Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kasus 1 : Riwayat seorang wanita mengalami abortus spontan pada minggu ke 12 dan 18,
masuk RS pada kehamilan 24 minggu dengan diagnosa persalinan premature. Dilakukan
persalinan spontan dengan berat bayi lahir 700 gram, bayi meninggal pada hari pertama,
bagaimanakah urutan penulisan didalam sertifikat kematian perinatal?
Jawab :
I.
a. Pulmonary immaturity (P28.0)
b. Premature immaturity (P07.2)
c. Persalinan premature (O60.1)
d. Abortus berulang (O30.4)
e.
UCOD : Premature immaturity (P07.2)
Rule : Rule 1
6. Apakah setiap urutan diagnosa yang ditegakkan sudah mencerminkan urutan kejadian
dalam sertifikat kejadian, langkah apakah yang diperlukan agar tercapai tujuan?
Jawab :
Tidak, dalam sertifikat kematian terkadang urutan diagnose tidak mencerminkan urutan
kejadian. Maka agar diperoleh urutan diagnose yang mencerminkan urutan kejadian perlu
dilakukan proses reseleksi dan menulisnya sesuai aturan yaitu :
I.
Bagian Pertama
a. Penyebab langsung kematian
b. Penyebab intervensi
c. Penyebab intervensi
d. Penyebab dasar kematian
II.
Bagian Kedua
Penyebab/ penyakit penting lainnya yang tidak secara langsung terlibat dalam kematian
tetapi dapat mempengaruhi kematian.
8. Kapan kita menggunakan peraturan pilihan?
Jawab :
Ketika prinsip umum tidak dapat digunakan maka menggunakan aturan pilihan antara lain
Rule 1, Rule 2, Rule 3.
13. Kasus 2 : Seorang ibu hamil umur 30 tahun mempunyai anak umur 4 tahun yang lahir
dengan kehamilan normal dengan hydramnions. Pada kehamilan saat ini, usia kehamilan 36
minggu dilakukan pemeriksaan X-Ray didapati anencepali. Persalinan dilakukan dengan
induksi dan bayi lahir mati dengan anencephali berat badan 1500 gram. Penyebab kematian
perinatal :
Jawab :
I.
a. Anencephaly (O35.0)
b.
c. Hydramnion
d.
e. Kelahiran Induksi
UCOD : Hydramnion
Rule : Rule P 2
BBLR tidak mempengaruhi kondisi bayi saat dilahirkan sudah dalam keadaan
meninggal, tetapi berpengaruh jika bayi lahir hidup kemudian mati.
17. Apa yang kamu ketahui tentang prinsip umum, berikan contoh!
Jawab:
Pada prinsip umum pilih kondisi yang paling bawah sebagai penyebab dasar kematian pada
bagian pertama dalam sertifikat kematian. Contoh :
I.
II.
Rule
: Prinsip Umum
18. Seorang anak laki laki berusia 36 tahun, datang ke poliklinik Paru dengan keluhan sesak
nafas. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan yang intensif didapatkan penyakit Tuberkulosis
paru. Dalam catatan berkas rekam medisnya, pasien tersebut asalah penderita HIV/ AIDS.
Selain hal tersebut pasien juga mengidap penyakit osteoarthtritis. Tentukan kode dan buatlah
urutan dalam sertifikat kematiannya!
Jawab :
I.
a. TB Paru (A16.2)
b. HIV/ AIDS (B24)
II.
a. Osteoarthritis (M19.99)
UCOD : HIV/ AIDS (B20.0)
Rule : Rule 3 Modifikasi C
Alasan :
Seseorang yang mengidap penyakit HIV/ AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah sehingga mudah terinfeksi bakteri seperti bakteri mycobacterium tubercolusis yang
menyebabkan penyakit TBC. Penyakit HIV/ AIDS merupakan kondisi primer. TBC (A16.2)
dianggap konsekuensi langsung dari penyakit HIV/ AIDS.
19. seorang wanita 67 tahun mengeluh bernafas susah dan pendek/ sesak. Dia mengeuh
seperti ini sudah 10 hari. Sebelumnya 2 tahun lalau dioperasi : Gastrectomy for
carcinoma stomach. Pada pemeriksaan terdapat massa irregular pada upper abdomen dan
pada pleural effusion kanan. Dilakuakn tindakan pleural aspiration, dan meninggal 3 hari
kemudian.
Final diagnosis : seperti dibawah, urutkan dalam sertifikat kematian
Secondary malignant neoplasm of Pleura
Respiratory failure
Carcinomatosis
Previously resected Ca Stomach
Jawab :
I.
a. Respiratory Failure (J96.9)
b. Secondary malignant neoplasm of Pleura (C78.2)
c. Carcinomatosis (M8010/6, C80.0)
d. Previously resected Ca Stomach (C16.9)
II.
25. Pada kondisi high improbable ada pernyataan influenza (J10-J11) disebabkan oleh penyakit
lain, jelaskan maksudnya dan berilah contoh!
Jawab :
Kondisi higly improbable adalah menginterpretasikan kondisi hubungan sebab akibat
yang tidak mungki, seperti diagnosis J10-J11 dimana influenza dilaporkan akibat
I.
II.