Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar belakang
Paparan asap tembakau di rumah terjadi di 29-69% dari anak-anak secara global
dan 43% dari anak-anak Indonesia. Paparan asap rokok selama tahap
perkembangan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, yang diukur dengan
intelligence quotient (IQ). Ada beberapa studi yang dilakukan pada korelasi
paparan asap tembakau untuk IQ. Ini adalah studi pertama dari jenis ini di
Indonesia.
Tujuan
Untuk menilai hubungan antara paparan asap tembakau dan IQ pada anak-anak
prasekolah dan untuk menilai korelasi antara tingkat cotinine serum dan IQ pada
anak-anak prasekolah yang terpapar asap tembakau.
Metode
Penelitian cross-sectional dilakukan di distrik Tuminting, Manado pada bulan
Januari - Mei 2011. Subyek dikumpulkan oleh random sampling anak 3-5 tahun.
Dalam penelitian kami, 35 anak-anak dianggap telah terpapar asap tembakau
oleh cotinine serum> 0,05 ng / ml dan 25 anak-anak dianggap tidak telah
terpapar asap tembakau (cotinine <0,05 ng / ml). Hasil dianalisis dengan t-test
dan analisis korelasi sederhana dengan menggunakan SPSS versi 17 software
dengan tingkat signifikansi P <0,05.
Hasil
Ada perbedaan yang signifikan dalam IQ antara kedua kelompok, dengan ratarata IQ 106,54 pada kelompok terpapar asap tembakau dan IQ 109,36 pada
kelompok tidak terpapar asap tembakau (P = 0,01). Rerata kadar serum cotinine
dalam kelompok dengan paparan asap tembakau 1,77 ng / mL. Tidak ada
korelasi antara tingkat cotinine dan IQ di grup ini (r = -0,19 dan P = 0,14).
Kesimpulan
IQ rata-rata pada kelompok dengan paparan asap tembakau lebih rendah
dibandingkan kelompok tidak terpapar asap tembakau. Tidak ada hubungan
antara tingkat serum cotinine rata dan berarti IQ. [Paediatr Indones. 2012; 52:
106-10].
Kata kunci: tembakau paparan asap, intelligence quotient, serum cotinine, anakanak prasekolah
Metode
1. Metode cross-sectional, dilakukan di KabupatenTuminting, Manado sejak
Januari Mei 2011
2. Cara pengambilan sampel dengan Random sampling, anak usia 3-5 tahun
pada 9 desa yang terpilih dengan cara random
3. Dihasilkan 35 anak dengan paparan asap tembakau
Dihasilkan 25 anak tanpa paparan asap tembakau
4. Kriteria inklusi : - anak anak prasekolah yang sehat (usia 3-5 tahun)
Riwayat kelahiran ahir normal dengan BB >2500 gram, masa
kehamilan >37
minggu, langsung menangis
Tidak ada riwayat neonatal jaundice, infeksi sistem saraf
sentral
5. Kriteria eksklusi : - aktif merokok
Gangguan perkembangan ( menggunakan KPSP)
6. Informed concent diperoleh dari orang tua, dan persetujuan diperoleh dari
semua anak setelah dijelaskan mengenai prosedur penelitian
7. Semua subjek yang terpapar asap tembkau diketahui apabila subjek
tinggal bersama paling sedikit 1 perokok dirumah yang sama
8. DO perokok adalah sehari-hari merokok paling sedikit 6 bulan
9. DO paparan asap tembakau adalah apabila level serum cotinine 0.05-15
pada subjek yang terpapar asap tembakau, dan <0.05 atau tidak
terdeteksi adanya cotinine serum pada subjek yang tidak terpapar asap
tembakau
10.Dianalisis dengan menggunakan t-test menggunakan SPSS 17, signifikan
bila P < 0.05