Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.
Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien.
Gejala Gejala
Haus / Dehidrasi
BB menurun
Kesadaran menurun
Demam > 38 0C
Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik
hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi
pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping
faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum
yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.
Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan
tertimbunlah zat metabolik yang toksik.
Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti
Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin
2. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang
serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.
4. Cairan parenteral Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari.
Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra
vena.
5. Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik,
bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak
tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
Tujuan Diet
Syarat Diet
Mudah cerna, tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering
Berikan suplemen vitamin B6, B1, B kompleks dan vitamin C seperti buahbuahan.
- Roti panggang, biskuit, krakers (dapat dimakan bersama selai) - Buah-buahan segar
dan sari buah
- Minuman ringan (pokari sweet, coca-cola, fanta, kaldu tidak berlemak, teh dan kopi
encer)
Tatalaksana
Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala
yang terjadi. Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika
menatalaksana ibu dengan HG, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah
prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.
Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk
gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan
pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat
menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat.
Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering
dengan porsi kecil
Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan
menghindari makanan berminyak serta berbau lemak
Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat
penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah
Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu
ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium
Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang
adekuat tidak memberikan respon
Pencegahan
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan
risiko hiperemesis gravidarum. Satu kali gejala HG muncul, maka perlu penatalaksanaan
sejak dini agar tidak terjadi perburukan.