Вы находитесь на странице: 1из 12

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera

Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

UPAYA MENANAMKAN RASA PATRIOTISME MENGGUNAKAN


METODE BERCERITERA PADA ANAK KELOMPOK B
TK. KRISTEN IV BETANIA PALANGKA RAYA
Oleh:
Rosminie W. Gohong
Abstract: This study aims to find out and to describe whether use of storytelling
method can imparting patriotism to students of B grade at TK Kristen
IV Betania Palangka Raya. Based on the result of study, it can be
concluded that storytelling method can improve patriotism to students,
this result can be seen through the improvement of first observation
result until observation cycle phase II.
Keywords: storytelling method, imparting patriotism
Pendahuluan
Pendidikan anak awalnya dimulai dari rumah di mana tumbuh kembang
anak di mulai. Bila kita melihat pendidikan di rumah jarang orang tua
menceritakan tentang Pahlwan Bangsa mereka lebih cendrung untuk membiarkan
anak anak mereka untuk menonton film film anak anak yang nota bene film dari
luar, sedangkan untuk film film buatan Indonesia jarang ditemui yang bercerita
tentang Pahlawan.
Pada kondisi di lapangan masih banyak kita jumpai dan anak anak dengan
pendidikan sekolah dasar (SD)-SMA atau sederajat bahkan tingkat perguruan
tinggi kadang mereka lupa nama Pahlawan Nasional dan daerah asalnya, bahkan
pada saat mengheningkan cipta untuk para Pahlawan pada Saat upacara Bendera
masih banyak kita dapatkan yang kadang berbicara dengan temannya.
Dari uraian di atas peneliti mencoba untuk menerapkan suatu Metode
Bercerita tentang Pahlawan guna meningkatkan Rasa Patriotisme yang dapat
diterapkan sejak anak usia dini. Hal ini dikarenakan: (1) Banyak anak yang tidak
tahu nama tokoh pahlawan dan lambang lambang negara; (2) Banyak anak yang
masih tidak mau mengikuti kegiatan upacara bendera dengan baik; dan (3)
Banyak anak yang masih tidak tahu kapan hari kemerdekaan RI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
apakah penggunaan metode bercerita dapat menanamkan

94 |

rasa Patriotisme

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

terhadap Anak

didik di Pada Anak Kelas B TK. Kristen IV Betania Palangka

Raya. Sedangakan manfaat penelitian ini bennanfaat untuk menumbuhkan Rasa


Patriotisme terhadap anak anak sejak usia dini.
Cerita merupakan salah satu bentuk karya sastra. Buku untuk anak biasanya
mencerminkan masalah-masalah masa kini. Karena kehidupannya terfokus pada
masa kini, masih sukar bagi anak untuk membayangkan masa lalu dan masa
depan. Cerita untuk anak adalah cerita yang menempatkan mata anak-anak
sebagai pengamat utama dan masa anak-anak sebagai fokus utamanya (Tarigan,
1995: 5).
Suyanto dan Abbas dalam Musfiroh (2005: 23) menyatakan cerita dapat
digunakan sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak. Nilai-nilai
luhur ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan
maksud cerita. Tranmisi budaya terjadi secara alamiah. Anak memiliki referensi
yang mendalam karena setelah menyimak, anak melakukan serangkaian aktivitas
kognisi dan afeksi yang rumit dari fakta cerita seperti nama tokoh, sifat tokoh,
latar tempat, dan budaya, serta hubungan sebab akibat dalam alur cerita dan pesan
moral yang tersirat didalamnya, misalnya makna kebaikan, kejujuran, dan
kegiatan sama. Proses ini terjadi secara lebih kuat dari pada nasehat atau paparan.
Jenis cerita sesuai dengan tingkatan umur:
1) Cerita untuk anak umur 2-3 tahun biasanya berisi atau memperkenalkan benda
atau binatang disekitar rumah. Hal seperti ini yang bagi orang dewasa
dianggap biasa tapi bagi anak merupakan hal yang luar biasa dan amat
menarik perhatian.
2) Cerita untuk umur 3-5 tahun biasanya berupa buku yang memperkenalkan
huruf akan menarik perhatiannya, misal huruf yang dapat membentuk nama
orang, nama binatang, nama buah yang ada dalam cerita. Mengenalkan angka
dan hitungan yang dijalin dalam cerita, misalnya pukul berapa si tokoh bangun
tidur dan lain-lain.
3) Cerita untuk umur 6-7 tahun, anak-anak pada usia ini biasanya mulai
mengembangkan daya fantasinya, mereka sudah dapat menerima adanya

95 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

benda atau binatang yang dapat berbicara. Cerita si Kancil atau cerita rakyat
lainnya mulai diberikan.
4) Cerita untuk umur 8-9 tahun, anak-anak pada usia ini biasanya mulai
menyukai cerita-cerita rakyat yang lebih panjang dan rumit. Cerita
petualangan ke negeri dongeng yang jauh dan aneh, juga cerita humor
(Diknas, 2006).
Anak TK pada umumnya belum dapat membaca, kosakatanya juga sangat
terbatas. Daya nalarnya pun juga sangat dangkal sehingga untuk membedakan
antara yang nyata

yang fantasi pun belum mampu. Oleh sebab itu, penyajian

cerita sebaiknya dalam bentuk media visual. Gambar merupakan media yang
menarik perhatian dan disukai anak-anak karena dalam gambar terdapat bentukbentuk objek dan warna yang jelas, anak-anak mudah menggambarkan tokoh
yang sebenarnya. Bentuk-bentuk penyajian cerita anak TK yang disarankan
adalah sebagai berikut: (1) Kartu Cerita; (2) Gambar Seri; dan (3) Buku Cerita
Bergambar.
Cerita bergambar merupakan sebuah kesatuan cerita disertai dengan
gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang
dapat membantu proses pemahaman terhadap isi cerita tersebut. Menurut
wikipedia the fee encylopedia dalam Ardianto (2007: 6) cerita bergambar adalah
suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Bercerita dengan alat peraga buku bergambar dikategorikan sebagai reading
aloud (membaca nyaring). Bercerita dengan media buku bergambar dipilih
apabila guru memiliki keterbatasan pengalaman (guru belum berpengalaman
bercerita), guru memiliki kekhawatiran kehilangan detail cerita, dan memiliki
keterbatasan sarana cerita, serta takut salah berbahasa.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di
Taman

kanak-kanak.

Metode

bercerita

merupakan

salah

satu

strategi

pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK. Cerita
yang dibawakan guru secara lisan hams menarik dan mengundang perhatian anak
dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK (Moeslichatoen, R: 2004).

96 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Pengertian metode bercerita dikutip dan Winda Gunarti (2008: 5. 3).


Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan
suatu pesan, informasi, atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara
lisan dan tertulis.
Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat
peraga atau tanpa alat peraga. Menurut RUA Zainal Fanani (2007)
mengemukakan bahwa bercerita atau mendongeng adalah metode komuniksi
universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Melalui ceritacerita/dongeng yang baik, sesungguhnya anak- ,anak tidak hanya memperoleh
kesenangan atau hiburan saia, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih
luas, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita ternyata menyentuh
berbagai aspek pembenmkan karakter, bukan saja karakter manusia secara
individual, tetapi juga karakter manusia dalam sebuah bangsa. Tidak heran bila
banyak pakar kebudayaan yang menyatakan bahwa nilai jati diri, karakter dan
kepribadian sebuah bangsa dapat dilihat dari cerita. Cerita rakyat yang hidup di
bangsa itu. Kalau begitu, jelas cerita bukanlah suatu yang berakibat sederhana.
Cerita berpengaruh amat besar dalam jangka panjang sampai-sampai dikatakan
menjadi faktor dominan bagi bangunan karakter manusia di suatu bangsa.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak metode
bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan rnemberikan keterangan
atau penjelasan tentang hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang
dapat mengembangkan berbagai kemarnpuan anak taman kanak kanak Materi
cerita yang disampaikan harus dipersiapkan terlebih dahulu biasanya kegiatan
bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup sehingga ketika anak pulang anak
menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran di sekolah karena
mendengarkan cerita adalah susuatu yang mengasyikkan bagi anak Taman Kanak
kanak. Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja
menumbuhkan minat kebiasaan, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan
pikiran anak.

97 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Kemampuan guru untuk bercerita dengan baik harus didukung dengan cerita
yang baik pula. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita
yang baik yaitu :
1) Cerita harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri.
2) Cerita harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat anak.
3) Supaya memiliki daya tarik terjadap perhatian anak dan keterbatasan aktif
dalam kegiatan bercerita.
4) Cerita harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita
anak usia TK.
5) Cerita harus cukup pendek dalam rentangan jangkauan waktu perhatian anak.
Berkaitan dengan penyampaian cerita, terdapat beberapa macam teknik
bercerita yang dapat dipergunakan, antara lain guru dapat membaca langsung dari
buku cerita, menggunakan boneka tangan atau bermain peran dalam suatu cerita,
Bercerita dengan membacakan Iangsung dari buku cerita dapat dilakukan jika
guru memiliki buku cerita yang sesuai dengan karakter anak, terutama dikaitkan
dengan pesan-pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Hal itu perlu agar
cerita yang dibawakan menjadi menarik karena guru yang membacakan dengan
intonasi'suara, lapal dan ekspresi wajah yang tepat.
Manfaat bercerita bagi anak TK diantaranya adalah:
1) Melatih daya serap atau daya tangkap TK, artinya anak usia TK dapat
dirangsang untuk mampu rnemahami isi atau ide pokok dalam cerita
seluruhnya.
2) Melatih daya pikir anak TK untuk berlatih memahami proses cerita,
mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubunganhubungan sebab-sebabnya.
3) Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan perhatiannya kepada
keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian anak dapat melihat
hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita.
4) Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan
fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang
berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari

98 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

lingkungan sekitarnya, dengan begitu dapat membantu mengembangkan


wawasan anak.
5) Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif
dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif
Tujuan bercerita sendiri bagi anak adalah agar anak-anak didik mampu
mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang tua, anak
dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan,
selanjutnya anak dapat meuceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang
didengarkan dan diceritakannya sehingga isi cerita dapat dipahami yang lambat
laun didengarkan, diperhatikan dan diceritakan kembali kepada orang lain
menumt Jerorne S. Brunner (Tampubolon dalam Yuniami, S 1991: 10).
Pelaksanaan metode bercerita dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1) Bercerita tanpa alat peraga; dan (2) Bercerita menggunakan alat peraga.
Alat peraga yang digunakan dapat berupa:
1) Alat peraga langsung yaitu dengan menggunakan asli atau benda sebenarnya
sepelti binatang, tumbuhan dan benda-benda. Agar dapat memahami isi cerita
dan dapat melihat langsung ciri-ciri serta kegunaan dad alat tersebut.
2) Alat peraga tidak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan alat
sebenarnya; dapat berupa:
a) Bercerita dengan benda-benda tiruan
b) Bercerita dengan menggunakan gambar-gambar Guru menggunakan gambar
sebagai alat peraga dapat berupa gambar lepas, gambar dalam buku atau
gambar seri yang terdiri dari dua sampai enam yang melukiskan jalan cerita.
c) Bercerita dengan menggunakan papan flannel Guru menggunakan papan
flannel untuk Menempelkan potongan-potongan gambar yang akan disajikan
dalam suatu cerita.
d) Mernbaca buku cerita
e) Sandiwara Boneka
Pada anak usia antara 4-6 tahun, anak-anak dapat mulai menikmati sebuah
cerita pada saat anak mengerti tentang peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan

99 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

mampu mengingat beberapa Aberita yang di terimanya. (Depdiknas 2005: 5)


dengan ditandai oleh kemampuan sebagai berikut:
a) Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
b) Memiliki berbagai pembendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata
tanya dan kata sambung.
c) Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d) Mampu membaca dan mengnmgkapkan sesuatu melalui gambar.
Bercerita bagi anak usia dini bertujuan agar anak mampu mendengarkan
dengan berkonsentrasi dan mengekspresikan perasaan terhadap apa yang
diceritakan. Tujuan bercerita (Depdiknas 2001 : 19 ) yaitu melatih daya tangkap
anak, melatih daya pikir anak, melatih daya konsentrasi anak, membantu
perkembangan fantasi/ imajinasi anak, dan menciptakan suasana menyenangkan
dan akrab di dalam kelas.
Menurut Zayaih Abdullah (2008: 4) Patriotisme adalah rasa cinta terhadap
tanah air atau Negara, sehingga Patriotisme merupakan unsur ketahanan nasional
yang amat penting bagi meningkatkan komitmen dan tanggungjawab rakyat
terhadap bangsa dan negara.
Unsur - unsur yang penting dalam patriotisme adalah:
1) Setia kepada bangsa dan Negara
2) Bangga sebagai bangsa Indonesia
3) Menghormati lambang lambang Negara.
4) Menghargai jasa para pahlwan
5) Menjaga dan mempertahankan bangsa dan Negara
6) Menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya bangsa
7) Saling hormat menghormati toleransi kepada umat yang belainan agama.

Metode
Dalam peneltian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas (Action
Research) yang dilaksanakan dalam beberapa siklus dan pada penelitian ini akan
dicoba 2 siklus bila memungkinkan/memuaskan maka akan dilakukan

100 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

penambahan siklus, dimana setiap siklus meliputi tahapan perencanaan tindakan,


pengamatan dan refleksi.
Tahapan siklus adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan awal, sebehun mengadakan penelitian penulis menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai implernentasi dari
perencanaan.
3) Observasi, penulis melakukan pengamatan unuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
4) Refleksi, penulis mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembaran pengamatan yang
diisi oleh penulis sendiri dan dibantu oleh pengamat.
5) Rancangan/perencanaan yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam beberapa siklus (dengan penelitian apabila siklus 1
belum berhasil, maka di adakan siklus 2, dan apabila siklus 2 belum berhasil juga
maka akan dilakukan siklus 3, begitu seterusnya), namun tetap membahas satu
bab pokok bahasan yang sama dan diakhiri dengan evaluasi di akhir masingmasing siklus. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika telah sasuai
dengan kebutuhan dan dianggap telah cukup.
Penelitian ini dilaksanakan Pada TK. Kristen IV Betania Tahun Ajaran
2014/2015. Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama 3
bulan, sejak akhir bulan Agustus 2013 sampai dengan pertengahan bulan Oktober
2014. Subyek penelitian adalah anak kelompok B yang berjumlah 21 orang anak
yang dibagi 11 orang anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data obeservasi
terhadap kemampuan anak, disamping itu pula akan dikumpulkan data terhadap
aktivitas guru melalui lembar observasi yaitu observasi terhadap siswa dan
observasi terhadap guru.

101 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Data Awal
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh
guru teman sejawat sebagai pengamat. Penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan
nya menggunakan metode bercerita. Paparan data kondisi awal anak didik pada
kelompok B TK. Kristen IV Betania yaitu:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 57. 14% merupakan nilai
terbesar dari angka 2.
2) Mengetahui hari-hari besar nasional sebesar 33. 33 % merupakan nilai
terbesar dari angka 1.
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 52. 35 % merupakan
nilai terbesar dari angka 2
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlwan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 42. 86 % merupakan nilai terbesar dari angka 2.

Hasil Penelitian
Pembelajaran Siklus I
Tahap pembelajaran siklus I terdiri atas (1) Tahap perencanaan; (2) Tahap
Pelaksanaan; dan (3) Tahap Observasi Tindakan. Paparan data pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 57. 14 % merupakan nilai
terbesar dari angka 2.
2) Menengetahui hari-hari besar nasional sebesar 42. 86 % merupakan nilai
terbesar dari angka 3.
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 47. 62% merupakan
nilai terbesar dari angka 2 .
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlawan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 42. 86 % merupakan nilai terbesar dari angka 2.
5) Hasil observasi pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase kemampuan
guru pada Siklus I adalah 65 %.

102 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Dari hasil refleksi ini maka dapat diketahui beberapa kelemahan pada saat
dilakukannya Siklus I, yaitu :
1) Guru kurang mampu mengekspresikan isi cerita
2) Guru kurang mampu menngelola kelas
3) Anak kadang masih terlihat asyik atau sibuk dengan diri sendiri dan tidak
memperhatikan penjelasan guru di depan kelas.
4) Guru masih kurang mengerti isi/makna dan penyampaiannya masih kurang
bisa dipahami anak didik.
5) Guru kurang memiliki perbendaharaan pahlawan sehingga selalu monoton
dengan nama pahlawan yang sama.

Pembelajaran Siklus II
Tahap pembelajaran siklus I terdiri atas (1) Tahap perencanaan; (2) Tahap
Pelaksanaan; dan (3) Tahap Observasi Tindakan. Paparan data pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 61. 90% ,merupakan nilai
terbesar dari angka
2) Menengetahui hari-hari besar nasional sebesar 57. 4% % merupakan nilai
terbesar dari angka 3
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 52. 38 % % merupakan
nilai terbesar dari angka 3
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlawan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 52. 38 % % merupakan nilai terbesar dari angka 4
5) Hasil observasi pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase kemampuan
guru pada Siklus II adalah 85 %.
Pada penelitian pelaksanaan siklus II ini terlinat sekali peningkatan
semangat dan rasa patriotisme pada anak didik kelompok B di TK. Kristen IV
Betania yang dapat dilihat pada siklus I dan siklns II di mana pada siklus I dan
siklus II mengalami perubahan nilai yang cukupbesar yang dapat dilihat pada
lembar observasi'untuk siklus I dan dua di atas.

103 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dan siklus II, peneliti
telah menemukan cara untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi di TK.
Kristen IV Betania pada anak didik kelompok B agar semangat patriotisme para
pahlawan dapat meningat didalam pernbentukan karekter anak anak terutama
untuk bela negera serta cinta tanah air dan bangsa dengan cara bercerita tentang
perjuangan para pahlawan dan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Dari hasil
rekapitulasi pada anak didik maka pengamat berpendapat bahwa guru sebagai
peneliti sudah berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran, guru lebih siap dalam
persiapan alat pendukung pembelzqaran demi keefektivitas dalam penyampaian
pembelajaran bagi anak didik.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
metode bercerita pahlawan dapat meningkatkan rasa patriotisme pada anak didik
di TK. Kristen IV Betania, hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya hasil
observasi awal hingga pada observasi siklus II. Karena metode bercerita pahlawan
dapat meningkatkan rasa patriotisme, slehingga dapat membentuk karakter anak
anak bangsa yang siap membela bangsa dan Negara bila terjadi bahaya yang
mengancam. Negara baik dari luar maupun dari dalam, selain itu anak anak
merasa memiliki persamaan pandangan tentang berdirinya Negara ini dengan
perjuangan para pahlawan

Saran-saran
1) Orang tua hendaknya senantiasa membimbing anak pada saat berada di rumah
dan tidak menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab mendidik anak kepada
guru dan sekolah. Anak merupakan tanggungiawab bersama, orang tua dapat
berkoordinasi kepada guru untuk meningkatkan rasa patriotisme yang
ditamamkan sejak usia dini.
2) Guru hendaknya menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang
menarik anak dalam mengenal pahlawan di sekolah. Metode dipilih
berdasarkan kemampuan guru dan menguasai metode tersebut.

104 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Upaya Menanamkan Rasa Patriotisme Menggunakan Metode Berceritera


Pada Anak Kelompok B TK. Kristen IV Betania Palangka Raya | 2015

Daftar Pustaka
Amstrong, Thomas. 2004. Mengembangkan Bakat Alami Kejeniusan Anak Anda.
Batam : Interaksara.
B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Renerbit
Rineka Cipta.
BEF. Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Burke Ray, PH. D & Ron Herron. 2004. Kiat Membersarkan Anak Dengan
Memanfaatkan Kecerdasan Emosional. Batam : Interaksara.
Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta : DEPDIKNAS.
H. C. Withe:rington & W. H. Burton. 1986, Teknik-Teknik Belajar Dan Mengajar.
Jermars, Bandung.
Hartono, B. 1992. Anak Anda di T K?. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Masitok, dkk. 2004. Slrategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka. ~
Moesliaharoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
Rineka Cipta.
Patmonodewo, s. 2003. Pendidikan Anak Sekolah. Jakarta : Rineka cipta"
Santoso Soegeng. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Bina
Aksara.
Sudono Anggani. 2000. Sumber Belqar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta : Grasindo. `
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

105 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi IV, ISSN: 2355-1526

Вам также может понравиться

  • Yossita Wisman
    Yossita Wisman
    Документ8 страниц
    Yossita Wisman
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Susan Daniel & Natan Prasetya
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Документ13 страниц
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Surina
    Surina
    Документ7 страниц
    Surina
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Annae Purwaty Kamin
    Annae Purwaty Kamin
    Документ7 страниц
    Annae Purwaty Kamin
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Holten Sion
    Holten Sion
    Документ15 страниц
    Holten Sion
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет