Вы находитесь на странице: 1из 2

KEJAHATAN LINTAS NEGARA

PERDAGANGAN MANUSIA
By:
Julius Kevin Putra Hutama
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
juliuskph@gmail.com

Perubahan diberbagai aspek kehidupan terus melaju seiring berkembangnya


waktu. Perkembangan-perkembangan terjadi sebagai akibat adanya arus perkembangan
jaman. Berbagai cara dilakukan demi mengikuti perkembangan di negara-negara maju.
Negara-negara berkembang mengalami banyak gejolak dalam menanggapi kerasnya arus
globalisasi yang terus menekan. Derasnya arus globalisasi menyebabkan berbagai aspek
di negara-negara berkembang menjadi kurang stabil.
Tekanan arus globalisasi menimbulkan banyak kejahatan. Berbagai macam
kejahatan ini ditelusuri berawal dari goyahnya kestabilan aspek-aspek di suatu negara
seperti aspek sosial-budaya, moral, pertahanan dan tentunya ekonomi. Irdayanti (2013)
berpendapat bahwa kemajuan atau perkembangan yang terjadi menyebabkan suatu
perubahan pola hidup dan pola pikir baru yang lebih rumit. Kompleksnya pemahaman
mengenai suatu pola-pola dan susunan yang baru menyebabkan kebingungan di kalangan
masyarakat. Menurut Olii (2005) kebingungan ini disebabkan transparansikeberadaan
batas-batas yang membatasi suatu individu dengan daerahnya .
Hilangnya batasan akibat proses globalisasi juga menyerang aspek perekonomian
di suatu negara. Negara-negara berkembang mendapat persaingan yang ketat dari negaranegara maju. Alasan kuat yang membenarkan pernyataan ini adalah karena globalisasi
mempengaruhi perekonomian suatu negara sehingga menyebabkan kemiskinan yang
menimbulkan suatu kejahatan (Novianti, 2014). Kemiskinan memaksa sesorang untuk
mendapatkan uang untuk bertahan hidup dengan berbagai cara, mulai dari yang halal
hingga yang haram.
Kejahatan yang dilakukan sebagai akibat dari himpitan ekonomi adalah
perdagangan manusia. Perdagangan manusia merupakan imbas dari implementasi
perbudakan dimasa lalu. Perkembangan jaman menyebabkan banyak kemajuan, termasuk
kemajuan dalam hal perbudakan. Perbudakan atau perdagangan manusia sebagai salah
satu contoh dari kejahatan lintas negara kerap terjadi di berbagai negara. Afrika Barat,

Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Tengah, Eropa Barat, Rusia dan Commonwealth of
Independent States, dan Amerika Latin merupakan negara-negara yang melakukan
praktik perdagangan manusia (Fahmi, 2013).
Sasaran perdagangan manusia kebanyakan berasal dari kalangan wanita dan anakanak. Bryer (dikutip dalam Fahmi, 2013) berpendapat bahwa perdagangan manusia
banyak terjadi dikalangan anak-anak. Anak-anak merupakan salah satu sasaran yang
paling mudah dan sangat menghasilkan banyak keuntungan. Anak-anak yang menjadi
korban perdagangan manusia kebanyakan dipekerjakan untuk diadopsi, menjadi buruh,
budak dan bahkan digunakan sebagai eksploitasi seksual.
Perdagangan manusia bukanlah suatu bentuk kejahatan yang biasa. Kejahatan ini
merupakan tindakkan yang tidak memiliki moral dan melanggar hak asasi manusia
(Fahmi, 2013). Sayangnya berbagai konvensi yang telah dilakukanpun mengatakan
bahwa belum ada negara yang dapat menangani permasalahan ini secara tuntas (Novianti,
2014). Permasalahan ini menjadi kejahatan lintas negara yang sulit untu ditangani akibat
luasnya jangkauan persebaran yang dapat dilakukan oleh oknum pelaku.
Dunia harus dapat menangani permasalahan perdagangan manusia. Perdagangan
manusia dapat diberantas apabila setiap negara menolak dan memberlakukan sebuah
larangan keras akan adanya perdagangan manusia. Negara-negara berkembang yang
banyak menjadi salah satu sasaran perdagangan manusia harus lebih berhati-hati dan
dapat mengambil sebuah keputusan tegas untuk melawan tindak kejahatan tersebut.
Pemberantasan kejahatan lintas negara atau khususnya perdagangan manusia merupakan
tujuan dari penulisan paper ini.

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, T. (2013). PERDAGANGAN ANAK (CHILD TRAFFICKING) SEBAGAI
KEJAHATAN TRANSNASIONAL DAN KAITANNYA DENGAN
GLOBALISASI Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 2, 122-130.
Irdayanti. (2013). Penguatan Hubungan Kerjasama Indonesia-Malaysia Dalam
Menangani Kejahatan Transnasional. Jurnal Transnasional, Vol. 5, No. 1.
Novianti. (2014). TINJAUAN YURIDIS KEJAHATAN PERDAGANGAN MANUSIA
(HUMAN TRAFFIKKING) SEBAGAI KEJAHATAN LINTAS BATAS
NEGARA. Jurnal Ilmu Hukum.
Olii, M. I. (2005). SEMPITNYA DUNIA, LUASNYA KEJAHATAN? SEBUAH
TELAAH RINGKAS TENTANG TRANSNATIONAL CRIME. Jurnal
Kriminologi Indonesia, Vol. 4 No. I, 14 - 27.

Вам также может понравиться