Вы находитесь на странице: 1из 7

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA

KELOMPOK 3
Kadek Ayu Rastiti Dewi

P07120215020

Ni Luh Putu Kemala Putri

P07120215021

Ni Luh Putu Erna Pramestyandani

P07120215022

I Kadek Oki Wanjaya

P07120215023

Luh Putu Ari Anggari

P07120215024

Ni Ketut Diah Wahyuni

P07120215025

I Gusti Ayu Rosita Tri Rejeki

P07120215026

Ni Putu Eka Ari Suwardewi

P07120215027

Ni Putu Candra Dewi

P07120215028

Veranita Nindi Probo Utami

P07120215029

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-IV KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I
A. Latar Belakang
Program keluarga berencana telah dikembangkan sebagai salah satu
program nasional sejak Repelita I. Dalam Repelita yang kedua, program ini sebagai
salah satu usaha penting pembangunan akan ditingkatkan pelaksanaannya. Program.
tersebut merupakan bagian utama daripada kebijaksanaan kependudukan yang
menyeluruh.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah terutama menyangkut pertumbuhan
penduduk yang cepat. Diperkirakan dalam masa Repelita II jumlah penduduk bertambah
2,3-2,4% setahun. Masalah kedua adalah peningkatan pertumbuhan penduduk tersebut
secara relatif lebih besar terdapat di kalang-an penduduk yang berusia 10-19 tahun.
Dua masalah ini memberikan akibat meningkatnya kebutuh-an kebutuhan hidup
untuk melayani perkembangan jumlah penduduk tersebut. Kebutuhan ini meliputi
misalnya kebutuhan konsumsi untuk makan, 'perumahan, fasilitas kesehatan, pendidikan,
pelayanan sosial dan sebaga`.nya. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk berusia
muda juga timbul kebutuhan yang lebih besar akan fasilitas pendidikan. Demikian pula
struktur umur penduduk yang cendrung muda mengakibatkan proporsi penduduk yang
secara langsung ikut di dalam proses produksi adalah relatif kecil dibanding dengan
penduduk yang tidak mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Dengan demikian kelompok penduduk yang berusia produktif barns memikul
beban yang relatif lebih berat untuk melayani kebutuhan penduduk yang belum termasuk
usia kerja. Struktur umur penduduk juga mengakibatkan meningkatnya dari tahun ke
tahun jumlah penduduk yang memasukii usia kerja, sehingga menimbulkan masalah
kebutuhan penyediaan lapangan kerja.
Masalah-masalah penduduk tersebut ditambah pula dengan adanya
ketimpangan penyebaran penduduk Indonesia antara berbagai daerah dan
pertumbuhan penduduk di kota-kota ter-nyata relatif lebih cepat dibanding dengan
pertumbuhan penduduk desa. Masalah-masalah penduduk tersebut perlu ditanggapi
dengan suatu kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh. Dasar kebijaksanaan
ini adalah memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan perubahan struktur

umur penduduk dengan perkembangan sosial ekonomi sehingga tingkat hidup yang
layak
dapat diusahakan. Kebijaksanaan ini pertama ditujukan untuk penanggulangan akibatakibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendu-duk berusia
muda. Dilihat dari segi ini maka seluruh usaha pembangunan pada dasarnya ditujukan
untuk sejauh mungkin memenuhi kebutuhan hidup penduduk yang jumlahnya terus
meningkat. Hal ini meliputi pula pengembangan penyediaan kesempatan kerja,
peningkatan produksi berbagai bidang maupun pelayanan sosial masyarakat. Arab
kebijaksanaan yang kedua adalah usaha untuk menurunkan kecepatan pertambahan
penduduk sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kemampuan pembangunan
untuk menaikkan produksi.
Usaha untuk menurunkan kecepatan pertambahan penduduk tersebut terutama
dilakukan melalui pelaksanaan program keluarga berencana. Program yang telah
diselenggarakan sejak Repelita I akan ditingkatkan daiam pelaksanaan Repelita II
Khususnya ditujukan agar dapat mencapai masyarakat pedesa-an luas-luasnya.
Sasaran keluarga berencana meliputi seluruh lapisan masyarakat atas dasar
sukarela. Oleh karena itu usaha-usaha program keluarga berencana tidak hanya
ditekankan pada cara-cara klinis raja tetaipi juga cam-cam nonkliinis. Hal ini
disebabkan bahwa kesediaan untuk melaksanakan keluarga berencana pada akhirnya
merupakan suatu proses perubahan sikap hidup masyarakat. Dengan
berbagai kegiatan usaha di

demikian

bidang pendidikan, penerangan, pembinaan sikap mental

dan lain-lain, diperlukan untuk mendorong ke arah hidup berkeluarga kecil. Penanaman
sikap hidup dan tingkah laku berkeluarga kecil ini diusahakan mengembangkannya sejak
kecil melalui pendidikan di lingkungan keluarga yang untuk selanjutnya ditumbuhkan
melallui pendidikan kependudukan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Tujuan program keluarga berencana pertama-tama adalah mengusahakan agar
keluarga-keluarga yang telah melaksana-kan keluarga berencana tetap melanjutkannya
dan bersamaan dengan itu terus menerus meningkatkan jumlah peserta-peserta
(akseptor) baru. Kebijaksanaan-kebijaksanaan ini kemudian perdu diterjemahkan dalam
langkah-langkah kegiatan secara lebih terperinci.

A. Pengertian
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).
Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu
gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka
meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. (Sarwono,1999).
B. Kebijakan Keluarga Berencana di Indonesia
Kebijaksanaan di bidang penyelenggaraan program keluarga berencana akan
merupakan bagian utama daripada kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh. Oleh
karena itu pelak- sanaannya meliputi berbagai program yang bersifat klinis rnaupun
nonklinis yang dilakukan baik oleh leanbaga-lembaga pemerintah mdupun rnasyarakat.
Untuk itu perlu diusahakan kaitan dan keserasiannya. Adapun pelaksanaan keluarga berencana didasarkan atlas dasar sukarela.
Di samping itu sistem insentif yang di mana perlu dibutuh kan dalam pelaksanaan
keluarga berencana terus menerus disempurnakan dan diusahakan agar menjadi lebih efektif.
Tujuan peningkatan program keluarga berencana dalam Repelita II. Pelaksanaan
program keluarga berencana dalam Repelita II khususnya ditujukan untuk :
1. Meningkatkan dan mengintensifkan pelaksanaan program keluarga berencana
yang telah dicapai dalam Repelita I di Jawa dan Bali, terutama untuk mencapai
masyarakat pedesaan seluas-luasnya. Dalam rangka ini diutamakan. usaha untuk
memelihara kelangsungan pelaksanaan keluarga berencana oleh para peserta yang

telah melakukannya di samping terus meningkatkan jumlah peserta yang baru.


2. Mengembangkan pelaksanaan keluarga kerencana ke beberapa daerah di Jawa
dan Bali.
3. Meningkatkan kemampuan organisasi dan administrasi pelaksanaan program
keluarga berencana.
4. Meningkatkan kegiatan penelitian terapan untuk mendapatkan cara-cara yang
lebih berhasil dan berdayaguna, khususnya di bidang penerangan motivasi
serta pelayanan keluarga berencana.
5. Meningkatkan keserasian timbal balik antara kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan langkah-langkah dalam rangka program keluarga berencana dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan

dan

langkah-langkah

diberbagai

bidang

pembangunan lainnya yang akan menunjang pelaksanaan keluarga berencana.


Misalnya pengembangan pendidikan kependudukan, penerangan

tentang

manfaat keluarga kecil, dan lain-lain


C. Kegiatan Usaha Program Keluarga Berencana
1. Penerangan dan motivasi
Untuk mengembangkan usaha penerangan dan motivasi, keluarga berencana akan
meningkatkan partisipasi lembaga-lembaga penerangan pemerintah dan saluran-saluran
komunikasi masyarakat lainnya. Perhatiaan khusus akan diberikan terhadap kelompok
kelompok dan lapisan-lapisan tertentu yang masih menerima pelaksanaan keluarga
berencana. Bersamaan dengan itu usaha untuk menjaga kemantapan akseptor yang
telah
ada menjadi perhatian utama, Guna meningkatkan mutu penerangan, akan diusahakan
latihan-latihan bagi para petugas penerangan keluarga berencana.
2. Pendidikan dan latihan
Sasaran utama kegiatan pendidikan dan latihan keluarga berencana adalah :
a.

Merintis dan mengembangkan usaha pengintegrasian kurikuIlum keluarga


berencana ke dalam pendidikan pada universitas-universitas, akademiakademi, serta lembaga-lembaga pendidikan lainnya serasi dengan kebutuhan
pengembangan tenaga-tenaga pelaksana program keluarga berencana.

b. Mendidik dan melatih tenaga-tenaga yang cukup untuk melaksanakan


program keluarga berencana sesuai dengan jumlah maupun mutu yang
dibutuhkan.
c.

Mendidik dan melatih tenaga-tenaga untuk melaksanakan program pendidikan


kependudukan dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan. Untuk itu akan
dikembangkan Pusat-pusat Latihan Keluarga Berencana di daerah-daerah,
yang akan menjadi tempat pendidikan dan latihan berbagai jenis tenaga
pelaksana keluarga berencana termasuk pula tenaga-tenaga pendidikan
kependudukan pads umumnya.

3. Pelayanan keluarga berencana


Untuk meningkatkan pelayanan terhadap para akseptor keluarga berencana akan
diusahakan untuk :
a.

Mengembangkan jumlah klinik-klinik keluarga berencana termasuk klinik


keliling agar sejauh mungkin dapat melayani masyarakat luas khususnya di
daerah-daerah pedesaan.

b.

Meningkatkan jumlah jam rata-rata dari setiap klinik untuk pelayanan


keluarga berencana, sekaligus meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan
kelangsungan para akseptor.

c.

Mengembangkan cara-cara pelaksanaan keluarga berencana yang ternyata


efektif baik bagi pria maupun wanita serta dapat diterima dalam rangka poia
kebijaksanaan program keluarga berencana nasional di Indonesia.

d. Merintis dan mengembangkan pelayanan keluarga beren cana yang tidiak


hanya terbatas kepada pelayanan klinik, serasi dengan pola kebijaksanaan
pembangunan pada umumnya.
4. Logistik
Sasaran utama kegiatan di bidang logistik adalah menunjang
pelaksanaan program dengan jalan menyediakan bahan-bahan kontrasepsi
yang cukup dan teratur, penyediaan sarana-sarana administrasi, penyediaan
sarana-sarana

penerangan

termasuk

PLKB,

serta

membina

menyempurnakan organisasi dan, sistem logistik keluarga berencana.


5. Pelaporan dan dokumentasi

dan

Untuk menunjang pelaksanaan program keluarga berencana kegiatan-kegiatan di


bidang pelaporan dan dokumentasi akan ditingkatkan. Usaha di lapangan ini
khususnya ditujukan untuk membina sistem pelaporan secara teratur tentang
kemantapan akseptor. Demikian pula akan dikembangkan pengumpulan
dan penyebaran data yang berhubungan dengan pelaksanaan program keluarga
berencana nasional, sehingga dapat diwujudkan suatu pusat data tentang keluarga
berencana di- Indonesia.
6. Penelitian dan penilaian
Kegiatan penelitian dan penilaian keluarga berencana dalam Repelita II terutama
meliputi penelitian dan lapangan-lapangan :
a.

Pengumpullan data-data dasar yang dapatdipakai sebagai


Landasan penyusunan kegiatan kegiatan program serta
penilaian pengaruhnya.

b. Efektivitas bermacam-macam sistim komunikasi penerangan dan motivasi


dengan perhatian khusus kepada pemantapan akseptor.
c.

Masalah-masalah di bidang medis keluarga berencana.

d. Kegiatan-kegiatan yang

bersifat

percobaan untuk menemukan cara-cara

baru yang lebih efektif.


e.

Kegiatan-kegiatan lain yang ditujukan untuk menunjang

pelaksanaan

program serta pengembangan tenaga-tenaga penelitian di lapangan keluarga


berencana.
f.

Penelitian di bidang sosial budaya dan psikologi dalam hubungannya dengan


pengembangan keluarga berencana dan program kependudukan pada
umumnya.

Вам также может понравиться