Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
94 |
rasa Patriotisme
terhadap Anak
95 |
benda atau binatang yang dapat berbicara. Cerita si Kancil atau cerita rakyat
lainnya mulai diberikan.
4) Cerita untuk umur 8-9 tahun, anak-anak pada usia ini biasanya mulai
menyukai cerita-cerita rakyat yang lebih panjang dan rumit. Cerita
petualangan ke negeri dongeng yang jauh dan aneh, juga cerita humor
(Diknas, 2006).
Anak TK pada umumnya belum dapat membaca, kosakatanya juga sangat
terbatas. Daya nalarnya pun juga sangat dangkal sehingga untuk membedakan
antara yang nyata
cerita sebaiknya dalam bentuk media visual. Gambar merupakan media yang
menarik perhatian dan disukai anak-anak karena dalam gambar terdapat bentukbentuk objek dan warna yang jelas, anak-anak mudah menggambarkan tokoh
yang sebenarnya. Bentuk-bentuk penyajian cerita anak TK yang disarankan
adalah sebagai berikut: (1) Kartu Cerita; (2) Gambar Seri; dan (3) Buku Cerita
Bergambar.
Cerita bergambar merupakan sebuah kesatuan cerita disertai dengan
gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang
dapat membantu proses pemahaman terhadap isi cerita tersebut. Menurut
wikipedia the fee encylopedia dalam Ardianto (2007: 6) cerita bergambar adalah
suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Bercerita dengan alat peraga buku bergambar dikategorikan sebagai reading
aloud (membaca nyaring). Bercerita dengan media buku bergambar dipilih
apabila guru memiliki keterbatasan pengalaman (guru belum berpengalaman
bercerita), guru memiliki kekhawatiran kehilangan detail cerita, dan memiliki
keterbatasan sarana cerita, serta takut salah berbahasa.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di
Taman
kanak-kanak.
Metode
bercerita
merupakan
salah
satu
strategi
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK. Cerita
yang dibawakan guru secara lisan hams menarik dan mengundang perhatian anak
dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK (Moeslichatoen, R: 2004).
96 |
97 |
Kemampuan guru untuk bercerita dengan baik harus didukung dengan cerita
yang baik pula. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita
yang baik yaitu :
1) Cerita harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri.
2) Cerita harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat anak.
3) Supaya memiliki daya tarik terjadap perhatian anak dan keterbatasan aktif
dalam kegiatan bercerita.
4) Cerita harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita
anak usia TK.
5) Cerita harus cukup pendek dalam rentangan jangkauan waktu perhatian anak.
Berkaitan dengan penyampaian cerita, terdapat beberapa macam teknik
bercerita yang dapat dipergunakan, antara lain guru dapat membaca langsung dari
buku cerita, menggunakan boneka tangan atau bermain peran dalam suatu cerita,
Bercerita dengan membacakan Iangsung dari buku cerita dapat dilakukan jika
guru memiliki buku cerita yang sesuai dengan karakter anak, terutama dikaitkan
dengan pesan-pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Hal itu perlu agar
cerita yang dibawakan menjadi menarik karena guru yang membacakan dengan
intonasi'suara, lapal dan ekspresi wajah yang tepat.
Manfaat bercerita bagi anak TK diantaranya adalah:
1) Melatih daya serap atau daya tangkap TK, artinya anak usia TK dapat
dirangsang untuk mampu rnemahami isi atau ide pokok dalam cerita
seluruhnya.
2) Melatih daya pikir anak TK untuk berlatih memahami proses cerita,
mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubunganhubungan sebab-sebabnya.
3) Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan perhatiannya kepada
keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian anak dapat melihat
hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita.
4) Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan
fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang
berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari
98 |
99 |
Metode
Dalam peneltian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas (Action
Research) yang dilaksanakan dalam beberapa siklus dan pada penelitian ini akan
dicoba 2 siklus bila memungkinkan/memuaskan maka akan dilakukan
100 |
101 |
Data Awal
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh
guru teman sejawat sebagai pengamat. Penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan
nya menggunakan metode bercerita. Paparan data kondisi awal anak didik pada
kelompok B TK. Kristen IV Betania yaitu:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 57. 14% merupakan nilai
terbesar dari angka 2.
2) Mengetahui hari-hari besar nasional sebesar 33. 33 % merupakan nilai
terbesar dari angka 1.
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 52. 35 % merupakan
nilai terbesar dari angka 2
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlwan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 42. 86 % merupakan nilai terbesar dari angka 2.
Hasil Penelitian
Pembelajaran Siklus I
Tahap pembelajaran siklus I terdiri atas (1) Tahap perencanaan; (2) Tahap
Pelaksanaan; dan (3) Tahap Observasi Tindakan. Paparan data pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 57. 14 % merupakan nilai
terbesar dari angka 2.
2) Menengetahui hari-hari besar nasional sebesar 42. 86 % merupakan nilai
terbesar dari angka 3.
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 47. 62% merupakan
nilai terbesar dari angka 2 .
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlawan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 42. 86 % merupakan nilai terbesar dari angka 2.
5) Hasil observasi pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase kemampuan
guru pada Siklus I adalah 65 %.
102 |
Dari hasil refleksi ini maka dapat diketahui beberapa kelemahan pada saat
dilakukannya Siklus I, yaitu :
1) Guru kurang mampu mengekspresikan isi cerita
2) Guru kurang mampu menngelola kelas
3) Anak kadang masih terlihat asyik atau sibuk dengan diri sendiri dan tidak
memperhatikan penjelasan guru di depan kelas.
4) Guru masih kurang mengerti isi/makna dan penyampaiannya masih kurang
bisa dipahami anak didik.
5) Guru kurang memiliki perbendaharaan pahlawan sehingga selalu monoton
dengan nama pahlawan yang sama.
Pembelajaran Siklus II
Tahap pembelajaran siklus I terdiri atas (1) Tahap perencanaan; (2) Tahap
Pelaksanaan; dan (3) Tahap Observasi Tindakan. Paparan data pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui lambang-lambang negara sebesar 61. 90% ,merupakan nilai
terbesar dari angka
2) Menengetahui hari-hari besar nasional sebesar 57. 4% % merupakan nilai
terbesar dari angka 3
3) Mengikuti upacara bendera dengan tidak ribut sebesar 52. 38 % % merupakan
nilai terbesar dari angka 3
4) Dapat mengenal pahlawan beberapa pahlawan nasional dan pahlawan daerah
sebesar 52. 38 % % merupakan nilai terbesar dari angka 4
5) Hasil observasi pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase kemampuan
guru pada Siklus II adalah 85 %.
Pada penelitian pelaksanaan siklus II ini terlinat sekali peningkatan
semangat dan rasa patriotisme pada anak didik kelompok B di TK. Kristen IV
Betania yang dapat dilihat pada siklus I dan siklns II di mana pada siklus I dan
siklus II mengalami perubahan nilai yang cukupbesar yang dapat dilihat pada
lembar observasi'untuk siklus I dan dua di atas.
103 |
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dan siklus II, peneliti
telah menemukan cara untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi di TK.
Kristen IV Betania pada anak didik kelompok B agar semangat patriotisme para
pahlawan dapat meningat didalam pernbentukan karekter anak anak terutama
untuk bela negera serta cinta tanah air dan bangsa dengan cara bercerita tentang
perjuangan para pahlawan dan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Dari hasil
rekapitulasi pada anak didik maka pengamat berpendapat bahwa guru sebagai
peneliti sudah berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran, guru lebih siap dalam
persiapan alat pendukung pembelzqaran demi keefektivitas dalam penyampaian
pembelajaran bagi anak didik.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
metode bercerita pahlawan dapat meningkatkan rasa patriotisme pada anak didik
di TK. Kristen IV Betania, hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya hasil
observasi awal hingga pada observasi siklus II. Karena metode bercerita pahlawan
dapat meningkatkan rasa patriotisme, slehingga dapat membentuk karakter anak
anak bangsa yang siap membela bangsa dan Negara bila terjadi bahaya yang
mengancam. Negara baik dari luar maupun dari dalam, selain itu anak anak
merasa memiliki persamaan pandangan tentang berdirinya Negara ini dengan
perjuangan para pahlawan
Saran-saran
1) Orang tua hendaknya senantiasa membimbing anak pada saat berada di rumah
dan tidak menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab mendidik anak kepada
guru dan sekolah. Anak merupakan tanggungiawab bersama, orang tua dapat
berkoordinasi kepada guru untuk meningkatkan rasa patriotisme yang
ditamamkan sejak usia dini.
2) Guru hendaknya menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang
menarik anak dalam mengenal pahlawan di sekolah. Metode dipilih
berdasarkan kemampuan guru dan menguasai metode tersebut.
104 |
Daftar Pustaka
Amstrong, Thomas. 2004. Mengembangkan Bakat Alami Kejeniusan Anak Anda.
Batam : Interaksara.
B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Renerbit
Rineka Cipta.
BEF. Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Burke Ray, PH. D & Ron Herron. 2004. Kiat Membersarkan Anak Dengan
Memanfaatkan Kecerdasan Emosional. Batam : Interaksara.
Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta : DEPDIKNAS.
H. C. Withe:rington & W. H. Burton. 1986, Teknik-Teknik Belajar Dan Mengajar.
Jermars, Bandung.
Hartono, B. 1992. Anak Anda di T K?. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Masitok, dkk. 2004. Slrategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka. ~
Moesliaharoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
Rineka Cipta.
Patmonodewo, s. 2003. Pendidikan Anak Sekolah. Jakarta : Rineka cipta"
Santoso Soegeng. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Bina
Aksara.
Sudono Anggani. 2000. Sumber Belqar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta : Grasindo. `
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.
105 |