Вы находитесь на странице: 1из 23

Hipertensi pada Kehamilan Perempuan 30 Tahun

Florencia Sherlin 102013464 (F7)


Flo7595@yahoo.com
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas.Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang disertai proteinuria
, edema , konvulsi, coma, atau gejala lain.Penyakit ini cukup sering dijumpai dan
masih merupakan

salah satu penyebab dari kematian ibu.Klasifikasi menurut

American Comite dibagi menjadi hipertensi yang terjadi hanya dalam kehamilan pada
setelah minggu ke 20 ialah eklampsia dan preeclampsia, hipertensi kronik yang terjadi
sebelum kehamilan minggu ke 20 yang menetap setelah kehamilan berakhir, dan
preeklampsia dan eklampsia yang terjadi atas dasar hipertensi kronik , serta transient
hipertensi yang timbul dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada
wanita yang normontensif dan menghilang post partum.
Penyakit hipertensi yang khas untuk kehamilan merupakan penyakit hipertensi
yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas.Pada tingkat tanpa kejang
disebut preeclampsia dan tingkat dengan kejang disebut eklampsia.

Hipertensi

gestasional adalah terjadinya hipertensi ringan selama kehamilan pada ibu yang
sebelumnya normotensif, tanpa disertai proteinuria dan kelainan hasil laboratorium
lain. Bila sindrom preeklamsia tidak terjadi dan hipertensi hilang setelah 12 minggu
pascasalin, didiagnosis berubah menjadi hipertensi transien. Hampir setengah dari
pasien ini akan menderita preeklamsia disertai dengan proteinuria. Jadi, diagnosis
ditegakkan pascasalin.

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Anamnesis
Anamnesis yang baik untuk seorang dewasa mencakupi keluhan utama,
informasi mengenai kelainan yang dialami sekarang, riwayat penyakit terdahulu,
riwayat keluarga, riwayat social dan informasi mengenai keadaan tiap sistem tubuh
pasien.1
1. Identitas Pasien
Nama , umur , pekerjaan , nama suami, agama, dan alamat perlu di tanyakan
untuk identifikasi ( mengenal ) penderita dan mentukan status social ekonomi
nya yang hanya harus kita ketahui misalnya untuk anjuran pengobatan apa
yang akan diberikan, selain itu umur penting karena ikut menentukan
prognosa kehamilan.
2. Keluhan utama
Apakah paseien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada keluhan lain
yang penting.
3. Riwayat haid
Menarche, haid teratur atau tidak,siklus haid, lamanya haid, banyaknya darah,
sifat darah, ada tidak nyeri haid, haid terakhir. Anamnesis haid memberikan
kesan pada kita tentang faal alat kandungan, sedangkan untuk haid terakhir ,
siklus di gunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan
4. Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan : adakah gangguan seperti perdarahan , muntah yang sangat.
Persalinan : spontan / buatan, aterm/prematurr/ perdarahan post partum
Nifas : perdarahan /tidak, bagaimana dengan laktasi
Anak : jenis kelamin, hidup/ tidak. Kali meninggal, umur berapa, dan
sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
5. Kehamilan sekarang
Ada keluhan mual muntah , sakit kepala , perdarahan pada kehamilan
muda.Kalau kehamilamn sudah tua ada bengkak di kaki atau muka , sakit
kepala , perdarahan. Sakit pinggang, dll.
6. Anamnesis keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga ( penyakit menular, DM,
hipertensi, anak kembar dll)

Pemeriksaan
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki
gejala klinik spesifik. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

namun, bagi penyakit yang tidak memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan
diagnosisnya kadang-kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium (diagnosis
laboratorium).
1. Pemeriksaan Fisik
A. Umum 2
Tanda vital (Suhu, nadi , Tekanan darah , frekuensi napas)
Preeklampsia eclampsia, bila tekanan darah sistolik 140 mmgHg
dan tekanan darah diastolic 90 mmHg setelah minggu ke 20
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:


1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan
ialah preeklampsi dan eklampsi. Adanya hipertensi dengan proteinuri atau
oedem atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20.
2. Hipertensi yang chronis (apapun sebabnya)
Adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum
minggu ke 20 kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir,
3. Preeklampsi dan eklampsi
Adanya hipertensi yang chronis, sering memberat dalam kehamilan dengan
gejala-gejala hipertensi naik, proteinuria, oedem dan kelainan retina.
4. Transient hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita
yang tadinya normotensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum.
Berat badan dan Tinggi badan (BMI/IMT)
Penurunan berat badan tidak boleh lebih dari 5 % dari berat prapartum.
Penambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil dianggap normal,

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

tapi kalau mencapai 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan


preeklampsia harus dicurigai
Inspeksi
Tabel 2. Inspeksi pada ibu hamil
Daerah

Muka

Perubahan

Keterangan

Kelopak mata (pucat/tidak)

Gambaran tentang anemia

Keadaan lidah serta gigi

Gangguan lidah kotor serta gigi

Epulis karena emesis gravidarum

Edema muka

Kloasma

gravidarum

Hiperemesis gravidarum

Hipersaliva

Menunjukkan hipoalbuminemia
-

Penyakit jantung

Penyakit ginjal

Preeclampsia berat

Kekurangan gizi

Bentuk anemia

serta

Hiperpigmentasi

hiperpigmentasi kulit, dahi, dan

kanan

pipi

gravidarum

Akibat

dan

pipi

simetris

kiri

chloasma

peningkatan

melanocyt

stimulating hormone dari hipofisis


anterior
Leher

Bendungan vena

Akibat penyakit jantung

Perhatikan keadaan lain :


-

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Kelenjar tiroid

Bertambah berat

Pembengkakan kelenjar limfa


Timbunan lemak air dan karena
pengaruh estrogen

Pembuluh darah tampak karena


estrogen untuk persiapan ASI

Buah dada

Hiperpigmentasi

areola Pengaruh

payudara

melanocyt

stimulating

hormone dari hipofisis anterior

Putting susu menonjol


Kelenjar Montgomery tampak
Perut

Makin membesar sesuai umur

Uterus makin besar

kehamilan
Hiperpigmentasi kulit

Melanocyte stimulating hormone

- Linea alba
- Striae gravidarum
Bekas luka insisi
Vulva

Perlukaan perineum

Pada multipara bekas episiotomy

Varises

Warna biru akibat peningkatan


pembuluh vagina

Tanda Chadwick
Penyakit daerah kulit

Infeksi virus dan gonore

Factor mekanis

Tanda preeclampsia/eklampsia

- Kondiloma akuminata
- Tampak leukore
Edema

Tungkai bawah

Varises

Bendungan vena akibat multigravida


atau herediter

Bekas luka

Akibat infeksi yang meninggalkan


sikatrik: limfavenerium inguinalis

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Palpasi 2
Pemeriksaan hamil muda bertujuan untuk mengetahui tanda kehamilan. Tanda
tidak pasti kehamilan sebagai berikut :
a. Pembesaran uterus
b. Tanda Hegar
c. Tanda Piscaseck/uterus asimetris
d. Tanda Chadwicks
Usia kehamilan
`

Menurut kelaziman :
a. Sebelum akhir bulan III : fundus uteri belum teraba diluar/diatas simfisis
b. Akhir bulan III (usia kehamilan 12 minggu), fundus uteri 1-2 jari diatas
simfisis
c. Akhir bulan IV (usia kehamilan 16 minggu), fundus uteri pertengahan
simfisis pusat
d. Akhir bulan V (usia kehamilan 20 minggu), fundus uteri 3 jari dibawah
pusat
e. Akhir bulan VI (usia kehamilan 24 minggu), fundus setinggi pusat
f. Akhir bulan VII (usia kehamilan 28 minggu), fundus uteri 3 jari diatas
pusat
g. Akhir bulan VIII (usia kehamilan 32 minggu), fundus uteri mencapai
arkus kostae atau 3 jari dibawah processus xyphoideus
h. Akhir bulan X (usia kehamilan 40 minggu), fundus uteri pertengahan
antara prosesus antara prosesus xyphoideus dan pusat

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Auskultasi
Auskultasi berarti mendengarkan detak jantung janin dalam rahim. Detak
jantung janin yang terdengar merupakan tanda pasti kehamilan. Lebih lanjut lagi
berarti janin ada dalam rahim hidup atau masih hidup.
Pemeriksaan auskultasi yang ikut terdengar adalah :
a. Dari janin : bunyi detak jantung janin, gerak janin, dan bising tali pusat
Dari ibunya terdengar : bising a. uterina, bunyi aorta abdominal, dan bunyi
bising usus
Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa detak jantung janin sebagai berikut
:
a. Takikardia berat : detak jantung janin diatas 180 kali/menit
b. Takikardia ringan : antara 161-180 kali/menit
c. Normal : antara 120-160 kali/menit
d. Bradikardia ringan : antara 100-119 kali/menit
e. Bradikardia sedang : antara 80-100 kali/menit
f.

Bradikardia berat : kurang dari 80 kali/menit

Dalam keadaan asfiksia artinya kekurangan PO2 dalam darah janin, akan dinilai
dulu dengan adanya takikardia yang selanjutnya diikuti bradikardia terutama
disertai detak jantung janin yang tidak teratur.

2. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
Laboratorium1,3
Urin
Terutama di periksa atas glukosa , protein, sedimen. Adanya glukosa dalam
urin orang hamil harus di anggap sebagai gejala penyakit Diabetes kecuali
kalau kita dapat membutikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya, pada
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

akhir kehamilam dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh
adanya lactose dalam urin, dan pada wanita eklampsia terdapat proteinuria
+1 atau lebih dengan dipstick memperkirakan minimal terdapat 300 mg
protein /24 jam pada 92 %.1
Darah
Periksa Hb dan Ht 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering timbul
anemia karena defesiensi Fe.Pemeriksaan golongan darah juga dapat
membantu jika terjadi perdarahan.selain itu pemeriksaan trombosit untuk
melihat apakah ada komplikasi seperti syndrome HELLP dimana di dapatkan
trombosit yang amat rendah.Pemeriksaan enzim AST, ALT, LDH untuk
mengetahui adanya keterlibatan hati.Selain itu pemriksaan kreatinin untuk
melihat fungsi ginjal dan asam urat sebagai tanda beratnya eklampsia dimana
terjadi peningkatan.

Diagnosis Kerja
Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional didiagnosis pada wanita dengan tekanan darah
mencapai 140/90 mmHg atau lebih besar, untuk pertama kalinya selama
kehamilan tetapi tidak terdapat proteinuria. Hipertensi gestasional disebut juga
transient hypertension jika preeklampsia tidak berkembang dan tekanan darah
telah kembali normal pada 12 minggu postpartum. Apabila tekanan darah naik
cukup tinggi selama setengah kehamilan terakhir, hal ini berbahaya terutama
untuk janin, walaupun proteinuria tidak pernah ditemukan. Seperti yang
ditegaskan oleh Chesley (1985), 10% eklamsi berkembang sebelum
proteinuria yang nyata diidentifikasi. Dengan demikian, jelas bahwa apabila
tekanan darah mulai naik, ibu dan janin menghadapi risiko yang meningkat.
Proteinuria adalah suatu tanda dari penyakit hipertensi yang memburuk,
terutama

preeklampsia.

Proteinuria

yang

nyata

dan

terus-menerus

meningkatkan risiko ibu dan janin.4,5


Kriteria Diagnosis pada hipertensi gestasional yaitu :
- TD 140/90 mmHg yang timbul pertama kali selama kehamilan.
- Tidak ada proteinuria.
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

- TD kembali normal < 12 minggu postpartum.


- Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan postpartum.
- Mungkin ada gejala preeklampsia lain yang timbul, contohnya nyeri
epigastrium atau trombositopenia.5

Diagnosis Banding
Preeklampsia
Preeklampsia adalah suatu syndrome khas kehamilan berupa penurunan
perfusi organ akibat vasospasme dan pengaktifan endotel. Dalam hal ini , proteinuria
adalah adanya 300 mg atau lebihm protein urin / 24 jam atau 30 mg./dl (+1 pada
dipstick) dalam sample urin.Insiden preeclampsia sering mencapai sekitar 5% dan
sangat di pengaruhi oleh paritas, dengan wanita nulipara memiliki resiko lebih besar
7- 10% jika di bandingkan dengan multipara.Faktor resiko lain kehamilan multiple,
riwayat hipertensi kronik, usia > 35 tahun, obesitas, dan etnis afro amerika.3

Etiologi dari preeclampsia belum di ketahui pasti tapi pada penderita yang
meninggal karena eklampsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai bagian, tapi
kelainan yang menyertai penyakit ini ialah spasmus arteriol, retensi Na dan air dan
coagulasi intravascular.Vasospasmus bukan sebab primer tapi dapat menyebabkan
hypertensi, pada otak( sakit kepala, kejang), plasenta (solution plasenta, kematian
janin), pada ginjal (oligouri), pada hati (ikterus), retina (amorousis).6
Manifestasi klinik secara umum :7
1. Hipertensi
2. Udema
3. Proteinuria
4. Gejala subjektif : sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau udema
otal, sakit ulu hati karena regangan selaput hati oleh hemoragika/udema atau
sakit karena perubahan pada lambung, gangguan penglihatan ( melihat
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

menjadi kabur, kadang sampai buta) karena vasospasme , udema, ablation


retina.

Preeklampsia di bagi lagi menjadi dua bagian besar antara lain :


A. Preeklampsia ringan
Adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ
yang berakibat terjadi nya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
endotel.Diagnosis preeclampsia di tegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi
di sertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
-

Hipertensi (140/90 mmHg). Kenaikan sistolik 30 mmHg dan kenaikan


diastolic 15 mmHg tidak di pakai lagi sebagai criteria

Proteinuria ( 300 mg/24 jam atau +1 dipstick)

Edema ( edema local tidak di masukan kecuali edema pada lengan , muka,
dan perut, edema generalisata)

Prinsip utama perawatan preeclampsia adalah mencegah kejang, perdarahan


intracranial, mencegah ganggua fungsi organ vital, dan melahirkan bayi
sehat.Ibu hamil dengan preeclampsia ringan dapat di rawat secara rawat jalan.
Dan di anjurkan ibu hamil banyak istirahat ( berbaring/tidur miring) , tetapi
tidak harus mutlak selalu tirah baring). Pada umur di atas 20 minggu , tirah
baring dengan posisi miring menghilangkan tekanan rahim pada v. cava
inferior , sehingga meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah
jantung.Hal ini berarti meningkatkan aliran darah ke organ organ vital.diet
yang mengandung 2 g natrium atau NaCl ( garam dapur ) adalah cukup.Tidak
di berikan obat-obat diuretic, antihipertensi, dan sedative.
Ibu hamil dengan preeclampsia dapat di rawat di RS bila tidak ada perbaikan :
a) tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu, b) adanya satu atau
lebih gejala dan tanda-tanda preeclampsia berat.Perawatan obstretrik sikap
terhadap kehamilan menurut willliams kehamilan preterm ialah kehamilan
antara 22 minggu sampai 37 minggu.pada kehamilan preterm <37 minggu
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

bila tekanan darah mencapai normotensif selama perawatan , persalinannya di


tunggu sampai aterm.sementara itu pada kehamilan aterm > 37 minggu
persalinan di tunggu sampai terjadi onset persalinan atau di pertimbangkan
untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.7

B. Preeklampsia Berat
Preeclampsia berat ialah preeclampsia dengan tekanan darah sistolik 160
mmHg dan tekanan darah diastolic 110 mmHg di sertai proteniuria lebih 5
g/24 jam.gejala nya sebagai berikut :
-

Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolikn110


mmHg

Proteinuria > 5 g /24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif

Oligouria <500 cc

Kenaikan kadar kreatinin plasma

Gangguan visus & cerebral : penurunan kesadaran , nyeri kepala,


padangan kabur

Nyeri epigastrium

Edema paru dan sianosis

Hemolisis mikroangiopatik

Hemolisis mikroangiopatik

Trombosipenia berat (< 100.000 sel/ mm3 atau penurunan trombosit


dengan cepat.

Gangguan fungsi hepar ( kerusakan hepatoseluler) : Peningkatan kadar


ALT &AST

Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Preklampsia berat di bagi menjadi a) preklampsia berat tanpa impending


eclampsia dan dengan impending eklampsia.Disebut impending jika di sertai
dengan gejala subjektif nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah ,
nyeri epigastrium , dan kenaikan epigastrium dan kenaikan progresif tekanan
darah.Pengelolahan preeklampsoa dan eklampsia mencakup pengobatan
terhadap kejang,pengobatan hipertensi , pengelolahan cairan, suportif terhadap
penyulit organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk persalinan.7

Tabel 3. Gangguan hipertensi pada kehamilan 2


Kelainan

Ringan

Berat

Tekanan darah diastolic

<100 mmHg

110 mmHg

Proteinuria

Samar sampai +1

+2 persisten atau >>

Nyeri kepala

Tidak ada

Ada

Gangguan penglihatan

Tidak ada

Ada

Nyeri abdomen atas

Tidak ada

Ada

Oligouria

Tidak ada

Ada

Kejang

Tidak ada

Ada (eklampsia)

Kreatinin serum

Normal

Meningktat

Trombositopenia

Tidak ada

Ada

Peningkatan enzim hati

Minimal

Nyata

Pertumbuhanjanin

Tidak ada

Jelas

Tidak ada

Ada

terhambat
Edema paru

Etiologi
Setiap teori yang memuaskan tentang etiologi dan patofisiologi preeklamsi
harus menerangkan pengamatan bahwa hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan
jauh lebih memungkinkan terjadi pada wanita yang :
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

1.

Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya.

2.

Terpapar vili korialis yang berlimpah, pada gemeli atau mola hidatidosa.

3.

Memiliki penyakit vaskular yang telah ada sebelumnya.

4.

Secara genetik memiliki predisposisi terhadap hipertensi yang berkembang


selama kehamilan.5
Tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang eklamsia telah dibuat pada tahun
2200 Sebelum Masehi (Lindheimer dan kawan-kawan, 1999). Dengan demikian
tidaklah heran bahwa sejumlah mekanisme telah dikemukakan untuk menerangkan
penyebabnya. Menurut Sibai (2003), sebab-sebab potensial yang mungkin menjadi
penyebab preeklamsi adalah sebagai berikut :

1.

Invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus.

2.

Intoleransi imunologis antara jaringan plasenta ibu dan janin.

3.

Maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari


kehamilan normal.

4.

Faktor nutrisi.

5.

Pengaruh genetik.5

Epidemiologi
Terdapat banyak factor resiko untuk terjadinya hipertensi kehamilan sebagai berikut :
3

Primigravida
Hiperplasentosis (ex. Mola hidatidosa, kehamilan multiple, DM, hidropfetalis,
bayi besar.
Umur yang ekstrim

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Riwayat keluarga yang eklampsia


Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
Umur yang ekstrim
Obesitas
Hipertensi dalam kehamilan cukup sering dijumpai dan masih nmerupakan
salah satu penyebab kematian ibu. Rata-rata kelainan ini ditemukan sebanyak 5-10%
dari seluruh kehamilan dan merupakan salah satu dari 3 penyebab kematian ibu selain
perdarahan dan infeksi. Di Amerika Serikat, misalnya, sepertiga kematian ibu
disebabkan oleh HDK. Di RS dr. Hasan Sadikin Bandung selama 6 tahun terakhir
(tahun 2005-2010) terdapat 103 kematian perempuan hamil dari 15.148 kelahiran.
Penyakit utama kematian adalah penyakit jantung (33%) disusul oleh HDK (25,2%),
yang terdiri dari eklamsia 16,5%, preeklamsia berat (PEB) dan impending eklamsia
2,9%: serta infeksi 21,3%, perdarahan 15,5% dan lain-lain 5%. HDK juga menjadi
penyebab penting lahir mati dan kematian perinatal yang terutama disebabkan karena
partus prematurus.8

Patofisiologi
Vasospasme adalah hal mendasar dalam patofisiologi preklamsia/eklampsia,
konsep ini di dasarkan pada pengamatan langsung pembuluh darah halus di dasar
kuku, fundus oculi, dan konjungtiva bulbar, dan diperkirakan dari perubahan
histologis yang dijumpai di berbagai organ yang terkena.Konstriksi vascular
menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan berperan dalam hipertensi
arteri.Vasospasme kenungkinan besar menumbulkan kerusakan pada pembuluh,selain
itu angiotensin II menyebabkan sel-sel endotel berkontraksi.Perubahan ini
menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel- sel endotel
serta lmengendap di sub endotel.Perubahan vascular ini bersama dengan hipoksian
local jaringan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan gangguan end organ, yang
dijumpai pada prekelampsia berat.6

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Perubahan kardiovaskular
Pada preklampsia dan eklampsia sering terjadi gangguan hebat pada fungsi
kardiovaskular Gangguan ini pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload
jantung akibat hipertensi , dan cedera endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang
ekstrasel terutama paru.Hemokonstrasi adalah tanda utama preeclampsia eklampsia,
volume darah yang secara normal bertambah selama kehamilan hampir tidak terjadi
sama sekali disebakan karna vasokontriksi generalisata yang di pengaruhi oleh
menigkatnya permeabilitas.

Perubahan hematologis
Trombositopenia dapat timbul secara akut, setelah pelahiran , hitung trombosit akan
meningkat secara progresif hingga ke kadar normal dalam 3-5 hari.Trombositopenia
yang nyata didefenisikan <100000/ul.
Koagulasi defesiensi berat salah satu factor koagulasi larut sangat jarang terjadi pada
preeclampsia berat atau eklampsia kecuali jika terdapat keadaan lain yang
mempermudah terjadinya koagulasi konsumtif misalnya solution plasenta dan
perdarahan hebat.

Perubahan Ginjal
Jika terjadi preklampsia perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus ringan sampai sedang
tampaknya terajdi akibat penurunan volume plasma sehingga kadar kreatinin plasma
menjadi 2 kali lipat di bandingkan nilai pada kehamilan normal yang sekitar 0,5
mg/dl, akan tetapi pada kasus berat ginjal mengalami kelainan berat dan kreatinin
mungkin meningkat beberapa kali lipat dibandingkan nilai normal non hamil(2-3
mg/dl), Proteinuria dapat menegakan diangnosis eklamsia.
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Perubahan hati
Pada preeklmapsia berat kadang terjadi perubahan dalam fungsi dan integritas
hati.Nekrosis hemoragik periporta di bagian perifer lobus hati ,kemungkinan
merupakan penyebab meningkanya enzim hati dalam serum.

Perubahan pada otak


Manifestasi preeclampsia pada system saraf pusat , terutama kejang pada
eklampsia.dua jenis patologi otak yang berkaitan adalah perdarahan mikroskopik
akibat ruptut uteri karena hipertensin berat.lesi hanya yang sering diju mpai pada
preeclampsia dan hampir universal . Lesi otaku tama adalh edema, hyperima, anemia
fokal , trombosis, dan perdarahan.
Ablasi retina /terlepasnya retina menyebabkan gangguan

penglihatan.meskipun

biasanya terjadi di satu sisi dan jarang mneyebabkan kehilangan penglihatan total
pasa sebagian wanita dengan kebutaan korteks,

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Gambar 1. patofisiologi hipertensi dalam kehamilan


Sumber : Leveno Keneth, et all. Obstetri wiliams.Edisi 21.Vol 1.Hipertensi
gestasional dan preeclampsia. EGC : Jakarta .2009.h 644

Komplikasi
1. Edema paru
Terdapat pada pneumonitis aspirasi setelah inhalasi isi lambung jika kejang
disertai muntah, dan kombinasi hipertensi berat dan pemberian cairan IV
dalam jumlah besar dapat menyebabkan gagal jantung.wanita preeclampsia
berat yang mengalami edema paru biasanya mengalaminya pada pasca
partum.aspirasi isi lambung, akibat kejang atau mungkin dari anestesi atau
sedasi berlebihan , harus disingkirkan; namun sebagian wanita ini mengalami
gagal jantung.
2. Kebutaan
Pada sekitar 10% wanita , kejang eklampsia banyak diikuti oleh kebutaan yang
timbul secara spontan, terdapat dua penyebab diantaranya ablation retina
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

dengan derajat bervariasi dan iskemia, infark , atau edema oksipitalis.Meski


penyebab nya adalah patologi otak dan retina , prognosis pulihnya penglihatan
baik dan biasa nya berselang-seling dalam seminggu.Sekitar 5 % pasien akan
mengalami perubahan kesadaran termasuk koma menetap, setelah kejang.Hal
ini di sebabkan karna oleh edema otak yang luas.
3. Kematian
Pada sebagian kasus eklampsia , pasien meninggal mendadak bersamaan
dengan kejang atau segera sesudahnya , akibat perdarahan otak yang luas.
Perdarahm subletal dapat menyebabkan hemipelgia.Perdarahan otak lebih
besar kemungkinan terjadik, pada wanita yang lebih tua dengan hipertensi
kronik, meskipun jarang perdarahan dapat di sebabkan oleg rupture
aneurisma /malformasi arterivena.
4. Syndroma HELLP (Hemolisis Elevated liver enzyme Low platelet count)
Merupakan preeclampsia eklampsia yang disertai timbulnya hemolisis ,
peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.semua
perempuan hamil dengan keluahan nyeri pada kuadran atas abdomen tanpa
memandang

ada

tidaknya

tanda

dan

gejala

preeclampsia

harus

dipertimbangkan syr HELLP.


Diagnosis :
Di dahului tanda dan gejala yang tidak khas malaise , lemah , nyeri
kepala , mual, muntah.
Adanya tanda dan gejala preeclampsia
Tanda hemolisis intravascular , khususnya kenaikan LDH, AST, dan
Bilirubin indirek
Tanda kerusakan /disfungsi sel hepatosit hepar : kenaikan AST,ALT
,LDH.
Trombositopenia (150.000/ml)3,6
Penatalaksanaan
Penanganan pra-kehamilan
Setiap wanita harus dievaluasi sebelum konsepsi untuk menentukan
kondisi tekanan darahnya. Jika terdapat hipertensi, dapat ditentukan beratnya,
sebab sekunder yang mungkin, kerusakan target organ, dan rencana strategis
penatalaksanaannya.

Kebanyakan

wanita

penderita

hipertensi

yang

merencanakan kehamilan harus menjalani skrining adanya faeokromositoma

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi apabila keadaan ini
tidak terdiagnosa pada ante partum.9
Pada umumnya, frekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada akhir
trimester untuk menemukan awal preeklamsi. Wanita hamil dengan tekanan
darah yang tinggi (140/90 mmHg) akan dievaluasi di rumah sakit sekitar 2-3
hari untuk menentukan beratnya hipertensi. Wanita hamil dengan hipertensi
yang berat akan dievaluasi secara ketat bahkan dapat dilakukan terminasi
kehamilan. Wanita hamil dengan penyakit yang ringan dapat menjalani rawat
jalan.9
Pada wanita penderita hipertensi yang merencanakan kehamilan, penting
diketahui mengenai penggantian medikasi anti hipertensi yang telah diketahui
aman digunakan selama kehamilan, seperti metildopa atau beta bloker.
Penghambat ACE dan ARB jangan dilanjutkan sebelum terjadinya konsepsi
atau segera setelah kehamilan terjadi.9
Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan pada wanita dengan hipertensi
berat, terutama apabila terdapat hipertensi yang persisten atau bertambah berat
atau munculnya proteinuria. Evaluasi secara sistematis meliputi :
1. Pemeriksaan detil diikuti pemeriksaan harian terhadap gejala klinis seperti
sakit kepala, pandangan kabur, nyeri epigastrium, dan penambahan berat
badan secara cepat.
2. Penimbangan berat badan saat masuk rumah sakit dan setiap hari
setelahnya.
3. Analisis proteinuria saat masuk rumah sakit dan setiap 2 hari.
4. Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk setiap 4 jam kecuali saat
pertengahan tengah malam dengan pagi hari.
5. Pengukuran serum kreatinin, hematokrit, trombosit, dan serum enzim hati,
frekuensi pemeriksaan tergantung beratnya penyakit.
6. Evaluasi berkala tentang ukuran janin dan cairan amnion secara klinis dan
dengan menggunakan ultrasonografi.4,5,10, 11
PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Selain itu, pasien juga dianjurkan mengurangi aktivitas sehari-harinya


yang berlebihan. Tirah baring total tidak diperlukan, begitu pula dengan
pemberian sedatif. Diet harus mengandung protein dan kalori dalam jumlah
yang cukup. Pembatasan garam tidak diperlukan asal tidak berlebihan.5

Pencegahan
Pencegahan timbulnya preeclampsia berupa :
Manipulasi diet yaitu
Pembatasan kalori, cairan , minyak ikan dan diet rendah garam tidak dapat
mencegah hipertensi karena kehamilan.Suplemen diet ini dipilih sebagai upaya
memodifikasi keseimbangan Prostaglandin yang di duga berperan dalam
patofisiologi preclampsia.
Manfaat aspirin, kalsium dan lain-lain dalam mencegah hipertensi karena
kehamilan belum sepenuhnya terbukti . Aspirin dosis rendah dengan menekan
tromboxan trombosit dan tidak menggangu pembentikan prostasikli oleh endotel,
diperkirakan berpotensi mencegah preeclampsia.
Antioksidan ; serum dari wanita hamil normal mengandung mekanisme
antioksidan yang berfungsi mengendalikan peroksidasi lemak yang diperkirakan
berperan dalam disfung endotel pada preeclampsia.Serum dari wanita preeclampsia
di laporkan memiliki aktivitas antioksidan yang rendah.Selain itu terapi
antioksidan mengurangi pengaktifan sel endotel yang dapat bermanfaat sebagai
tindakan pencegahan terhadap eklampsia.
Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat-tepat. Kasus harus
ditindaklanjuti secara berkala dan diberi penerangan yang jelas bilamana harus
kembali ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan, keluarga (suami,
orang tua, mertua dll.) harus dilibatkan sejak awal
Ante partum care/Prenatal care
upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan.
Bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Bila kehamilan termasuk
resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Dalam program
kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode huruf K yang

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah


K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal
hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28
36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di
atas 36 minggu.Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas
kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan
yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul
bersamaan dengan terjadinya kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan)
atau baru akan menujukkan gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya,
perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa). Selain itu, upaya
memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses kehamilan dan
masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan efektif apabila
tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan.
Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil
Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling
kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan
dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan
antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi
kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan
(dimana, penolong, dana, pendamping, dan sebagainya).

Prognosis
Prognosis bergantung kepada terjadinya eklamsia. Di negara-negara yang
sudah maju, kematian akibat preeklamsia sebesar 0,5%. Namun, jika eklamsia
terjadi, prognosis menjadi kurang baik. Kematian akibat eklamsia sebesar 5%.
Prognosis sang anak juga turut memburuk bergantung kepada saat preeklamsia
menjelma dan kepada keparahan preeklamsia. Kematian perinatal sebesar 20% dan
sangat dipengaruhi oleh prematuritas.
Ada ahli yang berpendapat bahwa preeklamsia dapat menyebabkan hipertensi
menetap, terutama bila preeklamsia berlangsung lama atau, dengan kata lain, bila
gejala-gejala preeklamsia timbul dini.
Sebaliknya, ahli lain menganggap bahwa penderita hipertensi menetap seusai
persalinan sudah menderita hipertensi sebelum hamil (hipertensi kronik).8

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Kesimpulan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
Hipertensi gestasional didiagnosis pada wanita dengan tekanan darah mencapai
140/90 mmHg atau lebih besar, untuk pertama kalinya selama kehamilan tetapi tidak
terdapat proteinuria.
Hipertensi dalam kehamilan cukup sering dijumpai dan masih nmerupakan
salah satu penyebab kematian ibu. Rata-rata kelainan ini ditemukan sebanyak 5-10%
dari seluruh kehamilan dan merupakan salah satu dari 3 penyebab kematian ibu selain
perdarahan dan infeksi. Vasospasme adalah hal mendasar dalam patofisiologi
preklamsia/eklampsia, konsep ini di dasarkan pada pengamatan langsung pembuluh
darah halus di dasar kuku, fundus oculi, dan konjungtiva bulbar, dan diperkirakan dari
perubahan histologis yang dijumpai di berbagai organ yang terkena.
Prognosis bergantung kepada terjadinya eklamsia. Di negara-negara yang
sudah maju, kematian akibat preeklamsia sebesar 0,5%. Namun, jika eklamsia
terjadi, prognosis menjadi kurang baik. Kematian akibat eklamsia sebesar 5%.

Daftar Pustaka
1. Bickley, S Lynn. Buku saku pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan
Bates.Edisi 5. Pemeriksaan wanita hamil.EGC: Jakarta . 2007.h 351-4
2. Leveno Keneth, et all. Panduan ringkas Obstetri wiliams.Edisi 21.Hipertensi
gestasional dan preeclampsia. EGC : Jakarta .2009.h 393-400
3. Sulainman, Sastrawinata. Obstetri fisiologi.Pemeriksaan Kehamilan.Eleman :
Bandung. 2000.h 153-7
4. August P, Management of Hypertension in Pregnancy, 2009, diakses tanggal
12 September 2015, dari http : //www.uptodate.com/patients/content/topic
5. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K,
Hypertensive Disorders in Pregnancy, dalam William Obstetrics, edisi ke-22,
New York: McGraw-Hill, 2005 : 761-808
6. Sulainman,Sastrawinata.Obstetri

patologi.Penyakit

hipertensi

dalam

kehamilan..Eleman : Bandung. 2000.h 89-100

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

7. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.Hipertensi dalam kehamilan.Bina


Pustaka : Jakarta . 2008 .h 530-561
8. Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Obstetri patologi; ilmu
kesehatan reproduksi.Ed-3. EGC: Jakarta. 2013. h 95, 101
9. National Heart, Lung, and Blood Institute, Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure, dalam The Seventh Report of the Joint
National Committee, NIH publication, 2004 : 49-52
10. Gibson P, Carson M, Hypertension and Pregnancy, 30 Juli 2009, diakses
tanggal

12

September

2015,

dari

http

//emedicine.medscape.com/article/261435
11. Kelompok Kerja Penyusunan Hipertensi dalam Kehamilan-Himpunan
Kedokteran Fetomaternal POGI, Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi ke-2, Angsar M, penyunting, 2005: 1-27

PBL BLOK 19 CARDIOVASCULAR SYSTEM 2

Page

Вам также может понравиться