Вы находитесь на странице: 1из 10

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH


DENGAN KEPUASAN KERJA GURU
Oleh:
Holten Sion dan Limbun
Abstract: This study aims to describe and analyze the relationship between
principals managerial skills and teachers job satisfaction of
Elementary Schools in Palangka Raya. Based on the results of data
analysis can be concluded: there is no significant relationship
between managerial skills of the principal and job satisfaction of
teachers at Elementary Schools in Palangka Raya.
Keywords: job satisfaction of teachers
Pendahuluan
Keterampilan manajerial kepala sekolah merupakan kemampuan yang
sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap kepala sekolah. Dengan
keterampilan tersebut kepala sekolah akan dapat memberikan pengarahan,
pembinaan kepada para guru untuk dapat bekerja secara optimal sesuai dengan
fungsinya. Untuk dapat membina dan memberdayakan guru secara optimal, maka
keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah meliputi: (a)
ketarampilan konseptual, (b) keterampilan teknis, dan (c) keterampilan
mengadakan hubungan insani. Hubungan keterampilan manajerial kepala sekolah
dengan performansi mengajar guru, sudah banyak ditulis oleh para pakar
manajemen pendidikan. Mantja (2002) mengatakan bahwa profesonalisme guru
hendaknya mendapat perhatian dan terus dibina secara berkesinambungan, karena
keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh guru dan oleh kepala sekolah. Hal
ini dapat diartikan bahwa sekolah yang sukses adalah sekolah yang dipimpin oleh
kepala sekolah yang baik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Snyder dan
Anderson (1986) yang mengatakan: successful schools in New York City that
there are not good schools with bad principlals. Dengan demikian dapat
digarisbawahi bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki kepala
sekolah yang dapat menerapkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi:
perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasiaan,

penggerakan,

dan

pengawasan yang baik.

1|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

Selain mendapat pengaruh dari keterampilan manajerial kepala sekolah,


performansi mengajar guru juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu yang
ada pada diri guru itu sendiri. Kondisi yang dimaksud antara lain adalah
kepuasaan kerja guru. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Handoko
(1999) yang mengatakan bahwa kondisi penting bagi peningkatan produktivitas
kerja adalah kepuasan kerja dan daya tahan terhadap stres kerja. Kepuasan kerja
dapat diartikan sebagai perasaan senang/suka atau tidak senang/tidak suka
individu terhadap pekerjaan. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin seseorang
menyenangi pekerjaannya, maka semakin tinggi tingkat kepuasaan orang yang
bersangkutan. Sedemikian pentingnya kepuasaan kerja karyawan juga telah
ditegaskan oleh beberapa ahli. Martoyo (1998) mengatakan bahwa sering ada
hubungan yang positif antara kepuasan kerja yang tinggi dengan prestasi kerja
yang tinggi.
Istilah kepuasan kerja dapat juga dimaknai sebagai suatu sikap atau
perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Perasaan yang
dimaksud adalah perasaan senang atau perasaan tidak senang. Menurut Gorton
(1976), dikatakan satisfaction and morale are attitudinal variables reflect
positive or negative feeling about particular or person. Pendapat ini sejalan
dengan pernyataan Sahono (1996), yang mengatakan bahwa kepuasan kerja
adalah gabungan unsur psikologis, fisik dan lingkungan yang menyebabkan orang
merasa senang (puas), atau sebaliknya. Sehubungan dengan pengertian tersebut,
maka kepuasan kerja guru dapat diartikan sebagai gambaran tentang variabel
sikap positif (senang) atau sikap negatif (tidak senang) guru, terhadap tugas dan
pekerjaannya. Menurut Herzberg (1969) dalam memahami kepuasan kerja, dapat
dirujuk kepada 2 (dua) kontinum, seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1.
Faktor Pemuas (satisfaction) dan Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction)
Faktor Pemuas (satisfaction)
1. Prestasi
2. Pengakuan
3. Pekerjaan itu sendiri
4. Tanggung jawab
5. Promosi

2|

Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction)


1. Gaji
2. Kemungkinan untuk maju
3. Hubungan dengan bawahan
4. Status
5. Hubungan dengan atasan
6. Hubungan dengan teman sejawat
7. Teknik supervisi

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

8.
9.
10.
11.

Kebijakan dan administrasi


Kondisi tempat kerja
Kehidupan pribadi
Jaminan kerja

Menurut para ahli, faktor pemuas (satisfaction) adalah faktor yang secara
langsung berhubungan dengan kepuasaan kerja seseorang. Sehingga faktor ini
sering disebut juga sebagai faktor motivasi. Sedangkan faktor ketidakpuasan
(dissatisfaction) adalah faktor yang berfungsi sebagai pemelihara perasaan puas
(kepuasan) yang telah dimiliki seseorang.
Keterampilan manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan konseptual, keterampilan teknis, dan keterampilan mengadakan
hubungan kemanusiaan (insani). Keterampilan konseptual memiliki tekanan pada
hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan kognitif kepala sekolah dalam
memahami kejadian atau peristiwa di lingkungan dan membuat kebijakan yang
lebih komplek demi kemajuan sekolah. Pernyataan tersebut sejalan dengan
pendapat Davis dan Thomas, (1989) yang mengatakan keterampilan konseptual
adalah kesanggupan berpikir dan mengartikan berbagai istilah dan kerangka kerja.
Dengan kata lain sebagai kemampuan atau ketajaman berpikir untuk memahami
fenomena yang berkaitan dengan pekerjaannya (Meggison, 1992). Sedangkan
yang dimaksud dengan keterampilan teknis adalah kemampuan manajer kepala
sekolah dalam menggunakan pengetahuannya secara aplikatif untuk mengelola
sarana dan prasarana dalam bidang tugas tertentu. Menurut Wagner dan
Holenbeck (1992) keterampilan teknis adalah keterampilan yang berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman yang khusus mengenai prosedur kerja dan
penggunaan alat yang diperlukan untuk meningkatkan layanan. Pengertian ini
menunjukkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam memilih
dan menggunakan prosedur, strategi, metode dan fasilitas serta cara kerja di
sekolah.
Pada hakikatnya manajer adalah seseorang yang harus memiliki
kemampuan dalam menggunakan sumberdaya yang ada dan bekerjasama dengan
orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini menegaskan bahwa seorang
manajer termasuk kepala sekolah harus dapat menciptakan lingkungan kerja yang

3|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

kondusif, salah satunya dengan menciptakan hubungan yang baik dengan semua
warga sekolah. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Meggison (1992) dan juga
Wagner dan Hoolenbeck (1992) yang mengatakan keterampilan hubungan
manusiawi merupakan kemampuan manajer memahami orang lain dan dalam
bekerjasama secara efektif.
Kegiatan penelitian ini dilakukan bermula dari pengalaman peneliti,
khsusunya hasil observasi terhadap beberapa sekolah dasar (SD) di Kota Palangka
Raya. Pengalaman yang dimaksud diperoleh dari kegiatan-kegiatan peneliti
seperti pada saat membimbing PPL mahasiswa, membimbing Pendidikan Profesi
Guru (PPG) Pra Jabatan, dan melaksanakan program kemitraan di SD yaitu
Program Hibah Kompetisi CLCC.

Berdasarkan hasil hasil observasi dapat

diidentifikasikan hal-hal sebagai berikut: (1) Secara kuantitas masih ditemukan


guru yang menunjukkan gejala-gejala ketidakpuasan didalam melaksanakan tugas,
dan (2) Masih ada beberapa kepala sekolah yang kurang memiliki kemampuan
dalam mengarah, membina dan memberdayakan guru untuk dapat melaksanakan
tugas secara optimal. Ketidakpuasan ini terungkap dari hasil wawancara dengan
beberapa guru yang secara umum mengatakan bahwa: supervisi yang diterima
masih belum sesuai dengan harapan, kondisi tempat bekerja yang kurang
kondusif, jaminan kerja yang belum pasti, dan sebagainya. Kondisi seperti ini
diasumsikan memiliki hubungan dengan kemampuan kepala sekolah dalam
memahami persoalan yang terjadi di sekolah, kemampuan melakukan hubungan
dengan guru dalam mewujudkan kerjasama, serta berhubungan dengan
kemampuan mengaplikasi konsep-konsep yang konstruktif untuk perbaikan
sekolah. Dengan tujuan memperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, maka dirasakan perlu untuk dilakukan suatu kegiatan yang ilmiah
pula, yaitu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan
keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah dasar
di kota Palangka Raya.

4|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

Metode
Ditinjau dari data penelitian, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan apabila dilihat dari tujuannya, penelitian ini termasuk
penelitian korelasional (Hadi, 1991. , Gay, 1996. , Ary, Jacobs & Razavich,
2002). Sebagai populasi penelitian adalah seluruh sekolah dasar yang ada di kota
Palangka Raya sebanyak 120 sekolah. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik simple random sampling (Arikunto, 1991), dengan 50% dari populasi atau
sebesar 60. Data penelitian dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket kepada
kepala sekolah dan juga kepada guru. Analisis data yang digunakan adalah teknik
korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program SPSS seri 15,
0. Selanjutnya hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: ho yaitu: tidak
terdapat hubungan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja
guru, serta ha yaitu: terdapat hubungan keterampilan manajerial kepala sekolah
dengan kepuasan kerja guru

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan hasil analisis data terhadap keterampilan manajerial kepala
sekolah dapat dipaparkan sebagai berikut: terdapat 10% memiliki keterampilan
manajerial dalam kategori sangat baik, 21, 7% baik, 45% cukup, 16, 6% kurang,
dan 6, 6% masih dalam kategori sangat kurang. Selanjutnya ditemukan sebanyak
20% guru yang memiliki kepuasan kerja dalam kategori sangat baik, 21, 6 %
baik, 18, 3% cukup, 23, 4% kurang, dan masih terdapat 16, 6 yang memiliki
tingkat kepuasan sangat kurang. Dari hasil analisis data dapat dikatakan bahwa
secara umum keterampilan manajerial kepala sekolah masih dalam kualitas cukup.
Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah kepala sekolah yang hampir separoh
memiliki keterampilan manajerial pada kategori cukup. Disisi lain terlihat bahwa
secara umum kepuasan kerja guru masih terlihat rendah, karena lebih dari
sepertiga dari jumlah guru menunjukkan tingkat kepuasan yang berada dalam
kualitas kurang.
Sehubungan dengan masih rendahnya kepuasan guru mengisyaratkan bahwa
masih diperlukan upaya yang efektif dalam mewujudkan perasaan puas di

5|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

kalangan para guru, dari pihak yang berkompeten. Pentingnya upaya peningkatan
kepuasan guru merupakan hal yang penting, mengingat posisi guru dalam sebuah
sekolah adalah sangat penting dalam mengelola proses pendidikan dan
pengajaran. Pentingnya peran guru banyak ditegaskan oleh para ahli, diantaranya
Zahera (dalam Sion, H, 2006) yang mengatakan sumberdaya manusia yang
penting mendapat prioritas peningkatan adalah guru. Pernyataan ini menjelaskan
bahwa upaya yang dilakukan adalah mengadakan faktor-faktor pemuas (satisfier)
yang dilakukan secara bersamaan dengan memelihara/menjada kepuasan yang
telah dimiliki guru, atau mengurangi faktor-faktor

yang menimbulkan

ketidakpuasan (dissatisfier). Dijadikannya guru sebagai prioritas sumberdaya


manusia yang penting untuk ditingkatkan, diperkuat juga dengan pernyataan
Mantja (1998) yang menegaskan bahwa guru adalah darah kehidupan sekolah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

Hoy dan Miskel (1997) yang

mengatakan bahwa guru yang lebih puas akan melakukan pekerjaan lebih baik
dibandingkan dengan guru yang tidak puas.
Selain didukung oleh beberapa teori yang menyebutkan kepuasan kerja
adalah hal penting, terdapat juga beberapa hasil penelitian yang membuktikan
bahwa masalah kepuasan kerja adalah sesuatu yang perlu diperhatikan karena
berdampak positif terhadap kinerja. Robbins (2001) didalam kesimpulan
penelitian yang dilakukan, menyatakan kepuasan kerja memiliki hubungan yang
positif dengan pekerjaan pada umumnya. Dalam kesimpulan penelitian Handoko
(1997) juga menyimpulkan karyawan yang mendapat kepuasan akan berprestasi
lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas. Hasil penelitian
tersebut selanjutnya dibuktikan dalam kesimpulan Sion, H (2005) yang didalam
kesimpulan penelitian menyebutkan kontribusi kepuasan kerja guru terhadap
performansi mengajar guru sebesar 10, 94%.
Berdasarkan hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi antara
keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sebesar 0,
032 dengan sig. (2-tailed) 0, 807. Sebagai konsekuensi dari hasil analisis data ini,
maka ho yang menyatakan: tidak terdapat hubungan keterampilan manajerial
kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru, diterima. Dengan demikian ha yang

6|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

menyatakan: terdapat hubungan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan


kepuasan kerja guru, ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan juga bahwa
kenaikan atau penurunan perasaan senang para guru tidak ada hubungannya
dengan tinggi atau rendah keterampilan manajerial kepala sekolah. Atau dengan
kata lain, peningkatan keterampilan manajerial kepala sekolah tidak serta-merta
diikuti oleh peningkatan kepuasan kerja guru, atau dapat diartikan bahwa
penurunan tingkat kepuasan juga tidak serta-merta disebabkan oleh rendahnya
keterampilan manajerial kepala sekolah.
Tidak ditemukannya hubungan keterampilan manajerial kepala sekolah
dengan kepuasan kerja guru, sebenarnya memiliki beberapa alasan apabila dilihat
dari makna keterampilan manajerial itu sendiri. Salah satu bentuk keterampilan
manajerial adalah keterampilan konseptual (Davis dan Thomas, 1989) yang
berarti kemampuan berpikir dalam memahami fenomena berkaitan dengan
pekerjaan. Pengertian keterampilan seperti ini dapat menjelaskan bahwa secara
langsung kemampuan berpikir seseorang tidak memiliki hubungan yang berarti
dengan rasa puas atau tidak puas seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan
kerja. Dalam hal ini berarti kemampuan berpikir kepala sekolah tentang fenomena
sekolah yang dipimpinnya, tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perasaan
senang atau tidak senang (kepuasan) para guru yang berada di sekolah tersebut.
Dengan kata lain, perasaan puas atau tidak puas para guru, tidak ada hubungannya
dengan kemampuan kognitif kepala sekolah. Keterampilan teknis sebagai salah
satu bentuk keterampilan manajerial, juga tidak memiliki alasan yang kuat sebagai
variabel yang berhubungan dengan kepuasan guru. Hal ini dapat dilihat dari
pendapat Holenbeck (1992) yang menyatakan keterampilan teknis adalah
keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan yang khusus tentang prosedur
kerja dan penggunaan alat yang diperlukan untuk meningkatkan layanan.
Pengertian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan
dalam memilih dan menggunakan prosedur, strategi, metode dan fasilitas serta
cara kerja di sekolah. Namun demikian, pertanyaan yang muncul adalah: apakah
keterampilan tentang prosedur dan peralatan yang ada di sekolah akan dapat sertamerta membuat guru-guru merasa puas? Jawaban dari pertanyaan ini merupakan

7|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

salah satu penjelasan bahwa tidak ditemukannya hubungan keterampilan


manajerial dengan kepuasan, adalah sesuatu yang wajar. Hal ini disebabkan
bahwa kemampuan kepala melakukan sesuatu yang sesuai dengan prosedur dan
menggunakan peralatan dengan baik, bukanlah jaminan untuk dapat membuat
para guru memperoleh rasa puas. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
keterampilan tersebut hanya ada dan menetap pada diri kepala sekolah itu sendiri
untuk digunakan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai manajer
sekolah, sehingga tidak berdampak pada perasaan senang/tidak senang (kepuasan)
guru. Adanya koefisien hubungan yang rendah atau 0, 032 antara keterampilan
manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru, memang sangat lemah
bahkan dapat dikatakan tidak berarti. Meskipun demikian angka tersebut
menunjukkan bahwa setidaknya ada indikasi terdapat suatu model hubungan
positif, walaupun tidak signifikan, antara keterampilan manajerial dengan
kepuasan kerja. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Meggison (1992) dan juga
Wagner dan Hoolenbeck (1992) yang mengatakan keterampilan hubungan
manusiawi (salah satu wujud keterampilan manajerial) adalah merupakan
kemampuan manajer memahami orang lain dan dalam bekerjasama secara efektif.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa apabila kepala sekolah memiliki
kemampuan yang handal dalam menjalin hubungan manusiawi dengan para guru,
maka ada peluang para guru akan mendapat perasaan yang senang, atau mendapat
kepuasan.

Penutup
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan:
1) Secara umum keterampilan manajerial kepala sekolah dasar di kota Palangka
Raya masih dalam kualifikasi cukup.
2) Secara umum kepuasan kerja guru sekolah dasar di kota Palangka Raya
berada pada kualifikasi kurang.
3) Keterampilan kepala sekolah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepuasan guru sekolah dasar di kota Palangka Raya.

8|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan:
1) Kepada para pembuat kebijakan disarankan agar selalu merencanakan dan
melaksanakan program peningkatan kualitas kemampuan para kepala sekolah
secara khusus dalam bidang manajerial sekolah.
2) Kepada para kepala sekolah agar selalu mengembangkan kemampuan
profesionalitas dan komitmen secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga
dapat menciptakan lingkungan yang dapat membuat para guru merasa senang
terhadap tugas dan lingkungan sekolah dimana yang bersangkutan bertugas.

Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ary, D. L., & Razavich, A. 1985. Introduction to Research in Education. New
York : Holt Reinhard and Winston.
Davis dan Thomas, M. A. 1989. Effective School an Effective Teachers.
Boston: Allyn and Bacon, Inc Co.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and
Application. Columbus: Merril Publishing Company.
Gorton, R. A. 1976. School Administration. Dubuque Iowa: Wm. C. Brown
Company Publisher.
Hadi, S. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: BPFE.
Handoko, H. 1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia
(edisi 2). Yogyakarta: BPFE.
Herzberg, F. 1959. The Motivation to Work. Secon Edition. London: Chapman
& Hall Limited.
Hoy, WK. & Miskel. 1987. Educational Administration: Theory, Research and
Practice. New York: Random House.
Mantja, W. 1998. Manajemen Pendidikan dalam Era Reformasi. Malang: Ilmu
Pendidikan Edisi Mei 2000 Jilid 7 LPTK dan ISPI. UM.

9|

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru | 2015

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang:


Wineka Media.
Martoyo, S. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Robbins, S. P. 2011. Perilaku Organisasi, Jilid I (alih bahasa Hadyana
Pujaadmaka). Jakarta: Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT.
Prenhallindo.
Sahono. 1996. Pengembangan Model Manajemen Kelas yang Efektif di SD
Terpencil. Jakarta: Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 2 Tahun I 1996.
Sion, H. 2006. Hubungan Komitmen, Kepuasan Kerja Guru dengan
Performansi Mengajar Guru SDN di Daerah Terpencil. Jurnal Ilmu
Pendidikan: UM. Hal. 51-55.

10 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Вам также может понравиться

  • Yossita Wisman
    Yossita Wisman
    Документ8 страниц
    Yossita Wisman
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Susan Daniel & Natan Prasetya
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Документ13 страниц
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Surina
    Surina
    Документ7 страниц
    Surina
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Annae Purwaty Kamin
    Annae Purwaty Kamin
    Документ7 страниц
    Annae Purwaty Kamin
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Holten Sion
    Holten Sion
    Документ15 страниц
    Holten Sion
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет