Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
dr. Arti Tyagita Kusumawardhani
PUSKESMAS SALATIGA
PERIODE AGUSTUS - NOVEMBER 2016
INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KOTA SALATIGA
0
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
Laporan F.1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Topik:
Upaya Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Salatiga Kota Salatiga
September 2016
Mengetahui,
Dokter Internship,
Dokter Pendamping
A. LATAR BELAKANG
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditemukan di seluruh
dunia, disebabkan oleh genus Leptospira yang patogen. Gejala klinis leptopirosis mirip
dengan penyakit infeksi lainnya seperti influenza, meningitis, hepatitis, demam dengue
demam berdarah dan demam virus lainnya. Sehingga seringkali tidak terdiagnosis.
Sembilan puluh persen kasus leptospirosis bermanifestasi sebagai penyakit demam akut
dan mempunyai prognosis baik, sedangkan 10% kasus lainnya mempunyai gambaran
klinis lebih berat sehingga menyebabkan kematian pada 10% kasus. Manifestasi
leptospira yang berat dan seringkali fatal dikenal sebagai penyakit Weil atau
leptospirosis ikterik, dengan gambaran klasik berupa demam, ikterus, gagal ginjal, dan
perdarahan. Organ lain yang dapat pula terkena adalah jantung, paru, dan susunan syaraf
pusat.
Leptospirosis dapat ditemukan diseluruh dunia, insidens di Amerika berkisar
antara 0,02-0,04 kasus per 100.000 penduduk. Daerah risiko tinggi adalah kepulauan
Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan kepulauan Pasifik.
Leptospirosis kadangkala dapat menyebabkan wabah. Leptospirosis lebih sering terjadi
pada laki-laki dewasa, mungkin disebabkan oleh paparan pekerjaan dan kegiatan seharihari. Angka mortalitas sekitar 10% pada jaundice leptospirosis.
Di Asia yang memiliki curah hujan yang tinggi merupakan salah
satu faktor resiko yang dapat meningkatkan penyebaran bakteri
Leptospira.
A. PERMASALAHAN
- Masih sedikitnya masyarakat yang mengetahui mengenai penyakit leptospirosis dan
pencegahannya.
- Gejala yang kurang spesifik sehingga masih sulit untuk mendiagnosis penyakit
leptospirosis karena sering dianggap penyakit virus biasa.
- Beberapa masyarakat masih belum menerapkan PHBS.
leptospirosis.
: Peserta penyuluhan ini adalah kader dari kelsi dan linsek
sebanyak 30 orang
: Kamis, 15 September 2016 pukul 08.30-12.00 WIB di Aula
Puskesmas Sidorejo Kidul.
: Pemberian materi malalui slide presentasi dengan Ms. Power
Point yang berisi materi definisi leptospirosis, penyebab,
penularan leptospirosis dengan media video edukasi, gejala,
dan pencegahan leptospirosis. Dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab.
Penanggung Jawab
E.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditemukan di seluruh
dunia, disebabkan oleh genus Leptospira yang patogen. Namun, adanya gejala dan
tanda leptospirosis yang tidak khas seperti demam, nyeri kepala, mual, Dan muntah
sering dianggap sebagai penyakit infeksi virus. Sembilan puluh persen kasus
leptospirosis bermanifestasi sebagai penyakit demam akut dan mempunyai
prognosis baik, sedangkan 10% kasus lainnya mempunyai gambaran klinis lebih
berat sehingga menyebabkan kematian pada 10% kasus. Manifestasi leptospira
yang berat dan seringkali fatal dikenal sebagai penyakit Weil atau leptospirosis
ikterik, dengan gambaran klasik berupa demam, Ikterus, gagal ginjal, dan
perdarahan. Organ lain yang dapat pula terkena adalah jantung, paru, dan susunan
syaraf pusat.
2. Etiologi
Genus Leptospira berasal dari famili Leprospiraceae ordo
Genus Leptospira secara garis besar dibagi dalam dua spesies, L.
interrogans bersifat patogen dan L. biflexa yang non-patogen.
Kedua spesies tersebut dibagi menjadi beberapa serogrup dan
serovars. Leptospira dapat menyebabkan infeksi pada berbagai
jenis banyak mamalia, seperti tikus, anjing, kucing, domba, babi,
tupai, rakun, dan lain-lain. Leptospira ditularkan melalui urin yang
terinfeksi, melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh. Infeksi
dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan
air atau tanah yang tercemar. Pada keadaan ideal, leptospira dapat
bertahan selama 16 hari di air dan 24 hari di tanah. Petani,
pegawai kebersihan (pembuang sampah), pemelihara binatang,
orang yang berolahraga air, dan nelayan merupakan kelompok
risiko tinggi terkena leptospirosis.
3. Epidemiologi
Leptospirosis dapat ditemukan diseluruh dunia, insidens
di Amerika berkisar antara 0,02-0,04 kasus per 100.000 penduduk.
Daerah risiko tinggi adalah kepulauan Karibia, Amerika Tengah dan
Selatan,
dan
kepulauan
Asia
Pasifik.
Leptospirosis
Tenggara,
kadangkala
dapat
4. Patofisiologi
Setelah
leptospira
menginvasi
epitel,
selanjutnya
akan
Vaskulitis
ini
menimbulkan
petekie,
perdarahan
- menggigil
-Sakit kepala
-Malaise
7
-Muntah
- Mata merah layaknya sedang sakit mata,
-Mata merah
disertai pendarahan
-Rasa nyeri otot betis & punggung - Kulit bercak-bercak merah
- Jika diperiksa dengan stetoskop, dokter akan
mendengarkan bunyi paru-paru yang
abnormal
Stadium Lanjut (>9 Hari)
- Pembesaran hati dan limpa
- Kulit dan putih mata menjadi kekuningan
- Gagal ginjal
Diagnosis Banding
Termasuk dalam diagnosis banding adalah infeksi virus
dengue, baik demam dengue maupun demam berdarah dengue,
hemorrhagic fever yang lain, dan penyakit lain yang ditularkan
melalui arthropod-borne dan rodent-borne yang patogen.
6. Terapi
7. Prognosis
Mortalitas pada leptospirosis berat sekitar 10%, kematian paling sering
disebabkan karena gagal ginjal, perdarahan masif atau ARDS. Fungsi hati dan ginjal
akan kembali normal, meskipun terjadi disfungsi berat, bahkan pada pasien yang
menjalani dialisis. Sekitar sepertiga kasis yang menderita meningitis aseptik dapat
mengalami nyeri kepala secara periodik. Beberapa pasien dengan riwayat uveitis
leptospirosis mengalami kehilangan ketajaman penglihatan dan pandangan yang
kabur.
8. Langkah Pencegahan
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja
di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar
lainnya
Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas
kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain) dengan
tikus.
Meningkatkan penangkapan tikus