Вы находитесь на странице: 1из 56

Portugis

Abad 16[sunting | sunting sumber]


1509-1520[sunting | sunting sumber]

1509

Portugis tiba pertama kali di Melaka.


1511

April, Admiral Portugis Alfonso de Albuquerque memutuskan berlayar


dari Goa ke Melaka.

10 Agustus, Pasukan Albuquerque menguasai Melaka.

Sultan Melaka melarikan diri ke Riau.

Portugis di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan seluruh
hartanya dalam perjalanan kembali ke Goa.

Pati Unus menaklukkan Jepara


Desember, Albuquerque mengirim tiga kapal di bawah Antonio de Abreu dari Melaka
untuk menjelajah ke arah Timur.
1512

Portugis melakukan ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah-rempah,yaitu maluku.


Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka
menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda. Dua kapal rusak di Banda. De Abreu kembali ke
Melaka; Francisco Serro memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate,
dan Tidore. Serro menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore,
pasukannya mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.
1513

Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil
dipukul mundur.

Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Pajajaran. Portugis diizinkan untuk
membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).

Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas
kerajaan Majapahit

Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.


Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan
Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudungtewas dalam pertempuran. Banyak pendukung
Majapahit melarikan diri ke Bali.
1514

Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh, dan menjadi Sultan Aceh pertama.
1515

Portugis pertama kali tiba di Timor.


1518

Sultan Mahmud dari Melaka mengambil alih kekuasaan di Johor.

Raden Patah meninggal dunia; Pati Unus menjadi Sultan Demak.

1520

Aceh mulai menguasai pantai timur laut Sumatra.

Rakyat Bali menyerang Lombok.

Para pedagang Portugis mulai mengunjungi Flores dan Solor.

Banjar di Kalimantan menjadi Islam.

1521-1530[sunting | sunting sumber]

1521

Yunus memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di
Melaka. Yunus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.

Portugis merebut Pasai di Sumatra; Gunungjati meninggalkan Pasai berangkat ke


Mekkah.

Kapal terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar antara pulau
Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.
1522

Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.

Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng Portugis.

Banten, yang masih beragama Hindu, meminta bantuan Portugis dalam menghadapi
Demak yang Muslim.

Sisa-sisa ekspedisi Magelhaenz berkeliling dunia mengunjungi Timor.

Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.

1523

Gunungjati kembali dari Mekkah dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan
Sultan Trenggono.
1524

Gunungjati dan anaknya Hasanuddin melakukan dakwah secara terbuka dan rahasia di
Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis.
Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung
dengan pihak Demak.

Aceh merebut Pasai dan Pedir di Sumatra utara.


1525

Hasanuddin, anak dari Gunungjati, melakukan dakwah di Lampung.


1526

Portugis membangun benteng pertama di Timor.


1527

Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan


Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
Demark merebut Tuban.
Demak, dengan bantuan dari Banten, merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran; mengganti
namanya menjadi Jayakarta. (Sukses ini dikatakan berkat pimpinan "Fatahillah"atau, sesuai
dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"namun mungkin ini adalah nama yang
diberikan kepada Sunan Gunungjati.) Kerajaan Pajajaran didorong ke pedalaman dari daerah
pesisir.

Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), menjadi


Islam di bawah Kyai Pratanu.

Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
1529

Demak menaklukkan Madiun.


Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus menjadi milik Portugal, dan
Filipina menjadi milik Spanyol.
1530

Salahuddin menjadi Sultan Aceh.


Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan, kerajaan
Hindu terakhir di ujung timur Jawa.

Gowa mulai meluas dari dari Makassar.

Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.

1531-1540[sunting | sunting sumber]

1536

Serangan besar Portugis terhadap Johore.

Antonio da Galvo menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan pos Portugis
di Ambon.

Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya melakukan
kegiatan-kegiatan anti Portugis activity, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.

1537

Serangan Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh Alaudin Riayat
Syah I.

1539

Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.


1540

Portugis berhubungan dengan Gowa.

Kesultanan Butung didirikan.

1541-1550[sunting | sunting sumber]

1545

Demak menaklukkan Malang.Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.


1546

Demak menyerang Balambangan namun gagal.


Trenggono dari Demak meninggal dan digantikan oleh Prawata. Menantunya, Joko
Tingkir memperluas pengaruhnya dari Pajang (dekat Sukoharjo sekarang).

St. Fransiskus Xaverius pergi ke Morotai, Ambon, dan Ternate.


1547

Aceh menyerang Melaka.


1550

Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551-1560[sunting | sunting sumber]

1551

Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Kerajaan Kalinyamat (Jepara).
Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera dengan
bantuan Portugis.
1552

Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten, lalu
merebut Lampung untuk Kesultanan yang baru.

Aceh mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul.


1558

Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.

Portugis membangun benteng di Bacan.

Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di


Pajang.

Wabah cacar di Ternate.


1559

Para misionaris Portugis mendarat di Timor. Khairun menjadi Sultan Ternate.


1560

Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.

Spanyol mendirikan pos di Manado.

1561-1570[sunting | sunting sumber]

1561

Sultan Prawata dari Demak meninggal dunia.

Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.

1564

Wabah cacar di Ambon.


1565

Aceh menyerang Johore.

Kutai di Kalimantan menjadi Islam.

1566

Misi Dominikan Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.


1568

Serangan yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.


1569

Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.


1570

Aceh menyerang Johore lagi, namun gagal.


Sultan Khairun dari Ternate menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Portugis,
tetapi esok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai melakukannya. Babullah
menjadi Sultan (hingga 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari bentengbenteng mereka.

Maulana Yusup menjadi Sultan Banten.

1571-1580[sunting | sunting sumber]

1571

Alaudin Riayet Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.


1574

Kesultanan Aceh dan Kerajaan Kalinyamat (Jepara) memimpin serangan yang gagal di
Melaka, tetapi aksi tersebut membuat Portugis angkat kaki karena merasa terancam dengan
serangan dari Jepara.
1575

Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah
benteng di Tidore.
1576

Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.


1577

Ki Ageng Pemanahan mendirikan Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).


1579

Banten merebut sisa-sisa Pajajaran, menjadikannya Islam.


November, Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan pelabuhan
Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol,
mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
1580

Maulana Muhammad menjadi Sultan Banten.


Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak
dipedulikan.

Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.

Ternate menguasai Butung.

1581

Sekitar saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah
dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga dari Wali
Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.
1584

Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari
Mataram, memerintah dari Kota Gede.
1585

Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.


Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam
tepat di lepas pantai.
1587

Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan beralih
kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.

Portugis di Melaka menyerang Johore.

Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.

Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.

1588

Sutawijaya mengganti namanya menjadi Senopati; merebut Pajang dan Demak.


1590

Desa asli Medan didirikan.

1591-1599[sunting | sunting sumber]

1591

Senopati merebut Madiun, lalu Kediri.

Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.

Ternate menyerang Portugis di Ambon.

1593

Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.


1595

2 April, ekspedisi Belanda di bawah De Houtman berangkat ke Hindia Belanda.


Suriansyah menjadikan Banjar di Kalimantan sebuah Kesultanan (belakangan
Banjarmasin).

Portugis membangun benteng di Ende, Flores.


1596

5 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Sumatra.

23 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Banten. Mula-mula diterima dengan bersahabat,


namun setelah kelakuan yang kasar oleh Belanda, Sultan Banten, bersama-sama dengan orangorang Portugis yang ditempatkan di Banten, menembaki kapal-kapal Belanda.

Ekspedisi De Houtman dilanjutkan di sepanjang pantai utara Jawa. Sebuah kapal hilang
di tangan para perompak. Lebih banyak perilaku yang buruk menyebabkan timbulnya
kesalahpahaman dan kekerasan di Madura: seorang pangern Madura terbunuh, beberapa pelaut
Belanda ditangkap dan ditawan, De Houtman harus menebus mereka agar dibebaskan.

Abul Mufakir menjadi Sultan Banten.


1597

Beberapa anggota ekspedisi De Houtman menetap di Bali dan menolak pergi.

Berlawanan dengan perintah, sebuah armada Portugis di bawah Lourenzo de Brito


memutuskan untuk melakukan pembalasan terhadap Sultan Banten karena melakukan bisnis
dengan pedagang-pedagang Belanda. Armada ini dikalahkan oleh Banten dan dipaksa mundur.

Sisa-sisa ekspedisi De Houtman (89 orang dari semula 248 pelaut) kembali ke Belanda
dengan rempah-rempah.

Senopati menyerang Banten, namun dipukul balik.


1598

22 kapal Belanda dalam lima ekspedisi berangkat ke timur. Dewan Negara Belanda
mengusulkan agar perusahaan-perusahaan yang bersaingan dipersatukan. Ekspedisi kedua De
Houtman mengikutsertakan John Davis, seorang mata-mata Inggris. Van Noort berangkat untuk
berlayar mengitari ujung timur benua Amerika ke Hindia Belanda.

Senopati menyerang wilayah barat Surabaya.


1599

Ekspedisi Belanda di bawah Van Neck tiba di Maluku, mulai melakukan perdagangan
yang sukses di Banda, Ambon dan Ternate.

Juni terbunuh De Houtman dalam konflik dengan Sultan Aceh.

Gereja-gereja Belanda mulai menyerukan pekerjaan misi di Hindia Belanda.

Abad 17[sunting | sunting sumber]


1600-1607[sunting | sunting sumber]

1600

Ekspedisi Van Noort menyerang Spanyol di Guam.

Portugis membangun sebuah pos perdagangan di Jepara, yang kini telah menjadi objek
wisata yang dikenal dengan nama Benteng Portugis.

Tiga orang ulama Minangkabau, Abdul Makmur (Dato ri Bandang), Sulaiman (Dato
Patimang), dan Abdul Jawad (Dato ri Tiro) menyebarkan Islam di Kerajaan GowaTallo(Makassar).

September Admiral Belanda Van den Haghen mengadakan aliansi dengan Hitu dalam
menghadapi Portugis di Ambon.

31 Desember, Elizabeth I dari Britania mengesahkan didirikannya Perusahaan Hindia


Timur Britania.

1601

Senopati digantikan oleh Krapyak di Mataram.


Portugis mengirim sebuah armada dari Goa, India, untuk mengusir orang-orang Belanda
dari Hindia Belanda.
Britania mendirikan benteng di Banda.

Aceh mengirim dua orang utusan ke Eropa untuk mengamati dan melaporkan situasinya
kepada Sultan.

25-27 Desember, lima kapal Belanda mengalahkan armada Portugis yang terdiri dari 30
kapal dalam pertempuran di pelabuhan Banten.

1607

Armada laut Portugis di bawah komando Martim Afonso de


Castro menyerang Kesultanan Aceh berhasil menduduki benteng pertahanan Aceh. Tidak lama
kemudian mereka berhasil diusir oleh prajurit Aceh.

voc
Alur waktu[sunting | sunting sumber]
Abad ke-17[sunting | sunting sumber]

Maret 1602 - Belanda berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah dengan


membentuk suatu kongsi dagang bernama VOC(Vereenigde Oost-Indische Compagnie).

1603 - VOC telah membangun pusat perdagangan pertama yang tetap di Banten namun
tidak menguntungkan kerena persaingan dengan para pedagang Tionghoa dan Inggris.

Februari 1605 - Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan
Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di
Hitu.

1602 - Sir James Lancaster kembali ditunjuk memimpin pelayaran yang armada berisi
orang-orang The East India Company dan tiba diAceh untuk selanjutnya menuju Banten.

1604 - Pelayaran yang ke-2 maskapai Inggris yang dipimpin oleh Sir Henry Middleton,
maskapai ini berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Akan tetapi di wilayah
yang mereka kunjungi ini mendapat perlawanan yang keras dari VOC.

1609 - VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan namun niat tersebut dihalangi
oleh raja Gowa. Raja Gowa tersebut melakukan kerjasama dengan pedagang-pedagang
Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol dan Portugis.

1610 - Ambon dijadikan pusat VOC, dipimpin seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3
orang gubernur-jendral, Ambon tidak begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar
karena jauh dari jalur-jalur utama perdagangan Asia.

1611 - Inggris berhasil mendirikan kantor dagangnya di bagian Indonesia lainnya, di


Sukadana (Kalimantan barat daya), Makassar, Jayakerta, Jepara, Aceh, Priaman, Jambi.

1618 - Des Banten mengambil keputusan untuk menghadapi Jayakarta dan VOC dengan
memaksa Inggris untuk membantu, dipimpin laksamana Thomas Dale.

1619 - Ketika VOC akan menyerah pada Inggris, secara tiba-tiba muncul tentara Banten
menghalangi maksud Inggris. Karena Banten tidak mau pos VOC di Batavia diisi oleh
Inggris. Akibatnya Thomas Dale melarikan diri dengan kapalnya; Banten menduduki
kotaBatavia.

12 Mei 1619 - Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta
sebagai Batavia.

Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen, seorang Belanda, melakukan pelayaran ke Banten
dengan 17 kapal.

30 Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten,


memukul mundur tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer dan
administrasi yang relatif aman bagi pergudangan dan pertukaran barang-barang, karena dari
Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia bagian timur, timur jauh, dari
Eropa.

1619 - Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia menggunakan
kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yang merintangi.
Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC.

1619 - Terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik sebanyak mungkin
pedagang Tionghoa yang ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang dan
Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Tiongkok. Di sini orangorang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka
aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yang terampil.

1620 - Atas dasar pertimbangan diplomatik di Eropa VOC terpaksa bekerjasama dengan
pihak Inggris dengan memperbolehkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon.

1620 - Dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC melakukan


pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau Banda dan
berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang dan mempekerjakan
tenaga kerja kaum budak.

1623 - VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda membunuh 12 agen


perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong
kepalanya.

1630 - Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer
untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia.

1637 - VOC yang telah beberapa lama di Maluku tidak mampu


memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yang terpenting, cengkeh.
Penyeludupan cengkeh semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yang

anti dengan VOC. Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap
para penyeludup dan pasukan-pasukan Ternate di Hoamoal.

1638 - Van Diemen kembali ke Maluku dan berusaha membuat persetujuan dengan raja
Ternate dimana VOC bersedia mengakui kedaulatan raja Ternate atas Seram, Hitu serta
menggaji raja sebesar 4.000 real/tahun dengan imbalan bahwa penyeludupan cengkeh akan
dihentikan dan VOC diberi kekuasaan de facto atas Maluku. Akan tetapi persetujuan ini
gagal.

1643 - Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa


raja Ternate Mandarsyah ke Batavia dan menandatangani perjanjian yang melarang
penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yang dikuasai
VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi
kebutuhan untuk konsumsi dunia.

1656 - Seluruh penduduk Ambon yang tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah
di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika
ekspedisi Hongi (armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh
liar yang harus dimusnahkan.

1660 - Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang Gowa, menghancurkan kapalkapal Portugis.

Agustus-Desember 1660 - Sultan Hasanuddin, raja Gowa dipaksa menerima persetujuan


perdamaian dengan VOC, namun persetujuan ini tidak berhasil mengakhiri permusuhan.

18 November 1667 - Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya,


akan tetapi Hasanuddin kembali mengobarkan pertempuran.

April 1668 dan Juni 1669 - VOC melakukan serangan besar-besaran terhadap Goa dan
setelah pertempuran ini perjanjian Bongaya benar-benar dilakukan.

1669 - Kondisi keadaan Nusantara bagian timur bertambah kacau, kehidupan ekonomi
dan administrasi tidak terkendalikan lagi.

1670 - VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di Indonesia Timur.


Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan tetapi kekuatannya
tidak begitu besar.

1670 - VOC menebangi tanaman rempah-rempah yang tidak dapat diawasi, Hoamoal
tidak dihuni lagi, orang Bugis dan Makassar meninggalkan kampung halamannya. Banyak
orang-orang Eropa dan sekutu-sekutu yang tewas, semata-mata guna mencapai tujuan VOC
untuk memonopoli rempah-rempah.

1674 - Pulau Jawa dalam keadaan yang memprihatinkan, kelaparan merajalela,


berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, dan hujan
yang tidak turun pada musimnya.

1680 - Di Jawa Barat, kerajaan Banten pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa mengalami
masa kejayaannya, Banten memiliki suatu armada yang dibangun menurut model Eropa.
Kapal-kapalnya berlayar memakai surat jalan menyelenggarakan perdagangan yang aktif
di Nusantara. Atas bantuan pihak Inggris, Denmark, Tiongkok orang-orang Banten dapat
berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Tiongkok, Filipina dan Jepang. Banten
merupakan penghasil lada yang sangat kaya.

1680 - VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah tertentu
saja di Jawa. daerah pegunungan seringkali tidak berhasil dikuasai dan daerah ini dijadikan
tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakanpemberontakan mengakibatkan kesulitan dan menguras dana VOC.

1682 - Pasukan VOC dipimpin Franois Tack dan Isaac de Saint-Martin berlayar menuju
Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut dan memonopoli
perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yang merupakan saingan VOC diusir.
Orang-orang Inggris mengundurkan diri ke Bengkulu dan Sumatera Selatan satu-satunya
pos mereka yang masih ada di Indonesia.

1683-1710 - VOC mengalami masalah keuangan yang sangat berat di wilayah Asia
selama kurun waktu tersebut. Di antara 23 kantornya hanya tiga (Jepang, Surat dan Persia)
yang mampu memberikan keuntungan; sembilan menunjukkan kerugian setiap tahun
termasuk Ambon, Banda, Ternate, Makassar, Banten, Cirebon dan wilayah pesisir Jawa.
VOC banyak mengeluarkan biaya-biaya yang sangat tinggi akibat pemberontakan di
samping pengeluaran pribadi VOC yang tidak efesien, kebejatan moral, korupsi yang
merajalela. VOC juga menuntut semakin banyak kepada rakyat Jawa, yang mengakibatkan
pemberontakan yang terus berlanjut dan pengeluaran VOC bertambah tinggi.

1684 - Gubernur-Jendral Speelman meninggal. Terbongkarlah korupsi dan penyalah


gunaan kekuasaan. Konon Speelman memerintah tanpa menghiraukan nasihat Dewan
Hindia dan banyak melakukan pembayaran dengan uang VOC yang pada dasarnya tidak
pernah ada untuk pekerjaan yang tidak pernah dilakukan. Selama masa kekuasaan
Speelmen jumlah penjualan tekstil menurun 90%, monopoli candu tidak efektif. Speelman
juga banyak melakukan penggelapan uang negara dan pada 1685semua penunggalan
Speelman disita negara.

8 Februari 1686 - Dengan tipu muslihat Surapati berhasil membunuh Franois Tack
dalam suatu pertempuran. Tack tewas dengan dua puluh luka di tubuhnya.

1690 - Belanda berusaha membalas kekalahan yang dialami Tack tetapi gagal karena
Surapati menguasai teknik-teknik militer Eropa dengan baik.

Abad ke-18[sunting | sunting sumber]

1702 - Jumlah kekuatan serdadu militer Belanda yang berkebangsaan Eropa hanya
tinggal sedikit. Administrasi VOC kacau balau
1706 - Surapati terbunuh di Bangil.

1721 - VOC mengumumkan apa yang dinamakan komplotan orang-orang Islam yang
bermaksud melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa di Batavia dan juga orangorang Tionghoa.

1722 - Perlakuan terhadap orang-orang Tionghoa bertambah kejam dan korup.


Walaupun demikian jumlah orang Tionghoa bertambah dengan pesat. VOC melakukan
sistem kuota untuk membatasi imigrasi, tetapi kapten-kapten kapal Tionghoa mampu
menghindarinya dengan bantuan dari pejabat VOC yang korupsi. Kebanyakan orang-orang
Tionghoa pendatang yang tidak memperoleh pekerjaan sebagian besar mereka bergabung
menjadi gerombolan-gerombolan penjahat di sekitar Batavia.

1727 - Posisi ekonomi orang Tionghoa makin penting di satu pihak dan sering terjadinya
kejahatan oleh orang Tionghoa, menimbulkan perasaan tidak senang terhadap orang
Tionghoa. Rasa tidak senang menjadi semakin tebal di kalangan warga bebas, koloniskolonis Belanda yang tidak dapat menandingi orang Tionghoa. Timbullah kemudian rasa
permusuhan dan sikap rasialis terhadap orang Tionghoa.

1727 - Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan peraturan bahwa semua orang


Tionghoa yang telah tinggal 10 sampai 12 tahun di Batavia dan belum memiliki surat izin
akan dikembalikan ke Tiongkok.

1729 - Pemerintah kolonial memberikan kesempatan selama 6 bulan kepada orang


Tionghoa untuk mengajukan permohonan izin tinggal di Batavia dengan membayar 2 ringgit.

1730 - Dikeluarkan larangan bagi orang Tionghoa untuk membuka tempat penginapan,
tempat pemadatan candu dan warung baik di dalam maupun di luar kota.

1736 - Pemerintah kolonial mengadakan pendaftaran bagi semua orang Tionghoa yang
tidak memiliki surat izin tinggal.

1740 - Terdapat 2.500 rumah orang Tionghoa di dalam tembok Batavia sedangkan
jumlah orang Tionghoa di kota dan daerah sekitarnya diperkirakan 15.000 jiwa. Jumlah ini
setidak-tidaknya merupakan 17% dari keseluruhan penduduk di daerah terebut. Ada
kemungkinan bahwa orang-orang Tionghoa sebenarnya merupakan unsur penduduk yang
lebih besar jumlahnya. Ada pula orang-orang Tionghoa di kota-kota pelabuhan Jawa dan
Kartasura walaupun jumlahnya hanya sedikit.

1740 - Terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tidak kurang 1.000 orang
Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih setelah sering terjadi
penangkapan, penyiksaan, dan perampasan hak milik Tionghoa.

4 Februari 1740 - Segerombolan orang Tionghoa melakukan pemberontakan dan


penyerbuan pos penjagaan untuk membebaskan bangsanya yang ditahan.

Juni 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang
Tionghoa yang tidak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan
ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang.

September 1740 - Tersiar berita bahwa segerombolan orang Tionghoa di daerah


pedesaan sekitar Batavia bergerak mendekati pintu gerbang Batavia. Mr. Cornelis
diTangerang dan de Qual di Bekasi, memerintahkan memperkuat pos-pos penjagaan.

7 Oktober 1740 - Pasukan bantuan yang dikirim ke Tangerang oleh pemerintah kolonial
diserang oleh gerombolan Tionghoa, sebagian besar dari pasukan tersebut tewas.

Oktober 1740 - Berdasarkan bukti yang didapatkan VOC menarik kesimpulan bahwa
orang-orang Tionghoa sedang merencanakan sebuah pemberontakan.

8 Oktober 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan maklumat, antara lain perintah


menyerahkan senjata kepada kompeni. Jam malam diadakan.

9 Oktober 1740 - Dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besarbesaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini adalah orang-orang Eropa dan para
budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10.000 orang Tionghoa yang tewas. Perkampungan
orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti setelah orang
Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya
yang rutin.

10 Oktober 1740 - Pertahanan kompeni Belanda di Tangerang diserang oleh sekitar


3.000 orang pemberontak Tionghoa.

Mei 1741 - Orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos dari pembantaian di Batavia
melarikan diri ke arah timur menyusur sepanjang daerah pesisir. Mereka melakukan
perebutan pos di Juwana. Markas besar VOC dikepung dan pos-pos lainnya terancam.

Juli 1741 - Pos VOC di Rembang dihancurkan oleh orang-orang Tionghoa yang
membantai seluruh personel VOC.

Juli 1741 - Prajurit raja yang berada di Kartasura menyerang pos garnisun VOC.
Komandan VOC Kapten Johannes van Velsen dan beberapa serdadu lainnya tewas.
Serdadu yang selamat ditawari pilihan beralih ke agama Islam atau mati dan banyak yang
memilih pindah agama.

November 1741 - Pakubuwana II mengirim pasukan artileri ke Semarang. Pasukan


prajurit-prajurit tersebut bersatu dengan orang Tionghoa melakukan pengepungan terhadap
pos VOC. Pos VOC di Semarang ini dikepung oleh kira-kira 20.000 orang Jawa dan 3.500
orang Tionghoa dengan 30 pucuk meriam. Orang Jawa dan Tionghoa bersatu melawan
kompeni Belanda.

Desember 1741-awal 1742 - VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam
serangan.

13 Februari 1755 - VOC menandatangani Perjanjian Giyanti. Isinya VOC mengakui


Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana I, penguasa separuh wilayah Jawa Tengah.

September 1789 - Belanda mendengar desas-desus bahwa raja Jawa akan melakukan
pembunuhan terhadap orang-orang Eropa, sehingga mengutus seorang residen yang
bernama Andries Hartsick dengan memakai pakaian Jawa menghadiri pertemuan rahasia di
Istana Jawa.

1 Januari 1800 - VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan
Asia. Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda
menjadi milik Perancis.

HINDIA Belanda
Alur waktu[sunting | sunting sumber]

Abad ke-19[sunting | sunting sumber]


1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles)[sunting | sunting sumber]

1800

VOC resmi dibubarkan pada 1 Januari; hak miliknya dialihkan kepada


pemerintah Belanda.

Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki


Belanda menjadi milik Perancis.

Sultan dari Kraton Kanoman di Cirebon dibuang ke Ambon oleh pemerintah


Belanda.

Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di bawah pimpinan Bagus Rangin.


1801

Britania menguasai wilayah Minahasa, hingga tahun 1889


1802

Malaka dan Maluku dikembalikan dari Britania ke tangan Belanda


melalui Persetujuan Amiens. Belanda mulai mengirim tambahan militer ke Jawa.
1803

Pemerintah Belanda (Republik Batavia) mengeluarkan keputusan kolonial yang


menjadikan pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab kepada pemerintah Belanda
(berbeda dengan VOC).

Tiga orang haji dari Minangkabau kembali setelah perjalanan naik haji
ke Mekkah, dan bertemu dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang mulai
menguat di Arabia dan menguasai Mekkah. Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai
dengan pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh, tempat keberangkatan orang-orang yang

naik haji. Gerakan Padri mulai berkembang di daerah Minangkabau, mengembangkan


ajaran Islam yang lebih ortodoks yang melawan praktik-praktik tradisional setempat.

Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda.


Mahmud Badaruddin II menjadi Sultan Palembang-Darussalam menggantikan
ayahnya Sultan Muhamad Bahauddin.
1806

Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-tentara Perancis dan Belanda


di lepas pantai Jawa.

Britania merebut Bangka.

Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda.

"Republik Batavia" di Belanda, di bawah kekuasaan Prancis, diubah menjadi


"Kerajaan Hollandia", dengan Louis, saudara laki-lakiNapoleon, sebagai rajanya.
1807

Tondano memimpin pemberontakan melawan Britania di Minahasa.

Britania kembali menguasai Malaka.

Pemerintahan Belanda yang dikuasai Perancis menunjuk Daendels sebagai


Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
1808

1 Januari Daendels tiba. Ia memindahkan tempat kediaman resminya


ke Buitenzorg (kini dinamai Bogor). Daendels memerintah dengan menjalankan prinsipprinsip pembaharuan dengan metode-metode kediktatoran ke Jawa. Daendels berusaha
memberantas ketidakefisienan, korupsi, penyelewengan-penyelewengan dalam
administrasi Eropa. Akibat rasa tidak suka dari naluri-naluri antifeodal, Daendels
menganggap penguasa Jawa sebagai pegawai administrasi Eropa. Sehingga dimulailah
suatu masa konflik yang sangat panjang.
Daendels secara resmi menguasai Lampung untuk Belanda.

Pakubuwono IV mengadakan hubungan damai dengan


Daendels; Hamengkubuwono II menentangnya.

Mangkunegara II membentuk "Legiun Mangkunegaran" dengan pendanaan


Belanda.

Daendels membebaskan Sultan Cirebon yang dibuang sebelumnya, namun


pemberontakan di daerah pedesaan sekitar Cirebon berlanjut.

18 Agustus Daendels menata kembali wilayah-wilayah di bawah kekuasaan


Belanda di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para bupati dan penguasa setempat dijadikan
pegawai pemerintah Belanda.

Daendels memerintahkan serangkaian pekerjaan umum di sekitar Banten,


termasuk pembangunan jalan-jalan raya dan sebuah pelabuhan baru, yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja setempat. Para pekerja itu memberontak karena
beban pekerjaannya; Residen Belanda di Banten dibunuh. Daendels mengirimkan suatu
pasukan militer untuk memadamkan pemberontakan dan menggantikan Sultan, yang
dibuang ke Ambon.

Britania memutuskan untuk melepaskan Malaka; Stamford Raffles, yang saat itu
seorang pegawai kecil, menulis surat yang penting kepada India yang isinya mendesak
agar keputusan itu diubah. Keputusan diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka.

Sulaiman Saidullah menjadi Sultan Banjar.


1809

Daendels membangun jalan pegunungan dari Batavia ke Cirebon (Jalan Raya


Pos/Groote Postweg), memerintahkan pemindahkan kota Bandung ke jalan tersebut
(tempatnya sekarang). Pangeran Kornel, pemerintah setempat di Sumedang, menolak
bekerja sama karena perlakuan yang buruk terhadap rakyat setempat.

Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin demi


mengonsolidasikan kekuasaannya di Jawa.

1810

Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin.

Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon, Ternate and Tidore.

Raden Rangga, ipar Sultan, memulai pemberontakan yang gagal melawan


Belanda di Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara berangkat ke Yogyakarta,
memaksa Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya
kepada Hamengkubuwono III.

Napoleon menganeksasi Belanda untuk Perancis. Daendels mengibarkan


bendera Perancis di Batavia.

Raffles mengunjungi Lord Minto, Gubernur Jenderal Britania di India,


di Kolkata (Kalkuta), mendesaknya agar mengusir Perancis dan Belanda dari Jawa.
Minto setuju.

1811

Januari, Daendels memaksakan perjanjian-perjanjian baru terhadap Yogyakarta


dan Surakarta, isinya mencakup penghentian pembayaran uang sewa Belanda kepada
kedua Sultan untuk wilayah-wilayah pantai utara.

Hamengkubuwono III menyerahkan Pangeran Natakusuma kepada Belanda,


karena dicurigai terlibat dalam pemberontakan 1810.

Mei, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. (Tak lama kemudian
Daendels bekerja di bawah Napoleon dalam peperangannya yang gagal di Moskwa.)

3 Agustus pasukan-pasukan Britania dengan puluhan kapal berlabuh di Jawa.

Para pangeran setempat di Banten, yang masih dilanda pemberontakan karena


beban pekerjaan-pekerjaan umum yang diperintahkan Daendels, menangkap dan
memenjarakan Sultan Banten dan bekerja sama dengan Britania.

26 Agustus Perang Jawa Britania-Belanda dimulai. Britania di bawah Lord Minto


merebut Batavia. Belanda, yang menderita kekalahan yang hebat, mengundurkan diri ke
Semarang.

18 September Pemerintahan Belanda di bawah Janssens menyerah kepada


Britania di Salatiga (Kapitulasi Tuntang).

Thomas Stamford Raffles sebagai wakil kerajaan Britania, diangkat sebagai


Letnan Gubernur Jenderal Jawa. Dia berusaha menunjukkan perhatiannya terhadap
kesejahteraan penduduk asli sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain itu tindakan
kebijaksanaan Raffles yang terkenal di Indonesia adalah memasukkan
sistemlandrente (pajak tanah) yang selanjutnya meletakkan dasar begi perkembangan
perekonomian, Raffles juga mengenalkan sistem uang dan penekanan desa sebagai
pusat administrasi.

Bagus Rangin ditangkap oleh Britania; pemberontakan di sekitar Cirebon


mereda.

Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya dibunuh, diduga karena


perintah Sultan Mahmud Badaruddin II; Britania memerintahkan Badruddin digulingkan
dan digantikan oleh saudara lelakinya, Husin Diauddin.

Hamengkubuwono II merebut kembali gelarnya di Yogyakarta.

Desember Raffles mengunjungi Kraton Yogyakarta sehingga membangkitkan


sikap bermusuhan.

Pakubuwono IV mengirimkan surat-surat rahasia ke Yogyakarta yang


menawarkan bantuan kepada Britania, namun juga mengharapkan Yogyakarta akan
dapat memperluas daerahnya; Britania mulai melakukan perundingan rahasia dengan
Hamengkubuwono III; Natakusuma menawarkan bantuan kepada Britania.

1812

12 Januari Raffles mengeluarkan pengumuman untuk menata ulang dan


memodernisasikan sistem pengadilan.

Juni, Britania dibantu prajurit Legiun Mangkunegara menembaki Yogyakarta


dengan meriam, merebut, dan merampok kota itu. Pakubuwono IV dari Surakarta tidak
banyak membantu. Hamengkubuwono II disingkirkan oleh Britania, dibuang ke Padang,
dan digantikan kembali oleh Hamengkubuwono III.

Natakusuma menjadi Pangeran Pakualam I, mendirikan Dinasti Pakualam.

Oktober Britania menandatangani perjanjian dengan Sultan Banjar.

Britania merebut Timor.

Britania menguasai Palembang, Britania mengangkat pangeran Adipati menjadi


sultan dengan gelar Ahmad Najamuddin II atau Husin Diauddin

Britania menguasai Belitung sebagai ganti rugi untuk "pembantaian" di


Palembang pada tahun sebelumnya.

1813

Britania berdamai dengan Palembang, Mahmud Badaruddin II naik tahta kembali


menjadi Sultan Palembang

Raffles menghapuskan Kesultanan Banten; Sultan akan diberikan uang pensiun


oleh pemerintah Britania.

November, Pemberontakan di Belanda melawan Napoleon.


1814

Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung serta promotor Raffles
meninggal dunia. Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti tidak bersalah.

21 Juni Perjanjian antara bangsa-bangsa yang berperang melawan Napoleon


untuk mendirikan sebuah "Kerajaan Belanda" yang baru.

13 Agustus Britania setuju bahwa semua harta dan kekuasaannya di Hindia


Belanda dikembalikan kepada Belanda.

Perang Britania dengan orang-orang Bali di Buleleng dan Karangasem karena


perdagangan budak.

Bone menyerang kekuasaan Britania.

Orang-orang Britania ditempatkan di Banjarmasin dan Pontianak.

Hamengkubuwono IV berkuasa di Yogyakarta. Diponegoro (kakak laki-lakinya


yang menolak naik takhta) ditunjuk sebagai wali dari Sultan yang baru berusia 13 tahun.

Ekspedisi Britania melaporkan penemuan Borobudur dan Prambanan ke Eropa


untuk pertama kalinya.

1815

Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau dibunuh oleh para


pendukung Padri; kaum Padri mulai memperluas penyebaran Islam ke daerah-daerah
Batak.

April-Juli, Gunung Tambora di Sumbawa meletus: 12.000 orang meninggal


karena letusan itu sendiri, belakangan 50.000 meninggal karena kelaparan yang

disebabkan letusan itu. Gunung Tambora menyemburkan debu vulkanik sejauh beriburibu kilometer sehingga iklim dunia berubah drastis.

Mei, Raffles mengunjungi Borobudur.

Raffles memerintah langsung atas Cirebon, menyingkirkan kekuasaan dari para


Sultannya.

Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan tentang pemerintahan Hindia


Belanda. (Aturan-aturan ini kelak menjadi semacam konstitusi untuk Hindia Belanda,
dalam suatu bentuknya atau yang lainnya, hingga 1942.)

Pada Kongres Wina, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan
kekuasaan Hindia Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan
yang mengakhiri Perang Napoleon.

1816

Bone kembali menyerang Britania.

19 Agustus, Belanda kembali berkuasa di Batavia. Cornelis Elout melanjutkan


kebijakan-kebijakan pembaruan Raffles. Penyerahan kekuasan dari Inggris (letnan
Gubernur John Fendall) kepada Belanda (Komisaris Jenderal yang terdiri dari Tiga
orang, yakni Elout, Buijskes, Van der Capellen). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia
dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai bagian dari penyusunan kembali secara
menyeluruh urusan-urusan Eropa setelah perang-perang Napoleon. Thomas Stamford
Raffles meninggalkan Jawa kembali ke Inggris.

Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja Bali menerima kekuasaan


Belanda.

Wilayah Hindia Belanda

1817

Wilayah Madura disatukan menjadi satu kabupaten/keresidenan.


Pattimura memimpin pemberontakan melawan Belanda yang kini kembali di
Ambon; digantung pada Desember.

8 Mei, Kebun Raya didirikan di Bogor.

Gunung Ijen meletus di Jawa Timur.

1818

Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin benteng Britania di
Bengkulu. Dari sana ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di Hindia.

Raffles mengirim sebuah pasukan kecil ke Lampung untuk membangun


kekuasaan Britania di sana; para pegawai Perusahaan Hindia Timur Britania di Kolkata
memanggilnya kembali.

Raffles mengirim pasukan-pasukan ke Palembang untuk mencampuri


perundingan-perundingan antara Sultan dan Belanda. Mereka ditangkap dan dikirim ke
Batavia. Para pejabat Britania sekali lagi memerintahkan Raffles untuk mengundurkan
diri.

Di bawah Cornelis Elout, Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

Belanda kembali ke Melaka.

Belanda kembali ke Pontianak.

1819

19 Januari, Raffles mendirikan Singapura, setelah membeli pulau itu dari


Sultan Johore.

Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan aksi-aksi antiBelanda di pedesaan Minangkabau.

Perang Menteng meletus di Palembang.


Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin
III menggantikan ayahnya Sultan Mahmud Badaruddin II.
1820

Pakubuwono V menjadi Susuhunan Solo.

Belanda mengirim ekspedisi ke Kepulauan Aru.

Komisi payung dibentuk untuk mengawasi gereja-gereja Protestan di Hindia


Belanda.

1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa)[sunting | sunting sumber]

1821

Para bangsawan Minangkabau yang tersisa menandatangani perjanjian yang


menyerahkan Minangkabau kepada Belanda sebagai pembayaran untuk perlindungan
terhadap kaum Paderi.

"Perang Padri" meletus, hingga 1837.

Kolera muncul pertama kali di Jawa; panen padi gagal.

Britania menguasai Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarganya


ditangkap dan diasingkan ke Ternate.

Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin IV.
1822

Hamengkubuwono IV meninggal, sementara menyebar desas-desus bahwa ia


telah diracuni. Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru. Diponegoro kecewa
karena penanganan situasinya oleh para pejabat Belanda.

Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta.


1823

Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum Padri di Lintau.


Gubernur Jenderal van der Capellen menghapuskan penyewaan tanah di Jawa
Tengah. Dia memerintahkan sewa-menyewa tanah dihapuskan dan mengembalikan
uang muka yang telah dibayarkan penyewa Tionghoa dan Eropa kepada pemilik tanah
untuk dikembalikan. Hal ini menjadikan bengsawan kehilangan sumber pendapatannya
sementara uang muka yang telah diterima sudah habis digunakan.

Pakubuwono VI naik takhta di Solo.

Kramo Jayo menjadi Sultan Palembang.

Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk, kembali ke Inggris.

1824

17 Maret, Britania dan Belanda menandatangani Perjanjian London dan


membagi Hindia Belanda di antara mereka sendiri. Belanda mengklaim Sumatra, Jawa,
Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Britania mengklaim Malaya dan Singapura, dan
mempertahankan kepentingannya di Borneo Utara. Aceh diharapkan akan tetap
independen.

Bone merebut wilayah-wilayah Belanda di Sulawesi selatan.


Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan - Gubernur Jenderal van der
Capellen menawarkan koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta Britania, Palmer
and Co., sebagai ganti pinjaman untuk menebus pemerintahan kolonial. (Pemerintah
Belanda yang merasa dipermalukan oleh kejadian-kejadian ini, memberikan pinjaman
besar kepada Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.)

Belanda membentuk pemerintahan langsung di Riau.


1825

29 Maret, Nederlandsche Handel Maatschappij (Perusahaan Dagang Belanda)


dibentuk. Komoditi-komoditi ekspor seperti kopi, gula, nila yang dihasilkan masyarakat
dikapalkan ke Eropa oleh perusahaan ini.

Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang Diponegoro; pertempuran sporadik


berlanjut selama bertahun-tahun.

para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli selatan. Raja Sisingamangaraja


X dari Batak terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri.

Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik haji untuk memperoleh paspor
dan membajar pajak seharga 110 gulden.

Mei, Diponegoro dan para penguasa istana bentrok karena pertikaian


menyangkut jalan yang baru yang akan dibangun di dekat Tegalreja yang melewati
makam dan tanah leluhur.

Juli, Belanda mengirim pasukan-pasukannya untuk menangkap Diponegoro,


yang mengumumkan pemberontakan. Tegalreja direbut dan dibakar, Diponegoro
berhasil melarikan diri. Inilah awal dari "Perang Diponegoro", yang berlangsung hingga
1830. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual
pemberontakan.

Adam al-Wasi' Billah menjadi Sultan Banjar.

Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda membentuk pemerintahan


langsung.

Belanda mengeluarkan perintah untuk menangkap Raden Intan di Lampung.


Raden Intan meninggal dan digantikan oleh Raden Imba Kusuma.

1826

Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Timur.

Belanda mulai mengorganisasi pasukan-pasukan khusus untuk berperang di


Hindia Belanda.

Van der Capellen digantikan oleh Du Bus sebagai Gubernur Jenderal.

Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan di


Ambon, dan mengangkatnya kembali sebagai Sultan Yogyakarta.

Oktober, Diponegoro dikalahkan di Gowok, dekat Surakarta. Pasukanpasukannya dipukul balik.

1827

Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam Perang Diponegoro,


mengganti dengan taktik-taktik yang lebih fleksibel, mengadakan serangan-serangan
terhadap para pasukan gerilya.
1828

April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi Belanda.

Madura menjadi satu keresidenan dengan Surabaya.

Wabah cacar di Bali.

Fort Du Bus didirikan Belanda di Papua.

November Kyai Maja, penasihat rohani Diponegoro, ditangkap Belanda setelah


pertempuran berlangsung.
1829

September Pangeran Mangkubumi (paman dari Diponegoro) menyerah. Ia


diizinkan kembali ke istananya.

Oktober, Panglima Sentot Alibasyah menyerah. Belanda mengangkatnya menjadi


Letnan kolonel.

1830

Mataram setelah Perang Diponegoropada tahun 1830.

Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan Magelang, ditangkap dan


dibuang ke Manado, lalu ke Makassar (hingga meninggal tahun 1855).

Pakubuwono VI, dicurigai oleh Belanda, dibuang ke Ambon (hingga


1849). Pakubuwono VII menjadi Susuhunan Solo.

Johannes van den Bosch tiba sebagai Gubernur Jenderal yang baru, mulai
menerapkan cultuur stelsel atau "tanam paksa". Setiap desa harus menyisihkan
sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil
tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah
dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.

Tanam paksa tumbuhan indigo (nila) diperkenalkan di Priangan.

Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda.

Nederlands Zendelinggenootschap (NZG - Perhimpunan Zending Belanda) mulai


menawarkan pendidikan kepada anak-anak pribumi.

4 Desember Van den Bosch secara resmi mengorganisasi pasukan Belanda dari
Perang Jawa menjadi Oost-Indische Leger, atau "Tentara Hindia Timur" (belakangan
dikenal sebagai KNIL).

1831

Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat anggaran berimbang.


Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri di Sumatra dan mencapai
wilayah Bonjol.
1832

Belanda menggulingkan Sultan Jailolo dan menguasai Halmahera.

Kapal-kapal AS menembaki desa-desa pantai di Aceh dalam upaya mengatasi


perompakan.
1833

Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol bangkit dalam pemberontakan


rakyat; pasukan-pasukan Belanda di daerah itu dibantai. Perang Padri memanas;
Belanda menyegel daerah pantai. Sentot berperang di pihak Belanda, namun
kemungkinan di dalam hatinya ia tidak memihak Belanda. Belanda menempatkan Sentot
di bawah pengawasan di Bengkulu (hingga 1855).

Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk melawan Palembang.


1834

Belanda memaksa Sultan Muhammad Fahruddin dari Jambi mengakui


kekuasaan Belanda.

Pemerintah Portugis mengusir para pastor Dominikan dari Timor Timur.


1836

Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua.


1837

Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan Belanda dalam Perang Padri.


Tuanku Imam Bonjol menyerah dan dikirim ke pembuangan.
1838

Kemenangan Belanda di Daludalu mengakhiri Perang Padri di Minangkabau.


Pemerintahan langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan (hukum adat dan para
bangsawan tampaknya pro-Belanda, para pemimpin Islam anti-Belanda).

Ekspedisi Belanda melawan Flores.

Bone memperbarui Perjanjian Bungaya; peperangan melawan Belanda mereda.

Belanda meresmikan kehadirannya di Nias.

Sulaiman mewarisi takhta Aceh, tetapi Tuanku Ibrahim memerintah sebagai wali,
dan berkuasa di Aceh hingga 1870.

Kerajaan Mataram di Lombok menguasai seluruh pulau, ditambah Karangasem


di Bali.

1839

Pedagang Denmark, Mads Lange, membuka sebuah pos perdagangan di Kuta,


Bali.

1840

Cultuur stelsel sudah menghadapi berbagai masalah. Tanda-tanda penderitaan di


kalangan orang pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak. Khususnya di daerah
penanaman tebu. Pabrik-pabrik gula bersaing dengan pertanian padi untuk jatah air.
Timbul paceklik dan harga beras menjadi sangat mahal.

1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar)[sunting | sunting sumber]

1841

Raja-raja Badung, Klungkung, Karangasem dan Buleleng di Bali


menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Belanda; para raja itu diberikan
hak untuk tetap berkuasa ke dalam.

James Brooke mulai membangun sebuah kerajaan pribadi untuk dirinya sendiri
di Sarawak.

1842

Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah utara Palembang
karena kekuatiran Britania.

Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai menghasut pemberontakan.


1843

Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda.

Kelaparan di Cirebon.

1844

Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan Belanda, dan menolak
untuk mengesahkan perjanjian.
1845

Industri vanila dimulai di Jawa.


1846

Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng; raja-raja lain diamdiam mendukung kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja dihancurkan.
Raja Buleleng menandatangani perjanjian penyerahan. Hindia Belanda menempatkan
sebuah pos pasukan di Singaraja.

Ekspedisi Hindia Belanda melawan Flores.

Wabah tipus merebak di Jawa.

Hindia Belanda menguasai Samarinda.

Tambang batu bara komersial pertama dibuka di Martapura, Kalimantan Selatan.

Pemberontakan di Banten.

1847

Ekspedisi militer Belanda ke Nias.


1848

Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali untuk menghadapi konflik
yang timbul karena pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat. Pasukan ini
dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Jilantik di Jagaraga,
dan menarik diri dari pulau itu.

Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara (parlemen) Belanda mempunyai


kuasa atas urusan-urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen menuntut diadakannya
perubahan di tanah jajahan dan mendesak diadakannya pembaharuan liberal.
Pengurangan peranan pemerintah dalam perekonomian kolonial, pembebasan terhadap
pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya tanam paksa.

Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui untuk Hindia Belanda


diperkenalkan, dan berlaku hanya untuk keturunan Eropa saja.

Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh Baron van Hoevell (seorang


pendeta Hervormd Belanda), memohon kepada Raja Belanda agar
diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah untuk masyarakat, dan perwakilan
untuk Hindia Belanda di Dewan Negara.

Sekolah-sekolah karesidenan untuk pendidikan dan latihan anak-anak para


pemerintah dan bangsawan setempat, mulai dibuka.

1849

April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam jumlah besar dikirim ke Bali.
Gusti Ketut Jilantik gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda menguasai Buleleng dan
pantai utara Bali.

Mei Pasukan-pasukan Hindia Belanda memasuki Bali selatan untuk pertama


kalinya, bergerak melalui Karangasem dan Klungkung untuk memadamkan perlawanan.

Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem.

Belanda menguasai penuh Palembang.

1850

Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku Batak di Sumatra utara.


Pemerintah Hindia Belanda melarang para misionaris Katolik memasuki daerah suku
Batak di Sumatra atau Toraja di Sulawesi. Hanya para misionaris Protestan yang
diizinkan masuk ke sana.

Bala kelaparan di Jawa Tengah.

Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di Flores.

1851

Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan di Gambir (Weltevreden), Batavia.


Billiton Maatschappij memulai pertambangan timah di Belitung. Banyak buruh
Tionghoa yang didatangkan ke sana.
1852

Aceh mengirim utusan kepada Napoleon III dari Perancis.

Pohon kola diperkenalkan di Jawa.

Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon jemaah haji.

1853

Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara.

Mangkunegara IV mengambil gelarnya di Surakarta.

1854

Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu pembaruan konstitusional untuk


daerah Hindia Belanda ("Regeeringsreglement"). Para penguasa setempat di Hindia
Belanda akan tetap memiliki kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan berkuasa
atas nama Belanda. Pemisahan yang ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander
diakui di dalam undang-undang.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda memperoleh kuasa untuk mengasingkan


siapapun juga; terhukum tidak memiliki hak untuk naik banding atau meninjau ulang
keputusannya.

Aceh menegakkan kekuasaannnya atas Langkat, Deli dan Serdang di pantai


timur Sumatra ("pelabuhan lada").

Tanaman cinchona (kina) diperkenalkan di Priangan, di Cibodas, Jawa Barat.

1855

Hamengkubuwono VI menjadi Sultan Yogyakarta.

Militer Belanda melakukan ekspedisi ke Nias.

Belanda memperluas kekuasaannya atas Kalimantan Barat.

Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Rotterdam, Makassar.

1856

Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada Gubernur Jenderal untuk


melakukan sensor pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik banding atau
peninjauan kembali.

Maret, Eduard Douwes Dekker dipecat dari posisinya di pemerintahan di Jawa


Barat setelah menuduh para bupati setempat melakukan korupsi. (Belakangan, dengan
nama pena "Multatuli", ia menulis novel "Max Havelaar", yang mengungkapkan kondisikondisi dan penindasan di Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di
Belanda.)

Ekspedisi militer Belanda ke Flores.


1857

Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan Banjarmasin, dengan


mendukung Tamjidillah daripada Hidayatullah yang lebih populer.

Kabel telegraf pertama diletakkan dari Batavia ke Buitenzorg (Bogor).


1858

Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan.

Ratu Taha Saifuddin dari Jambi menolak perjanjian dengan Belanda, melarikan
diri ke hutan-hutan dengan membawa pusaka (lambang kekuasaan keluarganya), dan
berjuang hingga 1904.

Belanda mengambil Siak di Sumatra utara melalui perjanjian dan memindahkan


pasukan-pasukannya untuk mencegah para petualang Britania mendapatkan tempat
berpijak di sana. Perbatasan Siak ditetapkan hingga mencakup Langkat dan Deli, yang
berbatasan dengan wilayah Aceh.

Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit karena biaya-biaya militer.

Pakubuwono VIII menjadi Susuhunan Solo.

1859

Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari; Belanda menarik


dukungannya terhadap Tamjidillah, mengirimnya ke Buitenzorg (kini Bogor).

Portugis menandantangani perjanjian dengan Belanda: Portugis melepaskan


pos-posnya yang jauh dan klaim-klaimnya atas Flores dan Solor kepada Belanda, dan
mempertahankan haknya atas Timor Portugis. Pembagian antara Timor Barat dan Timur
diputuskan.

Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia Belanda.

Ekspedisi militer Belanda ke Bone untuk menggulingkan Ratu Basse Kajuara.

Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga Singapura.


1860

"Max Havelaar" diterbitkan.

Belanda membuka Pulau Sabu.

Belanda menghapuskan Kesultanan Banjarmasin, dan memaksakan


pemerintahan kolonial langsung.

Belanda memperluas wilayah protektoratnya hingga mencakup Kesultanan


Wajo di Sulawesi.

1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria)[sunting | sunting sumber]

1861

Pakubuwono IX menjadi Susuhunan Solo.


Para misionaris Protestan Jerman mulai bekerja di sekitar Danau Toba di
Sumatera Utara.
1862

Pangeran Hidayatullah menyerah di Banjarmasin, dan dibuang ke


Jawa. Antasari meninggal karena cacar, perang gerilya berlanjut.

Wajib tanam lada dihentikan.


1863

Ekspedisi militer Belanda ke Nias.


Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat dan "pelabuhan-pelabuhan
lada lainnya " di Sumatra.

1 Juli, Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia Belanda.

Tanaman tembakau diperkenalkan di Sumatera Utara.

Fransen van de Putte, seorang bekas pemilik perkebunan di Jawa dan


penentang sistem tanam paksa, menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda.

Wajib tanam cengkeh dan pala diakhiri.


1864

1 April, Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan.

Belanda bereksperimen dengan tanaman karet di Jawa dan Sumatra.

Belanda mengklaim Kepulauan Mentawai.

Sultan Siak terakhir turun takhta.

1865

Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.

Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan Sumatera Utara.

Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan Asahan di


Sumatera Utara dan menyingkirkan Sultan ke Riau.

Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru diperkenalkan.


1866

Wajib tanam tembakau diakhiri.

Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Sumba.

1867

Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang meninggal.


"Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan keuangan Hindia Belanda
dipisahkan dari keuangan Belanda.

Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.


1868

Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu.


1869

Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.

Aceh memohon perlindungan kepada Kerajaan Ottoman.

Deli Maatschappij didirikan oleh para investor swasta.

Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya
perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti
Aceh jauh lebih penting dan strategis.
1870

Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung Belanda.

Sultan Mahmud Syah memerintah di Aceh hingga 1874.

Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan agrikultur.

Penyakit melanda tanaman kopi di Jawa.

Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka.

1871

Undang-undang Agraria, Agrarische Wet, menggalakkan privatisasi pertanian,


dan mulai membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai tindak lanjut atas kemenangan
partai Liberal di Belanda, sekaligus menggantikan politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)
dengan penanaman modal pengusaha Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet
mendukung berdirinya perkebunan-perkebunan besar Belanda di Hindia Belanda,
sehingga dapat disebut sebagai upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda.

Wabah cacar membunuh 18.000 orang di Bali.

Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke Australia.

November, Traktat Sumatra antara Britania dan Belanda: Belanda


memberikan Pantai Emas kepada Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh
kontrak dari India ke Guiana Belanda (kini: Suriname); Belanda bebas bertindak di
Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari
perjanjian ini: tidak ada lagi keberatan terhadap upaya Belanda menaklukkan Aceh.
1872

Perang Batak dimulai di Sumatra utara, berlangsung hingga 1895.

Peta peperangan Hindia Belanda

1873

25 Januari Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan dengan konsul Amerika


di Singapura, namun Washingtonmenolak memberikan bantuan AS. Belanda menjawab
dengan peperangan.

26 Maret Perang Aceh meletus. Belanda mengebom Banda Aceh.

8 April Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya di Banda Aceh.

25 April pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda mundur.

Sultan Kutai menandatangani perjanjian yang mengakui Belanda.


Tanaman teh Assam dari India diperkenalkan untuk menggantikan tanaman teh
dari Tiongkok, yang hasilnya mengecewakan. Produksi teh mulai meningkat.

Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa.

11 November Belanda menyerang Aceh kembali, dan mempertahankan posisi


mereka, namun mengalami kerugian besar karena penyakit.

Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun, berusaha menguasai


Aceh, namun tidak pernah benar-benar berhasil.

1874

24 Januari Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan mengundurkan diri ke


daerah perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh telah berakhir.

Sultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan; Sultan Ibrahim Mansur
Syah memimpin kesultanan di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang
bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan Aceh.

Ekspedisi Belanda ke Flores.

Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru.

1875

Hindia Belanda, Australia, dan Jerman menetapkan perbatasan antara klaimklaim mereka di New Guinea.
1876

Tanaman karet diperkenalkan di Jawa.

Baba Hassan memimpin pemberontakan di Halmahera.

1877

Hamengkubuwono VII menjadi Sultan Yogyakarta.


Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi dengan keuangan yang
merugi.
1878

Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.

Ekspedisi di bawah Jenderal Van der Heijden membakar habis 500 desa di Aceh.

Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh.

1879

R.A. Kartini dilahirkan di Jepara.

Tanaman koka diperkenalkan di Jawa.

1880

Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan.


Koelie Ordonnantie ("Ordonansi Kuli") menguraikan undang-undang kontrak
tenaga kerja: majikan harus menyediakan perumahan dan pemeliharaan kesehatan
yang memadai, buruh hanya terikat dengan perkebunan selama kontrak yang berlaku.
Kontrak harus ditandatangani di hadapan hakim, dan dapat dipertikaian di pengadilan.

Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari Australia.

1881-1899[sunting | sunting sumber]

1881

Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai bergaji dari Hindia


Belanda.

Mangkunegara IV wafat.
Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang bernama
Haji Jamahri memulai kebiasaan mencampurkan cengkeh dalam rokok yang dilintingnya
dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal usul
"kretek". Namun, produksi kretek secara komersial baru dimulai secara serius
pada 1930-an.
1882

Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung


di Buleleng dan Jembrana di Bali.

Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok
menjadi sebuah Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini,
namun tetap berperang di antara mereka sendiri.

Kepulauan Aru dan Tanimbar ditempatkan di bawah administrasi Belanda.

6 Agustus Tjokroaminoto dilahirkan.

Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa.

Ekspedisi militer Belanda di Seram.

Minyak ditemukan di sekitar Kutai di Kalimantan.

Pengadilan Islam ("priesterraden") diberikan kekuasaan terbatas di Jawa.


Yurisdiksinya dibatasi pada hukum keluarga.
1883

Sisingamangaraja XII diusir dari wilayah Batak.

Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan Lampung meninggal sebagai
korban letusan ini.

A.J. Zijlker mendapatkan persetujuan dari Belanda untuk memulai pengeboran


minyak di Langkat, Sumatra Uara.

Pemberontakan yang mendukung Pangeran Suryengalaga gagal di Yogyakarta.


1884

Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun "Geconcentreerde Linie"


(Garis Konsentrasi) di Aceh: suatu rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk
mengepung para gerilyawan.

Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli.


Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke dalam PTT (Post
Telegraaf Telefoon).
1885

Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk berkuasa atas


nama Belanda.

Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura.


Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda digolongkan sebagai "orang
Eropa" hanya untuk tujuan-tujuan hukum dagang semata.
1886

Pelabuhan modern dibangun di Tanjung Priok, Batavia (kini Jakarta).


1887

Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati saja.

Depresi ekonomi melanda Jawa.

1888

Gempa bumi terjadi di Bali.

Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan keluarga Mangkunegara.

Pemberontakan di Banten dipimpin oleh kelompok Qadiriyya.

Kalimantan Utara (Sabah) menjadi protektorat Britania.

Koninklijke Paketvaart Maatschappij dibentuk sebagai perusahaan pengiriman


barang dan penumpang kapal utama antar pulau.
1890

Zijlker mendirikan perusahaan yang kelak menjadi Royal Dutch Shell.

Ekspedisi Belanda melawan Flores.

Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.

1891

Mengwi di Bali dikuasai oleh Badung.

Pemerontakan Naqshbandiyya di Lombok melawan pemerintah Mataram-Bali;


Belanda ikut campur.

Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan berangkat


ke Suriname di Amerika Selatan.

1893

Pakubuwono X menjadi Susuhunan Solo.

Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk pribumi Indonesia dibentuk.

1894

Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para bangsawan


melakukan puputan; Karangasem menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda.

"Perang Batak" berakhir.

Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.

Hindia Belanda mengorganisasi monopoli opium yang diselenggarakan negara


untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
1895

Jami'at Khair didirikan, organisasi ini berdedikasi dalam mengembangkan


pendidikan Arab.

Timor Portugis, yang mulanya diadministrasi dari Makau, mendapatkan


administrasinya sendiri.

Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara klaim-klaim mereka


atas Pulau Papua.
1896

Raja Chulalongkorn dari Thailand melakukan kunjungan ke negaraan ke Hindia


Belanda.

Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh dengan pasukan-pasukan


khusus (Korps Marechaussee).

1898

Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.


Van Heutsz menjadi Gubernur Belanda di Aceh. Penasihatnya, Snouck
Hurgronje memperkenalkan "Korte Verklaring", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian
singkat yang isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjianperjanjian terdahulu yang rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan
aliansi dengan para uleebalang dalam melawan para pemimpin Islam.

Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie,
Aceh.

1899

R.A. Kartini memulai kariernya dalam menulis surat-surat.


Pesantren Tebuireng, sebuah sekolah Islam yang terkenal, didirikan di Jombang,
Jawa Timur.

Teuku Umar terbunuh dalam suatu serangan Belanda.


Van Deventer, seorang pembaharu kolonial, menerbitkan "Een Eereschuld", yang
isinya menuntut agar uang yang dikumpulkan pada masa lampau dari Hindia Belanda
dikembalikan ke Hindia Belanda untuk menolong membayar utang kolonial yang kian
meningkat.

Abad ke-20[sunting | sunting sumber]


1900-1910[sunting | sunting sumber]

1900

Raja Gianyar di Bali takluk kepada kekuasaan Belanda.


Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan Probolinggo ditata
kembali untuk mendidik orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai negeri.

17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK
mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450
sekolah pada tahun 1934.
1901

Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan Residen Belanda di Palembang pada


saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang terkait.

Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta Berita di Padang, surat
kabar berbahasa Indonesia pertama dengan tulisan latin.

Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch diperluas hingga ke Kalimantan.

Belanda menempatkan pasukan keamanan di Kepulauan Mentawai.

6 Juni Soekarno dilahirkan.

Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan " Politik Etis" untuk Hindia
Belanda.
1902

Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan dalam urusan haji.

12 Agustus Mohammad Hatta dilahirkan.

1903

Sultan Aceh, Tuanku Daud Syah, menyerah kepada Belanda, namun tetap
mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan.

Hindia Belanda mulai membuka sekolah-sekolah MULO untuk pendidikan dasar.

Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi kepada


pemerintahan lokal dan provinsi kepada penduduk pribumi di Hindia Belanda. Pemilu
untuk pertama kalinya diadakan di Jawa.

Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah air Belanda.

1904

Van Heutsz, yang sebelumnya adalah Gubernur militer di Aceh,


menjadi Gubernur Jenderal (hingga 1909).
Taha dari Jambi dibunuh oleh Belanda.
Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai Sanur, Bali. Penduduk setempat
menjarah kapal itu; si pemilik kapal menuntut ganti rugi pemerintah Hindia Belanda.
Akibatnya, hubungan antara Hindia Belanda dengan Raja Badung di Bali memburuk.

Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah Batak di Sumatra.

Suatu ekspedisi di bawah Kapten Van Daalen ke daerah pegunungan di Aceh


menyebabkan matinya lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk lebih dari 1.000 kaum
perempuan dan anak-anak.

Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman untuk


pembayaran kembali utang Hindia Belanda.

Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah sekolah untuk kaum perempuan.
1905

Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama lima bulan di


Kalimantan.

Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan pemberontakan di Seram.

Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di Pare Pare. Pasukan Belanda


mencapai kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis, Makasar, Toraja dikuasai
untuk seterusnya. Penguasa Bone digulingkan.

Para pemberontak Aceh menghubungi konsul Jepang di Singapura untuk


meminta pertolongan.

Belanda menduduki Kepulauan Mentawai.

Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh kereta api.

16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi, mulamula untuk melindungi kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di
Surakarta.

Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.


Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas petani Jawa yang
dipindahkan ke Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
1906

15 September Belanda membuat berbagai kemajuan besar di Bali; armada


Hindia Belanda membuang jangkar di lepas pantai Sanur.

16 September Pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerbu Sanur.

20 September Angkatan Laut Belanda menembaki Denpasar dengan meriam.

Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah puputan, sambil
berbaris di jalan utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh.

23 September Belanda membuat kemajuan di Tabanan, Bali. Raja Tabanan


menawarkan penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan mempertahankan gelar dan

tanahnya. Residen Belanda menawan Raja hingga ia dapat mendapatkan jawaban dari
pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh diri di tahanan.

Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan berbagai varitas tanaman


baru.

Belanda menguasai Sumba.

Belanda membentuk sebuah protektorat terhadap Berau di Kalimantan Timur.

Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan harus diserahkan


dalam tempo 24 jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau.

1907

Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan kini berkuasa


penuh.

Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan.

Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda Aceh.

Raja Sisingamangaraja XII memberontak melawan Belanda, dan ditembak dalam


konflik itu.

Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha dagang.

Samin Surosentiko, pencetus ajaran Samin, ditangkap di Jawa dan diasingkan


ke Padang, Sumatera.

Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan Shell Transport and
Trading dan menjadi Royal Dutch Shell.

Belanda mengirim polisi ke Kepulauan Tanimbar untuk menghentikan konflik


antar suku.

Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud menawarkan


pendidikan tiga tahun untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum.

1908

Klungkung memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan


puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka.

Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat
menguasai wilayah itu.

Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.


VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-anggota orang Indonesia
diterima.

20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di
Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya
eraKebangkitan nasional

Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo


meninggalkan organisasi ini.

Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda.

Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.

Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.

1909

Tjokroaminoto menjadi pemimpin Sarekat Dagang Islamiyah.

Putri Hindia, sebuah penerbitan untuk kaum perempuan, didirikan.

Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram.

Belanda menguasai Buru.

Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di Padang

1910

Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.


Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam al Irsyad al Arabia), sebuah
organisasi untuk kaum Muslim keturunan Arab di Indonesia.

Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan Dom Boaventura.

Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa, sebuah organisasi sosial untuk


orang Minahasa.

Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan penemuan komodo kepada


masyarakat di Eropa untuk pertama kalinya.

1911-1920[sunting | sunting sumber]

1911

Abendanon menerbitkan surat-surat R.A. Kartini dengan judul "Door Duisternis


Tot Licht " ("Habis Gelap Terbitlah Terang").

Majalah Islam Al-Munir mulai terbit di Padang.

Wabah penyakit sampar melanda Pulau Jawa.

1912

10 September Sarekat Dagang Islamiyah berganti nama menjadi Sarekat


Islam dibawah pimpinan Tjokroaminoto.

Indische Partij dibentuk oleh Setiabudi (Douwes Dekker), Dr. Tjipto


Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Setahun kemudian, tiga serangkai ini
diasingkan.

Portugal meredam pemberontakan di Timor Timur.


18 November Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di
Yogyakarta.

Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke kepulauan Tanimbar.


Setelah proklamasi Republik Rakyat Tiongkok pada bulan Januari, organisasiorganisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya
mulai mengarah kepada politik.
1913

Januari, kongres Sarekat Islam di Surabaya memutuskan meluaskan aktivitas


mereka ke seluruh Hindia.

Yayasan Kartini berdiri di Belanda untuk mendukung pendidikan kaum


perempuan di Jawa.

Gubernur Jenderal Idenburg menyatakan Sarekat Islam sebagai sebuah


organisasi yang legal.

Indische Partij dilarang; para pemimpinnya diasingkan ke Belanda.

Organisasi Paguyuban Pasundan berdiri sebagai sebuah


organisasi sosial dan budaya Sunda di Jawa Barat tanggal 20 Juli.

Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk meminjam uang tanpa harus
izin terlebih dahulu kepada pemerintah Kerajaan Belanda.

Suwardi Suryaningrat (dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara) bersama


Komite Boemi Poetera menerbitkan "Als Ik Eens Nederlander Was", sebuah tulisan
nasionalisme. Ia diasingkan ke Belanda hingga 1919.

Liem Seeng Tee membuka sebuah toko tembakau di luar Surabaya - cikal bakal
perusahaan rokok kretek Sampoerna.

1914

Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk


orang Indonesia.

9 Mei, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV),


nantinya menjadi PKI.

Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan menggunakan milisi


dari Indonesia.

Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh Pakubuwono X dari


Surakarta dan rombongannya.

Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan penerbangan di


Surabaya untuk mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.

KNIL membentuk sebuah angkatan udara.

Nias sepenuhnya dikuasai Belanda.

Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi
biasa.

Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali
dari pengasingan.
1915

Haji Agus Salim masuk Sarekat Islam, memperkenalkan modernisasi Islam.


Tri Koro Dharma terbentuk sebagai sebuah organisasi pemuda dari Budi
Utomo (Berganti nama menjadi Jong Java pada 1918).

Soedirman lahir.
Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan perbatasan
antara Borneo Utara (Sabah) dan Hindia Belanda.
1916

Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain
mengunjungi Belanda

Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek Inlichtingen Dienst", sebuah


pasukan polisi khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama
menjadi "Algemene Recherche").

J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-Jenderal hingga 1921.

Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di rumah Tjokroaminoto.

Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di Bandung; beberapa


anggota dan kelompok Jawa tradisional tidak suka dengan modernisasi.

Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya di Surakarta.

Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk


pembentukan sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal dengan Volksraad) untuk
Hindia Belanda.
1917

Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta

Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-pemerintah.

Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di Sarekat Islam


dibawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang mereka.

Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas militer; anggota sayap


kiri di Sarekat Islam menentang.

Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri.

Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.

Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.

1918

18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya


adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari
kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad
terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja.

Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi


anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana.

ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-dewan) di Surabaya.


"Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia, mulai terbentuk. Anggotanya
termasuk Musso (dan kemungkinan juga Tjokroaminoto).

Sarekat Sumatra didirikan.

Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan.

Organisasi Jong Minahasa didirikan.

Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas soviet-soviet ISDV, mengusir


anggota-anggota Belanda dari gerakan komunis.

"Janji November": pemerintah Belanda mengatakan bahwa Indonesia akan


memiliki pemerintahan sendiri pada masa depan yang belum ditetapkan.

14 November anggota-anggota orang Indonesia di Volksraad mengecam


Pemerintah Hindia Belanda karena lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan
orang Eropa.

Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.

Douwes Dekker kembali dari pembuangan.

1919

Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat Belanda di Toli-toli, Sulawesi


dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas
Sarekat Islam Seksi B.

Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan kepentingan-kepentingan


"orang-orang Indo", sementara pada saat yang sama juga mendukung Belanda.

Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di Surakarta


Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota;
menyelenggarakan kongres di Yogyakarta.

KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia.


1920

27 Mei ISDV mengganti namanya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia


(belakangan PKI).

PKH menerbitkan tulisan-tulisan Lenin.


Technische Hoogeschool didirikan di Bandung (sekarang ITB: Institut Teknologi
Bandung).

Sarekat Ambon didirikan.

Konflik antara kaum Komunis dan Sarekat Islam berkembang.

25 Desember PKH bergabung dengan Komunis Internasional.

1921-1930[sunting | sunting sumber]

1921

Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung; Soekarno berbicara di


kongres untuk menganjurkan pembaruan bahasa.

Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga 1926.

Timorsch Verbond didirikan.

Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.

Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat Islam melarang anggota-anggota SI


merangkap sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI.

Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-Merah) yang mengikuti


Semaun dan (SI-Putih) yang mengikuti Tjokroaminoto.

Semaun berangkat ke Uni Soviet.

Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan dalam Sarekat Islam.

PKI menolak Tjokroaminoto.

Sukarno muda mulai belajar di Technische Hoogeschool di Bandung.

Soeharto dilahirkan.

Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta.

Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.

1922

Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain


Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan banyak lagi lainnya
yang kelak memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam
pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1950-an).

Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.

April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil menunggu bandingnya.

Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah sekolah


mandiri tanpa dukungan pemerintah untuk mengembangkan kesenian Jawa maupun
pendidikan modern (anti-modernis); menciptakan istilah "demokrasi terpimpin".

Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi Perhimpunan


Indonesia. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir; Tan Malaka dan
Semaun berbicara dalam pertemuan-pertemuannya.

Semaun kembali dari Belanda.

Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja"

Pemogokan berlanjut.

Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan hangat pecah antara


pandangan-anggota yang "modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam.

Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan


calon haji.

Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk melayani Sumatra utara.


1923

Februari, Partai Katolik didirikan.

Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin


pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya ditangkap dan dibuang; banyak serikat
buruh yang kini didominasi Komunis.

Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat


Islam yang baru. Para pendukung komunis meninggalkan organisasi ini, dan membawa
serta banyak anggota bersama mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat
Rakyat.

Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis
di Guangdong, Tiongkok.

12 September Persatuan Islam (atau Persis), sebuah kelompok modernis garis


keras, didirikan di Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda adalah salah satu
anggota pertamanya.

Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke Bandung.

Wajib militer diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia.

1924

Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi Partai Komunis


Indonesia, memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan
PKI.

"Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabatpejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.

Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club.

Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam. Penerbangan


memakan waktu hampir dua bulan.

Biro Malaria Pusat didirikan untuk mengoordinasikan program-program


pemberantasan malaria.

Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia

1925

Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat, Volksraad


mendapatkan kekuasaan legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi tidak

terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara resmi didefinisikan sebagai "vreemde


oosterlingen"

Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang Belanda, 25 Indonesia,


dan 5 anggota lainnya keturunan Arab atau Tionghoa.

Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura.

Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro kemerdekaan di Bandung,


menganjurkan kesatuan bangsa.

23 September Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta; anggota-anggotanya


antara lain adalah Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir.

Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek
Indonesia

Sensor film diberlakukan.

Stasiun radio komersial pertama di Batavia.

Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di Prambanan untuk


merencanakan pemberontakan terbuka.
1926

Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI
mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan
instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak
memberontak).

31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di Surabaya untuk mengirim


sebuah delegasi ke Arab Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para jemaah haji
Indonesia. (Komite ini kelak menjadi benih Nahdlatul Ulama.)

Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926,
dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java)

12 November PKI memberontak di Banten, Batavia, Bandung, Padang. PKI


mengumumkan pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan oleh
Belanda, yang menangkap sekitar 13.000 orang. Tan Malaka menentang
pemberontakan.

Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam bidang Arsitektur di Bandung.


Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam
dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931.

31 Desember Kyai Haji Hasjim Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah


organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan
ekonomi.
1927

Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial


di Brussel bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.

4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional


Indonesia (PNI).

September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya dalam Perhimpunan


Mahasiswa Indonesia ditangkap.

Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke pembuangan di Banda. Ia


tinggal di pembuangan selama 11 tahun.

Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven Digul di Papua untuk


menampung para tahanan politik.

Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp.

Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI),


kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung.

Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa


Indonesia dalam sidang Volksraad

1928

PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia, menerima bendera


Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia Raya"
ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu kebangsaan.

Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan; pidato-pidato Hatta


jelas-jelas anti Belanda.

28 Oktober, Kongres Pemuda II di Batavia menerima "sumpah pemuda": satu


nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI)

Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah darahku".

KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda.

Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatera Barat dihancurkan.

Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan di Bukittinggi sebagai organisasi


pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
1929

Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI


agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.

Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di Volksraad, yang tetap


merupakan sebuah lembaga penasihat.

Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga menjadi penguasa


setempat yang berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah upacara yang
panjang di Besakih.

29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta.


Mereka dipenjarakan di Bandung.

Wilayah birokrasi Hindia Belanda

Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang
sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda.
Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda

1930

Muhammad Husni Thamrin membentuk sebuah fraksi nasionalis di Volksraad;


menuntut otonomi.

Pemerintah Hindia Belanda memulai produksi pesawat ringat secara terbatas di


lapangan terbang Andir di Bandung (model AVRO-AL), dengan menggunakan sebuah
rancangan Kanada dan kayu-kayu setempat.

Juni, Pangeran Surjodiningrat mendirikan Pakempalan Kawula


Ngayogyakarta sebagai sebuah organisasi kebudayaan untuk penduduk Yogyakarta,
yang menjadi sangat popular.

18 Agustus Sukarno diadili di Bandung. Ia menyampaikan pidato-pidato yang


membangkitkan semangat di pengadilan.

Jepang mendirikan Borneo Oil Company.

Gunung Merapi meletus dan membunuh 1300 orang.

Jamiyatul Washliyah didirikan dengan partisipasi yang besar dari orangorang Batak Karo.

22 Desember Sukarno dihukum empat tahun penjara karena kegiatan-kegiatan


nasionalisnya.

PNI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

1931-1940[sunting | sunting sumber]

1931

Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.

25 April PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya. Partai Indonesia atau


Partindo dibentuk sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa anggota PNI,
termasuk Hatta, kecewa.

Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia bersama Hatta


("PNI-Baru").

Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.


Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk memerintah dengan
pemerintahan mandiri setempat.

De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.

Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers.

Ong Hok Liong mendirikan perusahaan rokok Bentoel.

31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung.

1932

Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat.

Agustus Hatta kembali dari Belanda.

Mohammad Natsir, 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah


Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia
yang baru.

Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari


pemerintah; fraksi-fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini.

1933

5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal


Belanda Zeven Provincien. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena
gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu
pemberontakan politik.

Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan para pemimpin politik


di Minangkabau.

Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno dibuang ke Ende di Flores


tanpa pengadilan.

Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL (Koninklijk NederlandsIndisch Leger).

Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.

Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru

1934

Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produkproduk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih
mahal.

Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan politiknya yang terbuka.


Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp tahanan Boven
Digul di Papua.

Belanda melarang kongres Partindo.

Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan.

Tjokroaminoto wafat.

1935

Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan.

Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi untuk pendidikan Islam, didirikan di


Lombok.

Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu


negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang.

Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk


membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin
dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini
menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama dengan Belanda.

1936

Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya


hingga sekurang-kurangnya tahun 1945.
Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.

Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia


dalam tempo 10 tahun.

29 September Volksraad memutuskan untuk mendukung petisi untuk otonomi


Indonesia di dalam konstitusi Belanda.

Becak menjadi sarana transportasi di Batavia.

November, Partindo dibubarkan.

Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral besi, tembaga,


perak, dan emas di Papua.
1937

24 Mei Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan. Anggotanya antara lain


meliputi Yamin dan Amir Sjarifuddin. Sebagai sebuah organisasi Gerindo mendukung
kemerdekaan, namun cenderung bekerja sama dengan Belanda dalam melawan
Jepang.

21 September Majlis Islam A'laa Indonesia (MIAI) didirikan, sebuah organisasi


payung untuk kerja sama antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam,
dan kelompok-kelompok Islam lainnya.

17 Desember Kantor Berita Antara didirikan.


1938

Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke


Bengkulu.

Orang-orang luar pertama mencapai Lembah Baliem di Papua.


Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung para penguasa
Batak setempat.

Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di Minangkabau dan Banjarmasin.

Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan aktivitas-aktivitas anti-Belanda.

Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang


ada.

16 November Pemerintah Belanda menolak petisi otonomi 1936 untuk Indonesia.


1939

Pakubuwono X dari Surakarta wafat, Pakubuwono XI adalah Susuhunan yang


baru.

Jepang menduduki Kepulauan Spratly.

Mei, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA didirikan oleh Muhammad Da'ud
Beureu'eh untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan anti-Belanda di Aceh.

Gabungan Politik Indonesia (GAPI), sebuah organisasi payung dari berbagai


organisasi nasionalis, dibentuk. Thamrin adalah salah seorang penganjur utamanya.

Kartosuwirjo dan pengikut-pengikutnya memisahkan diri dari Partai Sarekat


Islam, dan membawa serta banyak pendukungnya di Jawa Barat.

Desember GAPI mengorganisasi Kongres Rakyat Indonesia, sebuah pertemuan


representatif yang besar di Batavia, yang mengajukan tuntutan untuk parlemen yang
sepenuhnya terpilih untuk Hindia.

1940

Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda.

13 Februari Jepang menolak perjanjian arbitrase dengan Belanda.

18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta.

Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah Belanda melarikan diri ke


London.

28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang


dengan Belanda.

Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.

Agustus, Jepang menyatakan bahwa Perancis Indochina dan Hindia


Belanda harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-Prosperity
Sphere".

9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi


demokratisasi Indonesia".

23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk


mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka
untuk demokratisasi.

September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis Indochina.

12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan


dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau bekerja
sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar penerbangan.

26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang


berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-Prosperity Sphere".

12 November Kuota atas penjualan minyak ke Jepang dari Hindia Belanda


ditetapkan dalam perjanjian

Вам также может понравиться