Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
A. PENDAHULUAN
IAS 8 menguraikan dasar untuk pemilihan kebijakan akuntansi dan perubahannya. IAS 8
juga menjabarkan ketentuan dan pengungkapan perubahan yang dibuat di dalam estimasi
akuntansi dan koreksi kesalahan periode yang lalu. Tujuan standar ini adalah untuk
memperkuat relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas dan dapat diperbandingkan
sepanjang waktu, dan juga dengan laporan keuangan entitas lainnya.
Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk transaksi
sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi secara khusus
membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk kebijakan yang berbeda itu
layak. Bilamana suatu standar atau interpretasi mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi
tersebut, maka suatu kebijakan akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara
konsisten terhadap setiap kategori.
Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar
atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu
harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana tidak ada provisi
peralihan ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara
sukarela, maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-olah
kebijakan tersebut telah selalu diterapkan).
Bilamana perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka komparatif (periode
pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan harus dinyatakan kembali
seolah-olah kebijakan baru telah selalu diterapkan. Dampak dari kebijakan baru atas laba
ditahan (retained earnings) sebelum periode terawal disajikan harus disesuaikan terhadap
saldo awal daripada laba ditahan. Apabila tidak dapat dipraktekkan untuk menentukan efek
periode spesifik atau efek kumulatif dari perubahan, maka entitas harus menerapkan
perubahan secara prospektif dari mulai periode terawal yang praktis memungkinkan.
Penerapan awal suatu standar atau intrepretasi. Bilamana suatu standar atau interpretasi
yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan perubahan bilamana mempunyai
efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau mempunyai efek atas periode masa
datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan untuk menentukan jumlah penyesuaian yang
diperlukan di dalam periode berjalan atau periode sebelumnya atau yang diharuskan di dalam
periode masa datang.
BAB II
A. RUANG LINGKUP KEBIJKAN AKUNTANSI (IAS 8)
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip tertentu, basis, konvensi, peraturan dan
praktik yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Ketika sebuah IFRS secara khusus berlaku untuk transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya ,
kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan untuk item yang akan ditentukan dengan
menerapkan IFRS dan mempertimbangkan setiap Pedoman Pelaksanaan relevan yang
dikeluarkan oleh IASB untuk IFRS .
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya , manajemen harus menggunakan penilaian dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi
yang relevan dan dapat diandalkan . Dalam membuat manajemen penilaian mengacu pada ,
sebuah mempertimbangkan penerapan , sumber-sumber berikut dalam urutan menurun :
(a) persyaratan dan bimbingan dalam SAK berurusan dengan masalah yang sama dan
terkait ; dan
(b) definisi , kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset , kewajiban ,
pendapatan dan beban di Kerangka konseptual.
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi yang sama, peristiwa dan kondisi lain, kecuali sebuah IFRS secara khusus
membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi barang yang kebijakan yang berbeda
mungkin tepat . Jika IFRS membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi tersebut,
kebijakan akuntansi yang sesuai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kategori.
Suatu entitas harus mengubah kebijakan akuntansi hanya jika perubahan :
(a) diperlukan oleh IFRS ; atau
(b) hasil dalam laporan keuangan memberikan informasi yang handal dan lebih
relevan tentang efek dari transaksi , kejadian-kejadian atau kondisi pada posisi
keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas .
Entitas harus memperhitungkan perubahan kebijakan akuntansi yang dihasilkan dari
penerapan awal suatu IFRS sesuai dengan ketentuan transisi yang spesifik , jika ada, dalam
IFRS itu. Ketika suatu entitas perubahan kebijakan akuntansi atas penerapan awal dari IFRS
yang tidak termasuk ketentuan peralihan khusus yang berlaku untuk perubahan itu, atau
perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela , itu akan berlaku perubahan secara
retrospektif. Namun, perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif
kecuali sejauh bahwa tidak praktis untuk menentukan baik efek - periode tertentu atau efek
kumulatif dari perubahan.
Perubahan dalam Estimasi Akuntansi
Penggunaan estimasi yang memadai merupakan bagian penting dari penyusunan laporan
keuangan dan tidak melemahkan kehandalan mereka . Perubahan estimasi akuntansi adalah
penyesuaian nilai tercatat aset atau kewajiban , atau jumlah konsumsi periodik aset , yang
dihasilkan dari penilaian status sekarang , dan manfaat masa depan yang diharapkan dan
kewajiban terkait dengan , aset dan kewajiban . Perubahan estimasi akuntansi hasil dari
informasi baru atau perkembangan baru dan , sesuai, tidak koreksi kesalahan . Pengaruh
perubahan estimasi akuntansi, harus diakui secara prospektif oleh termasuk dalam laporan
laba rugi di :
(a) periode perubahan , jika perubahan mempengaruhi periode saja; atau
(b) periode perubahan dan periode mendatang , jika perubahan mempengaruhi kedua.
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lain, manajemen harus menggunakan penilaiannya dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi
yang relevan dan dapat diandalkan. [IAS 8,10]. Dalam membuat keputusan bahwa,
manajemen harus mengacu dan mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut
dalam urutan:
(a) Persyaratan dan bimbingan dalam standar IASB dan interpretasi berurusan dengan
masalah yang sama dan terkait, dan definisi, kriteria pengakuan dan konsep
pengukuran untuk aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam Kerangka. [IAS
8,11]
(b) Manajemen juga dapat mempertimbangkan pernyataan terbaru dari lain penetapan
standar badan yang menggunakan kerangka kerja konseptual yang sama untuk
mengembangkan standar akuntansi, sastra akuntansi lain dan praktik industri yang
diterima, sejauh ini tidak bertentangan dengan sumber-sumber dalam ayat 11. [IAS
8,12] dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
1. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai; dan
2. Andal, dalam laporan keuangan yang:
a) menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas;
b) Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya, dan bukan hanya bentuk hukumnya;
c) Netral, yaitu bebas dari bias;
d) Pertimbangan sehat; dan
e) Lengkap dalam semua hal yang material.
Dalam
membuat
pertimbangan
yang
dijelaskan,
manajemen
mempertimbangkan
keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
mengacu,
dan
a) Persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan
terkait; dan
b) Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, laibilitas,
penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan
C. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk transaksi sejenis,
peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi secara khusus membutuhkan
atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk kebijakan yang berbeda itu layak. Bilamana
suatu standar atau interpretasi mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi tersebut, maka
suatu kebijakan akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten
terhadap setiap kategori.
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan:
Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling
awal.
Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Perubahan Prinsip Akuntansi
Suatu entitas harus merubah suatu kebijakan akuntansi hanya apabila perubahan,
Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh laporan
keuangan dalam hal efek transaksi, peristiwa lain, atau kondisi atas posisi keuangan
entitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
Dapat dicatat bahwa hal berikut bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau kondisi yang
membedakan substansi dari hal-hal yang terjadi sebelumnya; dan;
Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk transaksi, peristiwa lain, atau
kondisi yang tidak terjadi sebelumnya atau tidak material.
Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan hingga sebatas
yang dapat dipraktikkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini laporan
keuangan;
Bilamana dapat diterapkan, pendapatan persaham dasar dan dilusian untuk periode
berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang dapat
dipraktekkan; dan
Perubahan Kebijakan Akuntansi Secara Sukarela. Dalam hal perubahan kebijakan akuntansi
secara sukarela, bilamana perubahan sebelumnya mempunyai dampak pada periode berjalan
atau periode sebelumnya atau mempunyai dampak pada periode masa datang, akan tetapi
tidak dapat dipraktekkan guna menentukan jumlah penyesuaian yang dipersyaratkan di dalam
periode berjalan atau periode sebelumnya atau yang dipersyaratkan di dalam periode masa
datang, maka entitas harus membuat pengungkapan:
Alasan atas kebijakan baru yang memberikan informasi yang andal dan yang lebih
relevan;
Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya disajikan, hingga sebatas yang
dapat dipraktekkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini laporan keuangan;
Bilamana dapat diterapkan, pendapatan per saham dasar dan dilusian untuk periode
berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang dapat
dipraktekkan; dan
Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelum hal tersebut disajikan,
hingga sebatas yang dapat dipraktekkan; dan
Bilamana penerapan berlaku surut tidak dapat dipraktikkan, maka keadaanlah yang
menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana kebijakan
akuntansi telah diterapkan.
Bilamana standar atau interpretasi telah diterbitkan tetapi belum efektif, maka entitas
harus mengungkapkan fakta bahwa standar-standar atau interpretasi tersebut telah diterbitkan
pada tanggal otorisasi laporan keuangan tetapi tidak efektif.
Setiap informasi yang diketahui atau yang dapat diestimasi berkaitan dengan penilaian
terhadap dampak kemungkinan dari standar atau interpretasi baru harus juga diungkapkan.
Laporan keuangan periode berikutnya tidak perIu mengulang pengungkapan tersebut.
Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemen
dalam LK.
i.
ii.
Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada
aktivitas bisnis.
iii.
10
ii.
Perubahan
estimasi
akuntansi
dihasilkan
dari
informasi
baru
atau
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut:
i.
11
i.
ii.
iii.
iv.
Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar
estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi
estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan. Suatu
perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan adalah perubahan kebijakan akuntansi,
dan bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedakan suatu perubahan
kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut
diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.
Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara
prospektif dalam laporan laba rugi pada:
i. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
ii. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
12
mengungkapkan dampak perubahan yang diharapkan di dalam periode mendatang, jika tidak
praktis untuk dilakukan. Dalam hal tersebut, entitas harus mengungkapkan fakta bahwa tidak
praktis untuk mengestimasi dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode mendatang.
Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berarti bahwa
perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal perubahan
dalam estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat hanya berakibat pada laba atau
rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dan periode mendatang. Misalnya,
suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak tertagih hanya berdampak pada laba atau
rugi periode berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Namun, suatu
perubahan estimasi umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
mendatang pada, suatu aset yang dapat disusutkan berdampak pada beban penyusutan untuk
periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur manfaat. Dalam kedua kasus
tersebut, dampak perubahan yang terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan
atau beban pada periode berjalan. Dampak, jika ada, pada periode mendatang diakui sebagai
penghasilan atau beban pada periode mendatang tersebut.
Kesalahan
Kesalahan di dalam laporan keuangan dapat menimbulkan catatan mengenai
pengakuan, pengukuran, penyajian yang salah, atau pengungkapan pos di dalam laporan
keuangan. Bilamana laporan keuangan berisi kesalahan-kesalahan yang material, maka tidak
dapat dianggap mematuhi IFRS.
Tiga analisis kesalahan:
1.
2.
3.
13
Laporan
Posisi
Keuangan
merupakan
kesalahan
yang
hanya
Kesalahan
dapat
timbul
dari
adanya
keterlambatan
penyampaian
bukti
14
yang terjadi pada periode berjalan, cukup dengan pembetulan pada perkiraan yang
bersangkutan pada periode berjalan. Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan dan
mempengaruhi posisi kas, dilakukan dengan pembetulan perkiraan pendapatan atau belanja
yang bersangkutan. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang terlalu besar
dikeluarkan dan mempengaruhi posisi kas, yang ditemukan setelah laporan keuangan
diterbitkan dilakukan pembetulan dengan menambah perkiraan pendapatan lain-lain dan
menambah saldo Kas. Apabila kesalahan tersebut menambah jumlah belanja dan mengurangi
saldo Kas maka pembetulan dilakukan pada perkiraan ekuitas dana lancar.
Kesalahan juga dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK
jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu
penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu. Potensi kesalahan
periode berjalan yang ditemukan pada periode itu dikoreksi sebelum laporan keuangan
diterbitkan. Namun, kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai suatu
periode kemudian, dan kesalahan periode lalu dikoreksi pada informasi komparatif sajian
pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan baik yang terlalu kecil maupun terlalu
besar diterima dan mempengaruhi posisi kas serta terjadi setelah laporan keuangan
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan ekuitas dana lancar. Koreksi kesalahan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya dan laporan keuangan sudah diterbitkan serta tidak
mempengaruhi posisi Kas maka dilakukan pembetulan pada perkiraan-perkiraan neraca
terkait.
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan
lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
15
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan
terjadi; atau
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, menyajikan kembali
saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal
keterbatasan penyajian kembali retrospektif .
Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal periode berjalan,
dari kesalahan pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan-kembali informasi
komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis. Koreksi
kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laporan laba rugi pada periode dimana kesalahan
ditemukan. Informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan data keuangan historis,
disajikan kembali sejauh mungkin adalah praktisKetika tidak praktis untuk menentukan
jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua periode
lalu, maka entitas, sesuai dengan paragraf 45, menyajikan-kembali informasi komparatif
secara prospektif sejak tanggal paling awal adalah praktis.
Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian-kembali aset, laibilitas, dan ekuitas yang
timbul sebelum tanggal itu. Paragraf 50-53 memberikan panduan kapan adalah tidak praktis
untuk mengoreksi kesalahan untuk satu atau lebih periode lalu.
16
17
b)
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian
paling awal
18
Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke
posisi yang benar.
2. Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan laba-rugi.
Contoh:
Mencatat pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan
Mencatat pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu
Beban penyusutan sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasi
diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
3. Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-Rugi
Mempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi. Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Kesalahan yang saling menyeimbangkan
Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau belum..?
Jika pembukuan sudah ditutup :
Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal yang
diperlukan.
Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal
untuk menyesuaikan penyajian saldo laba ditahan.
19
20
Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba Rugi
Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya selama 2
periode.
i. Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
a) Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca
saldo laba ditahan.
ii. Jika perusahaan belum tutup buku:
a) Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan
kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal laba
ditahan
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldo
awal laba ditahan
iii. Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus
disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan
tidak diperlukan.
Contoh Umum Counterbalancing Errors
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 50
juta.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
(D) Laba ditahan
50 juta
(K)
Beban gaji
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2. Tidak mencatat beban dibayar di muka
Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta
dengan kas dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun.
21
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
(D) Beban asuransi
50 juta
(K)
Laba ditahan
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
3. Pendapatan dibayar di muka
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar
50 juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat
jurnal penyesuaian.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
(D) Laba ditahan
50 juta
(K)
Pendapatan sewa
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
4. Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga
sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
(D) Laba ditahan
50 juta
(K)
Pendapatan bunga
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
5. Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50
juta yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012 tercatat
dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode persediaan periodik.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
(D) Pembelian
(K)
Laba ditahan
50 juta
50 juta
i.
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode
akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk memperbaiki
diri sendiri).
22
50 juta
Laba ditahan
(K)
20 juta (2 x 10jt)
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut.
(D) Mesin
50 juta
(K)
Laba ditahan
(K)
Akumulasi depresiasi
20 juta
23
aktiva ini, maka ayat jurnal per 31 Desember 2002, untuk mengoreksi kesalahan ini, apabila
pembukuan belum ditutup, adalah :
Dr. Mesin
$ 10.000
$ 2.000
$ 8.000
$ 4.000
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat jurnalnya adalah :
Dr. Mesin
$ 10.000
$ 6.000
$ 4.000
24
Alasan pertama, akun-akun kelompok laba rugi sudah ditutup di akhir periode saat
mana kesalahn terjadiartinya di akhir periode akun-akun tersebut sudah di-nol-kan,
sehingga tidak dibawa ke periode berikutnya.
Alasan kedua, baik laba/rugi maupun saldo akhir neraca di akhir periode saat
kesalahan terjadi sudah dalam kondisi benar.
Misalnya: PT. B menggunakan periode buku tahunan. Di periode 2011 perusahaan salah
melakukan pencatatan; transaksi pembayaran listrik sebesar Rp 15,000,000 terlanjur dicatat
sebagai pembayaran telepon. Andai kesalahan tersebut diketahui di tahun 2011 (periode yang
sama), maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi sebagai berikut:
[D). Biaya Listrik
(K)
Rp 15,000,000
Biaya Telepon
Rp 15,000,000
Tetapi jika kesalahan tersebut baru diketahui di periode 2012, maka atas kesalahan tersebut
TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi, dengan pertimbangan:
Memang, untuk periode 2011, pengeluaran telepon diakui Rp 15,000,000 lebih besar
dari yang seharusnya, sementara di sisi lainnya pengeluaran listrik kurang diakui sejumlah
yang sama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi saldo akhir kas (di Neraca), juga tidak
mempengaruhi laba/rugi bersih di penutupan buku 2011.
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca dan Akun Laba Rugi
Dilihat dari efeknya terhadap buku di tahun berikutnya, ada 2 macam kesalahan di sini:
(a) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah dua tahun; dan
(b) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah lebih dari dua tahun atau
bahkan tidak pernah terkoreksi selamanyauntuk kasus yang sangat khusus.
25
Tetapi sebagian besar akan terkoreksi dengan sendirinyameskipun mungkin perlu waktu
beberapa periode. Untuk jenis kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya:
PT. B menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 31 Desember 2011, PT. B lupa
mengakrualkan upah buruh untuk bulan tersebut yang baru dibayarkan pada tanggal 1 Januari
2012 sebesar Rp 250,000,000. Sehingga jurnal berikut ini BELUM di masukan:
(D) Upah Buruh
(K)
Rp 250,000,000
Rp 250,000,000
Akibatnya, tanggal 1 Januari 2012 (pada saat gaji upah dibayarkansaat mana di sisi
lainnya buku periode 2011 telah ditutup) PT. B baru membuat jurnal sebagai berikut:
(D) Upah Buruh
(K)
250,000,000
Kas
250,000,000
Ini adalah bentuk kesalahan, sebab sesungguhnya upah yang dibayarkan pada 1 Januari
tersebut adalah upah untuk bulan Desember 2011, artinya itu pengeluaran yang seharusnya
dibebankan di 2011.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Di Periode 2011: (a) Biaya dibebankan terlalu rendah, (b) sehingga pengakuan Laba
menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (c) akibat berikutnya, saat penutupan buku 2011
Laba Ditahan pada Neraca menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (d) Utang Upah
Buruh diakui lebih rendah dari seharusnya.
26
Di Periode 2012: (a) Biaya lebih tinggi dari yang seharusnya, (b) sehingga Laba juga
menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Apa yang terjadi pada (c) Utang Upah buruh?
Dan apa yang terjadi pada (d) Laba Ditahan? Ada 2 kemungkinan:
Jika kesalahan tersebut disadari sebelum penutupan buku periode 2012 lalu buku dilihat,
maka Utang Upah Buruh dan Laba Ditahan akan nampak salah, sehingga PERLU
dibuatkan jurnal koreksi, sbb:
(D) Laba Ditahan
(K)
Rp 250,000,000
Rp 250,000,000
Tetapi Jika kesalahan tersebut disadari setelah penutupan buku 2012, maka Utang
Upah Buruh dan Laba Ditahan akan menjadi BETUL dengan sendirinya, sehingga TIDAK
PERLU dibuatkan jurnal koreksi.
Ini dia penyebabnya: Laba Ditahan 2011 diakui terlalu tinggi karena Laba diakui
terlalu tinggi karena beban upah buruh bulan Desember 2011 lupa diakui. Nah di tahun 2012
upah buruh menjadi terlalu tinggi, sehingga Laba menjadi terlalu rendah dan mengakibatkan
Laba Ditahan juga menjadi terlalu rendah. Dengan kata lain, kelibahan dan kekurangan
pengakuan diantara kedua tahun ini menjadi saling menutupi, sehingga Laba Ditahan setelah
penutupan 2012 telah menjadi betul (terkoreksi) dengan sendirinya. Demikian juga Utang
Upah Buruh.
Ada beberapa jenis kesalahan yang juga akan terkoreksi dengan sendirinya di periode
berikutnya, diantaranya:
(a) Biaya Telepon yang lupa diakrualkan
(b) Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid) yang seharusnya dibebankan secara bertahap
(melalui jurnal penyesuaian) tetapi dibebankan sekaligus
(c) Pendapatan Bunga yang lupa diakrualkan
27
28
ada beberapa kondisi yang membuat tidak semua kesalahan memerlukan jurnal koreksi
karena akan betul dengan sendirinya di periode (bulan/tahun) berikutnya. Kesalahan seperti
apa yang membutuhkan jurnal koreksi/pembetulan dan kesalahan seperti apa yang tidak?
Bagaimana membuat jurnal koreksi?
Kesalahan pencatatan bisa saja diketehaui di periode yang sama (misal: transaksi periode
2011 kesalahannya diketahui di tahun 2011) atau di periode yang berbeda (transaksi tahun
2011 baru diketahui di tahun 2012).
Kesalahan bisa berupa kesalahan klasifikasi atau kesalahan jumlah (salah hitung atau
salah input):
Rp 60,000,000
Rp 60,000,000
2. Kesalahan Jumlah Misalnya: Pada tanggal 25 Agustus diketahui telah terjadi kesalahan
pencatatan atas pembayaran listrik tanggal 15 Agustus 2011 yang sebesar Rp 15,000,000
29
dimasukkan hanya Rp 1,500,000. Koreksi atas kesalahan jumlah bisa dilakukan dengan cara
memasukan jumlah selisihnya:
(D) Biaya Listrik
(K)
Rp 13,500,000
Kas/Utang PLN
Rp 13,500,000
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
30
31