Вы находитесь на странице: 1из 27

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan kebidanan tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat
dari sejak dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini
perkembangan pelayanan belum dapat mencapai tingkat yang professional. Pelayanan
kebidanan yang diberikan lebih banyak ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik
kesehatan fisik maupun psikologisnya. Ibu dan anak ini berada didalam suatu
keluarga yang ada didalam suatu masyarakat. Bidan sebagai pelaksana utama yang
memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal didalam suatu
masyarakat dikomunitas tertentu oleh karena itu dalam memberikan pelayanan tidak
hanya memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan
factor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan ini dapat berupa social, politik,
dan keadaan ekonomi. Disini terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat
diperlukan, agar bidan dapat mengenal kehidupan social dari ibu dan anak yang dapat
mempengaruhi status kesehatannya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimanakah konsep dasar kebidanan komunitas?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep dasar kebidanan komunitas?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syark yang artinya
saling bergaul dan saling berperan serta. Menurut beberapa ahli, masyarakat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut Maclver dan Page, masyarakat adalah suatu sistim dari kebiasaan
dan tata cara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok
penggolongan dan pengawasan tingkah laku, serta kebebasan kebebasan
manusia.
2. Menurut Ralph dan Linton (ahli antropologi), masyarakat adalah
sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan dengan batas batas tertentu.
3. Menurur Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
5. Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi .Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut sesuatu sistem adaptasi tertentu yang bersifat continue dan terikat
oleh suatu identitas bersama. (Kontjaraningrat, 1990)
2.2 Ciri-ciri Masyarakat
1. Adanya interaksi antar sesame anggota.
2. Saling bergantung.
3. Menempati wilayah dengan batas tertentu.
4. Adanya adat istiadat, norma, hokum serta aturan yang mengatur pola
tingkah laku anggotanya.

5. Adanya rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya seperti:
bahasa, pakaian, symbol symbol tertentu(perumahan), benda benda
tertentu(mata uang, alat pertanian) dan lain lain.
6. Adanya kesinambuangan dalam waktu.
2.3 Unsur-unsur Masyarakat
1) Struktur sosial
Yaitu pengelompokan-pengelompokan di dalam suatu masyarakat, baik
dalam hal jenis kelamin, umur, kekerabatan, pekerjaan, kedudukan, dsb.
2) Kontrol sosial
Yaitu suatu sistem atau suatu prosedur yang mengatur perilaku masingmasing anggota dalam suatu masyarakat
3) Media komunikasi
Yaitu media yang mendukung proses interaksi antar anggota dalam suatu
masyarakat. Media komunikasi tersebut dapat berupa bahasa dsb.
4) Sistem nilai
Yaitu standar dan patokan bagi seluruh anggota suatu masyarakat dalam
berperilaku sosial
2.4 Tipe-tipe Masyarakat
1) Masyarakat statis
Masyarakat tertutup merupakan masyarakat yang sulit sekali menerima
perubahan sosial budaya. Faktor utamanya adalah minimnya pendidikan.
Biasanya, masyarakat yang dimaksud berada di pedalaman. Misalnya,
Papua atau Kalimantan. Perubahan sosial budaya pada masyarakat ini
berlangsung lambat sekali. Bahkan, stagnan.
2) Masyarakat dinamis
Lain halnya dengan masyarakat tertutup, masyarakat dinamis sangat cepat
mengalami perubahan sosial budaya, di samping faktor pendidikan lebih
tinggi juga mendapat akses informasi yang selalu update (muthakhir)
mengenai perubahan sosial budaya sehingga mereka dapat cepat beradaptasi
dengan situasi dan kondisi. Masyarakat ini tinggal di kota-kota besar.

2.5 Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota


a. Masyarakat Desa
1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
2. Adat istiadat masih dipegang kuat sekali.
3. Sebagian besar memiliki kepercayaan terhadap hal hal gaib.
4. Tingkat buta huruf masih tinggi.
5. Masih berlaku hokum taktertulis.
6. Jarang bahkan tad ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi
dan keterampilan.
7. System ekonomi sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
sebagian kecil dijual.
8. Gotong royong sangat kuat
b. Masyarakat Kota
1. Hubungan didasarkan atas kepentingan pribadi.
2. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dan saling

mempengaruhi.
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat akan manfaat ilmu pengetahuan

dan tegnologi.
4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian.
5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
6. Hokum yang berlaku adalah hokum tertulis.
7. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.

8. Lebih individual
2.6 Konsep Budaya dan Perkembangan Budaya Masyarakat di Indonesia
Perkembangan budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahanperlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern,
saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya local atau
tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena
adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi. Akulturasi
adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat
diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan
kebudayaan yang ada.

Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah


mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur
kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran.
2.7 Paradigma kebidanan komunitas
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi
pelayanan.

Keberhasilan

bidan

dalam

bekerja/memberikan

pelayanan

berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/perempuan,


lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidan atau
hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan
kebidanan dan keturunan.
Komponen Paradigma Kebidanan
1) Manusia/Wanita
Wanita/manusia adalah makhluk biopsikososial kultural dan spiritual
yangutuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasr yang bermacam-macam
sesuaidengan

tingkat

perkembangannya.Wanita/ibu

adalah

penerus

generasi keluarga dan bangsa sehinggakeberadaan wanita yang sehat


jasmani dan rohani serta sosial yang sangatdiperlukan.Wanita/ibu adalah
pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusiasangat ditentukan
oleh keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani sertasosial yang
sangat diperlukan.Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam
keluarga kualitasmanusia sangat ditentukan oleh keberadaan / kondisi dari
wanita/ibu dalamkeluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak
dan pelopor dari peningakatan kesejahteraan keluarga.
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan
tersebutmeliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan
biologis

danlingkungan

budaya.

Lingkungan

psikososial

meliputi

keluarga, komuniti danmasyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi


antara keluarga, kelompok,komuniti maupun masyarakat. Masyarakat
merupakan kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah

dibentuk oleh manusia sebagai lingkungansosial. Masyarakat adalah


lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiridari individu, keluarga,
kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan atausistem nilai,
ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unitkomuniti.
3) Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi
manusiandengan

lingkungannya,

yang

terwujud

dalam

bentuk

pengetahuan sikap dan tindakan. perilaku manusia bersifat holistik


(menyeluruh).Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :
a. Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada filosofi etika
profesi dan aspek legal
b. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis
yangdibuatnya.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutahir secara berkala.
d. Mengunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakitdan strategi pengendalikan infeksi.
e. Menggunakan

konsultasi

dan

rujukan

yang

tepat

selama

memberikanasuhan kebidanan.
f.

Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubunganan dengan


praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, priode pasca persalinan, bayi
barulahir dan anak.

g. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita


/ibu

agar

mereka

dapat

menentukan

pilihan

yang

telah

diinformasikantentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara


tertulis supayamereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
h. Menggunakan keterampilan komunikasi
i.

Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan


pelayanankesehatan ibu dan keluarga

j. Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.


perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya,
perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhui

kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkannya, demikian pula perilaku


ibu pada masanifas akan mempengaruhui kesehatan ibu dan bayinya.
dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan
janinya
4) Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan
layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikan dengan meksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat
yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan
pemulihan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
a. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggungjawab bidan.
b. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
c. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke system pelayanan yang lenih tinggi atau
sebaliknya yaitu yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan
dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu dan bayi.
5) Keturunan
Kualitas manusia, di antaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang
sehat akan dilahirkan oleh ibu yang sehat. Ini menyangkut kesiapan

perempuan sebelum perkawinan, sebelum kehamilan (pra-konsepsi), masa


kehamilan, masa kelahiran, dan masa nifas.
Walaupun kehamilan, kelahiran, dan nifas adalah sangat penting dan
mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan, dan
semua adalah tugas utama bidan
2.8 Falsafah Kebidanan Komunitas
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah :
1. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam Undang Undang maupun
peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga
pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh
International Confederation of Midwives (ICM), FIGO dan WHO.
2. Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur
dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan
dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya
ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil,
melahirkan, nifas yang aman dan KB.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia
dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib
sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala
aspek pemeliharaan kesehatannya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause
adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan
intervensi medic.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat
pelayanan yang berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.

8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,


lingkungan dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah
dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang
professional dan interaksi social serta asas penelitian dan pengembangan
yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian
berlangsung

sepanjang

hidup

manusia

perlu

dikembangkan

dan

diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.


2.9 Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International
Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister
dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik
kebidanan.
Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu Communitas yang berarti
kesamaan, dan juga communis yang berarti sama, publik ataupun banyak.
Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/
daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991)
komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial. Jenis
Komunitas :
1. Geografikal yaitu daerah
2. Administratif batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama

10

4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain


Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And
Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang
harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan
berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan
tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl dan
bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas
sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang
lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan
Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut bidan saja.
2.10 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Beberapa Negara lain
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan
persalinan dilakukan oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi
wanita pribumi di Batavia kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan
(KTB) di masyarakat jogyakarta dan berkembang didaerah lain. Seiring

11

dengan pelatihan ini dibukalah BKIA, bidan sebagai penanggung jawab,


memberikan pelayanan antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi dan
gizi, intra natal dirumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952
diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan, tahun 1967
Kursus tambahan bidan (KTB) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan
Puskesmas.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam
wilayah kerja. Bidan di Puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA) termasuk keluarga berencana (KB). Diluar gedung pelayanan
kesehatan keluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan,
KB, Imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan. Tahun 1990 merata pada
semua masyarakat.
Instruksi presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai
pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakan titik tolak dari konferensi
kependudukan dunia di Kairo yang menekankan pada reproduksi health
memperluas garapan bidan antara lain Safe Motherhood, Keluarga
berencana, Penyakit Menular Seksual (PMS), kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan reproduksi orang tua.
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di
institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982)
menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity dan
dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan antenatal
,penurunan frekuensi Persalinan dengan induksi, penurunan frekuensi
Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi SC dan
pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan nifas dikembalikan ke
komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
2.11 Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan

12

kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,


bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. ( Syahlan, 1996 : 15 )
2.12 Fokus dan Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas
Menurut ( Syahlan, 1996 : 16 ) Komuniti adalah sasaran pelayanan
kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang
membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama
pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
o Ibu

: pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa

interval.
o Anak

: meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi,

balita, pra sekolah dan sekolah.


o Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi,
pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan
gizi, imunisasi dan kelompok usila (gangrep).
o Masyarakat (community) : remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Fokus/Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai
masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk, 2009 : 9).
2.13 Strategi Kebidanan Komunitas
A. Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi,
sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku
masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan
kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa
percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.

13

1) Definisi
a. Secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana
dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat
secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan
budaya setempat.
b. Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu
pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
2) Tujuan pendekatan edukatif
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan masalah kebidanan komunitas.
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
3) Strategi dasar pendekatan edukatif

a. Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider :

Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.


Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam

kelompok

kecil,

pernyataan

beberapa

pejabat

yang

berpengaruh.

Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat


administrasi sampai dengan tingkat desa.
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi
dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara
makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.

14

Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa


Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan
petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data
umum , data khusus dan data perilaku.

b. Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat
untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara
swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif,
melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang
dilaksanakan. Langkah langkahnya meliputi pendekatan tingkat
desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
serta pemantapan dan pembinaan
B. Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat.

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan


prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan
masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas
berdasarkan atas sumber sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun
berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting
meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
a. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah
melalui proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
b. General Content objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam
bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.

15

c. Proses Objective approach


Yaitu

pendekatan

yang

lebih

menekankan

pada

proses

yang

dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian


dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader
i. Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada Di
Masyarakat.
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial
ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara
diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak
pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
1) Definisi
a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya.
b. Pengembangan

manusia

yang

tujuannya

adalah

untuk

mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol


lingkungannya.
2) Langkah langkah
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3) Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi
sebagai katalisator untuk mempercepat proses.

16

4) Bentuk - bentuk program masyarakat


a. Program

intensif

yaitu

pengembangan

masyarakat

melalui

koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.


b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan
pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara
khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas
program
c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk
usaha usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan
dengan kebutuhan wilayah tersebut.
2.14 Lingkup, Bidang, Wewenang dan Tanggung Jawab
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau
bantuan

lain

jika

diperlukan,

serta

melaksanakan

tindakan

kegawatdaruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan


pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat.
2.15 Peran Bidan di Komunitas
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus
memahami perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah
kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat
dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik
masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah,
bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara
tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan

17

yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan
sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai
berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko
tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan

kesehatan kelompok

wanita dengan gangguan

reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan
praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang
dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan
kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.
Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain
atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga
bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara

18

cepat tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula


dengan segera melaksanakan tindakan.
e. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan
individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam
upaya

pemeliharaan

kesehatan

diri

sendiri,

keluarga

maupun

masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun
sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan
kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, bidan sewaktu
waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling,
dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
2.16 Bekerja di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan
rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3
hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah
dan melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas.

19

2.17 Jaringan Kerja Bidan di Komunitas


Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/
Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS,

Rumah pasien, Dasa

Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)


Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi
dan tugas masing masing,

selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan

anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung


jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan
pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk
kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya :
imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya.
Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan
institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.
2.18 Visi Indonesia Sehat Sebagai Landasan Berpikir Pelayanan Kebidanan
Visi Indonesia Sehat :
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas
penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi tingginya di seluruh wilayah RI.

20

BAB III
EXERCISES
Pertanyaan dari : Erlin Nur I
1. Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan :
a. Keluarga yang sehat
b. Keluarga yang sejahtera
c. Keluarga yang sehat sejahtera
d. Keluarga kecil dan sejahtera
e. Keluarga besar dan sejahtera
2. Pengertian bidan komunitas adalah
a. Bidan yang bekerja dirumah sakit
b. Bidan yang bekerja di pukesmas
c. Bidan yang bekerja di posyandu
d. Bidan yang bekerja di komunitas
e. Bidan yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas
3. Sasaran kebidanan komunitas adalah ...., kecuali :
a. Ibu hamil dan bayinya dalam keluarga
b. Ibu bersalin dan nifas dalam keluarga
c. Ibu dan anak dalam konteks keluarga
d. Ibu bersalin dan bayi dalam keluarga
e. Ibu, bapak, ansak dalam keluarga
4. Tujuan kebidanan komunitas adalah
a. Mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Mewujudkan keluaraga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera
c. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan balita didalam keluarga
d. Mewujudkan keluarga yang harmonis
e. Meningkatkan kesehatan keluarga
5. Pelayanan kesehatan pada ibu meliputi
a. Pra hamil, bersalin dan nifas
b. Hamil, bersalin dan nifas
c. Bersalin, prahamil, menyusui
d. Hamil, bersalin, nifas, KB

21

e. Pra hamil, hamil, bersalin, nifas, menyusui

Jawaban :
1. C
2. D
3. C
4. C
5. E

Pertanyaan dari : Yuni Reno P.


6. Pelayanan kesehatan pada anak meliputi, kecuali
a. Pemeriksaan kesehatan anak balita
b. Imunisasi,
c. Identifikasi kelainan
d. Pengobatan bayi bermasalah
e. Pengawasan tumbuh kembang anak
7. Dibawah ini adalah gambaran keluarga sehat, kecuali
a. Anggota keluaraga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial
b. Cepat meminta bantuan kepada Nakes bila timbul masalah kesehatan satu
anggota keluarga
c. Dirumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K
d. Tinggal dirumah dan lingkungan yang sehat
e. Menyediakan oksigen dirumah
8. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki bidan dalam melaksanakan kesehatan
bidan dikomunitas adalah, kecuali :
a.

Konsep dasar kebidanan komunitas

b.

Masalah kebidanan komunitas

c.

Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat

d.

Strategi pelayanan kebidanan komunitas

e.

Pelayan terhadap seluruh penyakit di masyarakat

9. Keterampilan dasar yang harus dimiliki bidan dikomunitas adalah :


a.

Melakukan penhgelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, bayi, balita dan KB


dimasyarakat

b.

Sistem layanan kesehatan ibu dan anak

22

10.

c.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak

d.

Ruang lingkup kebidanan komunitas

e.

Strategi pelayanan kebidanan komunitas


Bentuk peran serta masyarakat dalam kebidanan komunitas meliputi :
a. Pelatihan dukun
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
d. Pencatatan dan pelaporan
e. Pelayanan rujukan KB

Jawaban :
6. D
7. E
8. C
9. A
10. A

Pertanyaan dari : Eva Maslahul U.


11.

Pelayanan kebidanan komunitas dapat dilakukan di :


a. Rumah pasien
b. Polindes
c. Posyandu
d. Puskesmas
e. Semua benar

12.

Apa sajakah unsur-unsur masyarakat?


a. Struktur sosial, kontrol sosial, media komunikasi, sistem nilai
b. Statis, dinamis
c. Masyarakat desa dan masyarakat kota
d. individu dan kelompok
e. interaksi sosial, status sosial, strata sosial

13.

Bidan berperan sebagai penyuluh di bidang kesehatan khususnya kesehatan


ibu, anak, dan keluarga. Dalam hal ini bidan berperan sebagai :
a. Pendidik
b. Pengelola

23

c. Pelaksana
d. Peneliti
e. Semua benar
14.

Perlunya mendidik bidan untuk di tempatkan didesa dimulai pada tahun


a. 1990
b. 1991
c. 1992
d. 1993
e. 1994
15. Masyarakat yang sangat cepat mengalami perubahan sosial budaya
disebut,,
a. Masyarakat desa
b. Masyarakat urban
c. Masyarakat kota
d. Masyarakat modern
e. Masyarakat tradisional
f. Masyarakat dinamis

Jawaban :
11. E
12. A
13. B
14. A
15. D

16. Sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi adalah..
a. Masyarakat
b. Kelompok
c. Ketua
d. Anggota
e. Keluarga

24

17. Sebutkan perbedaan masyarakat desa dan kota


1) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
2) Sulit bersosialisasi di lingkungan
3) Hubungan didasarkan atas kepentingan pribadi
4) Suka memberi
a. 1 dan 3 benar / salah
b. 1,2,3 benar / salah
c. 2 dan 4 benar / salah
d. 4 saja benar / salah
e. Semua benar / salah
18. Dimana saja jaringan kerja bidan di komunitas
a. polindes dan posyandu
b. rumah pasien dan rumah sendiri
c. bps dan pom bensin
d. posyandu dan pos sekuriti
e. polindes dan pos polisi
19. sebutkan ciri-ciri masyarakat
1) Adanya interaksi antar sesame anggota.
2) Saling bergantung.
3) Menempati wilayah dengan batas tertentu.
4) Adanya adat istiadat, norma, hokum serta aturan yang mengatur pola
tingkah laku anggotanya
a.
b.
c.
d.
e.

1 dan 2 benar / salah


1,2,3 benar / salah
2 dan 4 benar / salah
4 saja benar / salah
Semua benar / salah

20. Sebutkan komponen paradigma kebidanan kecuali


a. Manusia / Wanita
b.

Lingkungan

c. Perilaku
d. Manusia / laki-laki
e. Pelayanan kesehatan

Jawaban :
1. A
2. E
3. A
4. E
5. D

25

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

26

penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas Individu (ibu dan anak), keluarga
dan masyarakat.
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat sejahtera dalam komunitas tertentu
Bidan berperan sebagai pendidik, pengelola, pelaksana, peneliti,
pemberdaya, advokat, kolaborator dan perencana.
Jaringan kerja kebidanan komunitas antara lain puskesmas/ puskesmas
pembantu dimana bidan sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu,
BPS ataupun rumah pasien sebagai pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola
dan pelaksana.

DAFTAR PUSTAKA
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

27

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.


keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan.
Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika .
Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas I:
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika

Вам также может понравиться