Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
NI
KETUT
AYU
SUWIANDANI
P07120012026
2.1 REGULER
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN IMUNISASI ANAK
OLEH:
NI
KETUT
AYU
SUWIANDANI
P07120012026
2.1 REGULER
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
adalah
upaya
yang
dilakukan
dengan
sengaja
B. JENIS-JENIS IMUNISASI
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada
bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap
tumbuh dalam keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki
pertahanan secara sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah,
pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan
spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah
pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana
complemen dan makrofag ini yang pertama kali akan memberikan peran
ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman
harus melawan pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh
spesifik terdiri dari system humoral dan seluler. System pertahanan
tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan bentuknya.
System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut
imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler
terdiri dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik
selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini
akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah
masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip
imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas maka imunisasi dibagi
menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan
terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imonologi spesifik yang menghasilkan respons seluler dan humoral
serta sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat
empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat
atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa
droplet.
Gejala
awal
ditunjukkan dengan
adanya
local
seperti
rasa
sakit,
kemerahan
dan
h. Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus
hidup varicella zoster strain OK yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12
tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun dapat diberikan
2 kali suntikan dengan interval 4 8 minggu.
i. Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada usia
diatas 2 tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin
Havrix (isinya virus hepatitis A strain HM 175 yang inactivated)
dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan booster pada 6
bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat
dilakukan 3 kali suntikan pada usia 0, 6, dan 12 bulan.
j. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida
murbi (PRP: Purified Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza
tipe B antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan
protein protein lain seperti Toxoid tetanus (PRP T), Toxoid
diphteri (PRP D atau PRP CR 50), atau dengan kuman
monongokokus. Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP T
dilakukan dengan 3 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian
vaksin PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval
2 bulan, kemudian boosternya dapat diberkan pada usia 18 bulan.
Dosis
BCG
0,05 cc
Cara Pemberiaan
Intrakutan tepat di insersio muskulus
deltoideus kanan.
DPT
0,5 cc
Intramuskular.
Polio
2 tetes
Di teteskan ke mulut.
Campak
0,5 cc
Hepatitis B
0,5 cc
TT
0,5 cc
Selang Waktu
Umur
Vaksin
Keterangan
Imunisasi
Pemberiaan
Pemberiaan
BCG
1 kali
DPT
3 kali
4 minggu
2-11 bulan
Polio
4 kali
4 minggu
0-11 bulan
Campak
1 kali
4 minggu
9-11 bulan
Hepatitis
3 kali
4 minggu
0-11 bulan
0-11 bulan
dapat diberikan
segera.
2 8oC
35 37o C
DT
3 7 tahun
6 minggu
Pertusis
18 24 bulan
BCG
-
Kristal
1 tahun
Cair
Campak
-
Kristal
2 tahun
1 minggu
Cair
6 12 bulan
1 3 hari
Polio
5. PEMBERIAN IMUNISASI
Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang
harus diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.
1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.
a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau
sakit,
b. Pengalaman/reaksi
terhadap
imunisasi
yang
pernah didapat
sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu
sebelum
menerima
imunisasi
(informed
consent).
Pengertian
pentingnya
menjaga
kesehatan
melalui
tindakan
imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak
harus didasari pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua
tentang imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit. Perawat harus
memberikan pendidikan kesehatan ini sebelum imunisasi diberikan
pada anak. Gali pemahaman orang tua tentang imunisasi anak.
Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan informasi seluas
luasnya tentang pemahaman orang tua berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan anak melalui pencegahan penyakit dengan imunisasi supaya
dapat memberikan pemahaman yang tepat. Pada akhirnya diharapkan
adanya kesadaran orang tua untuk memelihara kesehatan anak sebagai
upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang
menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak,
yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat memberi vaksin
virus hidup.
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun,
seperti sitostatika, transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin
sebelumnya seperti pertusis.
II.
b. Alamat
c. Telepon
d. Tempat dan tanggal lahir
e. Ras/kelompok entries
f. Jenis kelamin
g. Agama
h. Tanggal wawancara
i. Informan
2. Keluhan Utama
Apakah terdapat masalah kesehatan anak baik secara fisik maupun
psikis yang memerlukan perawatan karena akan berpengaruh terhadap
kelangsungan imunisasi yang akan dilakukan.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Apakah anak pernah mengalami sakit sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersifat menular
dan menurun.
4. Pengkajian Fisik
a.
Keadaan Umum
b.
Tingkah Laku
c.
BB dan TB
d.
Pengkajian Head to toe.
5.
Data Fokus
a. Subjektif:
- Orang tua mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan
perilaku mencegah penyakit infeksi.
- Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai standar imunisasi
- Mengungkapkan kebigungan dan kekhawatiran ketika anak
tiba-tiba mengalami hipertermi, demam, rewel.
b.
-
Objektif:
Anak gelisah.
Pernafasan cepat dan nadi meningkat.
Orang tua memperlihatkan perubahan psikologi (tampak
bingung, cemas)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari
tindakan imunisasi pada anak meliputi:
1. Defisiensi pengetahuan keluarga (ibu) mengenai jadwal
imunisasi,
jenis
imunisasi
efek
samping
imunisasi
Diagnosa
NOC
NIC
Rasional
Kep.
Defisiensi
Setelah diberikan
pengetahuan
asuhan keperawatan
pengetahuan keluarga
sejauh mana
keluarga (ibu)
mengenai jadwal ,
pengetahuan
mengenai
telah direncanakan,
keluarga pasien
jadwal
diharapkan orang
imunisasi,
tua mampu
imunisasi diberikan
jenis
mengetahui jadwal
imunisasi,
dan efek
samping b/d
kurang
terpajannya
informasi.
evaluasi:
1. Keluarga pasien
dapat memahami
mengenai gejala
1. Mengkaji tingkat
2. Memberikan HE
kepada orang tua anak
mengenai jenis
imunisasi dasar yang
harus di dapatkan
pada anak serta waktu
dilakukan.
2. Keluarga pasien
3. Jelaskan mengapa
gejala-gejala tersebut
muncul.
dilakukan dengan
benar dan tepat.
3. Keluarga dapat
menyebutkan
kembali yang
dikatakan oleh tim
3. Memberikan
pengetahuan kepada
orang tua pasien
mengenai gejalagejala tiba-tiba yang
melaksanakan
seharusnya
iinformasi yang
pemberiannya.
mampu
prosedur yang
tiba
2. Untuk menambah
yang timbul
setelah imunisasi
1. Untuk mengetahui
muncul,
4. Memberikan HE
tentang penanganan
penyebabnya
4. Mengajarkan
penanganan
dilakukan ibu-ibu di
rumah.
itu.
5. Menambah
kesehatan
pengetahuan ibu
sebelumnya.
cara
menanggulangi
pengkonsumsiannya
akibat imunisasi
serta cara
penggunaannya.
2.
Kesiapan
Setelah diberikan
meningkatkan
asuhan
dalam meningkatkan
bercerita dan
status
keperawatan
status imunisasinya,
mengungkapkan isi
imunisasi.
tanyakan apakah ia
hatinya secara
telah direncanakan,
pernah diimunisasi
leluasa berarti ia
diharapkan
kesiapan keluarga
dapat optimal
lingkungan kecilnya.
dalam
Sebelum memulai
meningkatkan
bercerita, berikan
tindakan imunisasi
status imunisasi,
kesempatan untuk
dengan kriteria
anak memilih
evaluasi:
gayanya bercerita
menerima petugas
1. Klien dapat
dalam lingkungan
meningkatkan
mereka.
tentang imunisasi,
baik yang ia alami
langsung atau yang ia
ketahui dari
lingkungannya.
2. Pengalaman dapat
menjadi pendukung
atau menjadi
penghalang
tergantung dari
bagaimana
pengalaman itu
dipahami oleh anak.
imunisasi.
3. Klien dapat
meningkatkan
penelaahan oleh
pengenalan
petugas agar
terhadap pemberi
imunisasi.
4. Klien dapat
meningkatkan
status imunisasi.
5. Klien dapat
meningkatkan
pengetahuan
tentang standar
imunisasi tidak
3. Berikan image
tentang imunisasi
yang sederhana dan
sesuai pemahaman
anak, jangan
mengada-ada atau
berbohong pada anak.
imunisasi.
6. Klien dapat
meninggalkan kesan
yang dekstruktif
pada anak, terutama
anak yang belum
pernah diimunisasi.
3. Jujur dan terbuka
apa adanya akan
membuat
komunikasi lebih
meningkatkan
pencatatan tentang
terkesan ada
imunisasi.
topeng dalam
Keluarga:
1. Kaji kesiapan
keluarga dalam
meningkatkan status
imunisasi anak.
2. Kaji hambatan hambatan yang
pembicaraan,
terutama saat kontak
dengan anak
mengenai tindakan
invasif dalam
imunisasi.
Keluarga:
1. peran serta keluarga
akan sangat
imunisasi anak
membantu
sebelum-sebelumnya.
pemberian imunisasi
pada anak.
2. Hambatan dapat
dilakukan keluarga
menjadi indikator
dalam mengurangi/
sejauh mana
menghilangkan efek
keberhasilan
imunisasi telah
akibat imunisasi.
tercapai.
4. Berikan dukungan
terhadap perilaku
timbul pada
beberapa kasus
melakukan imunisasi
imunisasi,
sebagai pencegahan
penanganan yang
tepat sangat
dan perbaiki
diperlukan.
pemahaman yang
menyimpang tentang
imunisasi.
5. Tingkatkan kesiapan
4. Apresiasi akan
meningkatkan
semangat dalam
usaha pencegahan
keluarga dalam
penyakit dan
perilaku pencegahan
keluarga akan
dini penyakit
merasa telah
misalnya melalui
imunisasi selanjutnya
5. Imunisasi yang
teratur dapat
ditumbuhkan sejak
dini sebagai bagian
dalam usaha
preventif terhadap
penyakit infeksi.
6. Gambaran umum
imunisasi yang
wajib serta anjuran
untuk anak dapat
Risiko
Setelah dilakukan
hipertermi
tindakan keperawatan
kesehatan anak
sakit, imunisasi
berhubungan
tidak disarankan
dengan
diharapkan :
a) Tidak terjadi
imunisasi, pastikan
untuk diberikan,
karena akan
menjalani imunisasi
memperburuk
proses
imunisasi
hipertermi pada
1. Observasi kondisi
imunisasi anak.
1. Jika anak sedang
anak
b) Keluarga dapat
kondisi pasien.
Lihat pula kondisi
memberikan
anak setelah
penangan efektif
diimunisasi karena
dapat membuat
terjadi pada
beberapa imunisasi
a. Kriteria Hasil :
2. Observasi tingkat
a) Bayi tidak
pemahaman keluarga
menunjukan tanda
mengenai hipertermi
tanda hipertermi
dan penanganannya
(konvulsi, kulit
deman dan
hipertermi pada
beberapa imunisasi.
2. Untuk mengetahui
sejauh mana
kemerahan, kejang,
takikardia,
pasien mengalami
3. Beri pemahaman
pengetahuan
terhadap tanda
keluarga dan
tanda hipertermi
mempermudah
penanganan.
3. Meningkatkan
pengetahuan
keluarga pasien
tentang hipertermi.
rumah seperti
kompres hangat dan
pemberian obat
4. Menambah
pengetahuan pada
memberikan
antipiretik.
keluarga pasien
penanganan yang
tepat di rumah.
penanganan
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Handbook of
Nursing Diagnosis) Edisi 10. Jakarta : EGC.
Nanda Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC.
Nurari, Amin Huda dan Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.
Jogjakarta : MediAction Publishing.
Ranuh dkk. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : EGC.
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.