Kapankah Allah mencabut nyawamu? Kenapa Allah mencabutnya? Kedua pertanyaan
tersebut hanya dapat dijawab dengan Tergantung pada takdir-Nya. Betapa besarnya peran takdir Allah dalam mengatur dan mengendalikan kehidupan seluruh ciptaan-Nya. Karena alasan ini, begitu banyak orang tersugesti untuk pasrah pada takdir Allah. Sebagian dari mereka berperan sebagai yang pasrah dan tidak melakukan apapun. Dan sebagian kecilnya mau berusaha dan mengubah sedikit arah dari takdirnya. Pertanyaannya adalah, termasuk golongan manakah anda? Terdapat dua takdir yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Yang pertama adalah takdir mubram. Dan yang kedua adalah takdir mualaq. Takdir mubram adalah takdir yang pada hakikatnya hanya berada pada keputusan Allah semata dan tidak dapat diganggu gugat maupun naik banding. Takdir ini adalah mengenai hidup dan matinya seseorang, jenis kelamin sesorang, dan beberapa hal lain. Jika berbicara mengenai takdir mubram ini, wah, takdir ini terdengar horror di telinga. Ya, memang jika ditelusuri dari sisi faalnya, takdir mubram bersifat tidak objektif. Seluruh makhluk hidup di dunia pasti akan mati dan seluruh manusia dipastikan punya satu jenis kelamin. Namun, hal yang sama tidak berlaku untuk takdir muallaq. Pernahkah ananda berpikir, bagaimana sebuah sel punya tujuan tertentu untuk diciptakan? Apakah sel tersebut sudah punya target tertentu sehingga ia bisa membelah dirinya terus menerus sehingga ia dapat menjadi jaringan hingga suatu organisme? Kenapa sel tersebut berupaya untuk mengembangkan dirinya? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada diri masing-masing. Kita diciptakan oleh Allah untuk berbagai tujuan dan alasan. Walaupun kita tidak mengetahui seberapa banyak umur kita, kita punya kesempatan untuk menata kehidupan kita. Sejak diciptakan dari secuil sel, kita telah diajarkan untuk bercita-cita, punya visi dan berusaha. Bahkan virus yang uniselular punya cita-cita untuk terus melestarikan dirinya. Memang sulit untuk terus mendongak dan melihat ke atas. Sadar atau tidak, segala hal di dunia tidak selalu berjalan sebagaimana keinginan dan perencanaan kita. Namun, selama diri masih terus berusaha, ada seribu jalan menuju visi itu. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali jika mereka ingin mengubah nasib mereka sendiri. Pernyataan yang sangat berkesinambungan dengan penerapan dari visi yang kamu miliki. Jadi, jangan buang waktu, tetapkan visimu, dan berusahalah meraihnya.