Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Stroke Non-Hemorogik ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan dalam penyusunan makalah ini akibat keterbatasan ilmu dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat
berarti guna menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat. Dan kami
mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi...............................................................................................................3
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Persyarafan........................................................3
C. Etiologi...............................................................................................................8
D. Faktor Resiko.....................................................................................................9
E. Patofisiologi.......................................................................................................9
F. Penyimpangan KDM NHS...............................................................................11
G. Tanda dan Gejala..............................................................................................12
H. Pemeriksaan Diagnostik...................................................................................13
I. Penatalaksanaan...............................................................................................14
J. Komplikasi.......................................................................................................15
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.......................................................................................................16
B. Diagnosa Prioritas............................................................................................20
C. Intervensi..........................................................................................................21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................26
B. Saran................................................................................................................27
Pertanyaan Dari Peserta Presentasi Beserta Jawaban.....................................28
DAFTAR PUSTAKA
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologi
yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawat daruratan medis
yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat. Stroke adalah penyakit
ketiga yang menyebabkan kematian dibeberapa Negara berkembang. Setiap
tahunnya sekitar 4,5 juta orang meninggal karena stroke. Stroke dapat terjadi pada
semua umur tapi sebagian dialami oleh orang yang berusia lebih dari 70 tahun.
Hampir semua orang lanjut usia sedikitnya memiliki beberapa sumbatan pada
suplai darah arteri ke otak, dan sebanyak 10% sebenarnya memiliki cukup banyak
sumbatan untuk menyebabkan gangguan fungsi atau stroke. Di Amerika Serikat,
wanita kulit putih dengan usia sekitar 50 tahun mempunyai resiko sekitar 20%
menderita stroke dan 8% mempunyai resiko meninggal karena stroke. Sekitar 1
dari 6 wanita Amerika meninggal karena stroke. Insidensi menderita stroke
semakin meningkat pada usia 65 tahun. Sekali wanita menderita stroke maka
perjalanan penyakit dan prognosisnya lebih buruk bila dibandingkan dengan laki
laki. Faktor utama terjadinya stroke adalah usia, hipertensi, dan aterosklerosis.
Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang terjadi pada
satu atau lebih arteri yang memberi makanan di otak. Plak biasanya mengaktifkan
mekanisme pembekuan darah, dan menghasilkan bekuan untuk membentuk dan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Stroke atau cidera cerebrovascular adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak sering ini adalah
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum
merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan
intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
3
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua
belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara
umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri
mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan
kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi
otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol
keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari
seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada
sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam
mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
3. Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum
5
tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk
pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses
pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight
(lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil
mengatur perasaan teritorial sebagai insting primitif. Contohnya anda akan
merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal
terlalu dekat dengan anda. Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
c. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita
terjaga atau tertidur.
Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan
kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini
ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan
tidak ada dasar ilmiahnya.
6
Sistem
limbik
terletak
tengah
otak,
membungkus
kerah
bagian
baju.
di
Limbik
berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga
oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.
Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus
dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur
produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan
seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian
dan mana yang tidak.
C. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin penyebab stroke non hemorologik diakibatkan oleh :
1. Trombosis yang terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga mnyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti disekitarnya. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menyebabkan thrombosis otak:
a. Ateroskelosis.
b. Hiperkoagulasi pada polisetimia.
c. Artritis.
d. Emboli.
Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga aliran
darah tidak lancar, mirip aliran air yang terhalang oleh batu. Darah yang kenal
akan tertahan dan menggumpal (trombosis), sehingga alirannya menjadi semakin
lambat. Akibatnya otak akan mengalami kekuranga pasokan oksigen. Jika
kelambatan pasokan ini berlanjut, sel sel jaringan otak akan mati. Tidak heran
ketika bangun tidur, korban stroke akan merasa sebelah badannya kesemutan. Jika
berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan (Arif Muttaqin, 2008).
Penyumbatan aliran darah biasanya diawali dari luka kecil dalam pembuluh
darah yang disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi, merokok atau arena
konsumsi makanan tinggi kolestrol dan lemak. Seringkali daerah yang terluka
kemudian tertutup oleh endapan yang kaya kolestrol (plak). Gumpalan plak inilah
yang menyumbat dan mempersempit jalannya aliran darah yang berfungsi
mengatur pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan otak (Price, Sylvia A,
2006).
menunjukkan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang berlawanan dari
10
otak. Disfungsi neuron paling umum adalah hemiplegi (paralisis pada salah
satu sisi tubuh) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan dan hemiparesis
(kelemahan salah satu sisi tubuh).
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan
komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
a. Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab
menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau
reseptif.
c. Apraksia, ketidak mampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya.
3. Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh
yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek
ditempat kehilangan penglihatan.
4. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan
kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
5. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, bila kerusakan pada lobus
frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual mungkin
terganggu. Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapang perhatian terbatas,
kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi.
6. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami
inkontenensia urinarius karena kerusakan control motori.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut Arif Muttaqin (2008) yaitu:
1. CT Scan (Computer Tomografi Scan)
11
b. Revaskularisasi
terutama
merupakan
tindakan
pembedahan
dan
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
13
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk.
b. Breathing
Kelemahan menelan / batuk / melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /
aspirasi.
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Data subjektif:
1) Kesulitan dalam beraktivitas : kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis.
2) Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).
Data objektif:
1) Perubahan tingkat kesadaran.
2) Perubahan tonus otot (flaksid atau spastic), paraliysis (hemiplegia),
kelemahan umum.
3) Gungguan penglihatan.
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
1) Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial), polisitemia.
Data obyektif:
1) Hipertensi arterial
2) Disritmia, perubahan EKG
3) Pulsasi : kemungkinan bervariasi
4) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
c. Integritas ego
14
Data Subyektif:
1) Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.
Data obyektif:
1) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan,
kegembiraan.
2) Kesulitan berekspresi diri.
d. Eliminasi
Data Subyektif:
1) Inkontinensia, anuria.
2) distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara
usus (ileus paralitik).
e. Makanan/Minuman
Data Subyektif:
1) Nafsu makan hilang.
2) Nausea/vomitus menandakan adanya PTIK.
3) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagi.
4) Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah.
Data obyektif:
1) Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan faring).
2) Obesitas (factor resiko).
f. Sensori neural
Data Subyektif:
1) Pusing / syncope (sebelum CVA / sementara selama TIA).
2) nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid
3) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati.
4) Penglihatan berkurang
5) Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral (sisi yang sama)
6) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Data obyektif:
1) Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
15
17
18
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli
dan thrombosis cerebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi pendarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008). Definisi menurut WHO adalah tanda tanda klinis yang
20
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian.
Penyebab terjadinya stroke non hemorogik adalah embolis, trombosis, dan
iskhemia. Faktor yang beresiko terkena NHS adalah usia diatas 55 tahun, riwayat
keluarga yang pernah terkena stroke, tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
diabetes, obesitas, dan faktor gaya hidup.
Tanda dan gejala NHS antara lain kehilangan motorik, kehilangan
komunikasi, defisit lapang pandang, defisit sensori, kerusakan fungsi kognitif dan
efek psikologik, disfungsi kandung kemih.
Pemeriksaan diagnostic untuk NHS adalah CT Scan (Computer Tomografi
Scan), angiografi serebral, fungsi lumbal, Magnatik Resonan Imaging (MRI),
Ultrasonografi Dopler, Sinar X Tengkorak, Elektro Encephalografi (EEG).
Pengobatan untuk pasien dengan NHS dapat berupa pengobatan konservatif
dan pengobatan pembedahan. Pada pasien NHS cenderung juga terkena beberapa
penyakit komplikasi seperti hipoksia serebral, aliran darah serebral, embolisme.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Stroke Non-Hemorogik.
21
22
Jawaban :
a. Karena pada penderita stroke non-hemoragik terjadi gangguan pada sistem
saraf, sedangkan pada kandung kemih dikendalikan oleh saraf motorik.
Sedangkan saraf motorik sendiri termasuk dalam salah satu bagian 12 saraf
kranial.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmissimple.blogspot.co.id/2014/01/askep-non-hemorogic-stroke-nhs.html?
m=1
http://freshlifegreen.blogspot.co.id/2011/02/stroke-n0n-hemorogik-snh.html?m=1
http://googleweblight.com//?
lite_url=http://sridewicinguu.blogspot.com/2012/02/laporan-pendahuluan-
23
nhs.html?m
%3D1&m=710&host=www.google.co.id&ts=1473814903&sig=AKOVD67nb3
uojKA0G4NbHDFrmmQhAXpVPw
www.slideshare.net/mamasaugi/stroke-non-hemorogik.
http://thelostamasta.blogspot.com/2012/10/laporan-pendahuuan-stroke-nonhemoragic.html
http://blogmisssimple.blogspot.co.id/2014/01/askep-non-hemoragic-stroke-nhs.html
http://isthadewiarty.blogspot.co.id/2012/05/askep-nhs.html
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Mediaction Publishing:
Jogjakarta
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
24