GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.
id
ANALYSIS OF INVENTORY WITH
PRICINGMETHOD FIFO, LIFO AND MOVING AVERAGE (case study on Paradhya Ista Engineering) Nerius Rio Prawastyo. (20207772) AbstractANALYSIS OF INVENTORY WITH PRICING METHOD FIFO, LIFO AND MOVING AVERAGE (case study on Paradhya Ista Engineering) Nerius Rio Prawastyo. undergraduate program, Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id keywords : stock, fifo, lifo, moving average (x + 50 + appendix) abstract This study the authors analyze the pricing calculation basic supplies. Inventory is a principal object of the operation which available for processing in the production process or sold. The purpose of this study To find out, evaluate pricing basic inventory using FIFO, LIFO, and average (moving average) conducted by PT Paradhya Ista Engineering to earnings kotor.Dari results of the analysis, the FIFO method of calculation to get the gross profitto 17cm ND 2WAY SPEAKER ASSY 39 120-SMGC1-E000 Rp 214.2 million and for AIR IMPACT Wrench 1 / 2 IR 231C Rp 17.25 million, while the LIFO method of calculation results in Chapter IV Gross profit amounted to 17cm ND 2WAY SPEAKER ASSY SMG-E000-39 120-C1 by Rp 161 million and for AIR IMPACT Wrench 1 / 2 IR 231C amounted to USD 16.4 million. On average method (moving average) gross profit to 17cm ND 2WAY SPEAKER ASSY SMGE000-39 120-C1 by Rp 200,045,725 and for AIR IMPACT Wrench 1 / 2 IR 231C amounted to USD 17,009,167. besides inventory valuation merchandise has an important role in determining the cost of goods companies that have an influence on earnings to be received by company.
kelebihan harga jual dari harga beli disebut keuntungan.
Dalam akuntansi harga beli dikenal sebagai harga pokok penjualan (cost of sold), sedangkan keuntungan disebut laba kotor (gross profit), disebut laba kotor karena selisih belum dikurangkan dengan beban operasional yang diklasifikasikan sebagai beban penjualan serta beban umum dan administrasi. 1 2 Akuntansi untuk usaha dagang meliputi proses akuntansi dalam bisnis usaha dagang. Proses akuntansi meliputi transaksi pembelian, penjualan, pengeluaran kas, pengeluaran bank dan transaksi ekonomis lain yang tidak tergolong dalam keempat transaksi diatas. Persediaan barang dalam perusahaan merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar karena merupakan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan yang siap untuk dijual, dilihat dari harga beli ditambah semua biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan pembelian barang dagangan tersebut. Untuk menentukan nilai persediaan barang dagangan akhir dengan nilai barang dagangan yang laku dijual tidak akan mengalami....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id)
I. Chapter 1
II. Chapter 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual Dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan, persediaan bahan baku merupakan salah satu hal pokok yang harus diperhatikan dan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting. Persediaan mempunyai arti finansial unuk dapat memenuhi permintaan dari konsumen. Istilah persediaan secara umum mengandung dua pengertian yaitu : (1). Barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan; (2). Bahan yang disediakan dan digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan tersebut. Pada perusahaan perdagangan, operasi normal usaha dagang adalah membeli barang dagang dari pemasok, lalu dijual kembali kepada pelanggan dengan harga lebih tinggi. Dalam bisnis,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Harga
Pokok Persediaan Dalam prinsip akuntansi telah dinyatakan bahwa terhadap setiap aktiva perusahaan harus dicatat sebesar harga perolehannya (cost), yaitu sebesar pengorbanan ekonomis yang telah terjadi atau yang akan terjadi atau yang akan terjadi terkait dengan perolehan suatu aktiva tertentu hingga aktiva tersebut siap digunakan atau dijual kembali dalam kegiatan usaha seharihari. 2.2. Pengertian Persediaan Persediaan biasanya merupakan bagian yang signifikan dari total aktiva perusahaan. Akibatnya, akuntansi dan pelaporan yang tidak tepat atas aktiva ini secara material bisa mempengaruhi laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia di bukunya tentang Standar Profesional Akuntan Publik (2001:14) pengertian persediaan adalah sebagai berikut Persediaan adalah a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam produksi atau pemberian jasa. Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2002;446) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Intermediate pengertian persediaan adalah : Persediaan (in-
GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id
ventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual
dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. 6 7 Sedangkan menurut Ahmad Syafii Syakur (2009;125) dalam bukunya yang berjudul Intermedite Accounting pengertian dari persediaan adalah : Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi obyek pokok aktifitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam proses produksi atau dijual. Dari 3 teori diatas dapat disimpulkan pengertian dari persediaan adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan atau badan dalam operasi bisnis yang tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. 2.3. Sistem Pencatatan Persediaan Menurut Zaki Baridwan (2004;153) dalam bukunya yaitu Intermedite Accounting terdapat dua sistem pencatatan persediaan, yaitu 1. Periodical (Physical) Inventory System 2. Perpetual Inventory System Kedua....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) III. Chapter 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan PT Paradhya Ista Teknik yang bergerak di bidang perdagangan khususnya pada perlengkapan untuk industri otomotif, industri pertambangan yang berlokasi di Jalan Mangga Dua Raya 8 B Jakarta Barat, Indonesia. 3.2. Data/Variabel Data Primer Data primer ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan, yaitu penulis melakukan wawancara dan observasi dengan pimpinan yaitu General Manager dan bagian Accounting serta karyawan yang bekerja di PT Paradhya Ista Teknik. Serta data transaksi transaksi harian persediaan barang periode April tahun 2010, serta bentuk tarnsaksi-transaksi harian berupa Purchase Order (PO),Delivery Order, Order Verification, Invoice. 3.3. Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah liberatur baik buku, diktat, jurnal atau karya tulis lainnya baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan ini. 20 21 Observasi atau Studi Lapangan Dalam metode pengumpulan data ini penulis melakukan kunjungan langsung ke PT Paradhya Ista Teknik, khususnya pada bagian accounting. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan yang kemudian diberikan pula data-data mengenai transaksi persediaan barang. 3.4. Alat Analisis yang Digunakan Metode yang dalam mengolah dan menganalisis data atau sumber-sumber adalah metode perhitungan persediaan yaitu, Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO), Metode Masuk Terakhir Keluar Terakhir (MTKP/LIFO), dan Metode Ratarata ( Average method). 3.4.1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) Metode ini mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya. Metode ini mengasumsikan bahawa
barang yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan
atau dijual. Metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama. Cara menghitung....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) IV. Chapter 4 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Paradhya Ista Teknik yang berlokasi Jl Mangga dua Raya no. 8 B Jakarta Barat dengan berpedoman pada teori-teori yang sudah dikemukakan pada bab II. Perusahaan PT Paradhya Ista Teknik adalah sebuah perusahaan dengan bentuk usaha PT (Perseroan Terbatas). Perusahaan ini berdiri pada tanggal 11 Desember 1980 yang bergerak dalam perusahaan perdagangan dengan perlengkapan dan berkonsentrasi pada industri otomotif.Dimulai pada tahun 1995, PIT telah memperluas bisnisnya untuk membantu dalam hal pertambangan Sebagai perusahaan yang telah menetapkan sebagai distributor dengan produk yang berkualitas tinggi. Rentetan dari gagasan di belakang alas an mengapa PIT lebih suka menyediakan produk berkualitas tinggi Visi kami : Untuk memberikan konsumen kepuasan dalam kualitas, pelayanan dan menawarkan solusi terbaik.Dengan memberikan kualitas produk yang tinggi, kami memberikan garansi, parts, dan pelayanan setelah pembelian untuk membantu menjaga produktivitas yang lama dan kami akan menanamkan prioritas dalam memperbaiki produktivitas konsumen dalam persaingan di dunia dengan melayani mereka dan menawarkan solusi terbaik. 4.2. Hasil Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis meneliti tentang perhitungan penilaian / menentukan harga pokok persediaan, menentukan harga pokok dan perhitungan pada laporan rugi/laba untuk menentukan laba kotor atas penjualan. 24 25 Karena beraneka macam dan banyaknya barang yang dijual oleh PT Paradhya Ista Teknik dan keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, biaya, untuk itu penulis membatasi penelitian ilmiah ini pada 2 tipe barang yaitu SPEAKER ASSY 17CM ND 2WAY 39120-SMG-E000-C1 dan AIR IMPACT WRENCH 1/2 IR 231C. Sebab kedua barang tersebut adalah barang yang sering dijual. Oleh sebab itu pada bab ini dijelaskan bagaimana perhitungan nilai persediaan akhir menggunakan metode FIFO,LIFO, dan rata-rata bergerak (moving average) yang dilakukan oleh PT Paradhya Ista teknik. Data yang telah disiapkan oleh penulis adalah....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) V. Chapter 5 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV , maka penulis dapat menarik kesimpulan yang relevan pada penelitian ini.Dalam menentukan harga pokok
ANALYSIS OF INVENTORY WITH PRICINGMETHOD FIFO, LIFO AND MOVING AVERAGE (CASE STUDY ON PARADHYA ISTA ENGINEERI
persediaan akhir untuk dua produk yang penulis teliti ini
dari PT Paradhya Ista Teknik baik menggunakan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata (moving average) menghasilkan jumlah yang berbeda. 1. Pada metode FIFO karena harga pokoknya dibebankan berdasarkan harga pokok persediaan yang pertama masuk maka harga pokok penjualan cenderung lebih kecil dan laba yang dihasilkan sangat besar, sedangkan metode LIFO adalah kebalikan dari metode FIFO yaitu harga perolehan barang yang dijual dinilai berdasarkan harga perolehan persediaan yang terakhir masuk maka harga perolehan yang diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dapat dipertemukan secara actual. Pada metode moving average penentuan harga perolehan persediaan didasrkan pada harga perolehan persediaan yang pertama masuk dan terakhir masuk melainkan diantara keduanya. 2. Dari hasil perhitungan nilai persediaan diatas penulis dapat menganalisis bahwa bisa dilihat dari perolehan laba kotor dengan menggunakan ketiga metode penentuan harga pokok persediaan. Pada metode FIFO dari hasil perhitungan di Bab IV mendapatkan laba kotor untuk SPEAKER ASSY 17CM ND 2WAY 39120-SMG-E000-C1 sebesar Rp 214.200.000 dan untuk AIR IMPACT WRENCH 1/2 IR 231C sebesar Rp 17.250.000.Sedangkan pada metode LIFO dari hasil perhitungan di Bab IV mendapatkan laba kotor untuk sebesar SPEAKER ASSY 17CM ND 2WAY 39120-SMGE000-C1 sebesar Rp 161.000.000 dan untuk AIR IMPACT WRENCH 1/2 IR 231C sebesar Rp 47 48 16.400.000. Pada metode rata-rata (moving average) mendapatkan laba kotor untuk SPEAKER ASSY 17CM ND 2WAY 39120-SMG-E000-C1 sebesar Rp 200.045.725 dan untuk AIR IMPACT WRENCH 1/2 IR 231C sebesar Rp 17.009.167. Maka penulis dapat menyimpulkan, jika saat membuat laporan keuangan dengan ketiga metode tersebut hasil yang akan ditemukan jelas berbeda. Laba yang dihasilkan dengan metode FIFO lebih besar....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id)