maka, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia
dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

Referensi:Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

2. FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA


Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara
khusus.
Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2
unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca
atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif
karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan
kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non
standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat
berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa
memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol Sosial.


Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat
diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama,
orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang
menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan
adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif
untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk
sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair,
puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna
yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui
makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa
lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang
akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu
hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah
diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya
demi kebaikan manusia itu sendiri.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :

1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu
Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya
luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus
bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia.
Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku,
dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita
tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran
bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial
budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan
rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi dijajah oleh masyarakat
suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masingmasing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.
Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Alat penghubung antarbudaya antardaerah.


Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa
Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah,
segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi
antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila
pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia
digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini
dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi
kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu
tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.

Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula.
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas,
penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalahmajalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia.
Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang
dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

3 Ragam dan keterampilan berbahasa


Ragam Bahasa
PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena
pemakaian bahasa. pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan
media yang digunakan topic pembicaraan, dan sikap
pembicaraannya. dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
ragam bahasa adalah diartikan sebagai variasi bahasa menurut
pemakaiannya, topic yang dibicarakan, hubungan pembicara dan
teman bicara, dan medium pembicaraannya (2005:920).
II. Jenis-jenis ragam bahasa
Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam lisan
atau ujaran dan ragam tulisan. ada dua hal yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan perbedaan antara ragam lisan
dan ragam tulisan, yaitu :

1. berhubungan dengan suasana peristiwanya. Jika menggunakan


sarana tulisan, kita beranggapan bahwa orang yang diajak
berbahasa tidak ada dihadapan kita, akibatnya bahasa perlu
lebih eksplisit karena bahasa tidak dapat disertai oleh gerak
isyarat, pandangan, atau anggukan sebagai tanda penegasan
dipihak pembicara atau pemahaman dipihak pendengar. Kalau
ragam tulisan urutan kalimat harus cermat sifatnya. Sedangkan
ragam lisan, karena penutur bahasa berhadapan, unsure
tersebut terkadang tidak digunakan.
2. berkaitan dengan beberapa upaya yang digunakan dalam
ujaran, misalnya tinggi rendahnya dan panjang pendeknya
suara serta irama kalimat yang sulit dilambangkan dengan
ejaan dan tata tulis yang kita miliki.
secara rinci ragam bahasa, oleh nababan (1988:4) dibagi menjadi
empat ragam bahasa yakni sebagai berikut :
1. Ragam daerah atau dialek berbeda-beda menurut asal atau
wilayah pemakaian bahasa. Misalnya dialek Manado, dialek
Jakarta, dialek Batak, dialek Bugis, dan lain-lain.
2. Ragam sosial atau sosiolek, yaitu variasi bahasa yang
berkorelasi dengan kelas sosial atau kelompok pekerja.
Misalnya bahasa keratin yang digunakan dilingkungan keluarga
kerajaan; bahasa buruh; bahasa yang digunakan oleh para
pekerja.
3. Ragam fungsional atau fungsiolek, yaitu variasi bahasa yang
berhubungan dengan kegunaan bahasa bagi kehidupan suatu
masyarakat.
4. Ragam temporal atau kronologi ialah variasi bahasa yang
berhubungan dengan waktu tertentu.

Keterampilan Berbahasa
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas,
mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan

yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk
mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27). Keterampilan Berbahasa
II. Jenis Jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan Berbahasa
1.
Keterampilan
Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian
di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan
mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat
disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang
kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan
situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam
percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam
mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan
memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau
mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi
mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau
mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut,
kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan
diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk
memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;

Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka


pendek (short term memory).

Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.

Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari
adanya reduksi bentuk-bentuk kata.

Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.

Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns) Keterampilan


Berbahasa

2.
Keterampilan
Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif,
misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta
klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara
dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato
di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi
wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat
noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana
permbicara harus dapat;

3.

Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat


membedakannya.

Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar
daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.

Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.

Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi
termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.

Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

Keterampilan Membaca

Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat


dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi,
pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan
membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh
pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa

Mengenal sistem tulisan yang digunakan.

Mengenal kosakata.

Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.

Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.

Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

4.
Keterampilan
Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan
suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa
lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan
juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.

Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.

Memilih kata yang tepat.

Menggunakan bentuk kata dengan benar.

Mengurutkan kata-kata dengan benar.

Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.

5. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis
sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah
menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak
orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis
handal. Keterampilan Berbahasa
Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikia rupa
meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis
seringkali menjadi sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang
sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa
menulis itu ditentukan karena bakat.
Apakah benar, kemampuan menulis itu ditentukan oleh bakat? Jika ditelaah pengertian bakat,
setidaknya secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang
dimiliki dan dibawa seseorang sejak lahir. Padahal sebenarnya pengertian keterampilan menulis
itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena
dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya
secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil. Dengan demikian pengertian
keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah

melalui proses pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan
atau berlatih secara itens, maka seseorang dapat terampil menulis. Keterampilan

http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html

Вам также может понравиться

  • Bab 4
    Bab 4
    Документ16 страниц
    Bab 4
    humairoh
    Оценок пока нет
  • CBT REMAJA
    CBT REMAJA
    Документ28 страниц
    CBT REMAJA
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Warna Aaa
    Warna Aaa
    Документ15 страниц
    Warna Aaa
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bulan Puasa Ramadhan
    Bulan Puasa Ramadhan
    Документ2 страницы
    Bulan Puasa Ramadhan
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bulan Puasa Ramadhan
    Bulan Puasa Ramadhan
    Документ2 страницы
    Bulan Puasa Ramadhan
    humairoh
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Metlit
    BAB 1 Metlit
    Документ3 страницы
    BAB 1 Metlit
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Tambahan Dapus
    Tambahan Dapus
    Документ1 страница
    Tambahan Dapus
    humairoh
    Оценок пока нет
  • BISMILLAHCONCEP MAP (REVISI) Humairoh Harmain
    BISMILLAHCONCEP MAP (REVISI) Humairoh Harmain
    Документ14 страниц
    BISMILLAHCONCEP MAP (REVISI) Humairoh Harmain
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Laporan Tak
    Laporan Tak
    Документ14 страниц
    Laporan Tak
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Warna Aaa
    Warna Aaa
    Документ15 страниц
    Warna Aaa
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bab 2-Manifes (G)
    Bab 2-Manifes (G)
    Документ5 страниц
    Bab 2-Manifes (G)
    humairoh
    Оценок пока нет
  • DX Keperawatan
    DX Keperawatan
    Документ13 страниц
    DX Keperawatan
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Concep Map
    Concep Map
    Документ9 страниц
    Concep Map
    humairoh
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Metlit
    BAB 1 Metlit
    Документ3 страницы
    BAB 1 Metlit
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Tambahan Dapus
    Tambahan Dapus
    Документ1 страница
    Tambahan Dapus
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    Документ19 страниц
    Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    Документ19 страниц
    Anjur Bab 3 Dan 4 Dan Dapus
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ7 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Cover Askep
    Cover Askep
    Документ1 страница
    Cover Askep
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bab 3 Cetak Miring
    Bab 3 Cetak Miring
    Документ64 страницы
    Bab 3 Cetak Miring
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ1 страница
    Abs Trak
    humairoh
    Оценок пока нет
  • CBT REMAJA
    CBT REMAJA
    Документ28 страниц
    CBT REMAJA
    humairoh
    Оценок пока нет
  • BAB III-dikonversi
    BAB III-dikonversi
    Документ10 страниц
    BAB III-dikonversi
    humairoh
    Оценок пока нет
  • BAB Satu
    BAB Satu
    Документ7 страниц
    BAB Satu
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ2 страницы
    Bab V
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ2 страницы
    Bab V
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Kuesioner M2
    Kuesioner M2
    Документ1 страница
    Kuesioner M2
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ1 страница
    Abs Trak
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Jurnal Tanpa Edit
    Jurnal Tanpa Edit
    Документ9 страниц
    Jurnal Tanpa Edit
    humairoh
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ2 страницы
    Bab V
    humairoh
    Оценок пока нет