Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
PR (public relations)/humas merupakan suatu profesi,dimana fungsi dan
kegunaanya di terapkan pada organisasi pemerintahan maupun swasta,lembaga profit
maupun non profit. Humas atau hubungan masyarakat adalah seni menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap suatu individu atau organisasi.sebagai profesi,humas atau PR mempunyai
etika yang harus di terapkan dan dijalankan.
Namun demikian Sebelum dibahas lebih lanjut tentang apa pentingnya etika
dalam industri kehumasan maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui tentang apa
yang dimaksud Public Relations (humas) .Maka dalam hal ini yang dimaksud dengan
Humas (Public Relations) menurut Frank Jefkins adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana baik kedalam maupun keluar antara suatu
organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian.
Etika merupakan cabang dari filsafat dimana mempelajari pandangan-pandangan
dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan yang kadangkadang orang memakai dengan istilah filsafat etika, filsafat moral, filsafat susila.etika
ilmu yang mempelajari apa yang benar dan apa yang salah, fungsi praktis dari etika
adalah memberikan pertimbangan dalam berprilaku. Tujuan mempelajari etika, untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua
manusia dalam ruang dan waktu tertentu pengertian baik sesuatu hal dikatakan baik
bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia
(Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif) Pengertia buruk segala yang
tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku.
Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua praktisi humas professional menerapkan
etika dalam menjalankan profesi kehumasanya.karena kurang menyadari atau bahkan
kurang perduli,betapa pentingnya etika profesi dalam menjalankan profesi
kehumasanya.maka dari itu makalah ini di buat dengan harapan dapat mengetahui
pentinhnya etika profesi dalam dunia kehumasan
BAB II
PEMBAHASAN
ETIKA, REPUTASI DAN PROFSIONALITAS PUBLIC RELATION
1. DASAR ETIKA
Kata etika sering disebut dengan istilah etik, atau ethics dalam bahasa Inggris
yang mengandung banyak pengertian. Dari segietimologi istilah etika berasal dari
kata latin Ethicus sedang dalam bahasa Yunani Ethicos yang berarti kebiasaan.
Yang menurut pengertian asli dikatakan baik itu apabila sesuai dengan masyarakat,
kemudian lambat laun pengertiannya berubah bahwa etika adalah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia mana yang dapat dinilai
baik dan yang dapat dinilai tidak baik.
Sedangkan menurut Muhamad Mufid dalam buku etika dan filsafat
komunikasi (2009;173--) mengatakan secara etimologi (bahasa) berasal dari kata
bahasa Yunani: ETHOS yang berarti dalam bentuk tunggal mempunyai arti tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang , kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara
berpikir sedang dalam bentuk jamak ,: TA ETHA berarti adat kebiasaan.
Etika didalam pengertian bisa diartikan sebagai suatu kode etik yang
membatasi diri seseorang dalam berprilaku yang berdasarkan nilai-nilai yang ada dan
norma-norma yang akan menjadikan suatu tuntutan dalam setiap diri seseorang.
Didalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional yang diperlukan suatu sistem yang akan mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul, dalam sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi
saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler
dan lain-lain. Dalam pergaulan bermaksud untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa
merugikan kepentingan serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan
sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentang dengan hak-hak asasi
umumnya. Hal itulah yang akan mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.
Ada Dua Macam Etika Yang Harus Kita Pahami Bersama Dalam
Menentukan Baik Dan Buruknya Prilaku Manusia
A. ETIKA DESKRIPTIF
Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap
yang mau diambil.
B. ETIKA NORMATIF
Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan
Etika secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum
dan teori-teori.
b) ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat
juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain
dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh
1) Professional Ethics
Perilaku yang profesional didasarkan pada niat baik, merasa diawasi dan
dinilai jika melawan kode perilaku. Perasaan ini dapat terwujud, karena
dipaksa melalui interpretasi nyata bagi mereka yang menyimpang dari
penampilan standar yang diterima.
2) The Imperative of Trust
Hubungan publik atau pimpinan lembaga dengan PR berbeda dengan
hubungan mereka dengan penyedia jasa lainnya. Perbedaan dipusatkan pada
hubungan berlandaskan kepercayaan. Sewaktu pimpinan mencari jasa
profesional, mereka menempatkan dirinya bukan hanya pikirannya dalam
suatu resiko. Begitu juga dengan publik. Seringkali, mereka mempercayakan
dirinya dan keinginannya kepada Anda. Karena itu, pimpinan atau publik dan
Anda telah memasuki sebuah hubungan saling percaya, sehingga diharuskan
untuk bertindak sebaik mungkin.
3) Professional Privilege
Professional Privilege (hak istimewa) para profesional PR berpondasi pada
kepercayaan, keyakinan, dan perilaku yang baik dari publik maupun dari
sesama profesional. Untuk melindungi hak masing-masing dalam posisinya di
masyarakat, para praktisi membuat kode etik dan standardisasi dalam praktek.
Kode etik tersebut seringkali memiliki kekuatan hukum dan kekuasaan
terhadap sanksi negara.
4) Social Responsibility
Para profesional PR juga harus dapat memenuhi kewajiban moral dan harapan
dalam masyarakat. Masalah etika ini penting diperhatikan. Karena pada
dasarnya, kegiatan PR memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat,
terutama apabila dapat menjalankan fungsinya secara efektif, dan sadar akan
konsekuensi dari kegiatan yang dijalankannya.
Dalam hubungannya dengan kegiatan manajemen sikap itulah yang harus
ditunjukkan seorang humas dalam profesinya sehari-hari maka harus menguasai etika
yang umum dan tidak umum antara lain sebagai berikut.:
perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan
antara teori dan penerapan dalam praktek.
Di antara praktisi public relation terdapat perbedaan pendapat yang besar
mengenai apakah public relations adalah suatu karya seni, ketrampilan, atau sebuah
profesi dalam pengertian yang sama denagn kedokteran dan hukum. Ada juga
gagasan, yang dikembangkan oleh banyak profesional dan PRSA bahwa yang palig
penting adalah bagi individu bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang
profesional dalam bidang ini. Kemudaian seorang praktisi humas harus memiliki: rasa
kemandirian; rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan kepentingan umum;
kepedulian nyata terhadap kompentensi dan kehormatan profesi ini secara
menyeluruh; kesetiaan yang lebih tinggi terhadap standar profesi dan sesama
profesional daripada kepada pihak yang memberi pekerjaan kepadanya pada saat itu.
Hambatan besar bagi profesionalisme adalah sikap banyak praktisi itu sendiri
terhadap pekerjaan mereka, mereka memandang lebih tinggi arti keamanan kerja
prestise dalam organisasi, jumlah gaji, dan pengakuan dari atasan dibandingkan nilainilai tersebut.
International Public Relation Association (IPRA) menyatakan kode etik
humas yang kemudian diterima dalam konvensi-nya di Venice pada Mei 1961, isinya
adalah:
1. Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada
konstitusi dan kode IPRA
2. Perilaku kepada klien dan karyawan:
a. Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan;
b. Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan;
c. Menjaga kepercayaan klien dan karyawan;
d. Tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain;
e. Tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain;
f. Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil
tertentu.
3. Perilaku terhadap publik dan media:
a. memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang;
yang
palsu
atau
menyesatkan;
d. Memberikan gambarabyang dapat dipercaya mengenai organisasi yang
dilayani;
e. Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk
4.
yang berada di organisasi atau perusahaan peran humas dan hubungannya sangat
dekat dengan klien dan bahkan menjadi pihak penengah antara organisasi dengan
kliennya.
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
1. memberikan penerangan kepada publik,
2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku
publik
3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan
sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
Kesan (image),kesan disini berarti "gambaran yang diperoleh seseorang
tentang suatu fakta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengertian mereka
(terhadap suatu produk, orang, atau situasi)".
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang humas haruslah
memiliki etika, bertindak secara professional, dan menunjukan sikap etis dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang humas juga harus menguasai etika-etika umum
keprofesionalitasan dan etika-etika khusus seorang humas pada khususnya. Seorang
praktisi humas harus memiliki rasa kemandirian, rasa tanggung jawab terhadap
masyarakat dan kepentingan umum, kepedulian nyata terhadap kompentensi dan
kehormatan profesi ini secara menyeluruh, kesetiaan yang lebih tinggi terhadap
standar profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak yang memberi
pekerjaan kepadanya pada saat itu. Seorang profesional humas harus mampu bekerja
atau bertindak melalui pertimbangan yang matang dan benar, yaitu dapat
membedakan secara etis mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak, sesuai
dengan pedoman kode etik profesi yang disandang.
Jadi etika dalam industri kehumasan sangatlah penting. Etika sebagai kontrol
bagi diri pribadi seorang humas juga sebagai kontrol dalam industri kehumasan itu
sendiri. Tanpa adanya etika, maka profesi humas tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Selain itu pelaksanaan etika dalam indutri humas akan menciptakan sinergi
atau hubungan yang baik antara perusahaan atau organisasi dengan kliennya.
BAB.III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika dalam industri kehumasan sangatlah penting.dengan adanya etika dalam
humas menjadikan kontrol bagi pribadi humas maupun bagi industri kehumasan itu
sendiri. Tanpa adanya etika seorang humas akan bertindak semaunya sendiri,
bertingkah
laku
sesuai
keinginannya
sendiri.tanpa
adanya
aturan
yang