Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan kebidanan tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat
dari sejak dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini
perkembangan pelayanan belum dapat mencapai tingkat yang professional. Pelayanan
kebidanan yang diberikan lebih banyak ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik
kesehatan fisik maupun psikologisnya. Ibu dan anak ini berada didalam suatu
keluarga yang ada didalam suatu masyarakat. Bidan sebagai pelaksana utama yang
memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal didalam suatu
masyarakat dikomunitas tertentu oleh karena itu dalam memberikan pelayanan tidak
hanya memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan
factor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan ini dapat berupa social, politik,
dan keadaan ekonomi. Disini terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat
diperlukan, agar bidan dapat mengenal kehidupan social dari ibu dan anak yang dapat
mempengaruhi status kesehatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syark yang artinya
saling bergaul dan saling berperan serta. Menurut beberapa ahli, masyarakat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut Maclver dan Page, masyarakat adalah suatu sistim dari kebiasaan
dan tata cara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok
penggolongan dan pengawasan tingkah laku, serta kebebasan kebebasan
manusia.
2. Menurut Ralph dan Linton (ahli antropologi), masyarakat adalah
sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan dengan batas batas tertentu.
3. Menurur Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
5. Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi .Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut sesuatu sistem adaptasi tertentu yang bersifat continue dan terikat
oleh suatu identitas bersama. (Kontjaraningrat, 1990)
2.2 Ciri-ciri Masyarakat
1. Adanya interaksi antar sesame anggota.
2. Saling bergantung.
3. Menempati wilayah dengan batas tertentu.
4. Adanya adat istiadat, norma, hokum serta aturan yang mengatur pola
tingkah laku anggotanya.
5. Adanya rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya seperti:
bahasa, pakaian, symbol symbol tertentu(perumahan), benda benda
tertentu(mata uang, alat pertanian) dan lain lain.
6. Adanya kesinambuangan dalam waktu.
2.3 Unsur-unsur Masyarakat
1) Struktur sosial
Yaitu pengelompokan-pengelompokan di dalam suatu masyarakat, baik
dalam hal jenis kelamin, umur, kekerabatan, pekerjaan, kedudukan, dsb.
2) Kontrol sosial
Yaitu suatu sistem atau suatu prosedur yang mengatur perilaku masingmasing anggota dalam suatu masyarakat
3) Media komunikasi
Yaitu media yang mendukung proses interaksi antar anggota dalam suatu
masyarakat. Media komunikasi tersebut dapat berupa bahasa dsb.
4) Sistem nilai
Yaitu standar dan patokan bagi seluruh anggota suatu masyarakat dalam
berperilaku sosial
2.4 Tipe-tipe Masyarakat
1) Masyarakat statis
Masyarakat tertutup merupakan masyarakat yang sulit sekali menerima
perubahan sosial budaya. Faktor utamanya adalah minimnya pendidikan.
Biasanya, masyarakat yang dimaksud berada di pedalaman. Misalnya,
Papua atau Kalimantan. Perubahan sosial budaya pada masyarakat ini
berlangsung lambat sekali. Bahkan, stagnan.
2) Masyarakat dinamis
Lain halnya dengan masyarakat tertutup, masyarakat dinamis sangat cepat
mengalami perubahan sosial budaya, di samping faktor pendidikan lebih
tinggi juga mendapat akses informasi yang selalu update (muthakhir)
mengenai perubahan sosial budaya sehingga mereka dapat cepat beradaptasi
dengan situasi dan kondisi. Masyarakat ini tinggal di kota-kota besar.
mempengaruhi.
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat akan manfaat ilmu pengetahuan
dan tegnologi.
4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian.
5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
6. Hokum yang berlaku adalah hokum tertulis.
7. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.
8. Lebih individual
2.6 Konsep Budaya dan Perkembangan Budaya Masyarakat di Indonesia
Perkembangan budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahanperlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern,
saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya local atau
tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena
adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi. Akulturasi
adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat
diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan
kebudayaan yang ada.
Keberhasilan
bidan
dalam
bekerja/memberikan
pelayanan
tingkat
perkembangannya.Wanita/ibu
adalah
penerus
danlingkungan
budaya.
Lingkungan
psikososial
meliputi
lingkungannya,
yang
terwujud
dalam
bentuk
konsultasi
dan
rujukan
yang
tepat
selama
memberikanasuhan kebidanan.
f.
agar
mereka
dapat
menentukan
pilihan
yang
telah
sepanjang
hidup
manusia
perlu
dikembangkan
dan
10
11
12
interval.
o Anak
13
1) Definisi
a. Secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana
dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat
secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan
budaya setempat.
b. Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu
pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
2) Tujuan pendekatan edukatif
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan masalah kebidanan komunitas.
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
3) Strategi dasar pendekatan edukatif
a. Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider :
kelompok
kecil,
pernyataan
beberapa
pejabat
yang
berpengaruh.
14
b. Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat
untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara
swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif,
melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang
dilaksanakan. Langkah langkahnya meliputi pendekatan tingkat
desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
serta pemantapan dan pembinaan
B. Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat.
15
pendekatan
yang
lebih
menekankan
pada
proses
yang
manusia
yang
tujuannya
adalah
untuk
16
intensif
yaitu
pengembangan
masyarakat
melalui
lain
jika
diperlukan,
serta
melaksanakan
tindakan
17
yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan
sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai
berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko
tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan
kesehatan kelompok
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan
praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang
dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan
kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.
Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain
atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga
bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara
18
pemeliharaan
kesehatan
diri
sendiri,
keluarga
maupun
masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun
sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan
kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, bidan sewaktu
waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling,
dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
2.16 Bekerja di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan
rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3
hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah
dan melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas.
19
20
BAB III
EXERCISES
Pertanyaan dari : Erlin Nur I
1. Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan :
a. Keluarga yang sehat
b. Keluarga yang sejahtera
c. Keluarga yang sehat sejahtera
d. Keluarga kecil dan sejahtera
e. Keluarga besar dan sejahtera
2. Pengertian bidan komunitas adalah
a. Bidan yang bekerja dirumah sakit
b. Bidan yang bekerja di pukesmas
c. Bidan yang bekerja di posyandu
d. Bidan yang bekerja di komunitas
e. Bidan yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas
3. Sasaran kebidanan komunitas adalah ...., kecuali :
a. Ibu hamil dan bayinya dalam keluarga
b. Ibu bersalin dan nifas dalam keluarga
c. Ibu dan anak dalam konteks keluarga
d. Ibu bersalin dan bayi dalam keluarga
e. Ibu, bapak, ansak dalam keluarga
4. Tujuan kebidanan komunitas adalah
a. Mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Mewujudkan keluaraga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera
c. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan balita didalam keluarga
d. Mewujudkan keluarga yang harmonis
e. Meningkatkan kesehatan keluarga
5. Pelayanan kesehatan pada ibu meliputi
a. Pra hamil, bersalin dan nifas
b. Hamil, bersalin dan nifas
c. Bersalin, prahamil, menyusui
d. Hamil, bersalin, nifas, KB
21
Jawaban :
1. C
2. D
3. C
4. C
5. E
b.
c.
d.
e.
b.
22
10.
c.
d.
e.
Jawaban :
6. D
7. E
8. C
9. A
10. A
12.
13.
23
c. Pelaksana
d. Peneliti
e. Semua benar
14.
Jawaban :
11. E
12. A
13. B
14. A
15. D
16. Sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi adalah..
a. Masyarakat
b. Kelompok
c. Ketua
d. Anggota
e. Keluarga
24
Lingkungan
c. Perilaku
d. Manusia / laki-laki
e. Pelayanan kesehatan
Jawaban :
1. A
2. E
3. A
4. E
5. D
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
26
DAFTAR PUSTAKA
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
27