Вы находитесь на странице: 1из 3

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa:

1. Mengetahui standar pelayanan kefarmasian di apotek


2. Mengetahui peraturan pelayanan kefarmasian di apotek
3. Mengetahui peran apoteker di apotek
4. Mengetahui kode etik apoteker (Tujuan, Pasal dan Implementasi)
5. Mengetahui definisi, klasifikasi dan peraturan pelayanan OWA
6. Mengetahui pandangan islam terkait rizki yang halal dan tanggungjawab
7. Mengetahui peraturan regulasi apotek
Referensi
Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1332 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.889 Tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.31 Tentang Perubahan
Registrasi
Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.35 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
ISFI, 2009, Kode Etik Apoteker, Kongres Nasional Jakarta, Jakarta
Anonim, 1990, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.347/MenKes/SK/VII/1990
Tentang Obat Wajib Apotek, Daftar Obat Wajib Apotek No.1, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Laili Apriani
16811167
Skenario I
Tujuan belajar :
1. Mampu menjelaskan tentang kode etik apoteker 4
2. Mampu menjelaskan PerMenKes tentang standar pelayanan kefarmasian dan
izin praktik 1
3. Mampu menjelaskan tentang pelayanan kefarmasian di apotek 2
4. Mampu menjelaskan dasar hukum Al-Quran dan hadits tentang memperoleh
rizki yang halal 6
5. Mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab apoteker di apotek 3
6. Mampu menjelaskan tentang pelayanan dan peraturan Obat Wajib Apotek
(OWA) 5
Summary
1.
Kode etik berisi aturan dan penjelasan tentang bagaimana seorang apoteker
bersikap profesionalisme dan bekerja sungguh-sungguh sebagaimana
mestinya. Pada skenario I ada beberapa pasal dalam kode etik yang harus
dipenuhi pak berkah diantaranya yaitu pasal 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9. Dimana isi
dari pasal-pasal tersebut yaitu: Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati, mengamalkan sumpah/ janji apoteker dan Kode Etik Apoteker
Indonesia; menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia;

menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan semata; Apoteker harus


berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan menjadi
sumber informasi sesuai dengan profesinya; aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di
bidang farmasi pada khususnya; serta mengutamakan kepentingan
masyarakat, menghormati hak azasi pasien.(1)
2. Permenkes no. 35 tahun 2014 pasal 3 ayat 1, 2, dan 3 menjelaskan tentang
standar pelayanan kefarmasian di apotek yaitu (2):
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yaitu: Perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan. (2)
b. Pelayanan farmasi klinik : pengkajian resep, dispensing, Pelayanan
Informasi Obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care), Monitoring Efek Samping Obat (MESO) .(2)
Dari uraian isi permenkes tersebut pak berkah seharusnya melakukan
pelayanan kefarmasian di apotek sesuai dengan peraturan permenkes,
karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai apoteker.
Izin praktik diatur dalam PerMenKes no.31 tahun 2016 pasal 18 ayat 2 dan 3
dimana dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa apoteker penanggung jawab
(APA) boleh memegang 1 tempat fasilitas kefarmasian dan 2 tempat sebagai
apoteker pendamping.(3)
3. Peraturan pemerintah republik indonesia tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian, dari kasus pak berkah ada beberapa pasal yang harus dijalani
oleh pak berkah dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di apotek yaitu
pasal 20; pasal 21 ayat 1, 2, dan 3; pasal 22; pasal 25 ayat 1, 2, 3; pasal 27
dan 29.(4)
4. Beberapa dalil tentang cara memperoleh rizki yang halal yaitu:
a. Surah Al-Baqarah ayat 168
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (5)
b. Hadits Rasulullah SAW
sungguh sebaik-baik rizki yang dimakan oleh seorang laki-laki adalah dari
usahanya sendiri.(6)
5. Peran dan tanggung jawab apoteker di apotek berdasarkan Kemenkes no
1027 th 2004 menyatakan bahwa peran apoteker pada sarana kesehatan
meliputi : peran management (perencanaan, pengadaan, penyimpanan),
pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta perbekalan
farmasi dan kesehatan lainnya, sistem administrasi, pelayanan resep, serta
promosi dan edukasi.(7)
6. Peran apoteker di apotek salah satunya yaitu memberikan Obat Wajib Apotek
(OWA) yang bertujuan untuk memperluas keterjangkauan obat untuk
masyarakat. Daftar obat OWA1 dapat dilihat dalam kemenkes no.341, OWA2
kemenkes no.924, dan OWA3 kemenkes no.1176. Asam mefenamat termasuk
ke dalam daftar obat OWA1 dan apoteker yang seharusnya bertugas untuk
memberikannya ke pasien. Dalam masing-masing kemenkes di atas

disebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan secara tepat
aman dan rasional yaitu dapat dicapai dengan cara meningkatkan
ketersediaan obat disertai informasi yang tepat sehingga menjamin
penggunaan yang tepat dari obat tersebut. Sehingga dapat meminimalkan
kesalahan yang dapat terjadi seperti pada kasus pak berkah. (8,9,10)
DAFTAR PUSTAKA
1. ISFI, 2009, Kode Etik Apoteker, Kongres Nasional Jakarta.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek pasal 3 ayat 3
3. Peraturan menteri kesehatan No.31 tahun 2016 pasal 18 ayat 2 dan 3.
4. Anonim, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 tentang
pekerjaan kefarmasian.
5. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 168
6. HR an-Nasai (no.4452), Abu Dawud (no.3528), at-Tirmidzi (no.1358)
7. Anonim, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1027/MenKes/SK.IX Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat
kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat
Wajib Apotek, berisi Daftar Obat Apotek No. 1
9. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/MenKes/Per/X/1993 tentang Obat
Wajib Apotek, berisi Daftar Obat Apotek No. 2
10.Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/MenKes/SK/X/1999 tentang Obat
Wajib Apotek, berisi Daftar Obat Apotek No. 1

Вам также может понравиться