Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1509
Portugis di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan seluruh
hartanya dalam perjalanan kembali ke Goa.
Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil
dipukul mundur.
Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Pajajaran. Portugis diizinkan untuk
membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas
kerajaan Majapahit
Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh, dan menjadi Sultan Aceh pertama.
1515
1520
1521
Yunus memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di
Melaka. Yunus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.
Kapal terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar antara pulau
Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.
1522
Banten, yang masih beragama Hindu, meminta bantuan Portugis dalam menghadapi
Demak yang Muslim.
1523
Gunungjati kembali dari Mekkah dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan
Sultan Trenggono.
1524
Gunungjati dan anaknya Hasanuddin melakukan dakwah secara terbuka dan rahasia di
Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis.
Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung
dengan pihak Demak.
Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
1529
1536
Antonio da Galvo menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan pos Portugis
di Ambon.
Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya melakukan
kegiatan-kegiatan anti Portugis activity, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
1537
Serangan Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh Alaudin Riayat
Syah I.
1539
1545
1551
Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Kerajaan Kalinyamat (Jepara).
Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera dengan
bantuan Portugis.
1552
Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten, lalu
merebut Lampung untuk Kesultanan yang baru.
Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
1561
1564
1566
1571
Kesultanan Aceh dan Kerajaan Kalinyamat (Jepara) memimpin serangan yang gagal di
Melaka, tetapi aksi tersebut membuat Portugis angkat kaki karena merasa terancam dengan
serangan dari Jepara.
1575
Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah
benteng di Tidore.
1576
1581
Sekitar saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah
dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga dari Wali
Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.
1584
Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari
Mataram, memerintah dari Kota Gede.
1585
Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan beralih
kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
1588
1591
Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.
1593
Ekspedisi De Houtman dilanjutkan di sepanjang pantai utara Jawa. Sebuah kapal hilang
di tangan para perompak. Lebih banyak perilaku yang buruk menyebabkan timbulnya
kesalahpahaman dan kekerasan di Madura: seorang pangern Madura terbunuh, beberapa pelaut
Belanda ditangkap dan ditawan, De Houtman harus menebus mereka agar dibebaskan.
Sisa-sisa ekspedisi De Houtman (89 orang dari semula 248 pelaut) kembali ke Belanda
dengan rempah-rempah.
22 kapal Belanda dalam lima ekspedisi berangkat ke timur. Dewan Negara Belanda
mengusulkan agar perusahaan-perusahaan yang bersaingan dipersatukan. Ekspedisi kedua De
Houtman mengikutsertakan John Davis, seorang mata-mata Inggris. Van Noort berangkat untuk
berlayar mengitari ujung timur benua Amerika ke Hindia Belanda.
Ekspedisi Belanda di bawah Van Neck tiba di Maluku, mulai melakukan perdagangan
yang sukses di Banda, Ambon dan Ternate.
1600
Portugis membangun sebuah pos perdagangan di Jepara, yang kini telah menjadi objek
wisata yang dikenal dengan nama Benteng Portugis.
Tiga orang ulama Minangkabau, Abdul Makmur (Dato ri Bandang), Sulaiman (Dato
Patimang), dan Abdul Jawad (Dato ri Tiro) menyebarkan Islam di Kerajaan GowaTallo(Makassar).
September Admiral Belanda Van den Haghen mengadakan aliansi dengan Hitu dalam
menghadapi Portugis di Ambon.
1601
Aceh mengirim dua orang utusan ke Eropa untuk mengamati dan melaporkan situasinya
kepada Sultan.
25-27 Desember, lima kapal Belanda mengalahkan armada Portugis yang terdiri dari 30
kapal dalam pertempuran di pelabuhan Banten.
1607
voc
Alur waktu[sunting | sunting sumber]
Abad ke-17[sunting | sunting sumber]
1603 - VOC telah membangun pusat perdagangan pertama yang tetap di Banten namun
tidak menguntungkan kerena persaingan dengan para pedagang Tionghoa dan Inggris.
Februari 1605 - Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan
Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di
Hitu.
1602 - Sir James Lancaster kembali ditunjuk memimpin pelayaran yang armada berisi
orang-orang The East India Company dan tiba diAceh untuk selanjutnya menuju Banten.
1604 - Pelayaran yang ke-2 maskapai Inggris yang dipimpin oleh Sir Henry Middleton,
maskapai ini berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Akan tetapi di wilayah
yang mereka kunjungi ini mendapat perlawanan yang keras dari VOC.
1609 - VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan namun niat tersebut dihalangi
oleh raja Gowa. Raja Gowa tersebut melakukan kerjasama dengan pedagang-pedagang
Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol dan Portugis.
1610 - Ambon dijadikan pusat VOC, dipimpin seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3
orang gubernur-jendral, Ambon tidak begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar
karena jauh dari jalur-jalur utama perdagangan Asia.
1618 - Des Banten mengambil keputusan untuk menghadapi Jayakarta dan VOC dengan
memaksa Inggris untuk membantu, dipimpin laksamana Thomas Dale.
1619 - Ketika VOC akan menyerah pada Inggris, secara tiba-tiba muncul tentara Banten
menghalangi maksud Inggris. Karena Banten tidak mau pos VOC di Batavia diisi oleh
Inggris. Akibatnya Thomas Dale melarikan diri dengan kapalnya; Banten menduduki
kotaBatavia.
12 Mei 1619 - Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta
sebagai Batavia.
Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen, seorang Belanda, melakukan pelayaran ke Banten
dengan 17 kapal.
1619 - Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia menggunakan
kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yang merintangi.
Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC.
1619 - Terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik sebanyak mungkin
pedagang Tionghoa yang ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang dan
Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Tiongkok. Di sini orangorang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka
aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yang terampil.
1620 - Atas dasar pertimbangan diplomatik di Eropa VOC terpaksa bekerjasama dengan
pihak Inggris dengan memperbolehkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon.
1630 - Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer
untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia.
anti dengan VOC. Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap
para penyeludup dan pasukan-pasukan Ternate di Hoamoal.
1638 - Van Diemen kembali ke Maluku dan berusaha membuat persetujuan dengan raja
Ternate dimana VOC bersedia mengakui kedaulatan raja Ternate atas Seram, Hitu serta
menggaji raja sebesar 4.000 real/tahun dengan imbalan bahwa penyeludupan cengkeh akan
dihentikan dan VOC diberi kekuasaan de facto atas Maluku. Akan tetapi persetujuan ini
gagal.
1656 - Seluruh penduduk Ambon yang tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah
di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika
ekspedisi Hongi (armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh
liar yang harus dimusnahkan.
1660 - Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang Gowa, menghancurkan kapalkapal Portugis.
April 1668 dan Juni 1669 - VOC melakukan serangan besar-besaran terhadap Goa dan
setelah pertempuran ini perjanjian Bongaya benar-benar dilakukan.
1669 - Kondisi keadaan Nusantara bagian timur bertambah kacau, kehidupan ekonomi
dan administrasi tidak terkendalikan lagi.
1670 - VOC menebangi tanaman rempah-rempah yang tidak dapat diawasi, Hoamoal
tidak dihuni lagi, orang Bugis dan Makassar meninggalkan kampung halamannya. Banyak
orang-orang Eropa dan sekutu-sekutu yang tewas, semata-mata guna mencapai tujuan VOC
untuk memonopoli rempah-rempah.
1680 - Di Jawa Barat, kerajaan Banten pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa mengalami
masa kejayaannya, Banten memiliki suatu armada yang dibangun menurut model Eropa.
Kapal-kapalnya berlayar memakai surat jalan menyelenggarakan perdagangan yang aktif
di Nusantara. Atas bantuan pihak Inggris, Denmark, Tiongkok orang-orang Banten dapat
berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Tiongkok, Filipina dan Jepang. Banten
merupakan penghasil lada yang sangat kaya.
1680 - VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah tertentu
saja di Jawa. daerah pegunungan seringkali tidak berhasil dikuasai dan daerah ini dijadikan
tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakanpemberontakan mengakibatkan kesulitan dan menguras dana VOC.
1682 - Pasukan VOC dipimpin Franois Tack dan Isaac de Saint-Martin berlayar menuju
Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut dan memonopoli
perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yang merupakan saingan VOC diusir.
Orang-orang Inggris mengundurkan diri ke Bengkulu dan Sumatera Selatan satu-satunya
pos mereka yang masih ada di Indonesia.
1683-1710 - VOC mengalami masalah keuangan yang sangat berat di wilayah Asia
selama kurun waktu tersebut. Di antara 23 kantornya hanya tiga (Jepang, Surat dan Persia)
yang mampu memberikan keuntungan; sembilan menunjukkan kerugian setiap tahun
termasuk Ambon, Banda, Ternate, Makassar, Banten, Cirebon dan wilayah pesisir Jawa.
VOC banyak mengeluarkan biaya-biaya yang sangat tinggi akibat pemberontakan di
samping pengeluaran pribadi VOC yang tidak efesien, kebejatan moral, korupsi yang
merajalela. VOC juga menuntut semakin banyak kepada rakyat Jawa, yang mengakibatkan
pemberontakan yang terus berlanjut dan pengeluaran VOC bertambah tinggi.
8 Februari 1686 - Dengan tipu muslihat Surapati berhasil membunuh Franois Tack
dalam suatu pertempuran. Tack tewas dengan dua puluh luka di tubuhnya.
1690 - Belanda berusaha membalas kekalahan yang dialami Tack tetapi gagal karena
Surapati menguasai teknik-teknik militer Eropa dengan baik.
1702 - Jumlah kekuatan serdadu militer Belanda yang berkebangsaan Eropa hanya
tinggal sedikit. Administrasi VOC kacau balau
1706 - Surapati terbunuh di Bangil.
1721 - VOC mengumumkan apa yang dinamakan komplotan orang-orang Islam yang
bermaksud melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa di Batavia dan juga orangorang Tionghoa.
1727 - Posisi ekonomi orang Tionghoa makin penting di satu pihak dan sering terjadinya
kejahatan oleh orang Tionghoa, menimbulkan perasaan tidak senang terhadap orang
Tionghoa. Rasa tidak senang menjadi semakin tebal di kalangan warga bebas, koloniskolonis Belanda yang tidak dapat menandingi orang Tionghoa. Timbullah kemudian rasa
permusuhan dan sikap rasialis terhadap orang Tionghoa.
1730 - Dikeluarkan larangan bagi orang Tionghoa untuk membuka tempat penginapan,
tempat pemadatan candu dan warung baik di dalam maupun di luar kota.
1736 - Pemerintah kolonial mengadakan pendaftaran bagi semua orang Tionghoa yang
tidak memiliki surat izin tinggal.
1740 - Terdapat 2.500 rumah orang Tionghoa di dalam tembok Batavia sedangkan
jumlah orang Tionghoa di kota dan daerah sekitarnya diperkirakan 15.000 jiwa. Jumlah ini
setidak-tidaknya merupakan 17% dari keseluruhan penduduk di daerah terebut. Ada
kemungkinan bahwa orang-orang Tionghoa sebenarnya merupakan unsur penduduk yang
lebih besar jumlahnya. Ada pula orang-orang Tionghoa di kota-kota pelabuhan Jawa dan
Kartasura walaupun jumlahnya hanya sedikit.
1740 - Terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tidak kurang 1.000 orang
Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih setelah sering terjadi
penangkapan, penyiksaan, dan perampasan hak milik Tionghoa.
Juni 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang
Tionghoa yang tidak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan
ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang.
7 Oktober 1740 - Pasukan bantuan yang dikirim ke Tangerang oleh pemerintah kolonial
diserang oleh gerombolan Tionghoa, sebagian besar dari pasukan tersebut tewas.
Oktober 1740 - Berdasarkan bukti yang didapatkan VOC menarik kesimpulan bahwa
orang-orang Tionghoa sedang merencanakan sebuah pemberontakan.
9 Oktober 1740 - Dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besarbesaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini adalah orang-orang Eropa dan para
budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10.000 orang Tionghoa yang tewas. Perkampungan
orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti setelah orang
Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya
yang rutin.
Mei 1741 - Orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos dari pembantaian di Batavia
melarikan diri ke arah timur menyusur sepanjang daerah pesisir. Mereka melakukan
perebutan pos di Juwana. Markas besar VOC dikepung dan pos-pos lainnya terancam.
Juli 1741 - Pos VOC di Rembang dihancurkan oleh orang-orang Tionghoa yang
membantai seluruh personel VOC.
Juli 1741 - Prajurit raja yang berada di Kartasura menyerang pos garnisun VOC.
Komandan VOC Kapten Johannes van Velsen dan beberapa serdadu lainnya tewas.
Serdadu yang selamat ditawari pilihan beralih ke agama Islam atau mati dan banyak yang
memilih pindah agama.
Desember 1741-awal 1742 - VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam
serangan.
September 1789 - Belanda mendengar desas-desus bahwa raja Jawa akan melakukan
pembunuhan terhadap orang-orang Eropa, sehingga mengutus seorang residen yang
bernama Andries Hartsick dengan memakai pakaian Jawa menghadiri pertemuan rahasia di
Istana Jawa.
1 Januari 1800 - VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan
Asia. Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda
menjadi milik Perancis.
HINDIA Belanda
Alur waktu[sunting | sunting sumber]
1800
Tiga orang haji dari Minangkabau kembali setelah perjalanan naik haji
ke Mekkah, dan bertemu dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang mulai
menguat di Arabia dan menguasai Mekkah. Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai
dengan pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh, tempat keberangkatan orang-orang yang
Britania memutuskan untuk melepaskan Malaka; Stamford Raffles, yang saat itu
seorang pegawai kecil, menulis surat yang penting kepada India yang isinya mendesak
agar keputusan itu diubah. Keputusan diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka.
1810
Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon, Ternate and Tidore.
1811
Mei, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. (Tak lama kemudian
Daendels bekerja di bawah Napoleon dalam peperangannya yang gagal di Moskwa.)
1812
1813
Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung serta promotor Raffles
meninggal dunia. Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti tidak bersalah.
1815
disebabkan letusan itu. Gunung Tambora menyemburkan debu vulkanik sejauh beriburibu kilometer sehingga iklim dunia berubah drastis.
Pada Kongres Wina, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan
kekuasaan Hindia Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan
yang mengakhiri Perang Napoleon.
1816
1817
1818
Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin benteng Britania di
Bengkulu. Dari sana ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di Hindia.
1819
Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan aksi-aksi antiBelanda di pedesaan Minangkabau.
1821
Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin IV.
1822
1824
Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik haji untuk memperoleh paspor
dan membajar pajak seharga 110 gulden.
1826
1827
1830
Johannes van den Bosch tiba sebagai Gubernur Jenderal yang baru, mulai
menerapkan cultuur stelsel atau "tanam paksa". Setiap desa harus menyisihkan
sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil
tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah
dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
4 Desember Van den Bosch secara resmi mengorganisasi pasukan Belanda dari
Perang Jawa menjadi Oost-Indische Leger, atau "Tentara Hindia Timur" (belakangan
dikenal sebagai KNIL).
1831
Sulaiman mewarisi takhta Aceh, tetapi Tuanku Ibrahim memerintah sebagai wali,
dan berkuasa di Aceh hingga 1870.
1839
1840
1841
James Brooke mulai membangun sebuah kerajaan pribadi untuk dirinya sendiri
di Sarawak.
1842
Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah utara Palembang
karena kekuatiran Britania.
Kelaparan di Cirebon.
1844
Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan Belanda, dan menolak
untuk mengesahkan perjanjian.
1845
Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng; raja-raja lain diamdiam mendukung kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja dihancurkan.
Raja Buleleng menandatangani perjanjian penyerahan. Hindia Belanda menempatkan
sebuah pos pasukan di Singaraja.
Pemberontakan di Banten.
1847
Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali untuk menghadapi konflik
yang timbul karena pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat. Pasukan ini
dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Jilantik di Jagaraga,
dan menarik diri dari pulau itu.
1849
April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam jumlah besar dikirim ke Bali.
Gusti Ketut Jilantik gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda menguasai Buleleng dan
pantai utara Bali.
1850
1851
Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon jemaah haji.
1853
1854
1855
1856
Ratu Taha Saifuddin dari Jambi menolak perjanjian dengan Belanda, melarikan
diri ke hutan-hutan dengan membawa pusaka (lambang kekuasaan keluarganya), dan
berjuang hingga 1904.
1859
1861
1865
1867
Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya
perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti
Aceh jauh lebih penting dan strategis.
1870
Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka.
1871
1873
1874
Sultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan; Sultan Ibrahim Mansur
Syah memimpin kesultanan di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang
bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan Aceh.
1875
Hindia Belanda, Australia, dan Jerman menetapkan perbatasan antara klaimklaim mereka di New Guinea.
1876
1877
Ekspedisi di bawah Jenderal Van der Heijden membakar habis 500 desa di Aceh.
Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh.
1879
1880
1881
Mangkunegara IV wafat.
Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang bernama
Haji Jamahri memulai kebiasaan mencampurkan cengkeh dalam rokok yang dilintingnya
dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal usul
"kretek". Namun, produksi kretek secara komersial baru dimulai secara serius
pada 1930-an.
1882
Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok
menjadi sebuah Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini,
namun tetap berperang di antara mereka sendiri.
Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan Lampung meninggal sebagai
korban letusan ini.
1888
1891
1893
1894
1898
Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie,
Aceh.
1899
1900
17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK
mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450
sekolah pada tahun 1934.
1901
Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta Berita di Padang, surat
kabar berbahasa Indonesia pertama dengan tulisan latin.
Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan " Politik Etis" untuk Hindia
Belanda.
1902
1903
Sultan Aceh, Tuanku Daud Syah, menyerah kepada Belanda, namun tetap
mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan.
1904
Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah sekolah untuk kaum perempuan.
1905
16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi, mulamula untuk melindungi kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di
Surakarta.
Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah puputan, sambil
berbaris di jalan utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh.
tanahnya. Residen Belanda menawan Raja hingga ia dapat mendapatkan jawaban dari
pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh diri di tahanan.
1907
Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan Shell Transport and
Trading dan menjadi Royal Dutch Shell.
1908
Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat
menguasai wilayah itu.
20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di
Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya
eraKebangkitan nasional
1909
1910
1911
1912
Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk meminjam uang tanpa harus
izin terlebih dahulu kepada pemerintah Kerajaan Belanda.
Liem Seeng Tee membuka sebuah toko tembakau di luar Surabaya - cikal bakal
perusahaan rokok kretek Sampoerna.
1914
Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi
biasa.
Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali
dari pengasingan.
1915
Soedirman lahir.
Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan perbatasan
antara Borneo Utara (Sabah) dan Hindia Belanda.
1916
Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain
mengunjungi Belanda
1918
1919
1921
Soeharto dilahirkan.
1922
Pemogokan berlanjut.
Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis
di Guangdong, Tiongkok.
1924
"Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabatpejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.
Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia
1925
Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura.
Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek
Indonesia
Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI
mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan
instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak
memberontak).
Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926,
dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java)
Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp.
1928
Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang
sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda.
Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda
1930
Jamiyatul Washliyah didirikan dengan partisipasi yang besar dari orangorang Batak Karo.
1931
Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.
1932
1933
1934
Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produkproduk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih
mahal.
Tjokroaminoto wafat.
1935
1936
Mei, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA didirikan oleh Muhammad Da'ud
Beureu'eh untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan anti-Belanda di Aceh.
1940