Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dilakukan di dalam dan di luar
ruangan, bahkan aktifitas tersebut tidak lepas dari keberadaan pintu dimana kita
harus membuka atau menutup pintu yang membuat kita terasa enggan untuk
melakukannya, berulang-ulangkali keluar masuk pintu dengan menarik atau
mendorong pintu. Apalagi pintu yang terpasang mengeluarkan bunyi keras,
susah bergerak, disamping kurang sopan juga kurang praktis. Melihat kondisi riil
yang ada kebanyakan proses pengoperasian pintu garasi mobil masih dilakukan
secara manual dimana campur tangan manusia masih dilibatkan secara
langsung. Bagi sebagian orang, membuka atau menutup pintu garasi mobil
secara manual mungkin tidak menjadi persoalan, namun bagi sebagian orang
lainnya, kegiatan seperti itu mungkin saja menjadi sebuah hal yang
membosankan.
Dengan memanfaatkan salah satu sistem yang mempergunakan alatalat kontrol
otomatis dalam hal ini PLC, diharapkan mampu terciptanya sebuah alat kontrol
otomatis yang dapat memenuhi harapan tersebut.
PLC (Programmable Logic Control) dapat dibayangkan seperti sebuah personal
komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan
konfigurasi internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC
dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa dianggap
PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan
PC (programmable controlle ).
PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses
pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau
elektronik lainnya.
Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem control
proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan.
Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perbaikan.
Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan.
Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.
Tujuan dan aplikasi tertentu.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan


dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, antara lain:
1. PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol
proses konvensional (berbasis relai).
2. Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat.
3. Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat
dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau
penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun Komputer PC.
4. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, perangkat kontroler
sederhana.
5. Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks.
6.

Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai automekanik.

7.

Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti.

8.

Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan.

9.

Pemrograman yang ampuh dan disimpan didalam memori

Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi telah
banyak digunakan karena PLC dapat diberi perintah masukan yang
memungkinkan dapat diterapkan dalam sistem pengoperasian pintu garasi
secara otomatis. Pada sistem ini pintu garasi akan membuka dan menutup
sendiri ketika ada sebuah mobil yang akan masuk ataupun keluar pintu garasi
dan proses ini akan berulangulang secara otomatis.

B. Permasalahan
Berdasarkan kondisi di atas maka timbul permasalahan yaitu bagaimana
merancang sebuah simulasi pintu garasi mobil otomatis yang menggunakan
sistem kontrol PLC dan akan bekerja ketika ada sebuah mobil yang masuk
ataupun keluar pintu garasi dengan jalan menaikkan dan menurunkan pintu.
C. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya sarana dan prasarana dalam pembuatan alat, maka masalah
yang akan dikaji dan dibahas meliputi :
Sistem program pengendalian piranti menggunakanPLC OMRON SYSMAC CPM 1
A.

Penerapan sensor disesuaikan dengan keadaan lingkungan, artinya kuat cahaya


dioda laser disesuaikan dengan kepekaan LDR pada rangkaian penerima.
Penguncian pintu hanya menggunakan kondisi motor yang tidak bergerak.
Sistem pengaman garasi mobil diabaikan, artinya hanya menggunakan kondisi
pintu yang tertutup.
D. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :
Merancang dan membuat simulasi pintu garasi mobil otomatis dengan
penggunakan PLC sebagai alat kontrol pengendali kerja motor dan sensor.
Mengetahui unjuk kerja dari alat yang dibuat.
Meminimalisasi campur tangan manusia dalam membuka atau menutup pintu
garasi mobil.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang tercapai dengan adanya alat tersebut adalah :
Pemakai dapat membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis tanpa harus
mendorong ataupun menarik pintu garasi.
Memudahkan pemakai dalam membuka dan menutup pintu garasi mobil.

Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat simulasi dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.4. Daftar alat dan bahan
No

Nama Alat dan


Bahan

Spesifikasi

Jumlah

Gergaji kayu

1 buah

Gergaji besi

1 buah

Obeng

1 buah

Palu

1 buah

Multimeter

MAXCOM

1 buah

Laker

10 mm

2 buah

Paku skrup

12 buah

PCB

20 X 10 cm

2 buah

Motor

12 VDC

1 buah

10

Limit switch

10 A, 1000 VAC

2 buah

11

Lampu LED

5 mm, 10 mm

4 buah

12

Relai

12 VDC, 5 A

2 buah

13

Transformator

3A

1 buah

14

Kapasitor

2200 f / 50 V, 1000 f / 35
V

1 buah

15

Dioda

IN 5401, IN 4002

4 buah

16

IC Regulator

LM 7805, LM 7812

1 buah

17

LDR

4,5 X 3,6 mm

4 buah

18

Resistor

2K2

12 buah

19

Transistor

C9013

4 buah

20

Kabel pelangi

5 meter

21

PLC

1 buah

22

Solder dan
tenol

1 buah

23

Alumunium

=1 cm, P=30 cm

1 buah

24

Kayu

1X1,5 m

1 buah

Proses pembuatan alat simulasi


Pembuatan simulasi pintu garasi otomatis dengan menggunakan PLC ini
dirancang untuk dapat mengoperasikan pintu garasi secara otomatis. Proses
pembuatan alat simulasi dimulai dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

1. Memotong kayu dengan ukuran 125 x 75 cm sebagai alas 1 buah, 30 x 30


sebanyak 6 buah dan 2 buah ukuran 60 x 50 cm sebagai rangka sebuah garasi
serta triplek ukuran 60 x 50 cm 2 buah dan 30 x 30 cm.
2. Membuat simulasi pintu rolling doormenggunakan potongan dudukan tirai
jendela alumunium dengan ukuran 29 x 30 cm,
3. Membuat dudukan untuk penempatan sensor 1, 2, 3, 4 serta dudukan
untuk limit switchdisesuaikan dengan kebutuhan.
4. Pemutar pintu rooling door dengan menggunakan potongan alumunium
berdiameter 1cm, serta membuat dudukannya dengan menggunakan dua
buahlaker yang dipasang pada samping atas kedua sisi pintu garasi.
5. Merangkai kayu tersebut dengan paku serta simulasi pintu garasi berikut
daun pintunya.
6.

Memasang mekanik pintu garasi dan menghubungkannya ke motor.

7.

Memasang dioda laser, LDR, dan limit switch.

Вам также может понравиться